Anda di halaman 1dari 31

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA INDONESIA

Teknik Presentasi Bahasa Indonesia

Tatap Muka

07
Fakultas: UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA
Rengga Sendrian, M.Hum
Program Studi: MATA KULIAH CIRI UNIVERSITAS
Abstrak Kompetensi
Presentasi merupakan Setelah mempelajari materi
kemampuan yang harus pada bab ini, diharapkan
dimiliki terutama oleh mahasiswa mampu
pengajar dan peserta didik. menyampaikan presentasi
Dalam modul ini dijelaskan secara efektif dan
teknik berpresentasi, komunikatif dengan
langkah-langkah menggunakan bahasa
melakukan presentasi, Indonesia yang baik dan
serta kiat melakukan benar
presentasi yang baik dan
benar termasuk mendesain
presentasi serta
bagaimana menjawab
pertanyan dalam sesi
Tanya jawab

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Teknik Presentasi

Latar Belakang

Standarisasi Modul ini disusun dan diterapkan untuk


1. mahasiswa mampu menyampaikan presentasi secara efektif dan komunikatif
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar

Sistematika Template

Daftar Isi
1. Pendahuluan..........................................................................................................................4
2. Pengertian Berbicara di Depan Umum..................................................................................6
3. Persiapan Berbicara di Depan Umum...................................................................................9
4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri saat Berbicara di Depan Umum.....................................13
5. Manfaat Terampil Berbicara di Depan Umum....................................................................18
6. Teknik-Teknik Berbicara di Depan Umum...........................................................................21
Daftar Pustaka.................................................................................................................................29

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
1. Pendahuluan

Berbicara merupakan suatu keterampilan berbahasa yang seharusnya dimiliki oleh


setiap orang apalagi pelajar dan mahasiswa. Keterampilan berbicara mempunyai peranan
vital dalam berkomunikasi, terlebih berbicara di depan orang banyak. Pembicara harus
membuat penyimak mudah memahami isi yang disampaikan. Tentunya, hal ini tidak
mudah untuk dilakukan. Untuk menjadi seorang pembicara yang andal, kita harus
menggabungkan antara penguasaan bahasa, pengetahuan, pikiran, seni, daya ingat, daya
kreasi dan fantasi, serta kesanggupan dan kesiapan berbicara.

Pengertian Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata
untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan (Tarigan, 2008:16). Hal itu dapat dipahami bahwa berbicara berkaitan dengan
pengucapan kata-kata yang bertujuan untuk menyampaikan apa yang akan disampaikan
baik itu perasaan, ide atau gagasan. Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan (Tarigan, 2003:15). Sebagai perluasan dari batasan ini
dapat kita katakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda yang dapat didengar
dan dilihat, yang memanfaatkan sejumlah otot dan jaringan tubuh manusia untuk maksud
dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang dikombinasikan. Lebih jauh lagi, berbicara
merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,
psikologis, neurologis, semantik dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas, sehingga
dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol sosial.
Menurut Brown dan Yule dalam Puji Santosa, dkk. (2006:34), berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa untuk mengekspresikan atau
menyampaikan pikiran, gagasan atau perasaan secara lisan. Pengertian ini pada intinya
mempunyai makna yang sama dengan pengertian yang disampaikan oleh Tarigan yaitu
bahwa berbicara berkaitan dengan pengucapan kata-kata. Selain itu, Haryadi dan
Zamzani (2000:72) mengemukakan bahwa secara umum berbicara dapat diartikan
sebagai suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain
dengan menggunakan bahasa lisan, sehingga maksud tersebut dapat dipahami orang
lain. Pengertian ini mempunyai makna yang sama dengan kedua pendapat yang diuraikan

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
di atas, hanya saja diperjelas dengan tujuan yang lebih jauh lagi yaitu agar apa yang
disampaikan dapat dipahami oleh orang lain.
Sementara itu, Slamet dan Amir (1996: 64) mengemukakan pengertian berbicara
sebagai keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan sebagai aktivitas untuk
menyampaikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
penyimak. Pengertian ini menjelaskan bahwa berbicara tidak hanya sekedar
mengucapkan kata-kata, tetapi menekankan pada penyampaian gagasan yang disusun
dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyimak atau penerima informasi atau
gagasan.

Jenis-Jenis Berbicara
Tarigan (1990:27-33) mengemukakan ada empat jenis berbicara: berbicara untuk
melaporkan, berbicara secara kekeluargaan, berbicara meyakinkan, berbicara
merundingkan.
1. Berbicara untuk Melaporkan
Untuk membahas masalah ini kita perlu mengetahui apa itu laporan. Laporan
adalah segala sesuatu yang dilaporkan dalam suatu pertemuan tertentu, biasanya
berkaitan dengan suatu hal atau peristiwa yang penting dan menjadi sorotan
masyarakat atau menyangkut pelaksanaan kebijakan atau program dan proyek
suatu organisasi. Isi dalam suatu laporan tersebut haruslah memuat keterangan-
keterangan yang objektif dan harus sesuai dengan fakta yang akurat hasil dari
survei dan analisis, selain itu juga penyampaian laporan harus disertai dengan rasa
tanggung jawab.
2. Berbicara Secara Kekeluargaan
Cara yang paling umum menjamin serta memadukan suatu perasaan
persahabatan adalah melalui pembicaraan-pembicaraan yang dapat
menyenangkan hati. Menciptakan suasana keriangan dengan cara
menggembirakan yang membuat kebanggaan menjadi anggota kelompok. Sasaran
diarahkan kepada peristiwa-peristiwa kemanusiaan yang penuh kelucuan dan
kegelian yang sederhana.
3. Berbicara Merundingkan
Berbicara untuk merundingkan atau deliberative speaking pada dasarnya
bertujuan untuk membuat sebuah keputusan dan rencana. Dalam berunding

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
keputusan diambil dengan cara hati-hati sambil meminta nasihat dan penuh
pertimbangan dari fakta-fakta yang dijelaskan. Penyampaian argumen untuk
menguatkan pendapat lebih tertuju pada intelektual daripada emosi. Tidak
memaksakan pendapat, tetapi membuat penjelasan untuk meyakinkan atau
membuat sadar akan suatu kebenaran.
4. Berbicara Meyakinkan
Pembicaraan yang bersifat persuasif atau mengajak yang disampaikan kepada
para pendengar bila kita menginginkan penampilan suatu tindakan atau
pengerjaan suatu bagian tertentu dari suatu tindakan. Tindakan-tindakan serupa itu
mungkin merupakan penerimaan suatu pendirian; pemungutan atau pengadopsian
seperangkat prinsip, atau tindakan pelaksanaan tugas-tugas serupa itu.

2. Pengertian Berbicara di Depan Umum

Dalam Webster’s Third New International Dictionary dikemukakan pengertian


berbicara di depan umum: the act of processes of making speeches in public ‘proses
penyampaian pembicaraan di depan umum, dan the art of science of effective oral
communication with an audience ‘seni ilmu pengetahuan mengenai komunikasi lisan yang
efektif dengan para pendengar’.” Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa berbicara di depan umum merupakan seni dan pengetahuan untuk
menciptakan komunikasi efektif di hadapan orang banyak.
Senada dengan pengertian di atas, Zarefsky (Abidin, 2006:99) mendefinisikan
“public speaking is a continuous communication processing which massages and signal
circulate back and forth between speaker and listener.” Menurutnya berbicara di depan
umum merupakan suatu proses komunikasi yang berkesinambungan di mana pesan dan
lambang bersirkulasi ulang secara terus menerus antara pembicara dan para pendengar.
Berbicara di depan umum juga dapat diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan secara
lisan tentang sesuatu hal atau topik di hadapan orang banyak.

