Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ZAKAT INFAQ DAN SADAQAH


Makalah Ini Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh Ibadah
Dosen Pengampu: Muhammad Hanafi Zuardi, S.H.I., M.S.I

Disusun Oleh :
Rizki Aria Sona (2203011087)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH/D


FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI METRO
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb

Alhamdulillahi robil’alamin, dengan mengucapkan puji dan syukur


kehadirat ALLAH SWT. penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Zakat, Infaq dan Sadaqah” dengan lancar. 

Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqh
Ibadah yang diampu oleh Bapak Muhammad Hanafi Zuardi, S.H.I., M.S.I Proses
penyusunannya tak lepas dari masukan berbagai pihak. Oleh karena itu, saya
ucapkan terima kasih atas bimbingannya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah


ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis terbuka
dalam menerima segala kritik saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat


bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Metro, April 2023

Penulis
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR..................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................4
B. Rumusan masalah..................................................................................................6
C. Tujuan penulisan....................................................................................................6
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................7
A. Pengertian Zakat Infaq dan Sadaqah......................................................................7
1.Zakat........................................................................................................................7
2.Pengertian Infaq......................................................................................................9
3.Pengertian Sedekah..............................................................................................11
BAB III PENUTUP.....................................................................................................13
A. Kesimpulan...........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Zakat merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT.
telahmewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci
hartamereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai nishab (batas
terendah wajibnya zakat) dan telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa
haul (satu tahun bagi harta simpanan dan niaga, atau telah tiba saat memanen hasil
pertanian). Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah
yangmenjelaskan tentang keutamaan zakat, infaq dan shadaqah. Sebagaimana
firman Allahtaala yang berbunyi:

ٌ ْ‫ َد َربِّ ِه ۚ ْم َواَل خَو‬F‫ ُرهُ ْم ِع ْن‬Fْ‫ار ِس ًّرا َّو َعاَل نِيَةً فَلَهُ ْم اَج‬
‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل‬ ِ َ‫اَلَّ ِذ ْينَ يُ ْنفِقُوْ نَ اَ ْم َوالَهُ ْم بِالَّي ِْل َوالنَّه‬
َ‫هُ ْم يَحْ َزنُوْ ن‬
Terjemahan Kemenag 2019

Orang-orang yang menginfakkan hartanya pada malam dan siang hari, baik secara
rahasia maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak
ada rasa takut pada mereka dan tidak (pula) mereka bersedih.(QS Al-Baqarah
277).

‫ َد َربِّ ِه ۚ ْم َواَل‬F‫ ُرهُ ْم ِع ْن‬Fْ‫ وةَ لَهُ ْم اَج‬F‫ ٰلوةَ َو ٰاتَ ُوا ال َّز ٰك‬F‫الص‬
َّ F‫ت َواَقَا ُموا‬ ّ ٰ ‫وا‬FFُ‫وْ ا َو َع ِمل‬FFُ‫اِ َّن الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن‬
ِ ‫لِ ٰح‬F‫الص‬
َ‫ف َعلَ ْي ِه ْم َواَل هُ ْم يَحْ َزنُوْ ن‬
ٌ ْ‫َخو‬
Terjemahan Kemenag 2019

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, beramal saleh, menegakkan salat, dan


menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa
takut pada mereka dan tidak (pula) mereka bersedih. .(QS Al-Baqarah 274).

Adapun hadist-hadits Nabi yang menjelaskan akan keutamaannya antara lain :

‫ه دخلت‬FF‫ل إذا عملت‬FF‫ني على عم‬FF‫ول هَّللا ِ! دل‬F‫ يا َر ُس‬:‫عن أبي هريرة أن أعرابيا ً أتى النبي فقال‬
F‫وم‬FF‫ وتص‬،‫ة‬FF‫اة المفروض‬FF‫ؤتي الزك‬FF‫ وت‬،‫الة‬FF‫ وتقيم الص‬،ً‫يئا‬FF‫ه ش‬FF‫ (تعبد هَّللا ال تشرك ب‬:‫ قال‬.‫الجنة‬
‫ر‬FF‫ره أن ينظ‬FF‫ (من س‬: ‫بي‬FF‫ال الن‬FF‫ فلما ولى ق‬.‫ والذي نفسي بيده ال أزيد على هذا‬:‫رمضان) قال‬
ٌ َ‫إلى رجل من أهل الجنة؛ فلينظر إلى هذا) ُمتَّف‬.
‫ق َعلَي ِه‬

Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu  bahwa seorang Arab Badui mendatangi
Nabi shallallahu `alaihi wasallam  seraya berkata, “Wahai Rasulullah! beritahu
aku suatu amalan, bila aku mengerjakannya, aku masuk surga?”, Beliau
bersabda:  “Beribadahlah kepada Allah dan jangan berbuat syirik kepada-Nya,
dirikan shalat, bayarkan zakat yang diwajibkan, dan berpuasa di bulan
Ramadhan,”  ia berkata, “Aku tidak akan menambah amalan selain di atas”,
tatkala orang tersebut beranjak keluar, Nabi shallallahu `alaihi wasallam 
bersabda : “Siapa yang ingin melihat seorang lelaki dari penghuni surga maka
lihatlah orang ini”. Muttafaq ’alaih.

Allah SWT, adalah Dzat yang Maha Suci dan tidak akan menerima kecuali
hal-hal yang suci dan baik, demikian juga shadaqah kecuali dari harta yang suci
dan halal. Rasulullah SAW bersabda:

‫ وال يقبل هَّللا‬-‫ بعدل تمرة من كسب طيب‬F‫ ( من تصدق‬: ِ ‫ قال َرسُول هَّللا‬: ‫عن أبي هريرة قال‬
‫ حتى تكون مثل‬، ُ‫ ثم يربيها لصاحبها كما يربي أحدكم فُلُ َّوه‬،‫؛ فإن هَّللا يقبلها بيمينه‬-‫إال الطيب‬
‫ق َعلَي ِه‬ ٌ َ‫الجبل) ُمتَّف‬.
Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu , ia berkata : “Rasulullah shallallahu `alaihi
wasallam  bersabda : “Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang berasal
dari  usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yang
halal lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dengan
tangan kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharnya untuk pemiliknya
seperti seseorang  di antara kalian yang menjaga dan memelihara anak kudanya.
Hingga sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” Muttafaq ’alaih.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Zakat, Infaq dan Sadaqah?
2. Apa hikmah Zakat, Infaq dan Sadaqah?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Zakat, Infaq dan Sadaqah
2. Mengetahui apa hikmah dari Zakat, Infaq dan Sadaqah

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat Infaq dan Sadaqah


1. Zakat

Dari sisi bahasa, kata zakat diambil dari bahasa Arab zakā ( ‫ ) زكى‬yang
berarti suci, baik, tumbuh dan berkembang. Dinamakan demikian karena zakat
merupakan proses memperbaiki dan membersihkan diri dari apa yang
didapatkan. Sedangkan secara istilah zakat ialah pengelolaan mengenai
takaran harta tertentu yang didapat dari orang yang wajib membayarnya, yang
dinamakan sebagai muzakki, yang selanjutnya diberikan kepada orang-orang
yang berhak menerimanya, atau mustahiq. Kewajiban dalam melaksanakan
zakat dilandasi oleh dasar hukum yang salah satunya diambil dari QS. Al-
Baqarah: 110

َ‫َواَقِ ْي ُموا الص َّٰلوةَ َو ٰاتُوا ال َّز ٰكوةَ ۗ َو َما تُقَ ِّد ُموْ ا اِل َ ْنفُ ِس ُك ْم ِّم ْن َخي ٍْر تَ ِج ُدوْ هُ ِع ْن َد هّٰللا ِ ۗ اِ َّن هّٰللا َ بِ َما تَ ْع َملُوْ ن‬
‫ر‬Fٌ ‫ص ْي‬
ِ َ‫ب‬

Artinya : Dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Segala kebaikan yang


kamu kerjakan untuk dirimu akan kamu dapatkan (pahalanya) di
sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kamu
kerjakan.(QS. Al-Baqarah 110).

