Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PUBLIK

Oleh:

Marcellina Samudra NBI. 1112100057

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA

2023
Paradigma Administrasi

“Locus” (menunjukkan tempat dimana administrasi itu meggantungkan dirinya atau darimana
ia berasal) dan “Focus” (membahas tentang pokok bahasan /content anaysis dari Administrasi
Negara tersebut). Berkaitan dengan locus dan focus Adminstrasi Negara tadi, Nicholas
Henry menjelaskan perkembangan administrasi. Pada paradigma pertama, dilihat dari
locusnya, Administrasi Negara dipusatkan pada birokrasi pemerintah. Pemerintah
mempunyai 2 fungsi, yaitu fungsi politik dan fungsi administrasi (Frank J. Goodnow (Politics
and administration). Fungsi politik ada kaitannya dengan pembuatan kebijaksanaan atau
perumusan pernyataan keinginan Negara. Fungsi administrasi adalah yang berkenaan dengan
pelaksanaan kebijaksanaan-kebijaksanaan tersebut. Pada paradigma kedua, pusat perhatian
pada focus Administrasi Negara, W.F. Willoughby mengemukakan adanya prinsip-prinsip
administrasi dalam setiap jenis organisasi apapun, baik organisasi industri maupun organisasi
pemerintahan. Salah satu contoh prinsip-prinsip administrasi yang dikemukakan oleh Luther
H. Gullick and Lyndall Urwick, ada 7 prinsip administrasi yang dikenal dengan akronim
POSDCORB. Nicholas Henry (Public Administration and Public Affairs) mengemukakan
paradigma baru mengenai :

1. Focus administrasi Negara adalah teori organisasi (organization theory) dan ilmu
manajemen (management science).
2. Locusnya adalah kepentingan publik (public interest) dan masalah-masalah publik
(public affairs).

Agar seorang administrator dapat lebih memperhatikan kepentingan publik, maka Goerl
memberikan gambaran adanya tiga macam perbedaan administrator publik, yaitu sebagai
birokrat, aktivis politik, professional.

1. Administrator publik sebagai birokrat (bureaucrats) Mempunyai karakteristik


sebagai pelaksana kebijaksanaan yang telah dirumuskan oleh pembuat
kebijaksanaan. Dengan demikian sebagai seorang birokrat, maka tidak mempunyai
peran politik tetapi hanya mempunyai tanggung jawab administratif, yaitu hanya
sebagai pelaksana kepentingan publik bukan sebagai penerjemah atau perumus
kepentingan publik.
2. Administrator publik sebagai aktivis politik Seorang administrator berusaha bekerja
untuk memuaskan kepentingan publik atas dasar nilai-nilai kemanusiaan dan selalu
mempertahankan orang tidak punya. Sebagai aktivis politik, selalu terlibat dalam
proses perumusan kebijaksanaan negara dan dalam memainkan peran politiknya
selalu mendapat inspirasi dari kepentingan publik.
3. Administrator publik sebagai professional.
Sorang administrator mempunyai kemampuan tehnis/spesialisasi dalam
menjalankan tugas-tugasnya dan selalu berorientasi pada pemberian pelayanan yang
baik pada masyarakat. Sebagai seorang profesionalisme maka ia berfungsi
membuat/merumuskan kebijaksanaan negara yang berorientasi pada kepentingan
publik. Seharusnya seorang administrator publik Negara kita berperan sebagai
professional yang berfungsi sebagai public servant (abdi masyarakat).

Tahap-tahap Kebijakan, merupakan proses kegiatan yang bersifat politis:

1. Penyusunan agenda : suatu proses agar suatu masalah bisa mendapat perhatian
dari pemerintah
2. Formulasi kebijakan :Proses perumusan pilihan-pilihan kebijakan oleh pemerintah
3. Adopsi kebijakan :Proses menentukan alternatif suatu kebijakan
4. Implementasi kebijakan :Proses untuk melaksanakan kebijakan supaya mencapai
hasil
5. Penilaian kebijakan :Proses untuk memonitor dan menilai hasil atau kinerja
kebijakan.
Cakupan Studi Untuk Formulasi Kebijakan

1. Isu publik sebagai latar belakang isu kebijakan dan agenda setting
2. Tujuan dari kebijakan
3. Siapa saja aktor (stakeholders) yang terlibat, kepentingan apa yang dibawa oleh
para aktor (stakeholders) tersebut serta kepentingan aktor (stakeholders) mana
yang paling dominan
4. Kriteria kelayakan ditinjau dari kelayakan teknis, ekonomi, politik, administratif,
infrastruktur serta kelayakan sosial
5. Proses penentuan, penilaian dan pemilihan alternative kebijakan dan penentuan
alternatif = REKOMENDASI
Cakupan Implementasi Kebijakan