Prasyarat Berbicara di Depan Umum


Agar berhasil menyajikan pembicaraan di depan umum, ada tiga prasyarat yang
harus dipenuhi seorang pembicara di depan umum: prasyarat organis, prasyarat retoris,
dan prasyarat psikologis.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
1. Prasyarat organis
Prasyarat ini berhubungan dengan kelengkapan organ penghasil bahasa yang
dihasilkan pembicara. Prasyarat ini sangat menentukan dalam menghasilkan bunyi-
bunyi bahasa secara tepat makna. Seorang pembicara akan berhasil melakukan
pembicaraannya jika mampu menghasilkan bunyi bahasa secara jelas dan tepat
intonasinya, pelafalannya maupun aksennya.
2. Prasyarat Retoris
Prasyarat ini berhubungan dengan pemahaman dan kemampuan pembicara tentang
konsep keterampilan berbahasa. Pembicara yang baik harus memahami kaidah-
kaidah bahasa, sehingga ia akan menggunakan bahasa yang baku dan efektif dalam
melakukan pembicaraannya. Selain itu, pembicara harus memahami sendi-sendi
retorika, seperti kemampuan berargumen, berpersuasi dan berpragmatis.
3. Prasyarat Psikologis
Prasyarat ini berhubungan dengan unsur psikologi pembicara pada rasa percaya
diri, kesiapan mental, dan kemantapan presentasi. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam prasyarat ini adalah persiapan yang matang agar secara mental
kita siap berbicara dan penguasaan para pendengar, sehingga kita mampu
berbicara tanpa keraguan.

Selain ketiga prasyarat tersebut di atas masih ada hal lain lagi yang betul-betul
harus mendapatkan perhatian. Hal ini disebabkan berbicara di depan umum tidak hanya
menyampaikan materi/informasi kepada publik, tetapi lebih dari itu, yaitu bagaimana diri
sang pembicara dapat terlibat sepenuhnya untuk mencapai hasil terbaik yang dapat
diberikan kepada hadirin. Untuk mencapai hal tersebut terdapat delapan elemen yang
harus dikuasai.  Kedelapan hal tersebut adalah penampilan, isi pembicaraan, penguasaan
ruang, cara penyampaian pesan, perhatian, memberikan contoh nyata dan relevan,
membuat kata kunci, dan tujuan.
Penampilan akan memberi kesan tersendiri bagi orang lain yang sedang
memperhatikan kita. Penampilan sangat penting bagi seorang pembicara karena ini akan
membangun kesan menarik pada dirinya, mulai caranya berjalan memasuki podium,
bahasa tubuh, pakaian, dan ekspresi wajah. Semua itu akan diperhatikan. Di sinilah kesan
pertama akan dibangun sebelum si pembicara memulainya. Jika dalam hal ini kita
berhasil, kepercayaan awal telah dimiliki oleh para pendengar terhadap diri sang

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
pembicara. Lalu, isi pembicaraan. Isi pembicaraan menyangkut informasi yang akan
disampaikan. Artinya, kita tidak bisa sembarangan menyajikan informasi kepada para
pendengar. Sebelum naik ke podium, kita harus benar-benar matang mempersiapkan
materi. Materi yang dipersiapkan setidaknya harus memuat tiga hal: pendahuluan, topik
utama dan penutup/simpulan. Pendahuluan sekurang-kurangnya membahas tentang latar
belakang masalah, tujuan, manfaat dan rumusan masalah. Topik utama menjawab materi
dari rumusan masalah yang telah dibuat. Penutup, berisi simpulan yang singkat, dan jelas
agar langsung mengena dalam pikiran pendengar. Ingat, para pendengar membutuhkan
struktur dan keterlibatan untuk mempelajari atau mempertahankan apa pun yang kita
katakan.
Penguasaan ruang yang baik oleh seorang pembicara akan
mempengaruhi penerimaan informasi yang disampaikan kepada para pendengar.  Dalam
hal ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan seperti pengaturan ruang, posisi berdiri
dihadapan hadirin, alat bantu yang digunakan. Satu lagi yang juga harus dipahami adalah
ketika kita berbicara apakah atas undangan hadirin atau kita yang mengundang mereka.
Sebagai pembicara, jangan fokus pada materi saja, tetapi juga pada cara penyampaian
yang akan disajikan. Bagaimana cara memberikan isi pembicaraan jauh lebih penting
daripada informasi yang akan disampaikan. Bagaimana hadirin menangkap suara,
ekspresi wajah, semangat, dan pengucapan pembicara pada saat berbicara di depan
mereka. Hal itu harus menjadi pegangan yang tidak boleh disepelekan.
Jangan pernah menganggap bahwa hadirin adalah sosok yang tidak penting karena
hal itu jelas akan mengganggu penampilan pada saat pemebicara berada di depan
mereka. Yang harus dilakukan adalah memberikan perhatian penuh kepada hadirin. 
Pembicara harus mampu menjaga hal tersebut dari awal sampai akhir pembicaraan
karena ini merupakan suatu kemampuan khusus yang akan menjadikan kita sebagai
pembicara yang andal. Selama berbicara, pembicara pasti menginginkan hadirin
memperhartikan dan mendengarkan apa yang disampaikannya. Maka dari itu, berikan
kepada hadirin contoh nyata dan relevan agar terkesan tidak mengada-ada, sehingga
tidak membuat mereka menjadi ragu.
Ketika pembicara meninggalkan panggung, tentunya si pembicara menginginkan
hadirin membawa pesan yang bermanfaat atas apa yang disampaikan, sehingga mereka
dapat mengaplikasikannya. Hal ini hanya bisa diperoleh hadirin jika pembicara mampu
membuat kata kunci yang akan selalu diingat oleh mereka. Kata kunci pada umumnya

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
berupa simpulan dan anjuran untuk segera mengambil tindakan atas apa yang baru saja
mereka dengarkan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa seorang pembicara
selalu menginginkan hadirin mampu mengambil pesan dari apa yang mereka sampaikan.
Hal tersebut bisa terwujud jika pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara sejak awal
telah memiliki tujuan yang jelas.

3. Persiapan Berbicara di Depan Umum

Berbicara di depan umum merupakan salah satu teknik atau seni berbicara yang
harus dimiliki oleh pembicara untuk mampu menarik perhatian hadirin. Untuk menarik
perhatian hadirin, terdapat beberapa hal yang harus dipersiapkan oleh pembicara selain
persiapan materi yang matang:
1. Mempersiapkan mental dengan baik yakni dengan memahami kondisi ruangan
dan psikologis para pendengarnya.
2. Berlatih dengan baik dan teratur di depan cermin dengan maksud agar
pembicara mampu melihat mimik dan ekspresi mukanya.
3. Menyesuaikan penampilan fisik sebelum tampil di atas panggung.
4. Berupaya untuk menjadi diri sendiri.
5. Menyelipkan humor atau cerita lucu di antara pembicaraan yang disampaikan,
sehingga pendengar tidak merasa bosan.
Persiapan yang baik akan membantu pembicara mengantisipasi gangguan yang
akan muncul ketika berbicara di depan umum. Gangguan tersebut di antaranya adalah
kurang antusiasnya hadirin untuk memperhatikan pembicaraan yang disampaikan, tidak
mendukungnya suasana ruangan, dan karateristik hadirin di luar perkiraan. Untuk itu
diperlukan analisis situasi dan pendengar serta bahan yang akan disampaikan ketika
tampil untuk berbicara di depan umum.