Syarat dan Rukun Zakat Syarat zakat ada dua, yaitu:

a. Syarat orang yang berzakat (muzakkī). Syaratnya adalah Islam, merdeka,


baligh, berakal, dan mempunyai hak kuasa terhadap hartanya.
b. Syarat harta sebagai objek zakat. Harta yang menjadi objek zakat, para
ulama telah memberikan syarat yang harus dipenuhi oleh muzakki, yaitu:
1) Milik Penuh. Harta yang wajib zakat adalah harta yang
sepenuhnya berada dalam kontrol kepemilikannya, baik itu
kekuasaan dalam pemanfaatan ataupun kekuasaan menikmati
hasilnya dengan cara halal seperti harta hasil usaha, harta warisan,
harta pemberian pihak lain dan sebagainya. Harta yang
didapatkan dengan cara yang haram tidak wajib dikenai zakat.
2) Berkembang. Yakni sifat harta kekayaan itu bertambah sehingga
dapat memberikan pemasukan dan keuntungan.
3) Melebihi dari kebutuhan pokok. Adapun pengertian kebutuhan
pokok ialah kebutuhan minimal yang diperlukan dan menjadi
tanggungan atas seseorang dan keluarganya untuk
keberlangsungan hidupnya, seperti rumah, pakaian, kesehatan,
pendidikan, belanja keseharian.
4) Mencukupi satu Nishab. Yakni jumlah harta tersebut telah sampai
dalam takaran tertentu yang sesuai dengan ketetapan syariat
Islam. Jika ia belum mencapai nishab, maka ia terbebas dari
zakat.
5) Mencapai satu tahun (Haul) dalam masa kepemilikannya. Jenis
zakat yang dikenai persyaratan tersebut ialah zakat ternak, harta
simpanan dan perniagaan. Adapun buah-buahan, hasil pertanian
dan barang temuan (rikaz) tidak ada persyaratan satu tahun (haul).
6) Harta yang dimiliki tersebut telah bebas dari hutang, baik hutang
dalam bentuk nazar atau wasiat (yang berhubungan dengan Allah)
maupun hutang kepada orang lain.

Sedangkan rukun zakat ada tiga; Pertama, proses pengeluaran hak milik
dari sebagaian harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Kedua, Penyerahan harta
tersebut dari muzakki kepada orang yang bertugas atau orang yang mengurusi
zakat (amil). Terakhir, Penyerahan amil zakat kepada yang berhak menerima
zakat (mustahiq) sebagai milik.

Jenis Zakat Dan Harta Wajib Zakat Dalam Fiqih Islam,

zakat terbagi menjadi dua jenis:

a. Zakat fitrah
Zakat fitrah ialah zakat yang wajib dikeluarkan oleh setiap orang Islam,
baik laki-laki maupun perempuan. Zakat fitrah dilaksanakan pada malam 1
Syawal atau waktu-waktu sebelumnya dengan hukum wajib, sunah,
makruh, dan haram.
b. Zakat Māl (Zakat Harta Kekayaan)
Dalam nash Alquran tidak secara langsung menyebut jenis zakat māl, akan
tetapi beberapa ayat menyebutkan bahwa di dalam harta yang dimiliki
seseorang terdapat hak-hak orang yang tidak mampu, sebagaimana yang
disebutkan dalam ayat ini:
‫ق لِّلس َّۤا ِٕى ِل َو ْال َمحْ رُوْ ِم‬
ٌّ ‫ْي اَ ْم َوالِ ِه ْم َح‬Fٓ ِ‫َوف‬
Artinya:Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian.”(QS. Az-
Dzariyah: 19)

2. Pengertian Infaq

Infaq merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab anfaqa-yunfiqu yang
artinya membelanjakan atau membiayai. Kata infaq dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia berarti pemberian atau sumbangan harta dan sebagainya untuk suatu
kebaikan. Secara khusus infaq ketika dihubungkan dengan upaya realisasi
perintah-perintah Allah.

