Anda di halaman 1dari 19

Pengkhianatan wahaby terhadap salafushalih dan Tasawwuf

Posted on September 1, 2008 by salafytobat Salafushalih selalu memperdalam ilmu-ilmu agama tapi juga mereka menjaga zikir kepada Allah (mengamalkan tasawuf).. Tapi wahaby mencoba memisahkan umat antara usaha taklimwataallum (menuntut dan mengajar ilmu) dengan usaha dzikir (tasawwuf). Inilah bukti penghianatan wahaby terhadap salafushalih : 1. Bait Diwan Imam Syafei yang dihilangkan oleh wahabi BAIT YANG HILANG DARI DIWAN IMAM SYAFII ! * * Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik? [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47] COBA DOWNLOAD DARI :

http://www.almeshkat.net/books/open.php?cat=17&book=16 MAKA KALIMAT DI ATAS SUDAH HILANG ! BANDINGKAN DENGAN TERBITAN BEIRUT DAN DAMASKUS :

SCAN KITAB Dar al-Jil Diwan (Beirut 1974) p.34 SCAN KITAB Dar al-Kutub al-`Ilmiyya (Beirut 1986) p.48 Bandingkan juga dengan Diwan imam syafei terbitan Dar el-mareefah-beirut (page 42) : http://www.4shared.com/file/37064910/c3ad321/Diwan_es-Safii.html?s=1 TERJEMAHAN DIWAN IMAM SYAFII VERSI KOMPLIT !

http://www.geocities.com/andrimilzio/books/Diwan-Imam-Syafii-Bhs-Indonesia.txt

2. JUZ (JILID/VOLUME) 10 (pasal Suluk dan ilmu tasawwuf ) kitab majmu fatawa ibnu taymiyah juga dihilangkan Belum lagi aksi manipulasi mereka terhadap ilmu pengetahuan. Mereka memalsukan sebagian dari kitab kitab karya ulama' salaf. Sebagai contoh, kitab Al Adzkar karya Imam Nawawi cetakan Darul Huda, Riyadh, 1409 H, yang ditahqiq oleh Abdul Qadir Asy Syami. Pada halaman 295, pasal tentang ziarah ke makam Nabi SAW, dirubah judulnya menjadi pasal tentang ziarah ke masjid Nabi SAW. Beberapa baris di awal dan akhir pasal itu juga dihapus. Tak cukup itu, mereka juga dengan sengaja menghilangkan kisah tentang Al Utbiy yang diceritakan Imam Nawawi dalam kitab tersebut. Untuk diketahui, Al Utbiy (guru Imam Syafi'i) pernah menyaksikan seorang arab pedalaman berziarah dan bertawassul kepada Nabi SAW. Kemudian Al Utbiy bermimpi bertemu Nabi SAW, dalam mimpinya Nabi menyuruh memberitahukan pada orang dusun tersebut bahwa ia diampuni Allah berkat ziarah dan tawassulnya. Imam Nawawi juga menceritakan kisah ini dalam kitab Majmu' dan Mughni. Pemalsuan juga mereka lakukan terhadap kitab Hasyiah Shawi atas Tafsir

Jalalain dengan membuang bagian-bagian yang tidak cocok dengan pandangannya. Hal itu mereka lakukan pula terhadap kitab Hasyiah Ibn Abidin dalam madzhab Hanafi dengan menghilangkan pasal khusus yang menceritakan para wali, abdal dan orang-orang sholeh.