Menganalisis Situasi
Sering pembicara terlalu yakin bahwa apa yang dibicarakan begitu penting,
sehingga lupa memperhatikan siapa pendengarnya, bagaimana latar belakang kehidupan
mereka, serta bagaimana situasi yang ada pada waktu pembicaraan berlangsung. Karena
kurang memperhatikan hal-hal tersebut, maksud pembicaraan tidak tercapai dan
tujuannya tidak mengenai sasaran. Untuk itu sebelum mulai berbicara, pembicara harus

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
menganalisis situasi yang ada pada waktu akan dilangsungkannya pembicaraan tersebut.
Ketika menganalisis situasi ini akan muncul beberapa hal berikut:
1. Apa maksud hadirin berkumpul untuk mendengarkan uraian itu? Apakah
pembicara menghadapi anggota-anggota perkumpulannya atau massa yang
berkumpul dengan maksud tertentu? Atau mereka berkumpul secara kebetulan
saja?
2. Adat kebiasaan atau tata-cara mana yang mengikat mereka? Apakah mereka
senang terhadap pembicaraan secara resmi atau tidak resmi?
3. Apakah ada acara yang mendahului atau mengikuti pembicaraan tersebut?
Kapan akan berlangsung pembicaraan itu? Kalau ada acara lain yang
mendahului, acara mana yang lebih menarik perhatian? Semua unsur situasi itu
dapat dipergunakan dalam pembicaraan dan pasti mempunyai daya tarik
tersendiri untuk memikat para pendengar.
4. Di mana pembicaraan itu akan dilangsungkan? Di alam terbuka atau dalam
sebuah gedung? Apakah pada saat itu hujan, mendung atau panas terik?
Hadirin duduk atau berdiri? Apakah suara pembicara dapat didengar dengan
baik atau tidak di dalam ruangan atau gedung tersebut?
Bila pembicara bersunggguh-sungguh menjawab semua pertanyaan di atas, ia telah
berusaha menganalisis situasi yang ada pada waktu pembicaraan akan berlangsung.

Menganalisis Pendengar
Ada beberapa topik yang dapat dipakai untuk menganalisis pendengar. Pada
umumnya, pembicara telah diberitahu, siapa pendengar yang akan hadir dalam
pertemuan tersebut. Untuk itu, sebelum menganalisis pendengar berdasarkan beberapa
topik khusus, ia harus memulainya dengan data-data umum. Data umum yang dapat
dipakai untuk menganalisis hadirin adalah jumlah, usia, pekerjaan, pendidikan, dan
keanggotaan politik dan sosial, sedangkan data khusus meliputi pengetahuan pendegar
mengenai topik yang akan dibawakan, minat dan keinginan pendengar, dan sikap
pendengar

Penyusunan Bahan Berbicara


Penyusunan bahan-bahan dilakukan dalam tiga tahap:
1. Mengumpulkan bahan

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
2. Membuat kerangka karangan, dan
3. Menguraikan secara mendetail.
Dalam bagian ini akan dikemukakan beberapa aspek tambahan yang perlu
diperhatikan dalam penyusunan bahan yang akan disampaikan secara lisan. Bila
diadakan perbandingan mengenai sikap pembaca pada komposisi tertulis dan sikap
pendengar pada posisi lisan, setiap pembaca biasanya akan membaca terus selama ia
masih tertarik akan isi bacaan, atau memilih bagian-bagian tertentu yang dianggapnya
perlu dibaca. Sebaliknya, hadirin bagaimanapun harus tetap mendengarkan uraian lisan
sampai selesai, tetapi sikap yang ada pada tiap pendengar akan berlainan.
Kecenderungan psikologis yang umum yang dapat dicatat adalah bahwa para
pendengar biasanya tertarik pada apa yang dikatakan pada awal pembicaraan. Sesudah
itu, konsentrasi mereka akan menurun berangsur-angsur walaupun kemungkinan hal yang
dibicarakan sebenarnya makin menarik. Baru ketika pembicaraan mendekati titik akhir,
minat mereka akan meningkat kembali. Pembicara yang baik dan berpengalaman akan
memanfaatkan aspek psikologis ini sebaik-baiknya. Bila ia mulai dengan ucapan-ucapan
yang tidak menarik atau mulai dengan menyampaikan topik yang tidak ada kaitannya
dengan kepentingan pendengar, sebenarnya ia sudah memadamkan perhatian mereka
sebelum berkembang.
Oleh karena itu, ia harus memulai uraiannya dengan sesuatu yang betul-betul
menarik dan merangsang. Cara ini harus diperbaharui setiap saat dari waktu ke waktu
selama menyampaikan uraian tersebut. Teknik susunan ini sebenarnya mencoba untuk
memanfaatkan kecenderungan alamiah yang ada pada setiap manusia bahwa apa yang
dikatakan pertama kali akan menggugah hati setiap orang dan apa yang diucapkan
terakhir kali akan lebih berkesan daripada bagian-bagian lainnya. Untuk memanfaatkan
aspek psikologis tersebut pembicara dapat menggunakan teknik berikut untuk menyusun
materinya :
 Pertama-tama, dalam bagian pengantar uraiannya, ia menyampaikan suatu
orientasi, apa yang diuraikannya serta bagaimana usaha untuk menjelaskan
tiap bagian itu. Bila pendengar telah mendapatkan gambaran dan kesan yang
baik mengenai urutan penyajiannya beserta kepentingan materi
pembicaraannya, mereka akan lebih siap untuk mengikuti uraian itu dengan
cermat dan penuh perhatian.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
 Sesudah memasuki materi uraian, pembicara harus menonjolkan bagian-
bagian yang penting, sebagaimana yang sudah dikemukakan pada awal
orientasinya. Tiap bagian yang ditonjolkan itu diikuti dengan penjelasan,
ilustrasi atau keterangan-keterangan yang sifatnya kurang penting. Karena
sudah ada motivasi, setiap pendengar ingin mengetahui perinciannya itu.
Demikian dilakukan berulang-ulang dengan topik-topik penting berikutnya.
 Pada akhir uraian, sekali lagi pembicara menyampaikan ringkasan seluruh
uraiannya tadi agar hadirin memperoleh gambaran pembicaraan secara utuh.

Untuk mencapai hal-hal tersebut di atas diperlukan setidaknya sepuluh teknik agar
dapat berbicara di depan umum secara baik. Teknik-teknik tersebut adalah
1. Pendekatan permulaan bahwa pembicara harus memberikan kesan menarik
pada pembukaan pembicaraan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara membuka
pembicaraan dengan rasa percaya diri.
2. Mengatasi kegugupan atau demam panggung. Hal ini dapat dilakukan dengan
membangun sikap positif terhadap diri sendiri, berdiri dengan tegak dan
tenang, kuasai materi dengan mantap, banyak berlatih, dan pandanglah
pendengar sebagai kesempatan untuk mengembangkan kemampuan diri.
3. Membuat pendengar tertarik. Hal ini dapat dilakukan dengan menyajikan
sesuatu yang baru bagi pendengar. Jangan memohon maaf pada pendengar,
sajikan pembicaraan dengan segar dan aktual dan dapat pula menggunakan
humor asal tidak berlebihan.
4. Jagalah ketepatan berbicara, kejernihan dan volume suara. Hal ini dapat
dilakukan dengan menguasai ruang pembicaraan, tidak banyak mengeluarkan
bunyi e...e...e, bicara dengan tepat, tidak terlalu lambat atau terlalu cepat, dan
gaya berbicara harus terlihat akrab demikian pula isi pembicaraannya.
5. Percaya diri dan perbanyak pembendaharaan kata.
6. Memberikan penekanan pada pembicaraan penting serta bersemangat dalam
menyampaikan pesan.
7. Berbicaralah tepat waktu dan milikilah rasa humor.
8. Gerakan tubuh secara alamiah, berbicaralah secara wajar, dan gunakan
pakaian yang serasi.
9. Bawalah catatan kecil guna membantu penyampaian pesan.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
10. Tutup pertemuan secara mengesankan, ucapkan terima kasih, dan tinggalkan
podium dengan senyuman.

