7403
.id
go
s.
bp.
ab
ek
aw
on
k
s ://
tp
ht
ISBN : 978-623-7534-91-4
Nomor Publikasi : 74030.2136
Katalog BPS : 2301004.7403
id
Ukuran Buku : 21 cm x 29,7 cm
.
Jumlah halaman : xiv + 41 halaman
go
p s.
Naskah: .b
Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe
ab
ek
Penyunting:
w
Gambar Kulit:
//k
Sumber Ilustrasi:
ht
Freepik.com
Diterbitkan Oleh:
©Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe
Tim Penyusun:
. id
go
Penyunting : Ridwan, S.Si, MM
ps.
Penulis
.b
: Atika Puspita Sari, SST
ab
ek
Penyediaan data dan informasi statistik yang lengkap dan akurat khususnya
mengenai kondisi ketenagakerjaan menjadi salah satu indikator yang dapat
digunakan dalam perencanaan pembangunan yang berkelanjutan. Dengan adanya
data dan informasi tentang ketenagakerjaan yang akurat dan berkelanjutan akan
menjadi suatu acuan dalam merumuskan kebijakan di bidang ketenagakerjaan.
id
satu upaya untuk menyediakan informasi di bidang ketenagakerjaan di wilayah
.
go
Kabupaten Konawe. Dengan berbagai tinjauan dan ulasan berdasarkan data Survei
s.
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus tahun 2020, publikasi ini disusun
p
sedemikian rupa agar mampu menjadi salah satu referensi dalam melihat gambaran
.b
ab
umum tentang kondisi ketenagakerjaan di Kabupaten Konawe.
ek
Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan publikasi ini
w
disampaikan terima kasih. Disadari bahwa data dan informasi yang disajikan dalam
a
on
publikasi ini masih terbatas dan memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, setiap
//k
masukan yang bersifat konstruktif sangat dihargai demi penyempurnaan isi publikasi
s:
ini selanjutnya. Akhirnya, semoga publikasi ini bermanfaat bagi semua pihak yang
tp
memerlukannya.
ht
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang…………………………………………................................ 3
. id
1.2. Tujuan……………………………..………....……………..………………….. 4
go
1.3. Sumber Data………………………………...……………..………………….. 4
s.
Metode Penulisan……………………...…...……………..…………………..
p
1.4. .b 4
ab
2.2 11
on
//k
LAMPIRAN 33
3.1. Persentase Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis Kelamin
di Kabupaten Konawe Tahun 2020................................................................... 18
3.2. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Status
Pekerjaan Utama di Kabupaten Konawe Tahun 2020....................................... 25
3.3. Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan yang ditamatkan dan
Jenis Kelamin di Kabupaten Konawe 2020....................................................... 29
. id
go
p s.
.b
ab
ek
a w
on
//k
s:
tp
ht
id
3.3. Persentase Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Pendidikan
.
go
Tertinggi yang Ditamatkan dan Jenis Kelamin di Kabupaten Konawe Tahun
22
2020..................................................................................................................
p s.
3.4. Persentase Penduduk 15 Tahun ke atas yang Bekerja menurut Lapangan
.b
Pekerjaan/Usaha Utama di Kabupaten Konawe Tahun 2020…....................... 23
ab
2020………………………………………………………………………………….. 26
//k
3.8 Jumlah Penduduk Usia Kerja yang terdampak Covid-19, Agustus 2020……… 30
ht
Lampiran Halaman
id
Usaha dan Jenis Kelamin di Kabupaten Konawe, 2020………………...... 38
.
go
5. Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Status
s.
Pekerjaan Utama dan Jenis Kelamin di Kabupaten Konawe, 2020…………......