Parahnya, kitab karya Ibnu Taimiyah yang dianggap sakral juga tak luput dari aksi mereka. Pada penerbitan terakhir kumpulan fatwa Syekh Ibnu Taimiyah, mereka membuang juz 10 yang berisi tentang ilmu suluk dan tasawwuf. IBNU TAYMIYYAH (661-728 H./1263-1328 M) Majmaca Fatawa Ibn Taymiyya, Dar ar-Rahmat, Cairo, Vol, 11, page 497, Kitab Tasawwuf: Kamu harus tahu bahwa syaikh-syaikh terbimbing harus diambil sebagai petunjuk dan contoh dalam agama, karena mereka mengikuti jejak Para Nabi dan Rasul. Tariqat para syaikh itu adalah untuk menyeru manusia ke Kehadiran Allah dan ketaatan kepada Nabi. Juga dalam hal 499: Para syaikh dimana kita perlu mengambil sebagai pembimbing adalah teladan kita dan kita harus mengikuti mereka. Karena ketika kita dalam Haji, kita memerlukan petunjuk (dalal) untuk mencapai Ka bah, para syaikh ini adalah petunjuk kita (dalal) menuju Allah dan Nabi kita. Di antara para syaikh yang dia sebut adalah: Ibrahim ibn Adham, Macruf al-Karkhi, Hasan al- Basri, Rabia al-Adawiyya, Junaid ibn Muhammad, Shaikh Abdul Qadir Jilani, Shaikh Ahmad ar-Rafai, and Shaikh Bayazid al- Bistami. Ibn Taymiyya mengutip Bayazid al-Bistami pada 510, Volume 10: Syaikh besar, Bayazid al-Bistami, dan kisah yang terkenal ketika dia menyaksikan Tuhan dalam kasyf dan dia berkata kepada Dia: Ya Allah, bagaimana jalan menuju Engkau?. Dan Allah menjawab: Tinggalkan dirimu dan datanglah kepada-Ku. Ibn Taymiah melanjutakan kutipan Bayazid al-Bistami, Saya keluar dari diriku seperti seekor ular keluar dari kulitnya. Implisit dari kutipan ini adalah sebuah indikasi tentang perlunya zuhd (pengingkarandiri atau pengingkaran terhadap kehidupan dunia), seperti jalan yang diikuti Bayazid al-Bistami. Kita melihat dari kutipan di atas bahwa Ibn Taymiah menerima banyak Syaikh dengan mengutipnya dan meminta orang untuk mengikuti bimbingannya untuk menunjukkan cara menaati Allah dan Rasul saas.

Apa kata Ibn Taymiah tentang istilah tasauf Berikut adalah pendapat Ibn Tamiah tentang definisi Tasauf dari strained, Whether you are gold or gold-plated copper. Sanai. Following is what Ibn Taymiyya said about the definition of Tasawwuf, from Volume 11, At- Tasawwuf, of Majmua Fatawa Ibn Taymiyya al-Kubra, Dar ar-Rahmah, Cairo: Alhamdulillah, penggunaan kata tasauf telah didiskusikan secara mendalam. Ini adalah istilah yang diberikan kepada hal yang berhubungan dengan cabang ilmu (tazkiyat an-nafs and Ihsan). Tasauf adalah ilmu tentang kenyataan dan keadaan dari pengalaman. Sufi adalah orang yang menyucikan dirinya dari segala sesuatu yang menjauhkan dari mengingat Allah dan orang yang mengisi dirinya dengan ilmu hati dan ilmu pikiran di mana harga emas dan batu adalah sama saja baginya. Tasauf menjaga makna-makna yang tinggi dan meninggalkan mencari ketenaran dan egoisme untuk meraih keadaan yang penuh dengan Kebenaran. Manusia terbaik sesudah Nabi adalah Shidiqin, sebagaimana disebutkan Allah: Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nimat oleh Allah, yaitu: Nabi, para shiddiqqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. 4:69) Dia melanjutkan mengenai Sufi,mereka berusaha untuk menaati Allah.. Sehingga dari mereka kamu akan mendapati mereka merupakan yang terdepan (sabiqunas-sabiqun) karena usaha mereka. Dan sebagian dari merupakan golongan kanan (ashabus-syimal). Imam IBN QAYYIM (d. 751 H./1350 M) Imam Ibn Qayyim menyatakan bahwa, Kita menyasikan kebesaran orang-orang tasauf dalam pandangan salaf bagaimana yang telah disebut oleh by Sufyan ath-Thawri (d. 161 H./777 CE). Salah satu imam terbesar abad kedua dan salah satu mujtahid terkemuka, dia berkata: Jika tidak karena Abu Hisham as-Sufi (d. 115 H./733 CE) saya tidak pernah mengenal bentuk munafik yang kecil (riya) dalam diri (Manazil as-Saireen) Lanjut Ibn Qayyim:Diantara orang terbaik adalah Sufi yang mempelajari fiqh

3. Menuduh semua tharekat dan sufi ber akidah hulul

Ahlussunnah dan Para Sufi Menentang Paham Hulul dan Wahdatul Wujud 23 tidaklah tidak Ahlussunnah bertempat menyatu pada Wal sesuatu, Jamaah tidak mengatakan: terpecah Allah Sesungguhnya dari-Nya tidak sesuatu Allah dan dengan

dengan-Nya

sesuatu, dari

serupa

sesuatupun Syekh kitabnya bahwa telah Abd al Allah al Faidl terpisah Ghani

makhluk-Nya.4 -semoga Allah merahmatinyadalam yang sesuatu, mengatakan maka dia kafir. Barangsiapa menempati