4. Meningkatkan Rasa Percaya Diri saat Berbicara di Depan Umum

Rasa percaya diri mutlak diperlukan terutama pada saat akan berbicara di depan
umum. Rasa percaya diri akan memudahkan si pembicara untuk bisa menguasai
panggung maupun materi yang akan disampaikan. Jangan sampai seorang pembicara
bermasalah dengan rasa percaya dirinya karena tentunya akan menghambat, bukan
hanya penguasaan podium/hadirin, melainkan juga materi yang akan disampaikannya.
Memang, berbicara di depan umum dapat dikatakan mudah-mudah susah. Mudah jika si
pembicara memiliki keberanian dan rasa percaya diri dan susah, jika si pembicara tidak
memiliki rasa percaya diri. Rasa percaya diri bisa dikatakan sebagai kunci kesuksesan
seseorang ketika berbicara di depan umum. Berikut cara mudah meningkatkan rasa
percaya diri saat berbicara di depan umum.
1. Tenang dan Fokus
Cara mudah meningkatkan rasa percaya diri pada saat berbicara di depan umum
adalah tenang, dan fokus. Ketenangan akan memberikan kenyamanan pada diri
pembicara karena ketenangan dapat menghilangkan rasa takut yang pada
akhirnya mampu meningkatkan fokus dan konsentrasi. Ketenangan dan fokus
membuat pembicara memiliki rasa percaya diri ketika berbicara di depan hadirin.
2. Yakinkan diri bahwa kita mampu
Meyakinkan diri sendiri atau memberi motivasi diri sangat diperlukan untuk
menumbuhkan kepercayaan pada diri, sehingga timbul rasa percaya diri.
Keyakinan pada diri akan memunculkan semangat dalam diri, sehingga mampu
utuk bisa melakukan apapun dan melewati semua hambatan yang ada.
3. Anggap semua orang yang hadir sebagai teman.
Salah satu penyebab hilangnya rasa percaya diri saat berbicara di depan umum
adalah rasa takut berhadapan dengan banyak orang terlebih orang tersebut jauh di
atas kemampuan kita, atau orang yang suka mencari-cari kesalahan, maupun yang
akan menjatuhkan diri kita. Hilangkan semua pikiran negatif dan anggap semua
yang hadir sebagai teman. Dengan menanamkan pikiran positif, kita akan dengan
mudah meningkatkan rasa percaya diri pada saat berbicara di depan umum.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
4. Kuasai materi dan perluas wawasan.
Dengan menguasai materi dan memperluas wawasan atau pengetahuan, kita
memiliki persiapan yang cukup untuk berbicara di depan umum. Dengan persiapan
yang cukup matang, kita akan merasa lebih siap dan lebih percaya diri saat
berbicara di depan umum.
5. Tampil penuh rasa percaya diri
Rasa rendah diri yang menyebabkan rasa tidak percaya diri akan menjadi kendala
saat akan berbicara di depan umum. Dengan keyakinan yang kuat dan persiapan
yang matang, kita bisa tampil penuh rasa percaya diri saat berbicara di depan
umum, sehingga mampu mengalahkan rasa rendah diri dan takut yang senantiasa
menghalangi-halangi diri kita.
Kita bisa meningkatkan rasa percaya diri saat berbicara di depan umum dengan
dengan cara mengatasi demam panggung. Salah satu cara agar bisa tampil
percaya diri adalah dengan menguasai topik yang akan dibawakan dan seringnya
tampil di muka umum. Perpaduan antara penguasaan bahan berbicara dengan
frekuensi tampil di muka umum akan mempengaruhi otak, terutama daerah lobus
pariental, sehingga dapat meningkatkan fokus tubuh, melepaskan ketegangan dan
kecemasan saat berbicara di depan umum. Dengan demikian, komunikasi yang
baik dan efektif menjadi semakin baik dan mudah saat berbicara di depan umum
serta meningkatkan kemampuan berbicara di depan umum.

Penyebab Ketakutan Berbicara di Depan Umum


Berbicara di depan umum bagi sebagian kita merupakan hal yang biasa, tidak
menakutkan dan tidak pula memerlukan persiapan khusus untuk melakukannya. Namun
bagi sebagian yang lain, berbicara di depan umum merupakan hal yang menakutkan, sulit
untuk dilakukan dan perlu rasa percaya diri ekstra untuk bisa melakukannya. Terlebih bagi
mereka yang baru pertama kali melakukannya. Bahkan ada kalanya ketakutan tersebut
menyebabkan keluarnya keringat dingin hingga mengakibatkan jatuh pingsan atau tak
sadarkan diri.
Apa yang terjadi pada otak saat sedang merasa takut untuk berbicara di depan
umum? Semua aktivitas tubuh berpusat pada otak, termasuk kemampuan berbicara.
Semua bentuk ucapan atau kemampuan berbicara secara langsung terhubung dengan
lobus pariental. Di mana adanya kerusakan atau pengaruh negatif pada lobus pariental

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
dapat menyebabkan terganggunya kemampuan berbahasa yang mengakibatkan
terhambatnya komunikasi.
Ketakutan yang terjadi saat akan berbicara di depan umum bisa dikatakan sebagai
respon negatif. Respon negatif ini akan menegangkan saraf-saraf pada lobus parental dan
mempengaruhi lobus pariental dalam menciptakan komunikasi yang efektif, sehingga
mengakibatkan terganggunya kemampuan berbahasa dan terhambatnya komunikasi.
Itulah mengapa saat mengalami ketakutan berbicara di depan umum, kemampuan
berkomunikasi menjadi sangat sedikit bahkan hilang karena daerah lobus pariental dalam
otak mendapatkan pengaruh negatif dari rasa takut.
Untuk mengatasinya, seseorang harus menghilangkan penyebab dari respon negatif
tersebut, yakni rasa takut yang dialaminya. Saat ketakutan hilang, ketegangan yang terjadi
pada saraf akan mereda dan kemampuan berbicara juga akan kembali lancar dan tidak
terganggu. Untuk mengatasi ketakutan berbicara di depan umum, sebenanya banyak cara
yang bisa kita lakukan, seperti meningkatkan rasa percaya diri dan melakukan teknik
relaksasi. Banyak orang yang mengalami ketakutan saat akan berbicara di depan umum.
Bahkan hasil penelitian menunjukkan bahwa 75% dari seluruh jumlah penduduk
mengalami tingkat kecemasan dan ketakutan yang tinggi saat akan berbicara di depan
umum. Ada tujuh penyebab ketakutan berbicara di depan umum. Berikut tujuh penyebab
ketakutan berbicara di depan umum.
1. Munculnya rasa takut yang berlebihan
2. Kurangnya rasa percaya diri
3. Kurangnya persiapan, baik materi maupun penampilan
4. Trauma akibat pengalaman buruk pada masa lalu
5. Takut membuat kesalahan pada saat berbicara di depan umum
6. Takut ditertawakan apabila membuat kesalahan dan hal lain yang akan
mempermalukan diri sendiri
7. Takut tidak bisa melakukannya dengan baik
Itulah tujuh penyebab ketakutan berbicara di depan umum yang harus kita ketahui.
Tentunya kita harus mampu mengalahkan dan mengatasi penyebab ketakutan tersebut.
Jika tidak, selamanya kita tidak akan pernah bisa memiliki kemampuan berbicara di depan
umum.
Untuk bisa mengatasinya, sebenarnya banyak cara yang bisa kita lakukan, salah
satunya adalah dengan merasa tenang dan fokus. Jika kita perhatikan betul, berbicara di

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
depan umum sama seperti ketika kita berbicara dengan rekan atau sahabat. Hanya saja
saat berbicara di depan umum, orang yang kita ajak bicara lebih banyak. Dengan
menerapkan cara ini, kita bisa merasa lebih tenang dan fokus.
Munculnya rasa takut saat akan berbicara di depan umum adalah hal yang wajar.
Bahkan hampir semua orang pernah mengalaminya. Namun jika rasa takut yang dialami
berlebihan, bahkan hingga membuat ingin berlari atau menghindarinya, hal itu perlu
diwaspadai karena bisa jadi ketakutan terjadi karena glosofobia.