39
p
.b
6. Jumlah Pengangguran Menurut Pendidikan yang Ditamatkan dan Jenis
ab
Kelamin di Kabupaten Konawe, 2020……………………………………………… 40
ek
.id
Komposisi penduduk sangat mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan.
o
Pertumbuhan penduduk terutama penduduk usia kerja menjadi faktor utama dalam
.g
mempengaruhi kondisi ketenagakerjaan yang ada. Semakin banyak penduduk
ps
angkatan kerja mengakibatkan semakin besar sumber daya manusia yang aktif
.b
dalam kegiatan ekonomi sehingga memberikan pengaruh positif terhadap
ab
pembangunan daerah, dengan syarat mereka mampu terserap dalam lapangan kerja
ek
yang ada. Namun, apabila pertumbuhan ini tidak diikuti dengan tingginya penyerapan
aw
tenaga kerja oleh sektor lapangan pekerjaan yang ada, maka akan menimbulkan
on
itu sendiri.
s:
alasan. Pertama, kita dapat melihat berapa besar jumlah penduduk yang bekerja.
ht
Kedua, kita dapat mengetahui jumlah pengangguran dan pencari kerja. Ketiga,
apabila dilihat dari segi pendidikan maka hal ini akan mencerminkan kualitas tenaga
kerja. Keempat, dilihat dari statusnya dapat terlihat berapa jumlah penduduk yang
bekerja di sektor formal yang jaminan sosialnya lebih baik, dan berapa yang bekerja
di sektor informal. Kelima, pengetahuan tentang karakteristik dan kualitas tenaga
kerja akan berguna sebagai dasar pengembangan kebijakan ketenagakerjaan,
terutama pengembangan kesempatan kerja dan peningkatan kualitas sumber daya
manusia yang akan dapat meminimalkan jumlah pengangguran di suatu daerah. Hal
ini penting karena tingginya angka pengangguran akan menimbulkan konsekuensi
negatif bagi masyarakat, seperti meningkatnya kriminalitas.
o .id
1.2 TUJUAN
.g
ps
Publikasi ini ditulis untuk melihat profil ketenagakerjaan di Kabupaten Konawe
.b
seperti karakteristik penduduk usia kerja, penduduk yang bekerja, pengangguran,
ab
dan penduduk yang tercakup dalam kategori bukan angkatan kerja, yaitu yang
ek
sekolah, mengurus rumah tangga, dan melakukan kegiatan lainnya selain kegiatan
aw
pribadi.
on
//k
Publikasi ini menggunakan data yang bersumber dari hasil Survei Angkatan
ht
Kerja Nasional (Sakernas) Agustus Tahun 2020 oleh Badan Pusat Statistik.
.id
Angkatan kerja adalah mereka yang biasanya bekerja untuk menghasilkan
o
pendapatan, baik berupa uang maupun barang tanpa memandang apakah saat
.g
wawancara mereka sedang bekerja atau tidak. Konsep ini mengacu pada kegiatan
ps
yang biasa dilakukan seseorang tanpa adanya batasan waktu yang jelas. Seseorang
.b
ab
yang bekerja memungkinkan untuk menjadi penganggur akibat Pemutusan
ek
Hubungan Kerja (PHK) atau telah pensiun saat wawancara. Dengan demikian,
aw
informasi tentang angkatan kerja cenderung akan mencerminkan kondisi masa lalu.
(Irawan, dkk, 2016).
on
//k
Konsep angkatan kerja diusulkan oleh United States Bureau of Census pada
ht
tahun 1940 untuk memperbaiki Gainful Worker Concept. Konsep ini menekankan
bahwa angkatan kerja haruslah orang yang secara aktif bekerja atau mencari
pekerjaan dengan batasan waktu tertentu sebelum wawancara dilakukan. Konsep ini
digunakan oleh BPS sebagai pendekatan teori ketenagakerjaan.
Konsep ini membagi penduduk menjadi dua kelompok, yaitu penduduk usia
kerja dan penduduk bukan usia kerja. Indonesia menggunakan batas bawah usia
kerja 15 tahun dan tanpa batas atas usia kerja. Penduduk usia kerja dibedakan pula
menjadi dua kelompok berdasarkan kegiatan utama yang sedang dilakukan yaitu
kelompok Angkatan Kerja (bekerja atau sementara tidak bekerja dan mencari kerja)
dan Kelompok Bukan Angkatan Kerja (BAK). Pengukurannya didasarkan pada
Penduduk
Sekolah
Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja
.id
Bekerja Pengangguran
Lainnya
o
.g
ps
Sementara
Sedang Tidak Mencari Mempersiapkan Merasa Sudah punya pekerjaan
Bekerja Bekerja Pekerjaan Usaha
.b tetapi belum mulai
putus asa bekerja
ab
ek
memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit selama satu jam (tidak
s:
terputus) dalam seminggu yang lalu. Termasuk ke dalam konsep bekerja adalah
tp
orang yang sementara tidak bekerja yaitu mereka yang mempunyai pekerjaan/usaha
ht
tetapi selama seminggu yang lalu tidak bekerja karena sesuatu sebab seperti sakit,
cuti, menunggu panen, tugas belajar, atau mogok kerja.
