Sugiyarta SL1; Ardhi Prabowo2; Tsabit A. Ahmad3; Aji Purwinarko4; M.B. Siroj5
Article History
Submitted: October, 2020 Accepted: November, 2020 Published: November, 2020
Abstrak
Di awal masa kedudukan kementerian, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mengemukakan ide tentang Guru
Penggerak dan Merdeka Belajar. Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai LPTK menangkap ide bahwa
kedepan, mahasiswa calon guru, harus mampu menjadi Guru Penggerak yang mampu mendorong
kemerdekaan belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang mendorong guru
menjadi penggerak, serta yang menyebabkan siswa merdeka belajar. Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif yang mengedepankan pendekatan survey lapangan, wawancara, dan pengamatan sebagai metode
pengumpulan data. Analisis data menggunakan reduksi data, triangulasi data, dan sintesa data untuk
menguatkan simpulan yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru pemimpin mampu
menggerakkan komunitas. Guru terampil memiliki kompetensi profesional yang cukup lengkap. Guru Inspirator
memiliki pengalaman dalam berbagai aktifitas pembelajaran.
Abstract
At the beginning of the ministry's tenure, the Minister of Education and Culture put forward the idea of Driving
Teachers and Free Learning. Semarang State University (UNNES) as the LPTK captures the idea that in the
future, student teacher candidates must be able to become Driving Teachers who are able to encourage
student learning independence. This study aims to identify the elements that encourage teachers to become
movers, as well as those that cause students to learn freedom. This research is a qualitative research that puts
forward a field survey approach, interviews, and observations as data collection methods. Data analysis used
data reduction, data triangulation, and data synthesis to strengthen the conclusions obtained. The results
showed that the leader teacher was able to move the community. Skilled teachers have quite complete
professional competences. Inspirational teachers have experience in various learning activities.
PENDAHULUAN
akademik serta kompetensi guru dimana per-
Kunci yang harus dimiliki oleh setiap pengajar aturan tersebut menyebutkan bahwa guru pro-
adalah kompetensi (Pantić & Wubbels, 2010). fesional harus memiliki 4 kompetensi guru pro-
Kompetensi adalah seperangkat ilmu serta fesional yaitu kompetensi pedagogik dan kom-
ketrampilan mengajar guru di dalam menja- petensi kepribadian, profesional serta kompe-
lankan tugas profesionalnya sebagai seorang tensi sosial. Dari 4 kompetensi guru profe-
guru sehingga tujuan dari pendidikan bisa sional tersebut harus dimiliki oleh seorang
dicapai dengan baik (Creemers et al., 2013). guru melalui pendidikan profesi selama satu
tuang ada dalam peraturan Menteri Pendidi- 4 kompetensi guru profesional adalah:
kan Nasional mengenai standar kualifikasi (a) Kompetensi Pedagogik. Kompetensi ini
menyangkut kemampuan seorang guru dalam
© 2020, JPK, Jurnal Profesi Keguruan, LP3 UNNES p-ISSN: 2460-4399 and e-ISSN: 2528-7214.
216 Sugiyarta et al (2020). Identifikasi Kemampuan Guru Sebagai Guru Penggerak di Karesidenan
memahami karakteristik atau kemampuan dan sumber ilmu, menjadi tempat rekreasi ji-
yang dimiliki oleh murid melalui berbagai cara. wa, menjadi orang tua, bersikap adil dan se-
Cara yang utama yaitu dengan memahami imbang, menjadi teman yang sejati (Ates &
murid melalui perkembangan kognitif murid, Kadioglu, 2018).
merancang pembelajaran dan pelaksanaan Dari 4 kompetensi profesional dan ka-
pembelajaran serta evaluasi hasil belajar se- rakteristik guru ideal serta dengan memahami
kaligus pengembangan murid; (b) Kompeten- tujuan pembelajaran dan unsur-unsur dalam
si Kepribadian. Kompetensi kepribadian ini pembelajaran, diharapkan guru dapat me-
adalah salah satu kemampuan personal yang ningkatkan kemampuannya sebagai penga-
harus dimiliki oleh guru profesional dengan jar (Darmadi, 2016). Kemampuan sebagai pe-
cara mencerminkan kepribadian yang baik ngajar antara lain kemampuan memilih meto-
pada diri sendiri, bersikap bijaksana serta arif, de mengajar yang efektif serta mendesain
bersikap dewasa dan berwibawa serta mem- media pembelajaran yang menarik dan efisien
punyai akhlak mulia untuk menjadi sauri (Norashikin et al., 2015). Dengan memahami
teladan yang baik;(c) Kompetensi Profesi- unsur-unsur pembelajaran dan karakter
onal. Kompetensi profesional adalah salah pembelajaran juara, rumusan Guru pengge-
satu unsur yang harus dimiliki oleh guru yaitu rak dan faktor penyebabnya akan dapat di-
dengan cara menguasai materi pembelajaran ungkap berdasarkan fakta. Hasil analisis dari
secara luas dan mendalam. Yang dimaksud kegiatan memahami unsur pembelajaran
dengan pengusaan materi secara luas dan juga akan mengungkapkan karakteristik ke-
mendalam dalam hal ini termasuk pengusaan merdekaan belajar bagi siswa. Oleh sebab itu,
kemampuan akademik lainnya yang berperan kajian mengenai identifikasi kemampuan guru
sebagai pendukung profesionalisme guru. Ke- sebagai Guru penggerak dan kemerdekaan
mampuan akademik tersebut antara lain, me- belajar siswa, penting untuk dilakukan.