Waspadai Glosofobia, Kenali Tanda dan Gejalanya


Glosofobia merupakan jenis fobia sosial di mana penderitanya mengalami ketakutan
saat akan berbicara terlebih ketika berdiri di depan umum. Dalam taraf yang signifikan,
ketakutan tersebut dapat mengendalikan kehidupan, sehingga berdampak pada hubungan
sosial terutama dengan orang lain. Untuk itu, kita perlu mewaspadai ketakutan yang kita
miliki. Tidak menutup kemungkinan, ketakutan yang terjadi pada diri kita karena
glosofobia.
Glosofobia terjadi ketika tubuh bereaksi memberikan sinyal berupa tanda atau gejala
tertentu. Beberapa orang mungkin hanya mengalami satu atau dua gejala. Namun
beberapa orang mengalami lebih dari dua gejala. Berikut tanda dan gejalanya: kesulitan
dalam berbicara, keluar keringat dingin, sesak nafas, mual yang mengakibatkan rasa ingin
muntah, tubuh lemas/tidak bertenaga, suara bergetar, tarikan nafas cepat, dan tubuh
bergetar.
Jika ketakutan yang kita rasakan telah menunjukkan seperti yang disebutkan di atas,
hal tersebut perlu diwaspadai. Jangan biarkan glosofobia menguasai kehidupan kita
karena bila kita dapat melepaskan diri dari glosofobia, akan membuat kita menjadi orang
yang percaya diri, sehingga mampu melakukan apapun yang kita inginkan, termasuk
memiliki keterampilan berbicara di depan umum.
Glosofobia merupakan salah satu jenis fobia, yakni fobia sosial di mana
penderitanya memiliki ketakutan pada situasi sosial, bahkan pada taraf yang cukup
signifikan dapat menyebabkan masalah dalam pekerjaan, sekolah atau kehidupan sosial
lainnya. Ketakutan berbicara di depan umum atau glosofobia terjadi karena pikiran bawah
sadar mengambil alih kesadaran dan menganggap situasi sosial sebagai sebuah
ancaman, sehingga tubuh merespon dengan melawan atau lari menghindar. Uniknya,
glosofobia hanya mempengaruhi kemampuan berbicara, bukan yang lain. Seseorang yang

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
terkena glosofobia bahkan bisa bernyanyi atau menari dihadapan orang banyak. Hanya
saja mereka kesulitan saat harus berbicara di depan umum.
Sebenarnya, ketakutan berbicara di depan umum, baik yang terjadi karena
glosofobia maupun tidak, jika ditinjau dari akar permasalahannya adalah dua hal yang
sama, yakni suatu keadaan di mana rasa takut dalam pikiran bawah sadar menguasai dan
mengambil alih pikiran sadar. Saat pikiran bawah sadar telah menguasai pikiran sadar,
tubuh akan merespon sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh pikiran bawah sadar
yakni mengalami ketakutan. Jika ketakutan tersebut terus dibiarkan, kemungkinan besar
selamanya diri tidak akan bisa terlepas dari ketakutan tersebut.
Untuk mengatasinya, hal yang harus dilakukan adalah melawan rasa takut tersebut.
Sama halnya dengan glosofobia, penderita glosofobia harus melawan rasa takut atau
fobia yang dialaminya. Caranya adalah kita hanya perlu membuang jauh-jauh rasa takut
tersebut dari pikiran dan menggantinya dengan rasa percaya diri. Saat rasa takut hilang
dan berganti dengan rasa percaya diri, tentu bisa menjadi orang yang percaya diri saat
berbicara di depan umum, sehingga tidak akan kesulitan saat harus berbicara di depan
umum. Namun untuk membuang jauh-jauh rasa takut dari pikiran, kita harus memiliki
keinginan yang kuat.
Glosofobia dapat diatasi dengan sepuluh cara berikut: (1) perbanyak latihan
berbicara di depan umum, (2) perluas wawasan dan pengetahuan, (3) persiapkan materi
yang akan disajikan secara matang, (4) persiapkan penampilan dan berikan yang terbaik,
(5) tenang dan fokus serta hilangkan semua beban yang ada, termasuk rasa takut yang
menghantui diri, (6) tingkatkan rasa percaya diri, (7) yakinkan diri bahwa mampu
melakukannya, (8) biasakan untuk berbicara di depan umum, (9) aktif berorganisasi, dan
(10) rencanakan serta buatlah persiapan sebelum berbicara.
Sepuluh cara di atas dapat membantu seseorang mengatasi ketakutan saat akan
berbicara di depan umum. Namun yang harus diingat, ketakutan berbicara di depan umum
adalah hal yang wajar. Bahkan hampir semua orang pasti pernah mengalaminya.
Termasuk orang yang selama ini telah mahir berbicara di depan umum, pasti pada
awalnya mereka juga mengalami rasa takut. Untuk itu kita harus bersungguh-sungguh
menghilangkan rasa takut tersebut.
Bila kita dapat menghilangkan glosofobia yang bersarang dalam jiwa, kita akan
mampu untuk tampil berbicara di depan umum. Jika kita memiliki kemampuan berbicara di

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


17 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
depan umum akan banyak keuntungan yang didapat. Maka, jangan ragu untuk diri kita
bisa berbicara di depan umum apalagi pada zaman teknologi informasi saat ini.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


18 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
5. Manfaat Terampil Berbicara di Depan Umum

Terampil berbicara di depan umum sangat diperlukan guna meningkatkan kualitas


diri. Perkembangan zaman dan teknologi memaksa setiap orang untuk dapat bersaing
meningkatkan kualitas diri. Dengan keterampilan berbicara di depan umum, kita akan
menjadi orang yang banyak dicari. Bahkan, lebih dari itu, terampil berbicara di depan
umum juga memiliki banyak manfaat. Ada sepuluh manfaat memiliki kemampuan
berbicara di depan umum:
1. Meningkatkan keterampilan berbicara dan profesionalisme kerja
Berbicara di depan umum secara tidak langsung akan meningkatkan
keterampilan seseorang dalam berbicara. Semakin sering berbicara di depan
umum, semakin baik pula keterampilan berbicara yang dimiliki. Sebagai
seorang karyawan, apalagi sebagai pimpinan suatu perusahaan sudah
seharusnya memiliki keterampilan berbicara di depan umum. Dengan
kemampuan tersebut tentunya akan semakin meningkatkan profesionalisme
kerja.
2. Meningkatkan kemampuan dan kualitas diri
Dengan memiliki kemampuan berbicara di depan umum, secara tidak
langsung kita terus-menerus mengasah kemampuan diri yang pada akhirnya
dapat meningkatkan kualitas diri.
3. Memperluas jaringan
Kemampuan berkomunikasi dengan baik terutama berbicara di depan umum
dapat memperbanyak teman, kenalan, atau rekan bisnis yang semuanya
dapat memperluas jaringan kerja atau usaha.
4. Memperluas dan membuka kesempatan seluas-luasnya
Dengan kemampuan terampil berbicara di depan umum, jaringan yang kita
miliki akan semakin luas, sehingga akan memudahkan kita untuk membuka
kesempatan untuk makin berkembang, meningkatkan penjualan maupun
memperbesar usaha yang kita lakukan.
5. Meningkatkan rasa percaya diri
Kemampuan berbicara di depan umum dapat meningkatkan rasa percaya diri.
Percaya atau tidak, jika kita terbiasa berbicara di depan umum dan selalu

