Anda di halaman 1dari 18
Sistem baterai berkapasitas besar sangat penting untuk menjaga ketersediaan energi listrik pada perangkat-perangkat yang memerlukan daya tinggi dalam waktu yang lama. Namun, penggunaan sejumlah sel baterai yang banyak dalam susunan seri/paralel dapat menyebabkan ketidakseimbangan distribusi kondisi muatan yang mempengatuhi kinerja keseluruhan sistem baterai. Untuk mengatasi masalah ini, sistem penyetimbang terpadu dalam sistem manajemen baterai diterapkan untuk memastikan bahwa kondisi muatan pada sel baterai yang berlebihan dialihkan ke sel baterai yang membutuhkan muatan tambahan. Penerapan fungsi penyetimbangan ini melibatkan beberapa aspek penting seperti sistem pengukuran, sistem konverter energi perantara, sistem pensaklaran, algoritma estimasi kondisi muatan, dan algoritma penjadwalan aksi penyetimbangan. Selain itu, desain sistem penyetimbangan harus mempertimbangkan jenis baterai dan spesifikasi aplikasi sistem baterai. Studi kasus yang dilakukan oleh Laboratorium Manajemen Energi Teknik Fisika ITB tentang pengembangan sistem penyetimbang aktif untuk sistem baterai berjenis Li-ion adalah contoh bagaimana teknologi ini dapat diterapkan. Namun, penggunaan sistem penyetimbang ini memiliki implikasi yang lebih luas bagi pengembangan sistem manajemen baterai secara umum. Oleh karena itu, pengetahuan tentang aspek penting dalam perancangan sistem penyetimbang dapat memberikan inspirasi bagi para pengembang sistem manajemen baterai di masa depan. Berikut ini adalah Aspek-aspek penting dalam Studi kasus Sistem Penyeteimbang dengan Metode Cell To Selektif 1. Konsep dasar Penyeteimbang Batrai 2. Rangkaian Penyeteimbang 3. Topologi Aliran Energi 4. Strategi Penyeteimbangan 1. Konsep Dasar Penyeteimbang baterai Konsep dasar dari penyeteimbang baterai adalah untuk memastikan bahwa muatan pada setiap sel baterai dalam sebuah sistem baterai seimbang, sehingga sel-sel baterai tersebut dapat beroperasi secara efektif dan umur pakainya dapat diperpanjang. Ketika sebuah baterai terdiri dari beberapa sel baterai yang dihubungkan secara seri atau paralel, muatan pada setiap sel baterai harus dijaga seimbang agar baterai dapat menghasilkan tegangan dan kapasitas yang diinginkan. Fungsi utama dari penyeteimbang baterai adalah mengalihkan muatan dari sel-sel baterai yang memiliki muatan berlebih ke sel-sel baterai yang memiliki muatan yang lebih rendah. Proses ini biasanya dilakukan dengan menggunakan konverter energi perantara, seperti pengubah DC-DC atau pengubah AC-DC, yang mampu menyalurkan arus ke dalam atau keluar dari sel- sel baterai secara selektif. Untuk menjaga agar muatan pada sel-sel baterai seimbang, sistem manajemen baterai (BMS) menggunakan algoritma penjadwalan aksi penyetimbangan yang akan menentukan kapan dan bagaimana muatan harus dialihkan dari satu sel baterai ke sel baterai lainnya. Algoritma ini didasarkan pada estimasi kondisi muatan pada setiap sel baterai, yang diperoleh melalui pengukuran tegangan, arus, dan suhu pada sel baterai. Selain itu, sistem manajemen baterai juga harus mempertimbangkan beberapa faktor lain dalam merancang sistem penyeteimbang, seperti jenis baterai yang digunakan, spesifikasi aplikasi sistem baterai, dan kebutuhan daya listrik sistem. Semua faktor ini harus diperhitungkan dengan cermat untuk memastikan bahwa sistem penyeteimbang baterai yang dihasilkan dapat beroperasi secara efektif dan terintegrasi dengan sistem manajemen baterai secara keseluruhan. 2. Rangkaian Penyeteimbang Baterai Rangkaian penyeteimbang baterai adalah suatu rangkaian elektronik yang dirancang untuk mengatur muatan antara sel-sel baterai dalam susunan seri atau paralel. Rangkaian ini terdiri dari beberapa komponen seperti resistor, transistor, op-amp, dan komponen lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mengatur aliran arus dan tegangan pada sel baterai. Salah satu rangkaian penyeteimbang baterai yang umum digunakan adalah rangkaian pengatur tegangan dengan sumber arus konstan (constant current source voltage regulation circuit). Rangkaian ini terdiri dari dua komponen utama, yaitu sumber arus konstan dan pengatur tegangan. Sumber arus konstan berfungsi untuk memberikan arus konstan pada sel-sel baterai, sedangkan pengatur tegangan berfungsi untuk