an-Nabulsi berkata: sesuatu,

ar-Rabbani dari-Nya

Allah

24. Al Imam al Junayd al Baghdadi (W. 297 H) penghulu kaum sufi pada aku kecuali masanya penggal Allah. berkata: setiap (dinukil Seandainya yang oleh Syekh aku Abd adalah tidak al seorang ada Wahhab penguasa yang maujud asy-Syarani niscaya (ada) dalam

orang

mengatakan

kitabnya al Yawaqit Wal Jawahir). Al perkataan hati) yang Imam (yang bisa Ar-Rifai diucapkan merusak (Wahdat para Nabi Allah juga diucapkan mengatakan: oleh dalam -semoga dengan agama: al dan Allah lisan perkataan Wujud) para dalam Jauhilah wali, meridlainyameskipun bahwa dan yakni berkata: tidak Allah Ada dua dalam dengan dalam yang mereka. al dan Wujud jauhilah melakukan

diyakini menyatu

makhluk-Nya mengagungkan disyariatkan Beliau banyak

berlebih-lebihan melampaui batas

mengagungkan perkataan mengaku Wahdat sufi

26 yang sikap

orang-orang agama

yang karena

berlebih-lebihan

sesungguhnya

dosa itu lebih ringan dari pada terjatuh dalam kekufuran Sesungguhnya keadaan syirik atau Allah kufur tidaklah mengampuni orang orang yang yang mati dalam keadaan

sedangkan

mati

dalam

muslim tergantung menyiksa

tetapi

ia

melakukan kehendak Ia

dosa-dosa Allah, jika dan

di

bawah Allah

kekufuran menghendaki berkehendak,

maka Ia Ia

ia akan akan

kepada orang

yang

kehendaki

jika

Allah

mengampuni orang yang Ia kehendaki. Dua Imam perkataan al Imam dalam Ahmad kitabnya ar-Rifai Sawad tersebut al dinukil fi oleh al

ar-Rafii

asy-Syafii

Aynayn

Manaqib

Abi al Alamain. 27 . Salah pada berkata: dengan seorang abad Allah khalifah XIII H, Syekh Syekh Ahmad al dalam ar-Rifai Abu al (dalam al Thariqah ashar(Allah

ar-Rifaiyyah) Shayyadi Rifaiyyah menyatu

Alim Wahdah

Huda

-semoga

merahmatinya-

kitabnya

at-Thariqah Wujud

Sesungguhnya makhluk-Nya) dan dan

mengatakan Hulul

(Allah

menempati dalam neraka, agama

makhluk-Nya) menyebabkan wajib

menyebabkan fitnah dijauhi. dan

kekufuran akan

sikap

berlebih-lebihan seseorang ke

menggelincirkan

karenanya

28

Syekh

al juga

Alim saya dia

Abu

al dalam

Huda Allah dia ibn para

ash-Shayyadi al tidak alam dan ada ini,

semoga yang jika ia

Allah mawjud dalam (kafir). akan

merahmatinyaBarangsiapa (ada) keadaan 29 .Al kecuali

mengatakan

kitabnya

Kawkab

ad-Durriy:

mengatakan Allah atau berakal

adalah adalah maka

keseluruhan

(sadar) Syekh al

dihukumi Arabi mulhid

murtad Tidak dan

Imam Wahdah

Muhyiddin Wujud kecuali

mengatakan: (atheis)

meyakini

barangsiapa

yang meyakini Hulul maka agamanya rusak (Malul). Sedangkan Syekh Wahdah kepadanya. Muhyiddin al Wujud Sebagaimana perkataan-perkataan ibn itu Arabi adalah dijelaskan yang sisipan oleh yang terdapat aqidah yang dalam Hulul kitab dan