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


19 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
sukses saat melakukannya, rasa percaya diri secara otomatis juga akan makin
meningkat.
6. Meningkatkan kemampuan mempengaruhi
Kemampuan berbicara di depan umum dapat meningkatkan kemampuan
untuk mempengaruhi.
7. Meningkatkan kemampuan belajar
Kemampuan berbicara di depan umum dapat meningkatkan kemampuan
belajar. Berbicara di depan umum secara terus menerus dapat mengasah
kemampuan otak dan meningkatkan kemampuan belajar.
8. Meningkatkan kemampuan berpikir kritis
Berbicara di depan umum, akan meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
Kemampuan berpikir kritis terkait dengan kemampuan otak untuk mencari
pemecahan dari suatu permasalahan secara cepat dan tepat. Berbicara di
depan umum akan merangsang otak untuk memiliki keahlian tersebut.
9. Meningkatkan kemampuan memimpin
Seringkali orang yang ditunjuk untuk berbicara di depan umum adalah orang
yang dianggap memiliki kelebihan, keunggulan maupun keahlian di suatu
bidang, termasuk dalam hal kepemimpinan. Berbicara di depan umum secara
tidak langsung akan meningkatkan kemampuan seseorang dalam memimpin.
10. Mengatasi rasa takut untuk berbicara di depan umum
Alasan pentingnya memiliki keterampilan berbicara di depan umum adalah
untuk mengatasi rasa takut berbicara di depan umum. Berbicara di depan
umum akan memaksa kita mengalahkan rasa takut yang kita miliki. Dengan
demikian, semakin sering kita berbicara di depan umum, semakin mudah bagi
kita untuk mengatasi rasa takut tersebut.

Percaya Diri dan Mentalitas


Tingkat kepercayaan diri dan mentalitas merupakan salah satu kunci untuk menuju
kehidupan yang sukses. Seseorang yang memiliki rasa percaya diri dan mental yang kuat
akan dengan mudah beradaptasi dengan berbagai macam kalangan masyarakat dalam
situasi serta kondisi apa pun. Setiap indvidu memiliki tingkat percaya diri dan mentalitas
yang berbeda-beda. Itulah mengapa ada orang yang mudah mencapai sebuah
kesuksesan dan mewujudkan cita-citanya, tetapi ada juga yang sama sekali tidak bisa

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


20 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
mewujudkan impiannya. Hal itu terjadi karena adanya kepercayaan diri dan mentalitas
yang prima.

Seseorang yang memiliki rasa percaya diri dan mental yang kuat akan dengan
mudah mengutarakan pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya. Karena rasa
percaya diri dan mental yang kuat itu pula, seseorang bisa dengan mudah mendapatkan
ilmu, pengetahuan, serta kemampuan yang baru.
Munculnya rasa percaya diri dan mental yang kuat tentunya dipengaruhi oleh
kebiasaan dan kondisi psikologis. Orang yang mudah mengalami gugup dan cemas
merupakan penyebab kurangnya rasa percaya diri serta lemahnya mentalitas. Maka, kita
harus bisa meningkatkan rasa percaya diri dan mentalitas dengan tujuan agar bisa lebih
baik ketika menjalani aktivitas setiap harinya.

Kemampuan dan Pengembangan Diri


Memiliki berbagai macam kemampuan serta memiliki pengembangan diri yang baik
dalam melakukan berbagai hal tentu menjadi impian semua orang. Untuk dapat
melakukan itu semua tentunya dibutuhkan kemampuan serta pengembangan diri yang
berasal dan bersumber dari otak.
Kita harus memiliki otak yang sehat, sehingga dapat bekerja dengan baik. Karena
otak memiliki banyak bagian dan banyak fungsi, selain sebagai tanda bahwa otak manusia
sebagai tempatnya pikiran, ternyata di dalam otak terdapat pikiran sadar dan pikiran
bawah sadar. Akan sangat mudah memiliki berbagai macam kemampuan untuk
mengembangkan diri jika dalam pikiran bawah sadar tertanam sesuatu yang positif. Selain
melakukan pelatihan, belajar dan menambah ilmu pengetahuan serta pengalaman hidup,
kita juga harus mampu mengendalikan pikiran bawah sadar karena dalam menjalani
kehidupan ini, manusia tidak bisa lepas dari masalah psikologis maupun rasa takut untuk
melakukan berbagai hal.
Masalah psikologis dan fobia akan menjadi penghalang untuk bisa mewujudkan
impian. Kita harus memiliki cara untuk mengatasi dan menghilangkan gangguan psikologis
dan fobia karena akan berdampak buruk bagi diri kita, orang di sekitar kita, maupun
aktivitas yang kita jalani. Memang tidak mudah untuk bisa mengatasi dan menghilangkan
gangguan psikologis serta fobia tersebut dibutuhkan niat yang kuat serta kesungguhan
untuk mengatasi dan menghilangkannya.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


21 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
22 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
6. Teknik-Teknik Berbicara di Depan Umum

Keterampilan berbicara di muka umum memang sesuatu yang perlu dilatih, terlebih
lagi bila kita seorang yang cenderung tertutup/introver. Keterampilan ini dapat diasah
dengan sering berlatih, sehingga dapat meningkatkan rasa percaya diri. Untuk berinteraksi
dengan orang lain, gunakan beberapa metode berikut untuk memperbaiki kemampuan
berbicara di depan umum.
Untuk berbicara di depan umum, perlu persiapan yang baik, pemikiran dan kelakuan
yang percaya diri, serta memperhatikan suara dan bahasa tubuh. Agar nyaman berbicara
di depan umum, kenali hadirin. Rasa tertekan ketika berbicara di depan umum biasanya
terjadi karena tidak mengenal hadirin. Kita tidak tahu apakah apa yang kita katakan sudah
benar. Kita juga tidak tahu apakah perkataan kita dapat diterima hadirin.
Pikirkan alasan mengapa kita diminta bicara oleh mereka. Cari tahu mengenai
berapa banyak pendengar yang akan hadir, usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan,
agama, dan apakah hadirin mengenal pembicara. Bila kita mengetahui hal tersebut, kita
akan dapat menyampaikan pidato dengan nyaman di depan umum karena hadirin yang
datang dapat mempengaruhi cara kita berbicara.
Ubah cara pikir kita. Pikiran negatif yang berkaitan dengan kemampuan berbicara di
depan umum dapat mengganggu kemampuan kita dalam menyampaikan pidato. Daripada
membiarkan pikiran negatif, ubahlah pikiran tersebut menjadi pikiran positif. Bila kita
merasa gugup atau takut, kemungkinan besar kita merasa sudah berbuat suatu
kesalahan. Pikiran-pikiran tersebut akan mengubah suara dan bahasa tubuh secara
negatif. Daripada membiarkan pikiran-pikiran negatif membusuk dalam kepala, ingatkan
diri untuk berpikir secara positif. Pikiran positif akan mencerahkan perasaan, membuat kita
merasa lebih santai dan percaya diri. Misalnya, daripada berpikir tentang "semestinya
saya tidak usah berpidato", ubahlah cara berpikir dan berikan sedikit motivasi dengan
mengatakan, "wah, saya bisa membagikan pengetahuan saya dalam sebuah topik yang
sudah saya dalami dengan orang-orang hebat yang ingin mendengar apa yang saya akan
katakan". Anggaplah kesempatan berbicara ini sebagai sebuah pujian. Ketahuilah bahwa
kemungkinan besar orang-orang yang datang memang hendak mendengarkan
pembicaraan kita.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