miliki kemampuan dalam menguasai ilmu, jen-
jang dan jenis pendidikan yang sesuai; (d)
METODOLOGI
Kompetensi Sosial. Kompetensi sosial ada-
lah salah satu kompetensi yang harus dimiliki Penelitian ini menggunakan pendekatan pene-
oleh seorang pendidik melalui cara yang baik litian kualitatif. Penelitian kualitatif dilaksana-
dalam berkomunikasi dengan murid dan selu- kan untuk membangun pengetahuan melalui
ruh tenaga kependidikan atau juga dengan pemahaman dan penemuan secara mendalam
orang tua/wali peserta didik dan masyarakat (Creswell, 2013). Pendekatan kualitatif dalam
sekitar (Undang-Undang No 14. Guru Dan riset ini dimaksudkan untuk mengetahui iden-
Dosen, 2005). titas dan karakteristik Guru yang saat ini me-
Guru berkompetensi profesional diha- ngajar.
rapkan menjadi Guru yang ideal. Guru ideal Pada penelitian ini peneliti membuat
adalah guru yang bagi siswanya mampu men- suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata,
jadi sumber inspirasi, memberi motivasi, men- laporan terinci dari pandangan responden dan
dorong tumbuhnya berpikir positif, menjadi melakukan studi pada situasi yang alami
sumber keteladanannya, menjadi petunjuk (Ingleby, 2012; Maxwell & Reybold, 2015).
Jurnal Profesi Keguruan (JPK) Vol. 6(2), 215-221
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi belajar; (b) Wawancara, dilakukan kepada
alamiah dan bersifatpenemuan. Dalam pene- guru yang bertugas serta para siswa secara
litian kualitatif, peneliti adalah instrument kun- langsung di Sekolah. Hasil-hasil wawancara
ci. Oleh karena itu peneliti harus memiliki be- kemudian dituangkan dalam struktur ringka-
kal teori dan wawasan yang luas jadi bisa ber- san, yang dimulai dari penjelasan ringkas
tanya, menganalisis dan mengkonstruksi ob- identitas, deskripsi situasi atau konteks, iden-
jek yang diteliti menjadi lebih jelas. Penelitian titas masalah, deskripsi data, unitisasi dan
ini lebih menekankan pada makna dan terikat ditutup dengan pemunculan tema; dan (c) Do-
nilai. kumentasi.
Penelitian ini dilakukan di karesidenan
Semarang, yang terdiri dari kota Salatiga, Ka-
HASIL DAN PEMBAHASAN
bupaten Semarang, Kabupaten Demak, Ka-
bupaten Purwodadi Grobogan, dan Kabupa- Hasil Penelitian
ten Kendal. Penelitian dilangsungkan di seko-
lah-sekolah dari mulai SD, SMP, dan SMA di Ada perubahan signifikan dalam pelaksanaan
lokasi-lokasi tersebut. Survey dilaksanakan penelitian ini. Dalam perjalanannya, pandemi
selama 2 bulan dan mengedepankan subjek- covid19 membuat desain penelitian berubah
tifitas hasil. Konfirmasi terhadap hasil dilaku- total. Aktifitas observasi langsung dalam pene-
kan kepada seluruh Guru dan pemangku ke- litian, tidak mungkin dilakukan karena tidak
bijakan di daerah tersebut. ada praktik pembelajaran di kelas. Demikian
Untuk mempermudah pelaksanaan, pe- juga, ijin observasi tidak dikeluarkan oleh ins-
nelitian ini akan dilakukan dengan tahapan titusi. Penelitian kemudian dilaksanakan seca-
sebagai berikut: Penyusunan instrument pe- ra daring, baik pengambilan data, FGD, dan
nelitian dalam bentuk FGD tim peneliti; Pe- wawancara.
ngambilan data secara empiric di SD, SMP, Dari aktifitas pengumpulan data, kuesi-
dan SMA dalam lingkup karesidenan Sema- oner telah disusun dan disebarkan ke respon-
rang; Analisis data hasil pengembilan data den secara daring. Dari angket yang disebar
empirik, dalam bentuk FGD tim peneliti; Kon- daring, sebanyak 1042 responden telah me-
firmasi data hasil analisis, dalam bentuk FGD ngisi angket. Dari responden tersebut des-
dengan MGMP Mapel; Penyusunan simpulan. kripsi hasil penelitian dapat dijelaskan temu-
Untuk pengumpulan data yang konkrit peneliti an-temuan menarik sebagai berikut.
melaksanakan beberapa teknik pe- Temuan 1. Dari ribuan responden ter-
ngumpulan data, sebagai berikut: (a) Obser- sebut, ternyata sangat sedikit yang selalu
vasi, antara lain dengan: mengamati keadaan menjadi narasumber saat ada diklat di tingkat
siswa yang sedang belajar di dalam kelas ma- sekolah. Namun ada sekitar 53,6% yang sela-
upun aktifitas di luar kelas; Mengamati guru lu mengikuti kegiatan sekolah. Dan sekitar
yang sedang mengajar, bagaimana cara me- 15% saja yang diamanati menjadi panitia
nyampaikan materi metodenya dan sebagai- (lihat Gambar 1).
nya; Mengamati lokasi penelitian dan lingku-
ngan sekolah; Mengamati siswa yang sedang
218 Sugiyarta et al (2020). Identifikasi Kemampuan Guru Sebagai Guru Penggerak di Karesidenan
Gambar 2. Deskripsi yang dilakukan Guru untuk meningkatkan kompetensi dalam proses Belajar Mengajar
Jurnal Profesi Keguruan (JPK) Vol. 6(2), 215-221