2020
2020
Sekretariat :
Pusat Pengembangan Profesi Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial
Gedung Cawang Kencana Lantai 3
Jl. Mayjen Sutoyo Kav. 22 Kecamatan Kramat Jati, Kota Jakarta Timur, 13630
Telp. (021) 8097760. www.p4s.kemsos.go.id email: sekretariat.balks@gmail.com
PEDOMAN AKREDITASI LEMBAGA
DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL
2020
Tim Penyusun:
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-
Nya, buku Pedoman Akreditasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial tahun 2020 ini
dapat diselesaikan penyusunannya. Buku ini disusun, sebagai pedoman dan acuan bagi
para pihak yang terlibat dan atau berkepentingan dengan pelaksanaan akreditasi
lembaga bidang kesejahteraan sosial. Selain itu, buku ini dapat juga berfungsi sebagai
informasi terkait penyelenggaraan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial di
Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Sosial Nomor 17 Tahun 2012 tentang akreditasi lembaga
di bidang kesejahteraan sosial, yang dimaksud dengan akreditasi adalah penetapan
tingkat kelayakan dan standarisasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial, yang
didasarkan pada penilaian 6 (enam) standar yakni standar program, sumber daya
manusia, manajemen organisasi, sarana dan prasarana, proses pelayanan, dan hasil
pelayanan.
Melalui proses akreditasi yang baik dan bermutu, diharapkan masyarakat terlindungi
dari penyalahgunaan praktek pekerjaan sosial. Sehingga penyelenggaraan
kesejahteraan sosial dapat kita wujudkan secara berkualitas dan terimakasih kepada
penulis dan semua pihak yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan dan
penerbitan buku ini.
Ellya Susilowati
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................
B. Pengertian Akreditasi Lembaga di
Bidang Kesejahteraan Sosial ....................................................
C. Dasar Hukum .................................................................................
D. Tujuan dan Manfaat Akreditasi Lembaga di
Bidang Kesejahteraan Sosial ...........................................................
E. Prinsip-Prinsip Akreditasi Lembaga di
Bidang Kesejahteraan Sosial ............................................................
F. Tujuan Pedoman Akreditasi Lembaga di
Bidang Kesejahteraan Sosial ............................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Dasar Hukum
2. Akurat
Bahwa dalam pelaksanaan setiap tahapan akreditasi lembaga di bidang
kesejahteraan sosial dilaksanakan secara tepat dan sesuai dengan kondisi
faktual dan ketentuan yang berlaku.
3. Transparan
Bahwa dalam pelaksanaan setiap tahapan akreditasi lembaga di bidang
kesejahteraan sosial dilaksanakan secara terbuka dan dapat diakses secara baik.
4. Akuntabel
Bahwa dalam pelaksanaan setiap tahapan akreditasi lembaga di bidang
kesejahteraan sosial dilaksanakan secara bertanggung jawab baik dari aspek
administratif, teknis dan substantif.
5. Terstandar
Bahwa dalam pelaksanaan setiap tahapan akreditasi lembaga di bidang
kesejahteraan sosial dilaksanakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
a. Sejarah Berdiri
Pada tahun 2007 Kementerian Sosial Republik Indonesia bersama Unicef dan
Save The Children melakukan penelitian terhadap kualitas pelayanan
lembaga kesejahteraan sosial anak di Indonesia. Kemudian hasil penelitian
ditulis dalam sebuah buku dengan judul “seseorang yang berguna”.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut masih rendahnya kualitas
penyelenggaraan lembaga kesejahteraan sosial anak di Indonesia.
b. Tugas
Berdasarkan pasal 17 Permensos Nomor 17 Tahun 2012 tentang akreditasi
lembaga kesejahteraan sosial. BALKS memiliki tugas yakni (a) menyusun,
menetapkan kriteria dan tugas asesor, (b) melaksanakan seleksi asesor, (c)
menugaskan kepada asesor untuk melaksanakan penilaian akreditasi, (d)
memantau dan mengevaluasi terhadap pelaksanaan akreditasi oleh asesor.