mengandung dan Syekh

dusta Abdul

dinisbatkan asy-

Wahhab

Syarani

dalam

kitabnya

Lathaif

al

Minan

Wa

al

Akhlaq

menukil

dari

para ulama. Demikian juga dijelaskan oleh ulama-ulama lain.6 http://salafytobat.wordpress.com/ 4. Memfitnah semua tasawwuf hanya mengejar ilmu laduni dan melarang manusia belajar ilmu Memfitnah imam ghazali (kitab ihya ulumuddin) , padahal kitab ihya ulumuddin jilid I adalah Kitab ilmu yang terdiri dari tujuh bab. Beliau meneyuruh manusia belajar ilmu agama (aqidah, fqh dsb).lihat kandungan kitab ihya ulumuddin Kitab ilmu jilid I. Kitab Ilmu dan padanya ada tujuh Bab Bab I : meneragkan kelebihan ilmu, keutamaan belajar, keutamaan mengajar, tentang dalil aqli Bab II : Mnegenai ilmu terpuji dan tercela, penjelasan tentang pentingnya ilmu fardhu kifayah. Bab III : ilmu yang dianggap u mum terpuji Bab IV : Mengenai sebabnya manusia menyukai ilmu khilafiah, bahaya berdebat Bab V : kesopanan pelajar dan mengajar, penjelasan : Tugas-tugas penunjuk jalan kebenaran. Bab VI : Tentang Bahaya Ilmu pengetahuan (ancaman bagi orang2 yang hanya belajar ilmu tapi tidak mengamalkan, tidak menyampaikan, ulama dunia dan ulama ahirat) Bab VII : Tentang akal, kemuliaan akal, hakikat akal dan bagian-bagiannya, berkurang berlebihnya manusia tentang akal (sumber tarjamah ihya ulumuddin jilid I, pustaka nasional pte ltd, singapore)

5. Mengatakan mendustakan akan adanya ilmu laduni padahal cara mendapatkan ilmu laduni telah Allah dan Nabi tujukan dalam alquran dan Hadits. Kata laduni dipetik dari ayat Allah yang berbunyi: Dan kami telah ajarkan kepadanya (Nabi khidhir) dari sisi Kami suatu ilmu. (Al Kahfi: 65) ilmu laduni /ilmu mauhub merupakan salah satu ilmu yang harus dimilki oleh orang yang ingin menjadi ahli tafsir alquran. Disamping harus mengusai 14 cabang ilmu lainnya seperti ilmu lughah, nahwu, saraf, balaghah, isytiqoqo, ilmu almaani, badi, bayan, fiqh, aqidah, asbabunuzul, nasikh mansukh, ilmu qiraat, ilmu hadits, usul fiqah ( hukum-hukum furu) dan ilmu mauhub ( fadhilah alquran, syaikh maulana zakariyya). Ilmu ini adalah karunia khusus dari Allah swt. man amila bimaa alima waratshullahu ilma maa lam yalam Artinya : Nabi SAW bersabda : BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU YANG IA KETAHUI MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADANYA ILMU YANG BELUM IA KETAHUI Perkara ini telah dijelaskan oleh sayyidina ali ra. saat beliau menjawab pertanyaan orang ramai, apakah beliau telah mendapatkan ilmu khusus atau wasiat khusus dari Rasulullah saw. yang hanya diberikan kepada beliau dan tidak kepada orang lain? Hazrat ali ra. menjawab : Demi Tuhan yang telah menciptakan surga dan jiwa-jiwa, aku tidak pernah mendapat apa-apa selain daripada ilmu yang Allah berikan kepada seseorang untuk memahami alquran! ibnu abi dunya rah. berkata bahwa pengetahuan daripada Al-quran dan apa-apa yang didapati daripada alquan begitu luas daripada alquran. Seorang pentafsir harus mengetahui 15 cabang ilmu yg disebutkan diatas. Tafsiran orang yang tidak mahir dalam ilmu-ilmu ini adalah termasuk tafsiran bil-rakyi (tafsir menurut fikiran sendiri) yang hal ini DILARANG OLEH

SYARA. Para sahabat ra. mendapat ilmu bahasa arab secara tabii dan ilmu-ilmu lain mereka dapati langsung dari ilmu kenabian (nabi SAW). Nabi SAW bersabda : Barang siapa yang berfatwa dalam masalah agama, tanpa ada ilmu maka baginya laknat Allah, malaikat dan manusia seluruhnya (HR. Imam suyuti). Jadi Ilmu laduni = ilmu dari Allah asbab hasil amal...karena Allah telah tunjukan cara mendapatkannya pada kita. ilmu laduni dan cara/jalan untuk mendapatkannya didalam ALQUAN DAN HADITS : 1. TAKUT KEPADA ALLAH kitab alhikam, syaikh ibnu athoillah alasykandary (kepala madrasah alazhar-asyarif abad 7 hijriah) menyebutkan nukilan ayat dari alquranulkarim : wataqullaha wayualimukumullah (Qs. Al baqarah ayat 282) artinya : Takutlah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian (Qs. Al baqarah ayat 282) Sifat takut/tunduk/patuh hanya kepada Allah, sangatlah mulia. Bukan saja ilmu laduni yang Allah beri tapi Allah akan tundukan semua makhluq padanya bahkan para malaikatpun akan berkhidmad dan senantiasa membantunya (atas izin Allah), sebagai mana maksud dari haidts nabi SAW : Nabi saw bersbda : man khofa minallahi khofahu kulla syai waman khofa ghoirallah khofa min kulli syai artinya : Barang siapa yang takutnya hanya kpd Allah maka Smua makhuq akan takut/tunduk padanya. Barangsiapa takut/tunduknya kpd selain Allah maka semua makhluq akan (menjadi asbab) ketakutan baginya Lihatlah kisah-kisah salafushalih kita, bagaimana pasukan dakwah sahabat berjalan diatas air melintasi sungai tigris irak, pasukan dakwah sahabat yang berjalan melintasi laut