Pengangguran (ICLS ke-13) meliputi penduduk yang tidak bekerja tetapi
sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha, atau merasa tidak
mungkin mendapat pekerjaan (putus asa), atau sudah diterima bekerja tetapi belum
mulai bekerja atau sudah mempunyai usaha tapi belum memulainya.
BAK - Sekolah (ICLS ke-13) adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal
dan nonformal, baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah atau pendidikan
tinggi. Tidak termasuk yang sedang libur/cuti. Kegiatan ‘bersekolah’ mencakup
semua orang yang masih berpartisipasi sekolah dan seminggu yang lalu sedang
melakukan aktivitas terkait sekolahnya.
BAK – Mengurus Rumah Tangga (ICLS ke-13) adalah kegiatan mengurus
rumah tangga atau membantu mengurus rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji.
Ibu rumah tangga atau anak-anaknya yang melakukan kegiatan kerumahtanggaan,
o .id
.g
ps
.b
ab
ek
aw
on
//k
s:
tp
.id
b. Tidak mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha, namun mengaku bersedia/siap
o
untuk segera memulai suatu pekerjaan dalam waktu 2 minggu ke depan.
.g
Termasuk dalam kategori ini adalah yang merasa tidak mungkin mendapat
ps
pekerjaan (putus asa). .b
ab
BAK – Menginginkan pekerjaan tapi tidak mencari dan tidak bersedia
ek
(ICLS ke-19) adalah penduduk yang menginginkan suatu pekerjaan namun tidak
aw
a. Penganggur (open unemployed), yaitu orang yang sama sekali tidak bekerja dan
berusaha mencari pekerjaan.
b. Setengah penganggur (under-employed), yaitu orang yang kurang dimanfaatkan
dalam bekerja dilihat dari jam kerja, produktivitas kerja dan pendapatan.
c. Pekerja penuh (cukup dimanfaatkan).
.id
diperhatikan karena terkait dengan inefisiensi pasar kerja dan kesejahteraan
o
penduduk. Terdapat kerangka kerja yang digunakan untuk mempelajari dan
.g
ps
menganalisis kedua golongan tersebut yakni Labor Underutilization Framework.
.b
2.2 DEFINISI LAINNYA
ab
ek
Mencari pekerjaan didefinisikan sebagai kegiatan seseorang yang pada saat survei
aw
- Yang sudah pernah bekerja karena sesuatu hal berhenti atau diberhentikan dan
s:
- Yang bekerja atau mempunyai pekerjaan, tetapi karena sesuatu hal masih
ht
Mempersiapkan usaha tidak termasuk yang baru merencanakan, berniat, dan baru
mengikuti kursus/pelatihan dalam rangka membuka usaha. Mempersiapkan suatu
usaha yang nantinya cenderung pada pekerjaan sebagai berusaha sendiri (own
account worker) atau sebagai berusaha dengan dibantu buruh tidak tetap/buruh tak
dibayar atau berusaha dengan dibantu buruh tetap/buruh dibayar.
.id
yang lalu masih berusaha untuk mempersiapkan suatu kegiatan usaha.
o
.g
TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) didefinisikan sebagai persentase jumlah
ps
pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.
.b
Pekerja tidak penuh didefinisikan sebagai mereka yang bekerja di bawah jam kerja
ab
normal (kurang dari 35 jam seminggu). Pekerja tidak penuh terdiri dari:
ek
aw
kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) dan masih mencari pekerjaan atau
masih bersedia menerima pekerjaan (dahulu disebut setengah pengangguran
//k
terpaksa).
s:
tp
b. Pekerja paruh waktu didefinisikan sebagai mereka yang bekerja di bawah jam
ht
kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu) tetapi tidak mencari pekerjaan atau
tidak bersedia menerima pekerjaan lain (dahulu disebut setengah pengangguran
sukarela).