c. Struktur Organisasi
KETUA
WAKIL KETUA
ANGGOTA SEKRETARIAT
2. Dewan Kehormatan
Berdasarkan pasal 27 Permensos Nomor 17 Tahun 2012 tentang akreditasi
lembaga kesejahteraan sosial. Kementerian Sosial membentuk Dewan
Kehormatan, yang beranggotakan para ahli dibidang pekerjaan
sosial/kesejahteraan sosial.
a. Tugas
Dewan kehormatan akreditasi memiliki tugas memberikan pertimbangan
kepada Menteri Sosial dalam hal:
1) Pengangkatan dan pemberhentian asesor;
2) Pemberian dan pencabutan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan
sosial;
3) Pemberhentian anggota lembaga di bidang kesejahteraan sosial;
4) Pengembangan kebijakan akreditasi;
3. Sekretariat
Sekretariat Badan Akreditasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial (BALKS)
berada di bawah koordinasi dan tanggung jawab dari Kepala Pusat
Pengembangan Profesi Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial.
Penggunaan logo, kop surat dan stempel BALKS ditetapkan melalui Peraturan Ketua
BALKS, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Logo BALKS
Publikasi umum BALKS baik dalam bentuk cover dan lainnya berbentuk
sebagai berikut:
BADAN AKREDITASI
LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL
CERMAT │ AKURAT │ TRANSPARAN │AKUNTABEL │ TERSTANDAR
LAPORAN KINERJA
BADAN AKREDITASI LEMBAGA DI BIDANG
KESEJAHTERAAN SOSIAL
TAHUN 2020
Sekretariat :
Gedung Cawang Kencana Lantai 3
Jl. Mayjen Sutoyo Kav. 22 Kecamatan Kramat Jati
Kota Jakarta Timur, 13630 Telp. (021) 8097760.
www.p4s.kemsos.go.id email: sekretariat.balks@gmail.com
a. Kop Surat
Petunjuk penggunaan logo dalam kop surat dan stempel adalah sebagai
berikut:
1) Kop surat memuat logo BALKS, alamat dan garis penutup.
2) Alamat lengkap dicetak pada baris terakhir;
3) Kop surat ditutup dengan garis tebal;
b. Kode Surat
Perihal Kode
Akreditasi AI
Visitasi VI
Kemitraan KN
Bimbingan Teknis BT
Sosialisasi SI
Publikasi PI
Sertifikat ST
Asesor AR
Keputusan KT
Contoh Pemberian Kode Surat Dinas BALKS, yang ditanda tangani oleh Ketua
atau Wakil Ketua BALKS.
1 / BALKS.KT/ AI / IV / 2020
Nomor Urut Surat Keluar
Kode Jabatan Ketua BALKS
Kode Perihal Akreditasi
Bulan Pembuatan Surat
Tahun Pembuatan Surat
c. Stempel
Ketentuan dan contoh stempel dalam surat dinas BALKS adalah sebagai
berikut:
3. Pengambilan Keputusan
Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial (LKS), yang berhak mengajukan dan wajib
diakreditasi adalah lembaga yang menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan
sosial dan rehabilitasi sosial kepada pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS).