merah, muadz bin jabal ra shalat 2 rekaat maka gunung batu yang besar terbelah dua-membuka jalan untuknya, para sahabat terkemuka boleh mendengarkan dzikir benda-benda mati (roti dan mangkuk) . Abu dzar alghifary ra. atas perintah khalifah umar ra., beliau ditugaskan utk memasukan kembali lahar gunung berapi yang sudah keluar dari kawahnya. maka atas izin Allah, lahar panas tsb masuk kembali ke kawah gunung tsb (hayatushabat). Abdullah atthoyar ra. boleh terbang seprti malaikat yang punya sayap, maka ketika ditanya oleh rasulullah, apa yang menjadi asbab Allah berikan karomah tersebut, maka beliau menjawab saya pun tidak tahu, tapi mungkin karena aku dari sebelum saya masuk islam sampai sekarng pun saya tidak pernah minum khamr, dst. 2. MENGAMALKAN ILMU YANG DIKETAHUI sebuah hadits shohih menyebutkan bahwa nabi muhammad saw bersabda : man amila bimaa alima waratshullahu ilma maa lam yalam Artinya : Nabi SAW bersabda : BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU YANG IA KETAHUI MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADANYA ILMU YANG BELUM IA KETAHUI 3. TIDAK MENCINTAI DUNIA alammah suyuti rah. berkata :kamu menganggap bahwa ilmu mauhub adalah diluar kemampuan manusia. Namun hakikatnya bukanlah demikian, bahkan cara untuk menghasilkan ilmu ini adalah dengan beberapa asbab. Melalui ini Allah swt. telah menjanjikan ilmu tersebut. Asbab-asbab itu adalah seperti : beramal dengan ilmu yang diketahui, tidak mencintai dunia dan lain-lain. Sebagaimana dalam sebuah hadits, bahwa Nabi SAW bersabda yang artinya : Barang siapa yang zuhud pada dunia (tidak cinta dunia), maka akan Allah berikan kepadanya ilmu tanpa Belajar (Fadhilatushaqat).

4. Berdoa Semua itu datang bagi Allah, maka Rasulullah mencontohkan kepada kita agar senantiasa berdoa agar diberikan ilmu dan hidayah dari Allah swt. Untuk menumbuhkan rasa takut pada Allah dengan dzikir Untuk menumbuhkan zuhud pada Allah dengan mujahadah Sedangkan Doa akan diterima jika kita ikhlash.. Untuk itu kita harus belajar dan dibimbing oleh guru-guru yang mursyid. 5. Berdakwah Jika kita berdakwah (amr bil maruf wa nahya anil munkar) atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran maka Allah akan berikan kepada kita ilm wa hilm (ilmu dan kelembutan hati) langsung dari qudrat Allah swt. Sebagaimana dalam hadits qudsi(kurang lebih maknanya) tatkala Allah menceritakan keutamaan umat akhir zaman kepada Nabi isa as., mereka memakai sarung pada perut-perut mereka, jika mereka berjalan di tanah rata mereka berdzikir alhamdulillah, ditanah yang menanjak mereka berdzikir allhuakbar ,jika berjalan ditanah yang menurun mereka berdzikir subhanallah dan mereka mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran (berdakwah) , sedangkan mereka bodoh (tidak punya banyak ilmu) dan kasar (tidak hilm) maka Nabi isa as. bertanya : Bagaimana mereka akan berdakwah padahal mereka tidak punya ilm dan hilm(kelembutan hati)? Maka Allah firmankan :Aku sendiri yang akan memberikan kepada mereka ilm dan hilm (Muntakhob ahadits) ilmu laduniadalah karunia khusus/khas bagi hambanya, terlebih bagi mereka yang telah marifat. Orang yang telah marifat akan mendapatkan segala-galanya karena tidak ada keinginan dunia dalam hatinya.