23 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Belajarlah untuk merasa nyaman dengan keheningan. Kita mungkin merasa
canggung dengan keheningan, terutama kalau sedang berdiri di depan banyak orang yang
memerhatikan segala tindak-tanduk kita dan menunggu kita mengatakan sesuatu. Akan
tetapi, sesungguhnya keheningan adalah waktu yang tepat untuk bernapas dan mengingat
semua yang ingin kita katakan. Kalau kita nyaman dengan keheningan, akan lebih mudah
tentunya memberi jeda dan interval saat berbicara di depan umum. Tentu kita tidak ingin
menyampaikan sebuah pidato dengan terburu-buru. Tersenyumlah dan kumpulkan
pikiran, tetapi jangan terlalu lama. Kalau yang kita katakan cukup baik, hadirin takkan
peduli dengan sedikit keheningan.
Gunakan keheningan sebagai suatu kesempatan untuk menyadari pernapasan dan
menenangkan diri. Kita juga dapat menggunakan keheningan untuk membuat suatu
pernyataan yang lebih "mengena" untuk hadirin. Kalau kita sedang berbicara di depan
umum dan ingin hadirin benar-benar meresapi sesuatu, gunakan keheningan sebelum
bergerak lebih jauh. Keheningan adalah teman, bukan lawan.
Cari tahu seperti apa pola bicara kita. Dengan memahami cara berbicara saat
berbincang dengan orang lain, kita dapat meningkatkan kemampuan berbicara di depan
umum.
Perhatikan semua “kata pengisi" yang digunakan saat berbincang dengan orang
lain. Kata-kata pengisi itu adalah suara-suara atau kata-kata yang dibuat saat memproses
pikiran dan tidak tahu apa yang hendak dikatakan selanjutnya, seperti "ah", "em", "kayak",
dan sebagainya. Kita dapat mengurangi penggunaan kata pengisi kalau merasa nyaman
dengan keheningan.
Sebenarnya, kita sudah memiliki kebiasaan berbicara yang meresap dalam diri
karena terus-menerus diulang sepanjang hidup. Misalnya, kalau ada orang bersin, kita
mungkin mendoakan orang itu. Perilaku bicara seperti ini juga ada pada saat berbicara di
depan umum. Tentukan perilaku apa yang sudah biasa dilalukan, baik verbal maupun
nonverbal.
Setelah menentukan apa saja perilaku-perilaku tersebut, kita dapat mulai
membenahinya. Mungkin, ketika gugup, kita akan membenarkan posisi kacamata, atau
membersihkan kuku, atau menggunakan lebih banyak kata pengisi.
Untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan itu, belajarlah menyadari suatu hal yang
dilakukan dalam berbagai situasi. Misalnya, ketika sedang berbicara dengan teman

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


24 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
melalui telepon, sadarilah apa yang sedang dilakukan. Ketika kita menyadari sedang
melakukan sesuatu, usahakan untuk berhenti.
Menyiapkan Diri Berpidato Rencanakan dengan matang. Luangkan waktu untuk
merencanakan pidato dengan baik agar saat berpidato, pidato itu terasa alami dan normal.
Kalau kita terbiasa dengan isi pidato, kita pun takkan merasa tertekan
Anggap berpidato sebagai sebuah permainan teater. Kalau kita tidak menghafalkan
dialog dengan baik, kita tidak akan mampu memulai berbicara dan menarik perhatian
hadirin. Hadirin tahu ketika seorang pemain teater lupa akan dialognya.
Semakin banyak persiapan, semakin sedikit kekhawatiran. Mungkin juga akan
merasa terbantu kalau kita membuat sebuah karakter. Kita tidak hanya perlu menjadi diri
kita. Namun, kita juga harus dapat membuat sebuah pesona baru. Kalau kita seorang
yang introver, buatlah seolah menjadi karakter ekstrover dan mainkan karakter tersebut
saat berbicara depan umum.
Rencanakan semua yang dapat direncanakan agar saat berbicara, kita tinggal
memusatkan pikiran pada apa yang hendak dikatakan. Kita tidak hanya harus tahu seperti
apa pidato, tetapi juga harus sudah merencanakan pakaian apa yang akan dikenakan dan
makanan apa yang akan dimakan.
Rencanakan akan mengenakan pakaian apa sehari sebelumnya. Kalau kita sudah
siap, kita tidak perlu khawatir. Rencanakan apa yang akan kita makan serta waktunya.
Kalau kita tahu bahwa kita akan merasa sedikit gugup dan bisa jadi akan terasa lapar,
rencanakan makan beberapa jam sebelumnya.
Tuliskan sebuah kerangka pidato. Kita tidak perlu menuliskan seluruh pidato. Akan
tetapi, siapkanlah sebuah kerangka pidato yang dapat akan digunakan. Kita memang
seharusnya menghafal pidato. Akan tetapi, dengan kerangka, kita dapat memastikan
bahwa kita sudah menyampaikan semua poin yang hendak disampaikan. Dengan
kerangka, pidato kita akan terasa lebih mengalir. Karena bila kita lupa materi apa yang
selanjutnya akan disampaikan, kita tinggal melirik kerangka yang sudah dibuat.
Dalam kerangka yang sudah dibuat, sertakan pula kalimat inti pidato. Seperti dalam
sebuah esai, kalimat inti akan dapat membantu menyampaikan apa yang hendak
disampaikan. Kalimat inti memudahkan kita serta hadirin menentukan apa sebenarnya
yang menjadi inti pidato karena hadirin akan menilai bahwa kita tampak siap dan
berpengetahuan.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


25 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Kita mungkin akan tiba-tiba berbicara mengenai suatu hal yang lain saat sedang
berpidato, bergantung pada seperti apa forum yang ada. Kita dapat segera kembali pada
apa yang ingin kita katakan kalau kita punya kerangka dan pengetahuan yang jelas
terhadap topik.
Kita perlu melatih keterampilan pidato kita sambil direkam. Kita akan lebih percaya
diri dengan berlatih. Berlatihlah dengan baik: praktikkan pidato kita sambil direkam.
Perhatikan cara kita berbicara, tenor suara, bahasa tubuh, serta faktor-faktor lain.
Kemudian, perhatikan kembali rekaman tadi dan catatlah apa yang perlu menjadi
perhatian. Buat perubahan sesuai kebutuhan.
Seperti atlet atau seniman, kita pun perlu berlatih agar dapat sukses. Saat berlatih
pidato, berbicaralah dengan sedikit lebih lambat agar kita dapat benar-benar mencerna
apa yang kita katakan dan bagaimana akan tampak bagi orang lain. Saat berpidato di
muka umum, kita mungkin akan punya kecenderungan untuk berbicara lebih cepat
daripada biasanya. Akan tetapi, kita harus dapat menjaga tempo dengan berlatih.
Dengan berlatih, kita pun akan lebih hafal terhadap pidato yang telah kita buat dan
merasa siap. Saat akhirnya kita perlu berbicara di depan umum karena kita sudah merasa
amat siap.
Bernapaslah dalam-dalam, tersenyumlah, dan minum air agar terhindar dari
dehidrasi. Pernapasan adalah komponen kunci dalam menyampaikan pidato yang luar
biasa. Napas dan oksigen yang masuk ke dalam tubuh akan membuat diri tenang dan
fokus. Senyum dapat membuat kita merasa bahagia dan tegukan air menambah tenaga.
Saat tersenyum, kita akan merasa lebih baik.
Saat kita mengambil waktu sebentar untuk bernapas, kita akan menurunkan tingkat
detak jantung sambil memproses apa yang kita lakukan dan katakan. Ketika gugup, kita
akan bernapas lebih dangkal. Pernapasan dangkal seperti ini tidak memberikan otak kita
cukup oksigen dan pikiran pun jadi terganggu.
Pernapasan yang dalam dan rata dapat membantu kita menenangkan pikiran dan
tubuh. Selain itu, tersenyumlah. Senyum akan mengeluarkan hormon endorfin dalam otak.
Hormon ini membuat kita merasa bahagia. Pastikan juga tubuh kita diberi air yang cukup.
Ketika kita dehidrasi, kita takkan mampu berpikir dengan jelas. Tubuh kita pun akan lebih
mudah lelah.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