Jumlah jam kerja seluruh pekerjaan didefinisikan sebagai lamanya waktu dalam
jam yang digunakan untuk bekerja dari seluruh pekerjaan, tidak termasuk jam kerja
istirahat resmi dan jam kerja yang digunakan untuk hal-hal di luar pekerjaan selama
seminggu yang lalu.
.id
menanggung resiko secara ekonomis, yaitu dengan tidak kembalinya ongkos
o
produksi yang telah dikeluarkan dalam rangka usahanya tersebut, serta tidak
.g
menggunakan pekerja dibayar maupun pekerja tak dibayar, termasuk yang sifat
ps
pekerjaannya memerlukan teknologi atau keahlian khusus.
.b
b. Berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tak dibayar, didefinisikan sebagai
ab
bekerja atau berusaha atas resiko sendiri dan menggunakan buruh/ pekerja tak
ek
atas resiko sendiri dan mempekerjakan paling sedikit satu orang buruh/pekerja
//k
.id
sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan.
o
g. Pekerja keluarga/tak dibayar didefinisikan sebagai seseorang yang bekerja
.g
membantu orang lain yang berusaha dengan tidak mendapatkan upah/gaji, baik
ps
berupa uang maupun barang. Pekerja tak dibayar tersebut dapat terdiri dari:
.b
ab
- Anggota rumah tangga dari orang yang dibantunya, seperti istri/anak yang
ek
- Bukan anggota rumah tangga tetapi keluarga dari orang yang dibantunya,
seperti famili yang membantu melayani penjualan di warung dan tidak
on
dibayar.
//k
- Bukan anggota rumah tangga dan bukan keluarga dari orang yang
s:
tp
Gambar 3.1. Jumlah Penduduk Usia Kerja Kabupaten Konawe menurut Jenis
Kelamin Tahun 2012-2020
180.000
.id
177.639
175.000
o
174.352
.g
172.453
172.323
ps
170.000
164.872
.b
165.000
ab
164.453
164.664
ek
160.000
aw
156.005
155.000
on
//k
150.000
s:
tp
145.000
2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019 2020
ht
Sumber : Sakernas
Keterangan : Estimasi level kabupaten/kota tahun 2016 tidak tersedia
Pada publikasi ini, data mulai 2018 menggunakan penimbang proyeksi
SUPAS2015 sehingga angkanya tidak sama dengan data pada publikasi statistik
ketenagakerjaan 2019 karena angka penimbang yang digunakan berbeda.
.id
Tabel 3.1. Persentase Penduduk Usia Kerja Menurut Jenis Kegiatan dan Jenis
o
Kelamin di Kabupaten Konawe Tahun 2020
.g
ps
Jenis Kelamin
Jenis Kegiatan .b Laki-laki + Perempuan
Laki-laki Perempuan
ab
(1) (2) (3) (4)
ek
Menurut data Sakernas 2020, diperoleh informasi bahwa penduduk usia kerja
di Kabupaten Konawe lebih banyak yang masuk dalam angkatan kerja dibandingkan
bukan angkatan kerja. Dari Tabel 3.1 terlihat bahwa persentase penduduk bukan
angkatan kerja bulan Agustus 2020 tercatat sebanyak 31,76 persen dari jumlah
penduduk usia kerja, terdiri dari 7,73 persen penduduk yang sekolah, 20,34 persen
penduduk yang mengurus rumah tangga, dan 3,69 persen penduduk yang
mempunyai kegiatan lainnya.