Nabi SAW bersabda : man wajadallah wajada kulla syai, man faqadallah faqada kulla syai artinya : Barang siapa kenal kepada Allah maka ia akan mendapatkan segala-galanya Barang siapa yang kehilangan Allah (tidak kenal Allah) maka ia kehilangan segalagalanya. ( Kumpulan Khutbah jumat romo kyai). Dalam kitab kimiyai saadat, bahwa ada tiga jenis manusia yang tiadak akan bisa memahami alquran : - Pertama : Seorang yang tidak memahami bahasa arab -Kedua : Orang yang berkekalan dengan dosa-dosa besar dan bidah. Ini karena dosa dan amalan bidah itu akan menghitamkan hatinya yg menyebabkan dia tidak mampu memahami alquran. _ketiga : Orang yang yakin hanya terhadap makna-makna dhahir saja dalam hal-hal aqidah (mengambil makna dhohir dari ayat/hadits mutasyabihat, aqidahnya bermasalah: mutazillah, mujasimmah dsb). Perasaanya tidak dapat menerima apabila dia membaca ayat alquan yang bertentangan dengan keyakinannya itu. Orang yang demikian tidak akan bisa memahami alquran. Ya Allah Peliharalah kami daripada mereka! Rujukan : Al hikam, ibnu athoillah alasykanadary Buletin Islam Al Ilmu Edisi 31/II/I/1425. (Buletin sesat wahaby) Fadhilah alquan penjelasan hadith ke 18, hal 25-27, Syaikh Maulana Zakariyya, era ilmu kuala lumpur.

Kumpulan Khutbah Jumat romo kyai, ponpes alfatah -temboro, magetan jawa timur. Muntakhob ahadits, syaikh saad, Pustaka ramadhan , Bandung. Lampiran Hadits-hadits Pendukung: 1. Hadits Bukhari -Muslim : Dahulu ada beberapa orang dari umat-umat sebelum kamu yang diberi ilham. Kalaulah ada satu orang dari umatku yang diberi ilham pastilah orang itu Umar. (Muttafaqun alaihi) 2. Hadits At Tirmidzi : Ini bukan bisikan-bisikan syaithan, tapi ilmu laduni ini merubah firasat seorang mukmin, bukankah firasat seorang mukmin itu benar? Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam: Hati-hati terhadap firasat seorang mukmin. Karena dengannya ia melihat cahaya Allah. (H.R At Tirmidzi). 3. Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib Ra: Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib: Ilmu batin merupakan salah satu rahasia Allah Azza wa Jalla, dan salah satu dari hukum-hukum-Nya yang Allah masukkan kedalam hati hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya. Referensi - Majmu' fatawa Ibn Taimiyah - Qasidah Nuniyyah karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah - Iqtidha' Shirathil Mustaqim karya Ibn Taimiyah cet. Darul Fikr - Ar-Ruh karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, cet I Darul Fikr 2003 - Ahkam Tamannil Maut karya Muhammad bin Abdul Wahhab, cet. Maktabah Saudiyah Riyadh Nasihat li ikhwanina ulama Najd karya Yusuf Hasyim

Ar-Rifa'i

Diambil dari rubrik Ibrah, Majalah Dakwah Cahaya Nabawiy Edisi 60 Th. IV Rabi'ul Awwal 1429 H / April 2008 M *****Kesaksian Ulama Fiqh dan salafushalih (Pentingnya Tasawwuf) **** Imam ABU HANIFA (81-150 H./700-767 M)

Imam Abu Hanifa (r) (85 H.-150 H) berkata, Jika tidak karena dua tahun, saya telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Jafar as-Sadiq dan mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar. Ad-Durr al-Mukhtar, vol 1. p. 43 bahwa Ibn Abideen said, Abi Ali Dakkak, seorang sufi, dari Abul Qassim an-Nasarabadi, dari ash-Shibli, dari Sariyy as-Saqati dari Maruf al-Karkhi, dari Dawad at-Tai, yang mendapatkan ilmu lahir dan batin dari Imam Abu Hanifa (r), yang mendukung jalan Sufi. Imam Hanifa berkata sebelum meninggal: lawla sanatan lahalaka Numan, Jika tidak karena dua tahun, Numan (saya) telah celaka. Itulah dua tahun bersama Jafar as-Sadiq Imam MALIK (94-179 H./716-795 M)