1. Bagaimana cara kebijakan itu diimplementasikan?


2. Siapa saja yang dilibatkan dalam proses implementasi tersebut ?
3. Bagaimana interaksi antara orang-orang atau kelompok-kelompok yang terlibat dalam
penerapan kebijaksanaan?
4. Siapa yang secara formal diberi wewenang melaksanakan program dansiapa yang
secara informal lebih berkuasa, dan mengapa ?
5. Bagaimana cara birokrasi pusat dan daerah serta agensi lain yang terlibat dalam
proses pelaksanaan program ?
6. Bagaimana cara atasan mengawasi bawahan dan cara mengkoordinasikan mereka?
7. Bagaimana tanggapan dari target groups terhadap kebijaksanaan tersebut ?
8. Pada pokoknya, studi implementasi kebijaksanaan mencoba menjawab, mengapa itu
terjadi

Implementasi merupakan Cara mencapai sasaran tsb disebut implementasi Biasanya


diterjemahkan dalam bentuk program aksi dan proyek Ada kebijakan yang bersifat self
executing ada yang non self executing. Implementasi adalah tindakan yang dilakukan setelah
suatu kebijakan ditetapkan Implementasi merupakan cara agar sebuah kebijakan dapat
mencapai tujuan yang telah ditetapkan Tujuan kebijakan adalah melakukan intervensi, dan
implementasi adalah tindakan intervensi itu sendiri. Implementasi melibatkan usaha dari
policy makers untuk mempengaruhi street level bureaucracy (Lipsky) untuk memberikan
pelayanan atau mengatur perilaku target group.

Perdebatan Implementasi merupakan perpanjangan otomatis atau efek samping dari proses
pembuatan keputusan dan dengan demikian perlu mendapatkan sedikit perhatian terpisah.
Pentingnya Implementasi Kebijakan Implementasi merupakan proses yg penting dalam
proses kebijakan, dan tak terpisahkan dari proses formulasi kebijakan (Jones, 1987).
Implementasi bahkan jauh lebih penting dari pembuatan kebijakan. Kebijakan hanya berupa
impian atau rencana yg bagus dan tersimpan dalam arsip kalau tak diimplementasikan (Udoji,
1981). Permasalahan Implementasi Kebijakan Publik:

1. Tanpa implementasi kebijakan tak akan bisa mewujudkan hasilnya.


2. Implementasi bukanlah proses yang sederhana, tetapi sangat kompleks dan rumit.
3. Benturan kepentingan antar aktor baik administrator, petugas lapangan, maupun
sasaran sering terjadi
4. Selama implementasi sering terjadi beragam interprestasi atas tujuan, target
maupun strateginya
5. Implementasi dipengaruhi oleh berbagai variabel, baik variabel individual maupun
organisasional.
Pendapat Jenkins tentang implementasi

Studi implementasi adalah studi perubahan : bagaimana perubahan itu terjadi,


bagaimana kemungkinan perubahan bisa dimunculkan. Juga merupakan studi tentang
mikrostruktur dari kehidupan politik: bagaimana organisasi di dalam dan di luar
system politik menjalankan fungsi mereka dan berinteraksi satu sama lain: apa
memotivasi tindakan – tindakan mereka dan apa motivasi lain yang mungkin
membuat mereka bertindak secara berbeda (Jenkins, 1978, p.200).

Implementasi Menurut Teori

1. Jones (1987) ; those activities directed toward putting a program into effect
(proses mewujudkan program hingga memperlihatkan hasilnya).
2. Van Horn dan Van meter (1975) : those actions by public and private individual
(or groups) that are the achievement or objectives set forth in prior policy
( tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah maupun swasta baik secara individu
maupun kelompok yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang
menjadi prioritas kebijakan).

Faktor Mempengaruhi Implementasi

1. Sumber Kebijakan

2. Kejelasan Kebijakan

3. Pendukung Kebijakan

4. Tingkat Kekompleksan Administrasi

5. Insentif Bagi Implementor

6. Alokasi Sumber

Komponen Kebijakan Publik dalam Implementasi

1. Tujuan yang hendak dicapai


2. Sasaran yang spesifik

3. Cara mencapai sasaran

4. Pembentukan unit organisasi atau staf pelaksana

5. penjabaran tujuan dalam berbagai aturan pelaksana (Standard operating


procedures/SOP)

6. Koordinasi berbagai sumber dan pengeluaran pada kelompok sasaran serta pembagian
tugas diantara badan pelaksana

7. pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai tujuan.