Penduduk bukan angkatan kerja perempuan didominasi oleh penduduk yang
mengurus rumah tangga. Dari 49,53 persen penduduk bukan angkatan kerja
.id
berada pada pasar kerja, yaitu penduduk yang siap terlibat dalam kegiatan ekonomi
o
.g
produktif. Angkatan kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun ke atas baik yang
ps
bekerja ataupun sementara tidak bekerja dan penduduk berusia 15 tahun ke atas
.b
yang pengangguran. Indikator ini bermanfaat untuk mengetahui jumlah penduduk
ab
yang berpotensi untuk bekerja. Semakin tinggi jumlah angkatan kerja, semakin
ek
banyak pula jumlah penduduk yang berpotensi untuk bekerja. Apabila angkatan kerja
aw
di suatu daerah berlimpah dan dapat dimanfaatkan secara maksimal, daerah tersebut
on
121.213 orang, dengan rincian terdapat sebanyak 77.388 penduduk laki-laki dan
ht
43.825 penduduk perempuan. Dari sini dapat diketahui bahwa seks rasio Angkatan
Kerja di Kabupaten Konawe pada tahun 2020 adalah sebesar 176,58 atau terdapat
sebanyak 176 sampai 177 angkatan kerja laki-laki setiap 100 angkatan kerja
perempuan. Sementara itu, seks rasio penduduk usia kerja 104,59. Hal ini berarti,
lebih banyak laki-laki yang usianya sudah memasuki usia kerja.
Untuk lebih jelasnya, fenomena ini dilihat dari indikator TPAK (Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja) yaitu dengan membandingkan jumlah angkatan kerja
dengan jumlah penduduk usia kerja. Indikator ini mengindikasikan besarnya
persentase penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah. Semakin
tinggi TPAK menunjukkan bahwa semakin tinggi pula pasokan tenaga kerja (labour
supply) yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa dalam suatu
perekonomian. TPAK Kabupaten Konawe tahun 2020 sebesar 68,24 persen, artinya
dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas, sebanyak sekitar 68 sampai 69 orang
tersedia untuk memproduksi barang dan jasa pada tahun 2020.
80,00
71,80 73,10
70,83 70,82 68,50
70,00 69,21 68,54
65,06 68,24
59,67
60,00
50,00
40,00
30,00
o .id
20,00
.g
ps
10,00
.b
0,00
ab
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019 2020
ek
aw
Sumber : Sakernas
on
SUPAS2015 sehingga angkanya tidak sama dengan data pada publikasi statistik
tp
Berdasarkan jenis kelamin, TPAK laki-laki pada tahun 2020 sebesar 85,22
artinya dari 100 penduduk laki-laki usia 15 tahun ke atas terdapat sekitar 85 penduduk
laki-laki yang yang tersedia untuk memproduksi barang dan jasa pada tahun 2020,
sedangkan TPAK perempuan sebesar 50,47 artinya dari 100 penduduk perempuan
usia 15 tahun ke atas terdapat sekitar 50 sampai 51 penduduk perempuan yang
tersedia untuk memproduksi barang dan jasa pada tahun 2020. Hal ini dapat
mengindikasikan masih adanya ketimpangan gender dalam penyerapan tenaga kerja
.id
perempuan.
o
.g
ps
3.4.1 PENDUDUK BEKERJA MENURUT PENDIDIKAN .b
ab
Modal manusia (human capital) sangat berperan dalam ekonomi terutama di
ek
tenaga kerja. Banyak lapangan kerja yang membutuhkan spesifikasi pendidikan yang
tinggi sedangkan keadaan angkatan kerja yang ada memiliki tingkat pendidikan yang
on
masih rendah atau tidak sesuai dengan lapangan kerja yang ada. Hal ini
//k
menimbulkan adanya banyak lowongan pekerjaan yang diisi dengan tenaga kerja
s:
tp
yang tidak sesuai dengan tingkat pendidikannya. Oleh karena itu, diperlukan investasi
ht
100%
12,62% Tamat Perguruan Tinggi
90% 16,52%
23,53%
5,48%
80% 5,12%
4,45% Tamat SMK
70%
34,13% 18,84% 28,67%
60%
Tamat SMA
50%
40% 21,81%
.id
20,96% 21,26%
Tamat SMP sederajat
30%
o
.g
20%
ps
31,36% 28,44% Tidak/Belum Pernah Sekolah,
26,81%
10% Tidak/Belum Tamat SD, dan
.b Tamat SD
0%
ab
Laki-laki Perempuan Total
ek
aw
mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini ditunjukkan
s:
sebesar 23,53 persen dibandingkan laki-laki 12,62 persen. Hal ini menunjukkan
ht
bahwa penduduk laki-laki di Kabupaten Konawe lebih memilih untuk langsung bekerja
dibandingkan melanjutkan sekolah ke jenjang perguruan tinggi.