memastikan bahwa tegangan pada setiap sel baterai tetap sama. A. Jenis Konverter DC/DC Konverter DC/DC adalah salah satu komponen penting dalam sistem penyeteimbang baterai. Konverter DC/DC digunakan untuk mengubah tegangan DC dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Konverter ini digunakan untuk mengatur aliran arus dan tegangan pada setiap sel baterai dalam susunan baterai. Beberapa jenis konverter DC/DC yang umum digunakan pada sistem penyeteimbang baterai adalah: e Boost Converter: Konverter ini digunakan untuk meningkatkan tegangan dari baterai dengan tegangan rendah ke tegangan yang lebih tinggi. Boost converter sangat berguna pada sistem baterai yang memiliki tegangan output lebih rendah dari yang dibutuhkan oleh perangkat yang digunakan. e Buck Converter: Konverter ini digunakan untuk menurunkan tegangan dari baterai dengan tegangan tinggi ke tegangan yang lebih rendah. Buck converter sangat berguna pada sistem baterai yang memiliki tegangan output lebih tinggi dari yang dibutuhkan oleh perangkat yang digunakan. Buck-Boost Converter: Konverter ini digunakan untuk menurunkan atau meningkatkan tegangan pada baterai tergantung pada kebutuhan. Buck-boost converter sangat berguna pada sistem baterai yang memiliki tegangan output yang bervariasi. Flyback Converter: Konverter ini digunakan untuk mengubah tegangan DC menjadi tegangan AC yang kemudian diubah kembali menjadi tegangan DC pada tingkat yang berbeda. Flyback converter sangat berguna pada sistem baterai yang membutuhkan tegangan output yang berbeda-beda. Cuk Converter: Konverter ini merupakan gabungan dari buck dan boost converter yang digunakan untuk mengubah tegangan DC dari satu tingkat ke tingkat yang lain. Cuk converter sangat berguna pada sistem baterai yang membutuhkan tegangan output yang bervariasi. Pemilihan jenis konverter DC/DC yang tepat harus disesuaikan dengan jenis baterai dan spesifikasi aplikasi sistem baterai. Selain itu, perlu juga mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya, efisiensi konverter, dan kompleksitas rangkaian. B. Kontrol Duty Cycle Duty cycle merupakan parameter penting dalam rangkaian konverter DC/DC pada sistem penyeteimbang baterai. Duty cycle mengatur rasio antara waktu di mana saklar dalam konverter DC/DC dalam kondisi ON (menghantarkan arus) dan waktu di mana saklar dalam kondisi OFF (tidak menghantarkan arus). Duty cycle biasanya dinyatakan dalam persen. Pada sistem penyeteimbang baterai, kontrol duty cycle digunakan untuk mengatur aliran arus pada sel baterai. Duty cycle yang tepat dapat menyeimbangkan muatan pada setiap sel baterai dalam susunan baterai. Jika muatan pada satu sel baterai lebih tinggi dari yang lain, maka duty cycle pada sel tersebut akan diperkecil sehingga aliran arus ke sel baterai tersebut akan berkurang. Sebaliknya, duty cycle pada sel baterai yang muatannya lebih rendah akan ditingkatkan sehingga aliran arus ke sel tersebut akan meningkat. Kontrol duty cycle dapat dilakukan menggunakan mikrokontroler atau IC khusus yang dirancang untuk mengontrol konverter DC/ DC. Kontrol duty cycle juga dapat diatur melalui algoritma yang terintegrasi dalam sistem manajemen baterai. Perlu diingat bahwa pemilihan duty cycle yang tepat harus disesuaikan dengan jenis baterai dan spesifikasi aplikasi sistem baterai. Duty cycle yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada baterai atau menyebabkan sistem tidak berfungsi dengan baik. Oleh karena itu, pemilihan duty cycle harus dilakukan dengan hati-hati dan berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik baterai dan aplikasi sistem baterai yang digunakan. 3. Topologi Aliran Energi A. Cell - Cell / Cell - Pack Topologi aliran energi pada sistem penyeteimbang baterai dapat dibagi menjadi dua yaitu cell-cell dan cell-pack. Pada topologi cell-cell, setiap sel baterai memiliki rangkaian penyeteimbang yang terpisah dan mampu menyeimbangkan muatan pada masing-masing sel baterai secara individu. Pada topologi cell- pack, satu set penyeteimbang digunakan untuk menyeimbangkan muatan pada sel baterai dalam satu grup atau pack baterai. Pada topologi cell-cell, energi dialirkan dari sel baterai yang muatannya lebih tinggi ke sel baterai yang muatannya lebih rendah. Setiap sel baterai memiliki rangkaian