Lembaga tersebut terdaftar dan mendapat izin operasional dari institusi atau Dinas
Sosial setempat. LKS tersebut antara lain:
1. LKS Anak dalam Panti yang memberikan layanan pengasuhan alternatif bagi
anak terlantar di dalam panti dan luar panti;
2. LKS Anak luar Panti, yang memberikan layanan bagi anak hanya di luar panti;
3. LKS Anak yang Berhadapan dengan Hukum, yaitu lembaga yang
memberikan layanan rehabilitasi sosial bagi anak yang berhadapan dengan
hukum;
4. LKS Taman Anak Sejahtera, yang memberikan layanan pengasuhan alternatif
bagi anak balita terlantar;
5. LKS Disabilitas Panti, yang memberikan layanan rehabilitasi sosial kepada
penyandang disabilitas baik di dalam maupun di luar panti;
6. LKS Disabilitas Luar Panti, yang memberikan layanan rehabilitasi sosial
kepada penyandang disabilitas di luar panti;
7. LKS Lanjut Usia, yang memberikan layanan rehabilitasi sosial bagi lansia baik
di dalam maupun di luar panti;
8. LKS NAPZA atau Intitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang memberikan
pelayanan rehabilitasi sosial bagi Korban Penyalahguna Napza;
9. LKS Orang Dengan HIV/AIDS yang memberikan pelayanan rehabilitasi sosial
bagi Orang dengan HIV/AIDS;
10. LKS Gelandangan dan Pengemis, yang memberikan layanan rehabilitasi
sosial bagi gelandangan dan pengemis;
11. LKS Tuna Sosial dan Korban Perdagangan Orang, atau lembaga
keejahteraan sosial lainnya yang menyelenggarakan pelayanan kepada kelompok
rentan lainnya;
a. Tujuan Visitasi
1) Meningkatkan keabsahan dan kesesuaian data informasi tentang lembaga;
2) Memperoleh data informasi yang akurat dan valid untuk menetapkan
perangkat akreditasi;
3) Memperoleh informasi tambahan pengamatan, wawancara, dan
pencermatan data pendukung;
4) Mendukung pengambilan keputusan yang tepat dan tidak merugikan pihak
manapun dengan berpegang pada prinsip-prinsip; objektif, efektif, efisien,
dan mandiri.
b. Prinsip Visitasi
1) Efektif, yaitu mampu menjaring informasi yang akurat dan valid sebagai
dasar pengambilan keputusan yang tepat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
2) Efisien, dibatasi pada hal-hal yang pokok saja, namun cukup memberikan
gambaran yang utuh dan terfokus pada substansi yang telah ditetapkan.
3) Obyektif, berdasarkan kenyataan pada sejumlah indikator yang dapat
dinilai.
4) Mandiri, mendorong lembaga melakukan pengisian instrumen akreditasi
secara akurat sebagai salah satu fungsi pokok manajemen penyelenggaraan
lembaga dalam rangka pemberdayaan lembaga.
4) Penyusunan Laporan
Asesor menyusun laporan hasil pelaksanaan visitasi, dengan memuat
informasi dan melampirkan dokumen sebagai berikut:
a) Proses visitasi dilapangan
b) Data dan jumlah lembaga yang divisitasi
c) Hasil akhir nilai asesor dan nilai lembaga
D. Perangkat Akreditasi
Perangkat akreditasi berdasarkan Permensos Nomor 17 Tahun 2012 tentang
Akreditasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial adalah sebagai berikut:
1. Standar Penilaian
a. Standar Program, meliputi variabel tujuan program, jenis program,
cakupan program, pelaksanaan, sasaran dan variabel dukungan dari pihak
lain;
b. Standar Manajemen Sumber Daya Manusia, meliputi variabel; 1)
kategori SDM (administratif, profesional, penunjang); 2) pengembangan
SDM; 3) status SDM (bekerja penuh waktu, paruh waktu, tetap/tidak tetap);
c. Standar Manajamen dan Organisasi, meliputi Visi dan Misi lembaga,
legalitas lembaga, data lembaga, pencatatan, pelaporan dan jaringan kerja;
d. Standar Sarana dan Prasarana, meliputi variabel: 1) jenis sarana
pelayanan teknis, perkantoran dan layanan umum; 2) Status kepemilikan
(milik sendiri, sewa atau pinjaman);
e. Standar Proses Pelayanan, meliputi variabel: 1) Tahap Penerimaan; 2)
Tahap identifikasi dan asesmen; 3) Tahap perencanaan pelayanan; 4)
Tahap pelaksanaan pelayanan; 5) Tahap evaluasi; dan 6) tahap terminasi;
f. Standar Hasil Pelayanan dilihat dari dua tahun terakhir tentang keluaran
sesuai dengan target layanan, manfaat dan dampak;
2. Instrumen Akreditasi
Jenis instrumen akreditasi yang tersedia meliputi:
a. Instrumen Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Dalam Panti
b. Instrumen Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Luar Panti
c. Instrumen Lembaga Kesejahteraan Sosial Taman Anak Sejahtera
d. Instrumen Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak Berhadapan dengan
Hukum
e. Instrumen Lembaga Kesejahteraan Sosial Disabilitas Panti
f. Instrumen Lembaga Kesejahteraan Sosial Disabilitas Non Panti
g. Instrumen Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia
h. Instrumen Lembaga Kesejahteraan Sosial Institusi Penerima Wajib Lapor
i. Instrumen Lembaga Kesejahteraan Sosial ODHA
j. Instrumen Lembaga Kesejahteraan Sosial Gelandangan dan Pengemis
k. Instrumen Lembaga Kesejahteraan Sosial Tuna Sosial dan Korban
Perdagangan Orang
l. Sebelum mengisi link instrumen sesuai dengan layanan masing-masing,
lembaga harus mengajukan pendaftaran dengan mengisi tautan atau link
pendaftaran akreditasi di website e-akreditasi.kemensos.go.id
Skor nilai akhir didapat dari akumulatif nilai enam standar, sesuai dengan hasil
penilaian asesor dengan pengawasan dari BALKS. Penetapan nilai akhir dalam rapat
pleno mempertimbangkan hasil studi dokumentasi, hasil observasi dan hasil
supervisi.