Pertanian
38% 37%
Manufaktur
.id
Jasa
o
25%
.g
ps
.b
ab
ek
di suatu sektor tertentu terhadap seluruh tenaga kerja. Secara umum menurut
//k
lapangan pekerjaan/usaha tiga kategori, sektor jasa masih menjadi sektor penyokong
s:
tp
utama dalam penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Konawe (38 persen). Di posisi
ht
kedua yang tidak jauh berbeda yakni sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja
sebesar 37 persen. Selebihnya yaitu sektor industri manufaktur yang menyerap
tenaga kerja sebesar 25 persen dari total penduduk 15 tahun ke atas yang bekerja.
Ditinjau menurut jenis kelamin (Gambar 3.5), persentase tenaga kerja laki-laki
lebih banyak bekerja di sektor pertanian (38,99 persen), sedangkan persentase
tenaga kerja perempuan lebih banyak terserap di sektor jasa (53,77 persen). Hal ini
dipengaruhi oleh kecenderungan perempuan lebih memilih pekerjaan yang tidak
banyak menyita tenaga dan waktu karena mereka masih harus mengurus rumah
tangga.
53,77%
Jasa
29,71%
12,63%
Manufaktur
31,30%
o .id
33,60%
.g
Pertanian
ps
38,99%
.b
ab
000% 010% 020% 030% 040% 050% 060%
ek
Perempuan Laki-laki
aw
Lima jenis status pekerjaan yaitu berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh
tp
tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di non pertanian dan pekerja
ht
keluarga sering dipakai sebagai proksi pekerja sektor informal. Sedangkan dua status
pekerjaan lainnya yaitu berusaha dibantu buruh tetap dan buruh/pegawai/karyawan
dianggap sebagai proksi pekerja sektor formal.
Dari Tabel 3.2 tercatat sekitar 67,14 persen atau 76,9 ribu penduduk usia 15
tahun ke atas bekerja di sektor informal (berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh
tidak tetap, pekerja bebas pertanian, pekerja bebas non pertanian dan pekerja tak
dibayar) sementara selebihnya yaitu 37,6 ribu penduduk usia 15 tahun ke atas (32,86
persen) bekerja di sektor formal (berusaha dibantu buruh tetap dan merupakan
buruh/pegawai/karyawan).
o .id
Pekerja bebas di pertanian 2,54 1,97 2,34
.g
Pekerja bebas di non pertanian 10,44 1,00 7,07
ps
Pekerja keluarga/tidak dibayar 8,58
.b 41,38 20,29
Total 100,00 100,00 100,00
ab
ek
buruh/pegawai/karyawan yakni sebesar 29,43 persen. Hal tersebut juga terjadi pada
//k
pekerja laki-laki (31,15 persen). Status pekerjaan lain yang cukup mendominasi
s:
tp
adalah berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar. Berdasarkan jenis kelamin
ht
proporsi untuk laki-laki cenderung lebih besar yaitu sekitar 28,6 persen dibandingkan
dengan perempuan dengan status pekerjaan yang sama yaitu sekitar 15,48 persen.
Namun sebaliknya, untuk status pekerjaan pekerja keluarga/tidak dibayar yang
secara ekonomi tidak mendapatkan imbalan jasa, perempuan lebih mendominasi,
yakni sekitar 41,38 persen dan untuk laki-laki hanya sekitar 8,58 persen. Status
pekerja keluarga/tidak dibayar kemungkinan besar tidak memiliki kondisi pekerjaan
yang layak, jaminan sosial yang memadai ataupun hak suara dalam serikat pekerja.
Angka-angka tersebut mengisyaratkan bahwa di dalam masyarakat yang
diwarnai oleh emansipasi perempuan yang sudah maju sekalipun, karakteristik
pekerjaan laki-laki dan perempuan tidak ditentukan oleh faktor yang sama. Tidak
dapat dipungkiri bahwa masih belum maksimalnya keterlibatan perempuan dalam
dunia kerja berkaitan erat dengan “modal” yang dimiliki oleh tenaga kerja perempuan
yang meliputi pendidikan, latihan, dan pengalaman yang relatif lebih sedikit bila
dibandingkan dengan human capital laki-laki.