Imam Malik (r): man tassawaffa wa lam yatafaqah faqad tazandaqa wa man tafaqaha wa lam yatsawwaf faqad fasadat, wa man tafaqaha wa tassawafa faqad tahaqqaq. (Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasauf tanpa fikh maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari fikh tanpa tasauf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasauf dan fikh dia meraih kebenaran). (dalam buku Ali al-Adawi dari keterangan Imam Abil-Hassan, ulama fikh, vol. 2, p. 195 IMAM MALIK RA:

dia yang sedang Tasawwuf tanpa mempelajari fikih rusak keimanannya , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawwuf rusaklah dia . hanya dia siapa memadukan keduannya terjamin benar . Imam Imam mereka Shafii: Saya SHAFII bersama orang (150-205 sufi dan aku H./767-820 menerima 3 M) ilmu:

mengajariku

bagaimana

berbicara

mereka mengajariku bagaimana meperlakukan orang dengan kasih dan hati lembut mereka membimbingku ke dalam jalan tasauf

[Kashf al-Khafa and Muzid al-Albas, Imam 'Ajluni, vol. 1, p. 341.] IMAM SYAFII RA: * * Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik? [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47] Imam AHMAD BIN HAMBALI (164-241 H./780-855 M)

Imam Ahmad (r): Ya walladee alayka bi-jallassati haulai as-Sufiyya. Fa innahum zaadu alayna bikathuratil ilmi wal murqaba wal khashiyyata waz-zuhda wa uluwal himmat (Anakku jika kamu harus duduk bersama orang-orang sufi, maka mereka adalah mata air ilmu dan mereka tetap mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka orang-orang zuhud dan mereka memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi, Tanwir al-Qulub, p. 405, Shaikh Amin al-Kurdi)

Imam Ahmad (r) tentang Sufi:Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka ( Ghiza alAlbab, vol. 1, p. 120) Imam AL MUHASIBI (d. 243 H./857 M)

Imam al-Muhasibi meriwayatkan dari Rasul, Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan dan hanya satu yang akan menjadi kelompok yang selamat . Dan Allah yang lebih mengetahui bahwa itu adalah Golongan orang tasauf. Dia menjelaskan dengan mendalam dalam Kitab alWasiya p. 27-32. Imam AL QUSHAYRI (d. 465 H./1072 M)

Imam al-Qushayri tentang Tasauf: Allah membuat golongan ini yang terbaik dari wali-waliNya dan Dia mengangkat mereka di atas seluruh hamba-hamba-Nya sesudah para Rasul dan Nabi, dan Dia memberi hati mereka rahasia Kehadiran Ilahi-Nya dan Dia memilih mereka diantara umat-Nya yang menerima cahaya-Nya. Mereka adalah sarana kemanusiaan, Mereka menyucikan diri dari segala hubungan dengan dunia dan Dia mengangkat mereka ke kedudukan tertinggi dalam penampakan (kasyf). Dan Dia membuka kepada mereka Kenyataan akan Keesaan-Nya. Dia membuat mereka untuk melihat kehendak-Nya mengendalikan diri mereka. Dia membuat mereka bersinar dalam wujud-Nya dan menampakkan mereka sebagai cahaya dan cahaya-Nya . [ar-Risalat al-Qushayriyya, p. 2] Imam GHAZALI (450-505 H./1058-1111 M)

Imam Ghazali, hujjat ul-Islam, tentang tasauf: Saya tahu dengan benar bahwa para Sufi adalah para pencari jalan Allah, dan bahwa mereka melakukan yang terbaik, dan jalan mereka adalah jalan terbaik, dan akhlak mereka paling suci. Mereka membersihkan hati mereka dari selain Allah dan mereka menjadikan mereka sebagai jalan bagi sungai untuk mengalirnya kehadiran Ilahi [al-Munqidh min ad-dalal, p. 131]. Imam Dalam menjaga mengikuti menghindari suratnya kehadiran Sunah NAWAWI al-Maqasid: Allah dalam Rasul ketergantungan (620-676 Ciri hati pada jalan waktu perbuatan orang H./1223-1278 sufi ramai ada dan dan M) 5: sendiri kata lain

dengan kepada

bersyukur selalu Imam merujuk Fakhr

pada masalah ad-Din

pemberian kepada Allah ar-Razi swt

Allah [Maqasid

meski at-Tawhid, H./1149-1209 p.

sedikit 20] CE)

(544-606

Imam Fakhr ad-Din ar-Razi: Jalan para sufi adalah mencari ilmu untuk memutuskan diri mereka dari kehidupan dunia dan menjaga diri mereka agar selalu sibuk dalam pikiran dan hati mereka dengan mengingat Allah, pada seluruh tindakan dan perilaku . [Ictiqadat Furaq alMusliman, p. 72, 73] IBNU KHALDUN (733-808 H./1332-1406 M)