1. Tujuan
a. Mengetahui pelaksanaan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial
apakah telah sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang
ditetapkan;
b. Mengidentifikasi kendala, hambatan dan permasalahan yang dihadapi oleh
asesor, lembaga di bidang kesejahteraan sosial dan pemerintah daerah
dalam pelaksanaan akreditasi.
2. Sasaran
Sasaran dari pelaksanaan monitoring dan evaluasi adalah asesor dan lembaga di
bidang kesejahteraan sosial yang telah divisitasi oleh asesor di Provinsi dan atau
Kabupaten/Kota, yang proporsinya ditetapkan oleh BALKS.
3. Waktu Pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi hasil akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial
oleh BALKS dilaksanakan selama 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) hari.
4. Langkah Pelaksanaan
a. BALKS membentuk dan menetapkan tim monitoring dan evaluasi yang
selanjutnya disebut dengan supervisor akreditasi;
b. Mengunjungi dan melakukan pertemuan dengan Pemerintah Daerah dan atau
Kepala Dinas Sosial;
c. Mengunjungi dan melakukan wawancara dengan lembaga di bidang
kesejahteraan sosial yang telah divisitasi oleh asesor;
d. Melakukan pertemuan dengan asesor yang telah ditugaskan;
e. Melakukan pengolahan data dan temuan hasil monitoring dan evaluasi;
f. Menyampaikan laporan tertulis hasil monitoring dan evaluasi kepada Ketua
BALKS.
a. Asesor
1) Keterlibatan asesor dalam melakukan evaluasi isian instrumen penilian diri
oleh lembaga di bidang kesejahteraan sosial yang di akreditasi;
2) Kelengkapan berkas visitasi;
3) Kesesuaian waktu pelaksanaan visitasi;
4) Kesesuaian tahapan dan ketepatan metodologi penilaian visitasi;
5) Kesesuaian instrument dengan hasil pelaksanaan visitasi;
6) Kelengkapan berkas dan berita acara hasil pelaksanaan visitasi;
7) Kemampuan dalam berkomunikasi, etika, kesopanan dan integritas dalam
visitasi;
8) Kualitas laporan pelaksanaan hasil visitasi;
9) Kendala yang dihadapi oleh asesor dan pemecahan masalahnya;
G. Pembiayaan Akreditasi
Sumber pembiayaan pelaksanaan akreditasi adalah bersumber dari anggaran
pendapatan belanja Negara (APBN), daftar isian pelaksanaan anggaran badan
pendidikan, penelitian dan penyuluhan sosial melalui pusat pengembangan profesi
pekerja sosial dan penyuluh sosial.
H. Kemitraan Akreditasi
Untuk mewujudkan pelaksanaan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial
yang lebih berkualitas, tepat guna, efektif dan efisien. Maka BALKS dapat
membangun kemitraan dan kerjasama yang setara dengan berbagai stakeholders
yang terkait. Hubungan kerjasama dapat dijalin melalui mekanisme perjanjian
kerjasama Memorandum of Understanding (MOU).