.id
3.5.1 PENGANGGURAN TERBUKA
o
.g
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) merupakan persentase pengangguran
ps
terhadap angkatan kerja. TPT digunakan untuk melihat tingkat penggunaan tenaga
.b
kerja (jika TPT kurang dari 4 persen berarti tingkat pengangguran masih dinggap
ab
normal). TPT yang tinggi menunjukkan bahwa terdapat banyak angkatan kerja yang
ek
2012-2020
s:
12
tp
10,70
ht
10
6
5,03 5,42
4,45
4
1,94 3,01
2 1,87 2,27
0
2012 2013 2014 2015 2017 2018 2019 2020
Sumber : Sakernas
Keterangan : estimasi level kabupaten/kota tahun 2016 tidak tersedia
Pada publikasi ini, data mulai 2018 menggunakan penimbang proyeksi
SUPAS2015 sehingga angkanya tidak sama dengan data pada publikasi statistik
ketenagakerjaan 2019 karena angka penimbang yang digunakan berbeda.
.id
sebelumnya ini menjadi menarik karena dari sisi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
o
(TPAK) pada tahun 2020 (68,24 persen) lebih rendah dibandingkan tahun 2019
.g
(68,50 persen), namun tingkat pengangguran malah meningkat. Banyak faktor yang
ps
dapat menyebabkan hal ini, misalnya dengan kemajuan teknologi, banyak
.b
ab
perusahaan yang beralih fungsi dengan lebih berorientasi pada padat teknologi/mesin
ek
bukan padat karya, sehingga memaksa perusahaan untuk mengurangi jumlah bidang
aw
usaha maupun jumlah pekerjanya. Namun tentu saja untuk membuat kesimpulan
yang lebih jauh, dibutuhkan penelitian lebih lanjut.
on
Pada Agustus tahun 2020, TPT di Kabupaten Konawe mencapai 5,42 persen.
//k
Artinya dari 100 penduduk yang termasuk dalam angkatan kerja, terdapat 5 orang
s:
tp
yang menganggur atau sedang mencari pekerjaan. Jika dilihat berdasarkan jenis
ht
4,76 % 6,59%
.id
menambah jumlah lapangan usaha yang sesuai dengan tingkat pendidikan tapi juga
o
.g
mengembangkan sistem pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
ps
Secara teori, semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan oleh
.b
seseorang maka semakin baik kemampuannya bersaing dalam kompetisi, semakin
ab
tinggi pula daya tawarnya di dunia kerja. Namun, fakta yang terjadi di Kabupaten
ek
Konawe menunjukkan hal yang berkebalikan. Pada Agustus 2019, TPT justru
aw
didominasi oleh angkatan kerja yang mempunyai tingkat pendidikan perguruan tinggi.
on
berubah pada Agustus 2020 dimana angkatan kerja tamatan SMA sederajat memiliki
s:
TPT tertinggi yaitu 7,81 persen. Terdapat berbagai faktor penyebab tingginya TPT
tp
pada pendidikan menengah atas dan tinggi. Pertama, seringkali tenaga kerja yang
ht
baru menyelesaikan pendidikan tinggi berjumlah besar dan muncul dalam waktu yang
bersamaan. Kedua, ketidaksiapan lulusan pendidikan tinggi untuk bekerja sesuai
dengan harapan lapangan kerja. Ketiga, lulusan yang dihasilkan sudah jenuh atau
melimpah pada jurusan pendidikan tertentu. Keempat, biasanya tenaga kerja terdidik
lebih selektif bahkan ada yang pilih-pilih pekerjaan karena preferensi pekerjaan
kantoran yang bonafide lebih digemari. Pilihan status pekerjaan utama lulusan
perguruan tinggi adalah sebagai karyawan/pegawai dalam artian bekerja pada orang
lain/instansi/perusahaan dengan menerima balas jasa berupa gaji yang rutin dan
tetap. Sementara itu, TPT terendah justru berada pada tingkat pendidikan tidak/belum
pernah sekolah, tidak/belum tamat SD, dan tamat SD yaitu sebesar 2,93 persen.
Salah satu alasan TPT terendah berada pada tingkat pendidikan rendah yaitu karena
mereka cenderung menerima pekerjaan apa pun jenisnya (serabutan).
o .id
TPT menurut Jenis Kelamin 4,76 6,59 5,42
.g
ps
Sumber : Sakernas Agustus 2020
.b
Dari Tabel 3.3 juga dapat diamati bahwa pada semua jenjang pendidikan,
ab
menganggur dengan tingkat pendidikan yang sama. Hal ini berkaitan dengan masih
aw
budaya seperti mengurus rumah tangga, sulit memasuki pasar kerja sektor formal,
s:
.id
berhenti bekerja karena Covid-19 selama Februari - Agustus 2020.
o
Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19
.g
ps
Bukan Angkatan Kerja (BAK) karena Covid-19 merupakan penduduk usia
.b
kerja yang bukan kategori angkatan kerja namun memiliki pengalaman kerja
ab
dimana berhenti bekerja karena Covid-19 pada Februari – Agustus 2020.
ek
Gambar 3.8 Jumlah Penduduk Usia Kerja yang terdampak Covid-19, Agustus 2020
25.000 (92,63%)
21.665
20.000
15.000
10.000
5.000
(3,58 %) (0,99%) (2,81 %)
837 657
231
0
pengangguran BAK karena covid-19 sementara tidak pengurangan jam
karena Covid-19 bekerja karena kerja karena Covid-
Covid-19 19
.id
selama Februari-Agustus 2020. Selanjutnya, kelompok sementara tidak bekerja
o
karena Covid-19 ada sebanyak 657 (2,81 persen). Kelompok paling sedikit
.g
terdampak adalah BAK karena Covid-19, yaitu 231 (0,99 persen).
ps
Sebagai gambaran, kelompok penganggur dan BAK karena Covid-19
.b
ab
merupakan dampak bagi penduduk usia kerja yang telah berhenti bekerja
ek
sedangkan kelompok yang sementara tidak bekerja dan pengurangan jam kerja
aw
karena Covid-19 merupakan dampak bagi penduduk usia kerja yang masih
bekerja. Dampak Covid-19 telah menyebabkan 1.068 orang berhenti bekerja dan
on
usia kerja baik yang masih bekerja maupun yang telah berhenti bekerja.
ht
Jenis Kelamin
Jenis Kegiatan Laki-laki + Perempuan
Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4)
.id
Bukan Angkatan Kerja 13.423 43.003 56.426
o
.g
Sekolah 5.797 7.946 13.743
ps
Mengurus Rumah Tangga 4.295 .b 31.838 36.133
ab
Lainnya 3.331 3.219 6.550
ek
Tingkat Pendidikan
Sampai
Indikator SMA SMA Jumlah
dengan SMP Diploma Sarjana
Umum Kejuruan
SD
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
.id
Angkatan Kerja 33.585 25.179 35.696 6.318 4.329 16.106 121.213
o
.g
ps
Sumber : Sakernas Agustus 2020
.b
ab
ek
aw
on
//k
s:
tp
ht
Tidak/Belum Pernah
Sekolah, Tidak/Belum 19.762 12.838 32.600
Tamat SD, dan Tamat SD
o .id
Tamat SMK 4.042 1.823 5.865
.g
ps
Tamat Perguruan Tinggi 9.300 9.634 18.934
.b
ab
Jumlah 73.706 40.938 114.644
ek
o .id
Jumlah 73.706 40.938 114.644
.g
ps
Sumber : Sakernas Agustus 2020 .b
ab
ek
aw
on
//k
s:
tp
ht
.id
Buruh/pegawai/karyawan 22.962 10.781 33.743
o
.g
Pekerja bebas di pertanian 1.873 806 2.679
ps
Pekerja bebas di non pertanian 7.697 408 8.105
.b
Pekerja keluarga/tidak dibayar 6.327 16.938 23.265
ab
ek
o .id
Tamat SMK 300 153 453
.g
ps
Tamat Perguruan Tinggi 716 785 1.501
.b
ab
Jumlah 3.682 2.887 6.569
ek
o .id
.g
ps
.b
ab
ek
aw
on
//k
s:
tp
ht