ِ ْ‫ ْبتُ ْم َو ِم َّمٓا اَ ْخ َرجْ نَا لَ ُك ْم ِّمنَ ااْل َر‬F ‫ت مَا َك َس‬


‫وا‬FF‫ض ۗ َواَل تَيَ َّم ُم‬ ِ ‫وْ ا ِم ْن طَي ِّٰب‬FFُ‫وا اَ ْنفِق‬Fْٓ Fُ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمن‬
‫م بِ ٰا ِخ ِذ ْي ِه آِاَّل اَ ْن تُ ْغ ِمضُوْ ا فِ ْي ِه ۗ َوا ْعلَ ُم ْٓوا اَ َّن هّٰللا َ َغنِ ٌّي َح ِم ْي ٌد‬Fُْ‫ْث ِم ْنهُ تُ ْنفِقُوْ نَ َولَ ْست‬
َ ‫ْال َخبِي‬

Artinya : Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil


usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari
bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu
infakkan, padahal kamu tidak mau mengambilnya, kecuali dengan
memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Maha
Kaya lagi Maha Terpuji.

Dari ayat tersebut, diketahui bahwasannya Infaq hanya berkaitan dengan


atau hanya dalam bentuk materi atau kebendaan saja. Hukum mengenai infaq ada
berbagai macam; ada yang wajib seperti zakat dan nadzar, ada pula infaq sunnah,
dan infaq mubah bahkan ada juga infaq yang haram. Dalam hal ini infaq hanya
berkaitan dengan materi. Menurut definisi syariat, bahwa hakikat Infaq berbeda
dengan zakat. Infaq tidak mengenal istilah nishab. Setiap orang bisa
mengeluarkan infaq, baik yang penghasilan tinggi atau rendah. Infaq juga tidak
harus diberikan kepada golongan tertentu (mustahiq) seperti dalam zakat,
melainkan kepada siapapun misalnya orang tua, kerabat, anak yatim, orang
miskin, atau orang-orang yang sedang dalam perjalanan.

Dari sinilah diketahui bahwa infaq merupakan amal sosial suka rela yang
dilakukan oleh seseorang dan diberikan kebebasan kepada pemiliknya untuk
menentukan jenis harta, kadar harta yang ingin ia keluarkan. Hal ini berbeda
dengan zakat yang jenis dan kadarnya ditentukan oleh syara’. Jadi, sifat infaq itu
lebih umum dari pada zakat.

a. Rukun Infaq

Infak harus memenuhi rukun-rukun tertentu yaitu sebagai berikut:

a) Pemberi infak (munfik)

b) Penerima infak (munfik lahu)

c) Barang yang di infakkan

d) Penyerahan (ijab qabul)

b. Syarat Infaq

1) Syarat infak untuk munfik:

 Orang yang memiliki harta berlebih.

 Ikhlas karena Allah Swt.

 Tidak menyebut-nyebut infak yang telah diberikan.

 Tidak menyakiti orang yang menerimanya.

2) Syarat barang yang diinfakan:

 Harta yang boleh ditasarufkan(dibelanjakan).

 Terpilih.

 Harta yang diperjualbelikan.

 Orang yang sah pemiliknya.

 Sah menerimanya.

 Tanpa adanya pengganti.

3. Pengertian Sedekah

kata shadaqah yang artinya benar. Artinya orang yang bershadaqah merupakan
wujud dari bentuk kebenaran dan kejujurannya akan imannya kepada Allah.
Hanya saja sedekah mempunyai arti yang lebih luas, yakni tidak hanya materi saja
objek yang bisa disedekahkan, bisa juga dengan hal-hal yang bersifat non-materi.
Dalam bersedekah, seseorang dilarang menyebut-nyebut pemberian dan menyakiti
penerima, karena sedekah itu haruslah diniati dengan ikhlas dan karena Allah.
Dalam QS. al-Baqarah: 264 disebutkan:

‫س َواَل‬ِ ‫الَه ِر َۤئا َء النَّا‬


ٗ ‫ق َم‬ ُ Hِ‫ي يُ ْنف‬ْ ‫صد َٰقتِ ُك ْم بِا ْل َمنِّ َوااْل َ ٰذ ۙى َكالَّ ِذ‬َ ‫ٰيٓاَيُّ َها الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا اَل تُ ْب ِطلُ ْوا‬
‫هّٰلل‬
‫ ْلدًا ۗ اَل‬H‫ص‬ ٗ ‫ ٌل فَتَ َر‬Hِ‫ابَ ٗه َواب‬H‫ص‬
َ ‫كَه‬ َ َ ‫اب فَا‬ٌ ‫ َر‬Hُ‫ ِه ت‬H‫ان َعلَ ْي‬ ٍ ‫ ْف َو‬H‫ص‬
َ ‫ثَل‬ ِ ‫ه َك َم‬Hٗ ُ‫ ۗ ِر فَ َمثَل‬H‫يَو ِم ااْل ٰ ِخ‬
ْ ‫ْؤ ِمنُ بِا ِ َوا ْل‬HHُ‫ي‬
َ‫سبُ ْوا ۗ َوهّٰللا ُ اَل يَ ْه ِدى ا ْلقَ ْو َم ا ْل ٰكفِ ِريْن‬
َ ‫َي ٍء ِّم َّما َك‬ ْ ‫يَ ْق ِد ُر ْونَ ع َٰلى ش‬

Artinya:Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala)


sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan
penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya
(pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan
hari Akhir. Perumpamaannya (orang itu) seperti batu licin yang di
atasnya ada debu, lalu batu itu diguyur hujan lebat sehingga tinggallah
(batu) itu licin kembali. Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa
yang mereka usahakan. Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum
kafir.

Perbedaan Infaq dan Sedekah

Setelah sekilas mengetahui perbedaan infaq dengan zakat. Lantas, apa


bedanya dengan sedekah? Letak perbedaannya berada pada batasan yang
diberikan. Dalam syariat, pengertian shadaqah sebenarnya sama dengan
pengertian infaq, termasuk di dalamnya hukum dan ketentuannya. Infaq hanya
terbatas pada materi berupa harta, sementara sedekah cakupannya lebih luas
bukan hanya materi saja, tapi juga non-materi, seperti senyuman. Jadi, sedekah
maknanya lebih luas dibandingkan infaq dan zakat.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia adalah makhluk soisal, hal ini disadari benar oleh Islam
karenanya Islam sanga mencela individualistis dan sebailiknya sangat
menekankan pembinaan dan semangat ukhuwah (kolektivisme), bahkan
semanat ukuhuwah meruapkansalahsatu risalah islam yan sangat menonjol.

Kita bisa melihat betapa seriusnya Islam memperhatikan masalah


pembinaan ukhuwah ini didalam ajarannya, diantaranya adalah zakat, infaq
shadaqah.

ZIS mengajarkan kepada kita satu hal yang sangat esensial, yaitu bahwa
Islam mengakui hak pribadi setiap anggota masyarakat, tetapi juga
menetapkan bahwa didalam kepemilikan pribadi itu terdapat tanggung jawab
social atau dalam kata lain bahwa Islam dengan ajarannya sangat menjaga
keseimbangannya antara maslahat pribadi dan maslahat social.

Zakat, sifatnya wajib dan adanya ketentuannya/batasan jumlah harta yang


harus zakat dan siapa yang boleh menerima Infaq, sumbangan sukarela atau
seikhlasnya (materi). Shadaqah, lebih luas dari infaq, karena yang
disedekahkan tidak terbatas pada materi saja.
DAFTAR PUSTAKA

Hadziq, M. F. (2019). Fikih Zakat, Infaq dan Sedekah. Ekonomi Ziswaf, 1–27.
http://www.pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/EKSA4306-
M1.pdf

https://anakciremai.wordpress.com/2008/06/21/makalah-fiqih-tentang-infaq-
shadaqoh-hibah-dan-hadiah/

Anda mungkin juga menyukai