1. Tujuan
Kerjasama dan kemitraan dalam penyelenggaraan akreditasi lembaga di bidang
kesejahteraan sosial bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pelaksanaan
dan hasil akreditasi, baik dalam pengajuan permohonan, pelaksanaan visitasi,
peningkatan kualitas SDM pelaksana dan publikasi data hasil akreditasi.
1. Tujuan
BALKS melakukan publikasi hasil akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan
sosial bertujuan agar hasil akreditasi dapat dijadikan pedoman, acuan dan
rujukan dalam proses pengembalian kebijakan terkait dengan penyelenggaraan
kesejahteraan sosial. Selain itu data hasil akreditasi dapat dijadikan sebagai
referensi dalam pelaksanaan pelatihan, pendidikan dan penelitian terkait
kesejahteraan sosial, baik yang diselenggarakan oleh masyarakat dan
pemerintah.
2. Media Publikasi
Hasil akreditasi lembaga dibidang kesejahteraan sosial dapat dipublikasikan
melalui seminar dan pertemuan tingkat nasional, dengan mengundang seluruh
stakeholders terkait, selain itu publikasi hasil akreditasi dapat juga diterbitkan
dalam bentuk laporan kinerja, leaflet, website, media massa baik cetak,
elektronik dan online, media sosial serta media publikasi lainnya.
b. Pengaduan
Apabila Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial keberatan dengan
penjelasan dan klarifikasi yang disampaikan oleh BALKS terkait dengan
proses dan hasil akreditasi. Maka Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial
dapat menyampaikan pengaduan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pengaduan disampaikan secara tertulis kepada Ketua BALKS;
2) Pengaduan disertai dengan kronologis dan bukti-bukti pendukung;
3) Waktu pengajuan keberatan atas proses dan atau hasil akreditasi lembaga
di bidang kesejahteraan sosial, selambat-lambatnya 14 hari setelah
pengumuman hasil akreditasi diterima oleh lembaga yang bersangkutan.
1. Tugas
Asesor bertugas menilai lembaga di bidang kesejahteraan sosial dalam
pelaksanaan standar pelayanan minimal di bidang kesejahteraan sosial.
2. Wewenang
Asesor akreditasi memiliki wewenang untuk melakukan penilaian terhadap
tingkat kelayakan dan standardisasi pelayanan minimal lembaga di bidang
kesejahteraan sosial, dengan menggunakan instrumen melalui tela’ah
dokumen, wawancara, diskusi terfokus dan observasi yang diperlukan untuk
proses akreditasi.
3. Rekruitmen
Asesor merupakan pekerja sosial atau tenaga kesejahteraan sosial, yang
diangkat dan diberhentikan oleh Menteri Sosial berdasarkan usulan dari BALKS.
Masa tugas asesor adalah tiga tahun. Seseorang dapat diangkat sebagai asesor
setelah dinyatakan lulus seleksi yang dilakukan oleh BALKS. Status asesor dapat
berakhir sebelum masa tugasnya apabila:
a. Mengundurkan diri;
b. Meninggal dunia;
c. Dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
d. Tidak dapat melaksanakan tugas, karena sakit maupun alasan lain.
4. Persyaratan
Persyaratan mengikuti seleksi asesor adalah sebagai berikut:
a. Sumber Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial dan berstatus
Warga Negara Indonesia (WNI);
b. Sumber Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial lulusan
pendidikan tinggi minimal jenjang D.IV/S.1 Kesejahteraan Sosial/Pekerjaan
Sosial dan Sumber Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial
lulusan pendidikan tinggi minimal jenjang D.IV/S.1 Non-Kesejahteraan
Sosial/Pekerjaan Sosial;
c. Sumber Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial berusia 25 s.d.
