Berkas Peradilan Semu Hukum Pidana PLKH Semester Genap Tahun 2023
Berkas Peradilan Semu Hukum Pidana PLKH Semester Genap Tahun 2023
HUKUM PIDANA
PLKH SEMESTER GENAP TAHUN 2023
KELOMPOK A1
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022/2023
KELOMPOK A1 KELAS A
HAKIM
JAKSA
PENASIHAT HUKUM
PANITERA
TERDAKWA
SAKSI-SAKSI
AHLI
SIPIR
NMCC PIDANA
SINOPSIS
Kepolisian adalah lembaga penegak hukum yang memiliki fungsi sebagai lembaga yang
memberikan perlindungan, pengayoman, menegakkan hukum, dan juga untuk memelihara
keamanan dan ketertiban dalam masyarakat. Ironisnya, kepercayaan masyarakat kepada
Kepolisian menurun drastis karena faktanya sering dijumpai oknum-oknum yang
menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan merugikan masyarakat. Mulai dari
mengonsumsi narkotika, melakukan perbuatan menipu, mencuri, korupsi, bahkan pembunuhan
berencana.
Pada hari Minggu, tanggal 4 Desember 2022 pukul 07.00 WIB AKBP Carlos Alexandro,
S.H., M.H., bersama istri dan seorang supir bernama Bharada Febrian Asshabur serta seorang
ajudan bernama Bripda Efina Natalia, berangkat dari Lahat ke Palembang sesuai Surat Perintah
Kapolda Sumatera Selatan dalam rangka mengikuti Rapat Koordinasi Mengenai Pengamanan
Perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Rapat tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 5
Desember 2022 di Polda Sumatera Selatan. Akan tetapi, AKBP Carlos beserta istrinya singgah
terlebih dahulu di Indralaya dan tiba sekira pukul 11.00 WIB untuk bertemu anaknya yang
berkuliah di Universitas Sriwijaya.
Sekira pukul 13.00 WIB, AKBP Carlos, istri dan anaknya beserta kedua bawahannya
pergi ke rumah makan Pindang Meranjat untuk makan siang bersama. Selepas makan siang,
AKBP Carlos meninggalkan istri dan anaknya di Indralaya untuk melanjutkan perjalanannya
menuju Palembang bersama kedua bawahannya. Setiba di Palembang pukul 15.00 WIB mereka
check in di Hotel Santika dan memesan tiga kamar yang berbeda, Bharada Febrian satu kamar,
Bripda Efina satu kamar, satu kamar lagi untuk AKBP Carlos. Kemudian pukul 19.00 WIB
AKBP Carlos dan kedua bawahannya pergi menjemput seorang wanita simpanannya bernama
Mona di Kenten untuk makan malam bersama di Gold Dragon Bar. Ternyata wanita tersebut
memiliki hubungan asmara dengan Bharada Febrian. Namun, Bharada Febrian dan Mona
memilih untuk menyembunyikan hubungan asmara yang mereka miliki dari AKBP Carlos.
Setelah selesai makan mereka kembali ke hotel dan beristirahat. AKBP Carlos kemudian
bermalam dengan Sdri. Mona di kamarnya.
Pada hari Senin, 5 Desember 2022 pukul 07.00 WIB AKBP Carlos, Bharada Febrian, dan
Bripda Efina berangkat dari hotel ke Polda Sumatera Selatan untuk menghadiri undangan rapat.
Sore harinya, mereka bermain golf di The Golf Range Jakabaring hingga pukul 19.00 WIB.
Setelah bermain golf, mereka hendak pulang ke Lahat. Namun, di tengah perjalanan tepatnya di
daerah Kertapati mobil yang mereka tumpangi dan dikemudikan oleh Bharada Febrian
bertabrakan dengan sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh Burhanudin dan Nurjanah yang
datang dari arah berlawanan sehingga menimbulkan suara benturan yang keras.
Para warga yang berada di sekitar tempat kejadian bergegas menuju ke TKP untuk
melihat keadaan peristiwa tersebut. Mengetahui keadaan tersebut AKBP Carlos Alexandro, S.H.,
M.H dan kedua bawahannya turut keluar dari mobil untuk memastikan keadaan para korban
yang merupakan seorang mahasiswa dan mahasiswi Universitas Sriwijaya. Tabrakan tersebut
mengakibatkan kedua korban terpental, Nurjanah ditemukan berada di bawah kolong mobil yang
dikendarai oleh AKBP Carlos dan kedua bawahannya, sedangkan Burhanuddin berada di atas
kap mobil. Melihat keadaan tersebut, saksi Gerald dan saksi Alya kemudian bergegas
mengangkat kedua korban ke tepi jalan. Ketika saksi Alya ingin memastikan apakah Nurjanah
masih bernyawa atau tidak, ternyata sudah tidak ditemukan denyut nadi lagi. Terdapat juga luka
pada kepala bagian kanan diatas kuping dengan diameter ± 10 (sepuluh) cm dan mengeluarkan
darah, kepala bagian belakang terdapat luka dengan diameter ± 3 (tiga) cm dan mengeluarkan
darah, serta kaki sebelah kanan patah. Sedangkan, saksi Gerald masih mendengar Burhanuddin
merintih kesakitan dan melihat bahwa korban masih bergerak, hal ini yang menandakan bahwa
korban masih hidup.
Selanjutnya, AKBP Carlos membuka aplikasi Google Maps untuk mencari sungai
terdekat yang akan menjadi tempat pembuangan kedua korban. Setelah melakukan pencarian,
akhirnya AKBP Carlos memutuskan untuk membuang kedua korban dimana mereka tahu salah
satunya masih hidup dan merintih kesakitan, di Sungai Musi tepatnya dari atas Jembatan Musi 2.
Sesampainya di Jembatan Musi 2, AKBP Carlos mengurungkan niat jahatnya karena ia melihat
masih ada beberapa kendaraan yang melintas. Oleh karena itu, AKBP Carlos memerintahkan
Bharada Febrian untuk berbalik arah menuju Jembatan Musi 4. Sekitar pukul 01.00 WIB, mereka
tiba di Jembatan Musi 4. Selanjutnya, AKBP Carlos membuka pintu tengah sebelah kiri lalu
dengan bantuan Bharada Febrian mengeluarkan tubuh Nurjanah dari mobil. Tubuh Nurjanah
diletakkan di pinggir jembatan dengan posisi kepala mengarah ke sungai, selanjutnya AKBP
Carlos dan Bharada Febrian mendorong tubuh Nurjanah ke sungai. Kemudian, mereka
mengeluarkan tubuh Burhanudin dari bagasi mobil lalu membuangnya ke sungai. Setelah
membuang mayat kedua korban, AKBP Carlos dan kedua bawahannya memutuskan untuk
kembali ke kediaman mereka masing-masing di Lahat. Keesokan harinya, AKBP Carlos
memerintahkan Bharada Febrian untuk merubah warna cat mobil dan mengganti plat nomor
kendaraan dengan maksud untuk menghilangkan jejak.
Atas kejadian tersebut, maka AKBP Carlos Alexandro, S.H., M.H. dikenakan beberapa
pasal berikut :
1. Pasal 340 KUHP jo. Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP yang berbunyi :
“Barang siapa secara bersama-sama atau sendiri-sendiri dengan sengaja dan dengan
rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain”.
2. Pasal 333 Ayat (1) KUHP jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP yang berbunyi:
“Barang siapa secara bersama-sama atau sendiri-sendiri dengan sengaja dan melawan
hukum merampas kemerdekaan seseorang, atau meneruskan perampasan kemerdekaan
yang demikian”.
3. Pasal 181 KUHP jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP yang berbunyi:
“Barang siapa mengubur, menyembunyikan, membawa lari atau menghilangkan mayat
dengan maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya”.
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH SUMATERA SELATAN
RESOR KOTA BESAR PALEMBANG
JL.Gub H Bastari, 8 Ulu, Kecamatan Jakabaring,
Kota Palembang, Sumatera Selatan 30111
“PRO JUSTITIA”
Pada Hari Selasa, Tanggal 06 Desember 2022 Sekitar pukul 01.00 WIB telah terjadi tindak
pidana Pembunuhan Berencana yang dilakukan dengan kesengajaan dan rencana terlebih dulu
untuk merampas nyawa orang lain dengan cara membuang tubuh dua orang korban kecelakaan
ke dalam sungai.Lokasi kejadian bertempat di Jembatan Musi 4 Jalan A Yani di Kelurahan 14
Ulu Kecamatan Seberang Ulu II, Palembang dilakukan oleh seorang tersangka yakni AKBP
Carlos Alexandro, S.H., M.H. Bin Charlie Simanjuntak terhadap barang bukti diamankan di
Kantor Kepolisian Resor Kota Besar Palembang.Selanjutnya tersangka dan barang bukti dibawa
ke Kantor Kepolisian Resor Kota Besar, kepada tersangka AKBP Carlos Alexandro, S.H.,
M.H. Bin Charlie Simanjuntak disangka telah melakukan tindak pidana sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 340 KUHP jo. Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP tentang pembunuhan
berencana yang dilakukan secara bersama-sama, Pasal 333 Ayat (1) KUHP jo. Pasal 55
Ayat (1) ke-1 KUHP tentang perampasan kemerdekaan yang dilakukan secara bersama-
sama, dan Pasal 181 KUHP jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP tentang penghilangan mayat
yang dilakukan secara bersama-sama.