4 Aspek Implementasi Kebijakan Anderson (1979)

1. Who is involved policy implementation ?

2. The nature of administrative process (hakekat dari proses administrasi)

3. Compliance with policy (kepatuhan pada kebijakan)

4. The effect of implementation (dampak dari pelaksanaan kebijakan)

Beberapa Model Implementasi (Parsons, 1997)

1. Model analisis kegagalan (implementasi sbg proses interaksi antara tujuan dan
tindakan( Pressman & Wildavsky, 1973), implementasi sebagai politik adaptasi saling
menguntungkan ( Mc Laughin, 1975)

2. Model Top down (mengidentifikasi faktor yang menyebabkan keberhasilan


implementasi (Van Meter-Van Horn (1975), Grindle (1980), Sabatier & Mazmanian
(1979) dsb

3. Model Bottom up (mengidentifikasi faktor lain dan interaksi organisasi antara


Pemerintah dg warga negara (lipsky, 1971), Implementasi sebagai proses yg disusun
melalui konflik dan bergaining (Wetherly, 1977), Implementasi sebagai proses alur
(Smith, 1973)

4. Model sintesis (Ripley & Franklin (1985), Nakamura & Smallwood (1986) dsb.
Mazmania dan Paul Sabatier

Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar biasanya dalam bentuk undang-
undang namun bisa pula berbentuk perintah atau petunjuk eksekutif atau keputusan badan
peradilan. Implementasi mengidentifikasikan masalah yang dihadapi, menyambut secara
tegas tujuan yang hendak dicapai dan berbagai cara untuk menstrukturkan/ mengatur proses
implemetasinya. Secara lebih konkrit mazmania dan Sabatier menyatakan bahwa focus
perhatian dalam implementasi yaitu memahami apa yang senyatanya terjadi sesudah suatu
program dinyatakan berlaku diantaranya yaitu: kejadian dan kegiatan yang timbul sesudah
disahkannya pedoman-pedoman kebijakan yang mencakup usaha mengadministrasikan
maupun usaha menimbulkan dampak yang nyata pada masyarakat.

• Keberhasilan dari suatu proses implementtasi sangat ditentukan oleh model


implementasi yang digunakan oleh pembuat kebijakan dan implementator. Model
Mazmanian dan Sabatier sebagaimana, mencakup empat variabel:

1. pertama, variabel independen, yaitu mudah tidaknya masalah dikendalikan.


2. kedua, variabel intervening, yaitu variabel kemampuan kebijakan untuk
menstrukturkan proses implementasi.
3. ketiga, variabel di luar kebijakan yang mempengaruhi proses implementasi,
4. keempat variabel dependen, yaitu 5 tahapan dalam proses implementasi.
• Adapun unsur-unsur dari masing-masing variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1) Tractability of the problem (tingkat kesulitan masalah), meliputi: kesulitan Teknis,


keragaman perilaku, rasio kelompok target terhadap penduduk, dan perubahan
perilaku yang dikehendaki.

2) Ability of statute to structure implementation (isi kebijakan), meliputi: kejelasan dan


konsistensi tujuan, teori kasualitas, ketepatan alokasi sumber dana, keterpaduan
hirarki dalam dan antar lembaga pelaksana, aturan badan pelaksana, kesepakatan
penjabat terhadap tujuan, dan akses pihak luar.
3) Non statutory (tidak berdasarkan undang-undang) variables affecting implementations
(variabel lingkungan kebijakan) meliputi: kondisi sosial ekonomi dan teknologi,
dukungan publik, sikap dan sumbersumber yang dimiliki kelompok masyarakat, dan
komitmen dan leadership pelaksana.
4) Proses implementasi, meliputi: delivery output, kepatuhan, efek kebijakan, dampak
kebijakan, dan revisi kebijakan.
Model Implementasi Kebijakan George C. Edward III
 Model implementasi kebijakan publik yang dikemukakan oleh Edward menunjuk
empat variabel yang berperan penting dalam pencapaian keberhasilan implemenatsi.
Empat variabel tersebut adalah :
1. Komunikasi
2. Sumber daya
3. Disposisi
4. Struktur Birokrasi
 Komunikasi, yaitu menunjuk bahwa setiap kebijakan akan dapat dilaksanakan dengan
baik jika terjadi komunikasi efektif antara pelaksana program (kebijakan) dengan para
kelompok sasaran (target group)
 Sumber daya, yaitu menunjuk setiap kebijakan harus didukung oleh sumber daya
yang memadai, baik SDM maufun SD financial.
 Disposisi, yaitu menunjuk karakteristik yang menempel erat kepada implementor
kebijakan/program.
 Struktur birokrasi, aspek ini mencakup mekanisme dan struktur organissai pelaksana
itu sendiri.