58 tahun;
d. Sumber Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial berpengalaman
dalam aktivitas penyelenggaraan/pelayanan kesejahteraan sosial minimal 3
(tiga) tahun;
e. Sumber Daya Manusia Penyelenggara Kesejahteraan Sosial berkelakuan
baik, berintegritas, sehat jasmani dan rohani;
f. Bersedia mengikuti pembekalan/bimbingan teknis setelah dinyatakan lulus
seleksi;
g. Bersedia ditugaskan dalam kegiatan penilaian lembaga di bidang
kesejahteraan sosial;
h. Mendapat izin dan atau rekomendasi dari instansinya untuk mengikuti
seleksi, pelatihan dan kegiatan visitasi akreditasi;
i. Menjadi anggota organisasi profesi pekerja sosial lebih diutamakan;
j. Memiliki sertifikasi kompetensi pekerja sosial lebih diutamakan;
k. Calon Asesor dari unsur Lembaga, diutamakan bagi lembaga yang telah
terakreditasi “A”;
l. Calon Asesor tidak sedang menjadi asesor di lembaga sejenis lainnya;
5. Proses Seleksi
Penetapan
Asesmen Seleksi
hasil seleksi
kebutuhan wawancara
tertulis
Penetapan
Penyusunan
Seleksi tertulis hasil seleksi
kriteria
final
Penetapan Pembekalan /
Penetapan
hasil seleksi Bimbingan
persyaratan
administrasi Teknis
Pengumuman Seleksi
Penugasan
seleksi administrasi
2. Metode
Metode yang digunakan dalam bimbingan teknis ini yaitu ceramah, presentasi
dan diskusi, bermain peran serta praktik.
3. Materi
Materi yang disampaikan dalam bimbingan teknis adalah sebagai berikut:
a. Kebijakan akreditasi
b. Materi tentang ke-akreditasi-an
c. Materi tentang pengisian instrumen dan metodologi dalam visitasi
d. Materi tentang Kelembagaan Sosial/Kesejahteraan Sosial
e. Prinsip dan kode etik pelaksanaan asesmen
5. Narasumber
a. Badan Akreditasi Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial
b. Kabadiklitpensos/Kapusbangprof
c. Akademisi
d. Praktisi
C. Sertifikasi Asesor
Asesor yang telah menggikuti Bimbingan Teknis asesor diberikan sertifikat dalam
bentuk Sertifikat kehadiran (Certificate of Attendance) bagi peserta yang
kehadirannya minimal 90% dalam kegiatan bimbingan teknis dan Sertifikat
Kelulusan Asesor (Certificate of Competence) kepada peserta yang dinyatakan lulus
mengikuti bimbingan teknis asesor. Sertifikat berlaku selama 3 (tiga) tahun dan
sertifikat diterbitkan oleh oleh BALKS.
2. Kewajiban
Setiap asesor memiliki kewajiban sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugas penilaian dengan cermat dan akurat.
b. Memegang teguh kebenaran dan objektivitas.
c. Menjunjung tinggi dan menjaga nama baik badan akreditasi.
d. Mengikuti kegiatan dengan penuh tanggung jawab dan disiplin.
e. Mématuhi dan melaksanakan semua ketentuan yang berlaku.
BAB V
NORMA, KODE ETIK DAN SANKSI
A. Norma Akreditasi
1. Kejujuran
Informasi dan data yang disampaikan dalam proses akreditasi lembaga di
bidang kesejahteraan sosial harus disampaikan secara jujur artinya Lembaga di
Bidang Kesejahteraan Sosial memberikan informasi yang jujur dan sebenarnya
dalam proses pengisian instrument dan data pendukung lainnya.
2. Indenpendensi
Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial dalam melaksanakan pengisian
instrumen akreditasi dan data pendukung lainnya tidak terpengaruh oleh
intervensi siapa pun dan dari pihak mana pun serta bebas dari pertentangan
kepentingan. Semua pihak dalam melakukan visitasi, juga harus mandiri dan
tidak terpengaruh oleh intervensi dari pihak mana pun. Semua pihak tidak
diperbolehkan untuk menerima layanan dan pemberian dalam bentuk apapun
sebelum, selama dan sesudah proses visitasi yang akan berpengaruh terhadap
hasil visitasi.
3. Profesionalisme
Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial harus memahami perangkat akreditasi
supaya mampu mengisi instrument akreditasi, sedangkan pelaksana akreditasi
harus memahami ketentuan, prosedur dan mekanisme akreditasi, memiliki
kompetensi dalam melakukan penilaian, memiliki kemampuan dalam
berkomunikasi dan memiliki sikap dan kepribadian yang baik dan profesional.
4. Keadilan
Akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial dilaksanakan secara adil
artinya, semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan akreditasi tidak
memandang status dari lembaga baik dari sisi kepemilikan, fasilitas,
kemampuan manajemen dan keuangan, lokasi dan domisili. Prinsip pelayanan
akreditasi diberikan tanpa diskriminatif.
5. Bertanggung jawab
Data dan informasi yang disampaikan dalam pelaksanaan akreditasi harus
sesuai ketentuan, prosedur dan mekanisme yang telah ditetapkan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
6. Bebas Intimidasi
Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan akreditasi, harus bebas dari
intimidasi pihak manapun dan tidak diperkenankan melakukan intimidasi
kepada lembaga, yang dapat mempengaruhi objektivitas hasil akreditasi.
7. Menjaga Kerahasiaan
Semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan akreditasi, mampu menjaga
kerahasiaan data dan informasi yang diperoleh dalam proses akreditasi. Data
dan informasi hasil akreditasi hanya dapat digunakan untuk kepentingan
pelaksanaan akreditasi.
B. Kode Etik
1. Kode Etik Asesor
a. Menjunjung tinggi kejujuran dan objektivitas, baik dalam niat, ucapan
maupun perbuatan.
b. Merahasiakan informasi tentang Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial
yang diakreditasi.
c. Bersikap dan bertindak adil yang berarti tidak membedakan Lembaga di
Bidang Kesejahteraan Sosial baik dari sisi kepemilikan, negeri atau swasta,
jauh dan dekat, dan status awal akreditasi dan lainnya.
d. Menjaga kehormatan diri, rendah hati, dan lugas dalam berkata, bersikap,
dan bertindak.
e. Mematuhi aturan yang berlaku bagi asesor, dan bersedia menerima
konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukan.
f. Menciptakan suasana kondusif dan tidak menekan dalam melakukan
kegiatan visitasi.
g. Menghindari kesepakatan atau bargaining dalam arti negatif, dengan tidak
menerima pemberian uang, barang, dan jasa di luar haknya sebagai asesor.
h. Berkomunikasi secara sehat dan membantu secara profesional.
i. Menghormati budaya setempat.
j. Membangun kerjasama yang baik dengan supervisor dan pendamping.
k. Tidak memberikan labelisasi, stigmatisasi dan argumentasi yang tidak sehat
kepada lembaga di bidang kesejahteraan sosial yang diakreditasi.
l. Tidak menanyakan atau meminta hal-hal di luar kepentingan akreditasi.
C. Sanksi
1. Sanksi Pelanggaran Ringan
Asesor, pendamping dan supervisor yang melakukan pelanggaran ringan atas
kode etik, maka akan diberikan sanksi berupa teguran lisan, teguran tertulis dan
membuat surat pernyataan tidak akan melakukan pelanggaran atas kode etik.
A. Pelaporan
Laporan tersebut disusun dan disampaikan paling lambat lima hari setelah
pelaksanaan kegiatan berjalan.
B. Rekomendasi
Rekomendasi adalah masukan dan saran perbaikan terkait dengan aspek standar
akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial yang belum terpenuhi.
Rekomendasi disusun oleh BALKS berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan
dari proses akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial. Rekomendasi
disampaikan kepada:
1. Menteri Sosial Republik Indonesia;
2. Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
3. Lembaga di Bidang Kesejahteraan Sosial;
4. Pemangku kepentingan lainnya;
BAB VII
PENUTUP
Penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis akan dijelaskan dalam Standar Operasional
Prosedur (SOP) penyelenggaraan akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial.
Hal-hal lain yang belum diatur dalam pedoman ini akan ditetapkan dalam bentuk
pedoman, panduan, surat edaran dan atau keputusan BALKS.
Terimakasih atas kepada tim penyusun dan semua pihak yang telah mendukung
terbitnya buku pedoman akreditasi lembaga di bidang kesejahteraan sosial tahun 2020.
Semoga penyelenggaraan akreditasi kedepan lebih bermutu baik secara kualitas
maupun kuantitas.
Ellya Susilowati
DAFTAR LAMPIRAN