penyeteimbang terpisah yang terhubung dengan sel baterai yang sama pada susunan seri/paralel. Aliran energi antar sel baterai dikendalikan oleh saklar atau transistor yang diatur oleh kontroler penyeteimbang. Kontroler penyeteimbang memantau kondisi muatan setiap sel baterai dan mengatur saklar atau transistor untuk mengalirkan energi dari sel baterai yang muatannya lebih tinggi ke sel baterai yang muatannya lebih rendah. Pada topologi cell-pack, energi dialirkan dari pack baterai yang muatannya lebih tinggi ke pack baterai yang muatannya lebih rendah. Pack baterai terdiri dari beberapa sel baterai yang disusun dalam susunan seri/paralel. Setiap pack baterai memiliki satu set penyeteimbang yang terhubung dengan setiap sel baterai dalam pack baterai. Aliran energi antar pack baterai dikendalikan oleh saklar atau transistor yang diatur oleh kontroler penyeteimbang. Kontroler penyeteimbang memantau kondisi muatan pada setiap pack baterai dan mengatur saklar atau transistor untuk mengalirkan energi dari pack baterai yang muatannya lebih tinggi ke pack baterai yang muatannya lebih rendah. Kedua topologi aliran energi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Topologi cell-cell memiliki kelebihan dalam menyeimbangkan muatan pada masing-masing sel baterai secara individu, sehingga dapat mengoptimalkan kinerja sel baterai. Namun, topologi cell-cell memerlukan komponen penyeteimbang yang lebih banyak dan kompleks, sehingga lebih mahal dan memerlukan ruang yang lebih besar dalam sistem baterai. Sedangkan topologi cell-pack memiliki kelebihan dalam menyeimbangkan muatan pada pack baterai secara keseluruhan, sehingga lebih sederhana dan hemat ruang. Namun, topologi cell-pack kurang efektif dalam menyeimbangkan muatan pada masing-masing sel baterai secara individu, sehingga tidak dapat mengoptimalkan kinerja sel baterai B. Searah / dua arah © Topologi satu arah: Pada topologi satu arah, energi mengalir hanya dari sel yang memiliki tegangan lebih tinggi ke sel yang memiliki tegangan lebih rendah. Dalam hal ini, penyeteimbang baterai hanya bertindak sebagai pengalihan energi dan tidak dapat memperbaiki sel yang rusak atau cacat. Topologi satu arah biasanya digunakan untuk sistem baterai kecil atau sedang dengan kapasitas yang lebih rendah. e Topologi dua arah: Pada topologi dua arah, energi dapat mengalir dari sel yang memiliki tegangan lebih tinggi ke sel yang memiliki tegangan lebih rendah, dan sebaliknya. Dalam hal ini, penyeteimbang baterai dapat memperbaiki sel yang rusak atau cacat dengan mengalihkan energi dari sel yang lebih rendah ke sel yang lebih tinggi. Topologi dua arah lebih sering digunakan pada sistem baterai besar yang memiliki kapasitas yang lebih besar dan terdiri dari banyak sel baterai 4. Strategi Penyeteimbang Selain strategi penyeteimbangan langsung, terdapat juga beberapa strategi penyeteimbangan lainnya yang umumnya menggunakan nilai threshold aktivasi dan penjadwalan cell target, yaitu: e Penyeteimbangan ambang (Threshold balancing) Penyeteimbangan ambang adalah strategi yang mengaktifkan proses penyeteimbangan ketika muatan sel melebihi nilai threshold yang telah ditentukan. Saat nilai muatan sel melebihi threshold, maka proses penyeteimbangan akan diaktifkan dan muatan sel yang berlebih akan dialihkan ke sel lain yang masih memiliki kapasitas muatan. Strategi ini lebih hemat energi karena proses penyeteimbangan hanya diaktifkan ketika diperlukan. e Penyeteimbangan target (Target balancing) Penyeteimbangan target adalah strategi yang mengalihkan muatan dari sel dengan kapasitas muatan berlebih ke sel yang kapasitas muatannya masih tersisa, hingga mencapai target yang telah ditentukan. Target dapat ditentukan dalam bentuk persentase atau tegangan tertentu. Strategi ini efektif dalam memperbaiki ketidakseimbangan pada seluruh sistem baterai. Untuk menentukan nilai threshold aktivasi dan penjadwalan cell target, biasanya digunakan algoritma estimasi kondisi muatan. Algoritma ini bertujuan untuk memperkirakan kapasitas muatan dari setiap sel dan memperbarui nilai threshold aktivasi serta penjadwalan cell target sesuai dengan perubahan kapasitas muatan sel tersebut. Dengan demikian, sistem penyeteimbangan baterai dapat bekerja secara efektif dan efisien

Anda mungkin juga menyukai