Komunikasi

• Dalam proses implementasi, lancar tidaknya proses pengiriman perintah dan


pelaksanaan program dari para pembuat kebijakan kepada para pelaksana program.

Sumber Daya

Sumber daya berpengaruh langsung terhadap efektivitas pelaksana kebijakan.

Disposisi

• Program yang telah dibuat akan dapat diimplementasikan apabila tersedia prakondisi
yang memungkinkan untuk dipertahankannya mekanisme compliance.

Struktur Birokrasi
Bila suatu kebijakan telah diputuskan maka dibutuhkan sistem dan koordinasi yang
baik untuk dapat melaksanakan kebijakan tersebut.

Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn

Implementasi menurut, Meter dan Horn (1975), sebagai tindakan yang dilakukan
pemerintah atau swasta individu maupun kelompok yang dimaksudkan untuk
mencapai tujuan sebagaimana yang dirumuskan dalam kebijakan.

• Model implementasi kebijakan dari Van Meter dan Horn menetapkan beberapa
variabel yang diyakini dapat mempengaruhi implementasi dan kinerja kebijakan,
yaitu:

1. Standar dan sasaran kebijakan

2. Kinerja kebijakan

3. Sumber daya

4. Komunikasi antar badan pelaksana

5. Karakteristik badan pelaksana

6. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik

7. Sikap pelaksana

Model Meter dan Horn (1975).

• Sebuah abstraksi yang memperlihatkan hubungan antar faktor yang mempengaruhi


kinerja suatu kebijakan. Menurut model ini, suatu kebijakan menegaskan standar dan
sasaran tertentu yang harus dicapai.

• Kinerja kebijakan pada dasarnya merupakan pencapaian standar dan sasaran


dimaksud.

Menurut Meter dan Horn, organisasi pelaksana mempunyai 6 variabel

• Kompetensi dan jumlah staf.

• Rentang dan derajat pengendalian.


• Dukungan politik yang dimiliki.

• Kekuatan Organisasi.

• Derajat keterbukaan dan kebebasan berkomunikasi.

• Keterkaitan dengan pembuat kebijakan

Implementasi kebijakan menurut Grindel

• Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan;

• Jenis manfaat yang akan dihasilkan;

• Derajat perubahan yang diinginkan;

• Kedudukan pembuat kebijakan;

• Siapa pelaksana program;

• Sumberdaya yang dikerahkan.

Kebijakan yang menyangkut kepentingan orang banyak sulit diimplementasikan


dibandingkan dengan sedikit kepentingan. Contoh Landreform.

Grindel dengan konteks kebijakan:

Kekuasaan, kepentingan dan strategi aktor yang terlibat.Karakteristik lembaga dan penguasa
Kepatuhan serta daya anggap pelaksana. Intensitas keterlibatan para perencana, politisi,
pengusaha, kelompok sasaran dan para pelaksana program akan bercampur baur
mempengaruhi efektivitas implementasi.

Mazmanian dan Sabatier (1983)

Implementasi sebagai pelaksanaan keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentuk


undang-undang, perintah-perintah atau keputusan eksekutif yang penting atau keputusan
badan peradilan. Keputusan berisi mengenai identifikasi masalah yang ingin diatasi,
menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dan berbagai cara untuk
menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya.

Model Sabatier dan Mazmanian kerangka model implementasi (1986)

Implementasi Kebijakan merupakan fungsi dari tiga variabel :

1. Karakteristik masalah.
2. Struktur manajemen program tercermin dari beberapa peraturan.

3. Faktor-faktor diluar peraturan.

Impementasi efektif kalau para implementor taat dengan (juklak & juknis) bisa disebut,
model TOP DOWN, dg asumsi tujuan sasaran harus jelas dan konsisten dan Raison d’etre
dari kebijakan harus logis.

Anda mungkin juga menyukai