Ibn Khaldun: Jalan sufi adalah jalan salaf, ulama-ulama di antara Sahabat, Tabieen, and Tabi at-Tabieen. Asalnya adalah beribadah kepada Allah dan meninggalkan perhiasan dan kesenangan TAJUDDIN dunia [Muqaddimat AS ibn Khaldan, p. 328] SUBKI

Mueed an-Naeem, p. 190, dalam tasauf: Semoga Allah memuji mereka dan memberi salam kepada mereka dan menjadikan kita bersama mereka di dalam sorga. Banyak hal yang telah dikatakan tentang mereka dan terlalu banyak orang-orang bodoh yang mengatakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan mereka. Dan yang benar adalah bahwa mereka meninggalkan dunia dan menyibukkan diri dengan ibadah Dia berkata: Mereka dalah manusia-manusia yang dekat dengan Allah yang doa dan shalatnya diterima Allah, dan melalui mereka Allah membantu manusia. JALALUDDIN AS SUYUTI

Dalam Tayad al-haqiqat al-Aliyya, p. 57: tasauf dalam diri mereka adalah ilmu yang paling baik dan terpuji. Dia menjelaskan bagaimana mengikuti Sunah Nabi dan meninggalkan bidah IBNU ABIDIN

Ulama besar, Ibn Abidin dalam Rasail Ibn cAbidin (p. 172-173) menyatakan: Para pencari jalan ini tidak mendengar kecuali Kehadiran Ilahi dan mereka tidak mencintai selain Dia. Jika mereka mengingat Dia mereka menangis. Jika mereka memikirkan Dia mereka bahagia. Jika mereka menemukan Dia mereka sadar. Jika mereka melihat Dia mereka akan tenang. Jika mereka berjalan dalan Kehadiran Ilahi, mereka menjadi lembut. Mereka mabuk dengan RahmatNya. Semoga Allah merahmati mereka. [Majallat al-Muslim, 6th ed., 1378 H, p. 24].

Shaikh

Rashad

Rida

Dia berkata,tasauf adalah salah satu pilar dari pilar-pilar agama. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri dan mempertanggungjawabkan perilaku sehari-hari dan untuk menaikan manusia menuju maqam spiritual yang tinggi [Majallat al-Manar, 1st year, p. 726]. Maulana Abul Hasan Ali an-Nadwi

Maulana Abul Hasan Ali an-Nadwi anggota the Islamic-Arabic Society of India and Muslim countries. Dalam, Muslims in India, , p. 140-146, Para sufi ini memberi inisiasi (baiat) pada manusia ke dalam keesaan Allah dan keikhlasan dalam mengikuti Sunah Nabi dan dalam menyesali kesalahan dan dalam menghindari setiap masiat kepada Allah SWT. Petunjuk mereka merangsang orang-orang untuk berpindah ke jalan kecintaan penuh kepada Allah Di Calcutta, India, lebih dari 1000 orang mengambil inisiasi (baiat) ke dalam Tasauf Kita bersyukur atas pengaruh orang-orang sufi, ribuan dan ratusan ribu orang di India menemukan Tuham merka dan meraih kondisi kesempurnaan melalui Islam ABU ALA AL MAUDUDI

Dalam Mabadi al-Islam (p. 17), Tasauf adalah kenyataan yang tandanya adalah cinta kepada Allah dan Rasul saw, di mana sesorang meniadakan diri mereka karena tujuan mereka (Cinta), dan seseorang meniadakan dari segala sesuatu selain cinta Allah dan Rasul Tasauf mencari ketulusan hati, menyucikan niat dan kebenaran untuk taat dalam seluruh perbuatannya. Ringkasnya, tasauf, dahulu maupun sekarang, adalah sarana efektif untuk menyebarkan kebenaran Islam, memperluas ilmu dan pemahaman spiritual, dan meningkatkan kebahagian dan kedamaian. Dengan itu manusia dapat menemukan diri sendiri, dan dengan demikian, menemukan Tuhannya. Dengan itu manusia dapat meningkatkan, merubah dan menaikan diri sendiri dan mendapatkan keselamatan dari kebodohan dunia dan dari godaan keindahan materi. Dan Allah yang lebih mengetahui niat hamba-hamba-Nya. THAREKAT NAQSYABANDIYAH KHALIDIYAH INDONESIA (THAREKAT TERTUA http://www.naqsyabandi.org DI INDONESIA) :

http://salafytobat.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai