UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
PALEMBANG
2022/2023
SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP
SMK MUHAMMADIYAH 3 PALEMBANG
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
JL. Jendral Ahmad Yani,13 ulu, Kec. Seberang Ulu I, Kota Palembang, Sumatera Selatan
30252 Telp.(0711)516693
Email : Smk_muhammadiyah3palembang@yahoo.com
Pilihlah jawaban yang paling benar dengan menghitamkan bulatan pada huruf A, B , C , atau D di lembar
jawaban !
B. SOAL MENJODOHKAN
Petunjuk : Jodohkanlah pernyataan A pada bagian B
Bagian A Bagian B
Judul Buku: Nama Pengarang:
1. Hafalan Shalat Delisa A. Amir Hamzah
2. Laskar Pelangi B. Andrea Hirata
3. Tenggelamnya Kapal Van der Wijck C. Tere Liye
4. Habis Gelap Terbitlah Terang D. Ahmad Fuadi
5. Negeri 5 Menara E. R.A. Kartini
6. Setanggi Timur F. Chairil Anwar
G. Buya Hamka
H. Eka Kurniawan
C. SOAL URAIAN/ESAI!
1. Tuliskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat proposal!
2. Buatlah contoh dari proposal kegiatan OSIS!
3. Karya ilmiah adalah hasil karya yang diperoleh dari kegiatan menulis dengan menerapkan konvensi ilmiah.
Penulisan karya ilmiah menggunakan logika berpikir dan gaya bahasa yang sistematis. Tiap jenis karya ilmiah
memiliki gaya penulisan yang berbeda.
a. Tuliskan jenis-jenis karya ilmiah beserta penjelasannya!
b. Tuliskan sistematika penulisan karya ilmiah!
4. Jelaskan tujuan dari meresensi!
5. Jelaskan fungsi dari:
a. Tata rias dalam pementasan drama!
b. Tata busana dalam pementasan drama!
D. SOAL MENGARANG
Perhatikan gambar di atas lalu buatlah karangan dengan tema Rajin dengan judul Rajin Pangkal Pandai!
Petunjuk Soal Mengarang:
1. Karangan minimal 4 paragraf.
2. Jumlah kata minimal 200 kata.
3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!
4. Tulislah secara rapi dan bersih!
5. Tidak keluar dari tema yang ditentukan!
KUNCI JAWABAN
A. Pilihan Ganda
1. A
2. C
3. C
4. A
5. C
6. D
7. B
8. B
9. C
10. B
11. A
12. D
13. B
14. A
15. D
16. A
17. C
18. C
19. C
20. A
21. B
22. A
23. A
24. A
25. A
26. A
27. C
28. D
29. C
30. B
31. C
32. A
33. D
34. A
35. C
Pilihan Ganda Kompleks
36. A
37. D
38. B
39. C
40. A
B. Soal Menjodohkan
1. (C)
2. (B)
3. (G)
4. (E)
5. (D)
6. (A)
C. Soal Uraian/Essay
1. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat proposal:
a. Penyusunan proposal hendaknya menunjuk orang atau beberapa orang yang ahli dalam menyusun
proposal, sebaiknya yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan yang diselenggarakan.
b. Penyusun proposal mempersiapkan bahan-bahan dan informasi yang diperlukan, yaitu berupa bahan2 hasil
kesepakatan seluruh panitia
c. Menyusun draft proposal dengan sistematis, menarik, dan realistis
d. Proposal dibicarakan dalam forum musyawarah untuk dibahas,direvisi dan disetujui. Dibuat proposal yang
telah disempurnakan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
e. Proposal diperbanyak dan didistribusikan kepada pihak-pihak yang dituju, baik internal maupun eksternal
VIII. Penutup
Demikian proposal kegiatan ini kami buat. Semoga dapat memenuhi harapan kita semua. Kami
sangat mengharapkandukungan dan partisipasi Bapak/Ibu. Atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
terima kasih.
Menyetujui, Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 2 Amlapura Pembina OSIS
3. Berikut jenis-jenis karya ilmiah dan sistematika penulisan dari karya ilmiah.
a. Jenis-jenis Karya Ilmiah
1) Makalah
Makalah merupakan sebuah karya ilmiah yang menyajikan sebuah masalah yang penyelesaiaannya
mengandalkan berbagai macam data yang ada di lapangan. Karya ilmiah ini bersifat empiris dan juga
objektif. Dalam penyajiannya, makalah biasanya dipresentsikan dalam sebuah kegiatan seminar.
2) Artikel
Dalam konteks jurnalistik, pengertian karya ilmiah artuikel merupakan karya ilmiah yang memuat
pendapat subjektif pembuatnya mengenai sebuh peristiwa ataupun masalah tertentu. Sedangkan jika
dipandang dari sudut pandang ilmiah, artikel dapat diartikan sebagai karya tulis yang sengaja dirancang
untuk dimuat dalam jurnal ataupun kumpulan artikel yang dibuat dengan memperhatikan kaidah
penulisan ilmiah dan mengikuti pedoman ilmiah yang berlaku.
3) Skripsi
Skripsi merupakan karya ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa untuk bisa mendapatkan gelar sarjana (S1).
Skripsi memuat tulisan berisi pendapat penulis dengan mengacu ataupun berdasarkan teori yang telah
diterbitkan sebelumnya.
b. Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
A. BAGIAN PEMBUKA
1. Halaman Sampul
2. Halaman Judul
3. Halaman Pengesahan
4. Abstraksi
5. Kata Pengantar
6. Daftar Isi
7. Daftar Tabel, Gambar, Grafik, dll
B. BAGIAN ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
1.5 Batasan Masalah
1.6 Definisi Istilah (Boleh ada boleh tidak)
1.7 Hipotesis
BAB II KAJIAN PUSTAKA/ LANDASAN TEORI
BAB III METODE PENELITIAN
3. 1 Jenis Penelitian
3. 2 Lokasi dan Waktu Penelitian
3. 3 Populasi dan Sampel Penelitian
3. 4 Metode Pengumpulan Data
3. 5 Teknik Analisis Data
3. 6 Desain Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4. 1 Hasil
4. 2 Pembahasan
BAB V
5. 1 Kesimpulan
5. 2 Saran
D. Mengarang
RAJIN PANGKAL PANDAI
“Rajin pangkal pandai”, barangkali slogan itu telah lama dikenal oleh kalangan remaja ke atas. Ketika
duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), slogan itu telah banyak menghiasi sudut-sudut dan tembok-tembok
sekolah. Bahkan dalam kelas khususnya mata pelajaran bahasa Indonesia, slogan tersebut sering menjadi
contoh yang dipilih oleh pendidik untuk mengajarkan sub bab membaca sekaligus menyelipkan nilai
keteladanan dari kerajinan siswa.
Hal tersebut sangat cocok dengan peribahasa “sekali dayung dua tiga pulau terlampaui”, belajar
membaca sekaligus nilai keteladanan dari sikap rajin siswa. Di mana nilai keteladanan dari sikap rajin ini
merupakan salah satu sebab dari kepandaian. Slogan tersebut dapat diinterpretasi dan dihubungkan dengan
hukum kausalitas. Hukum kausalitas merupakan suatu keniscayaan bagi alam dan kehidupan manusia. Suatu
hal yang dilakukan hari ini memiliki kesinambungan dengan hari esok. Salah satu contoh hukum kausalitas
yang bisa ditemukan di kehidupan nyata adalah ketika hutan digunduli, maka besok atau lusa akan terjadi
tanah longsor. Contoh lain salah satunya karena budaya baca yang tinggi dapat menjadikan Jepang sebagai
satu dari banyak negara maju di dunia.
Dalam memahami hukum kausalitas itu, seorang filsuf dari China, Lao Tse memberikan gambaran
bahwa bermula dari hal kecil dapat mempengaruhi takdir. Lao Tse menjelaskan bahwa manusia perlu
memperhatikan ucapannya karena akan menjadi tindakan. Tindakan tersebut akan bertransformasi menjadi
kebiasaan. Lantas kebiasaan akan menjadi suatu karakter. Karakter itulah yang dapat mempengaruhi takdir.
Salah satu contoh yang telah dibahas adalah budaya baca. Dalam hukum kausalitas, kebiasaan
membaca bisa menjadi sebab seperti majunya suatu negara. Jika meninjau sejarah ke-Islaman, maka dapat
diketahui bahwa perintah pertama yang disampaikan melalui Nabi Muhammad adalah membaca. Perintah
membaca disampaikan melalui turunnya wahyu pertama di Gua Hira yaitu Qur’an Surah al Alaq ayat 1-5. Hal
ini dapat diartikan bahwa Islam mengutamakan agar manusia dapat membaca terlebih dahulu sebelum
memberikan pengajaran lainnya. Pengertian itu menunjukkan bahwa membaca merupakan suatu fondasi
dalam pembelajaran. Dengan membaca seseorang dapat mengetahui wawasan dan pengetahuan tentang dunia
serta merupakan sikap awal dari rajin pangkal pandai.
Secara sempit, membaca dipahami sebagai kegiatan dalam memahami karya tekstual, seperti buku,
majalah, dan lainnya. Secara luas, membaca dapat dimaksudkan sebagai memahami apa pun tidak hanya
tekstual, tetapi juga membaca keadaan, membaca permasalahan, membaca alam, dan sebagainya.
Seorang penulis dari Amerika yang sepanjang karirnya telah menulis 48 buku-buku best seller dengan
penjualan lebih dari 200 juta eksemplar di seluruh dunia, Theodor Geisel (Dr. Seuss) mengatakan semakin
banyak kamu membaca, maka semakin banyak hal yang kamu ketahui. Kebiasaan membaca yang dibangun
akan sangat bermanfaat bagi cakrawala pengetahuan. Semakin banyak seseorang dalam membaca, maka
kecenderungan untuk mengetahui banyak hal di dunia semakin luas.
Ironi sekali ketika melihat realita tentang budaya baca yang terjadi di Indonesia. Programme for
International Student Assessment (PISA) di tahun 2018 mengumumkan nilai kompetensi membaca di mana
Indonesia berada pada peringkat 72 dari 77 negara yang disurvei. Indeks Aktivitas Literasi Membaca
(Alibaca) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkapkan penyebab rendahnya
kebiasaan baca itu disebabkan oleh kurangnya akses, terutama daerah terpencil.
Survei tersebut perlu menjadi introspeksi diri bagi seluruh elemen di Indonesia, baik pemerintah
maupun masyarakat untuk bersama-sama memperbaiki akses bahan bacaan bagi masyarakat, terutama anak-
anak dan remaja. Kemudahan akses itu akan memancing khalayak dan otomatis dapat meningkatkan budaya
membaca. Kesadaran bahwa membaca merupakan budaya yang penting harus lahir pada setiap masyarakat.
Perlu diketahui bahwa bangsa Indonesia lahir karena pemikiran dan perjuangan dari para penikmat buku,
seperti Bung Karno dan Bung Hatta. Ketertarikan Bung Karno terhadap buku berawal dari perkenalannya
dengan HOS Tjokroaminoto. Bahkan ketika menjadi Presiden Indonesia, ruangannya di istana Negara
dipenuhi dengan buku-buku, majalah, dan berbagai surat kabar.
Sedangkan Bung Hatta telah hobi mengoleksi buku saat belajar di negeri Belanda. Lebih lanjut ketika
Bung Hatta diasingkan oleh pemerintah Belanda. Beliau membawa 16 peti berisi buku-buku. Dalam masa
pengasingan itu, Bung Hatta banyak menghabiskan waktu untuk membaca dan menulis. Dari dua tokoh itu,
dapat dipahami bahwa gagasan tidak lahir dengan sendirinya. Suatu pemikiran lahir dari proses mencari
informasi, salah satunya dengan cara membaca.
Hukum kausalitas dan perintah membaca memberikan pemahaman bahwa membaca pun dapat
menjadi akibat dari sesuatu, salah satunya berkarya. Agaknya kita sering mendengar bahwa penulis yang baik
adalah pembaca yang baik. Misalnya Chairil Anwar si pujangga dan novelis Andrea Hirata, mereka
merupakan penulis hebat yang rakus membaca tulisan-tulisan orang lain.
Setiap orang yang berkarya pastilah mengalami masa mencari bahan, baik itu dengan cara membaca
keadaan, membaca tulisan, atau bisa juga membaca permasalahan sehingga mampu menghasilkan karya.
Sangat besar kemungkinan bagi orang yang suka membaca juga akan berkarya. Pahamilah bahwa membaca
harus dilakukan dengan rajin karna sikap rajin merupakan pangakal dari kepandaian seseorang.
Pedoman Penskoran
Skor Maksimum 80
Nilai = Skor yang Diperoleh X Bobot Soal
Alfin, J., Tamoxifi 1 Salch, dan Rulous Benteltran. Evaluasi Bahasa Indonesia MI. Surakarta: IAImpel
Press.
Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Subdit Kelembagaan Direktorat Pendidikan Tinggi
Islam.
M, Enka Huda. 2012. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Surakarta: Muhammadiyah University
Press.
Iqbal, Muhammad. 2022. Evaluasi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Banda Aceh: Syah Kuala
University Press.
Supriyadi. 2013. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Indonesia. Gorontalo: UNG Press Gorontales.