26 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Beristirahatlah, dan kenakanlah pakaian yang cocok. Kalau kita tahu akan berpidato
di pagi hari, beristirahatlah yang cukup di malam hari. Lalu, kalau kita sudah merasa
cukup segar, kenakanlah pakaian yang sudah kita rencanakan sebelumnya.
Lakukan apa pun yang Anda perlukan agar tubuh terasa santai dan kita dapat tidur
dengan tenang. Berolahragalah, tontonlah sebuah film, bacalah buku yang selalu kita
inginkan. Coba setidaknya luangkan waktu tidur delapan jam agar kita dapat merasa
segar saat bangun.
Rencanakan pakaian yang akan kita kenakan agar saat kita hendak berpidato, kita
tinggal mengenakannya. Kita harus mengenakan sesuatu yang memberikan rasa percaya
diri dan membuat kita merasa seperti orang hebat. Baik itu jas baru yang membuat kita
merasa bisa menguasai dunia, atau gaun berkelas yang benar-benar pas di tubuh.
Berpakaianlah dengan tepat dan dengan cocok dan kenakanlah sesuatu yang membuat
kita merasa percaya diri. Kalau kita merasa bahwa penampilan kita keren, rasa percaya
diri pun akan meningkat tajam.

Berbicara di Depan Umum atau Menyampaikan Presentasi


Lakukan pemanasan. Sebelum berpidato, kita harus mempersiapkan suara dan
tubuh terlebih dahulu. Regangkan tubuh, agar terasa ringan dan tidak tampak kaku saat
sedang bicara.
Persiapkan suara dengan berlatih, seperti menyuarakan seluruh jangkauan vokal.
Mulailah dengan nada serendah-rendahnya, kemudian naikkan secara perlahan hingga
nada paling tinggi. Ulangi kembali.
Lakukan beberapa latihan berbicara dan kalimat-kalimat rumit untuk mempersiapkan
mulut dan meringankan rahang.
Perkenalkan diri. Meski berbicara dengan orang-orang yang sudah kita kenal,
pengenalan diri adalah cara yang mudah untuk masuk ke pidato dan mempersiapkan
hadirin. Perkenalan diri dapat hanya dengan menyatakan nama dan jati diri kita. Lalu,
jelaskan alasan kita berbicara hari ini.
Jika dirasa patut, kita juga dapat menjadi lebih santai. Mulailah dengan cerita
sewaktu kecil mengenai sesuatu yang terjadi pada diri kita, hubungkan dengan topik yang
akan dibicarakan. Sebuah cerita atau lawakan adalah pemecah suasana yang baik.
Kita dapat menenangkan dan memusatkan perhatian hadirin dengan mengenalkan
diri sebelum mulai berbicara. Selain itu juga, kita pun akan merasa lebih santai. Kita tentu

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


27 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
ingin agar hadirin merasa lebih dekat dengan diri kita, sehingga ada perasaan nyaman
untuk kita ketika berbicara di hadapan mereka.
Mulailah pidato dengan menyampaikan kalimat inti. Kemudian, secara singkat,
sampaikan kerangka pidato yang sudah kita siapkan. Dengan menyampaikan kalimat inti,
hadirin akan tahu topik pidato kita. Mereka pun akan melihat bahwa kita sudah siap.
Kemudian lanjutkan dengan kerangka pendek pidato. Dengan demikian, kita menunjukkan
bahwa kita tidak meremehkan kesempatan ini dan menyampaikan kepada hadirin bahwa
pidato yang kita sampaikan akan ada bagian akhirnya. Hadirin akan senang jika mereka
tahu pidato kita akan berhenti di satu titik. Mereka akan lebih mudah menjaga fokus dan
tidak mengantuk sejak awal.
Dengan menyatakan kerangka, kita pun akan dapat mengingat apa yang hendak
dikatakan sebelum masuk ke pidato.
Lakukan kontak mata dan gunakanlah bahasa tubuh yang baik. Lihat mata hadirin,
serta gunakan ekspresi muka serta tangan. Apa pun topic kita, ingatlah bahwa pidato kita
tidak membosankan dan kita pun tidak membosankan.
Lihat mata hadirin. Tetapkan perhatian pada satu orang, kemudian lakukan kontak
mata selama satu atau dua kalimat. Dengan demikian, kita akan tampil sedang berbicara
kepada para penonton dan bukan ke arah penonton. Dengan kontak mata, kita juga akan
merasa lebih tenang. Kita mungkin akan merasa lebih nyaman dengan memfokuskan
perhatian pada satu orang dan memperlakukan pidato kita seperti percakapan dan bukan
berbicara pada sekelompok orang.
Bahasa tubuh kita sepenting kata-kata. Kalau kita hanya berdiri tegak dan tampak
tegang, kita pun akan tampak gugup dan membosankan. Kalau kita terlalu banyak
menggerakkan tangan, atau bergerak terlalu banyak, kita akan tampak panik dan gugup.
Berdirilah tegak, ingatlah semua kebiasaan gugup kita. Bergeraklah ketika sedang
berpindah ke poin lain. Berjalanlah, tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat. Pastikan
kecepatan jalan mengikuti kecepatan bicara.
Perhatikan artikulasi. Saat berbicara di depan umum, kita perlu memperhatikan
artikulasi. Apa yang kita katakan harus terdengar. Apabila apa yang kita tidak terdengar
atau tidak dapat dipahami, hadirin akan cepat bosan. Berbicaralah dengan lambat dan
kencang agar hadirin dapat mendengar. Tentunya, jangan berlebihan. Cobalah
menyelesaikan setiap kata sebelum mengucapkan kata selanjutnya.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


28 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Kita akan terbantu kalau kita ingat bernapas dan merasa nyaman dengan
keheningan. Perhatikan nada suara. Jangan sampai terdengar seperti robot yang
monoton. Kita dapat mengubah nada suara menjadi sangat tertarik atau sangat lembut
untuk menyampaikan perasaan tertentu.
Tunjukkan energi. Hadirin akan punya energi begitu pun kalau energi yang kita
tunjukkan adalah energi gugup, hadirin pun akan merasakannya. Jangan ikuti energi
hadirin; tuntunlah energi itu.
Cara bicara serta bahasa tubuh akan menunjukkan energi apa yang ada pada tubuh
kita kepada hadirin. Kita bersemangat mengenai topik yang kita sampaikan dan kita
mengenal topik itu dengan cukup baik hingga kita bisa bicara di depan umum. Gunakanlah
energi itu untuk menuntun hadirin.
Ingatlah untuk berpikir positif dan tersenyum. Energi positif seperti ini akan
mempengaruhi hadirin dan sebagai hasilnya akan kembali kepada kita juga. Ikutilah
kerangka Anda. Saat dibutuhkan, lirik kembali kerangka itu. Akan tetapi, jangan lihat dan
baca kerangka itu.
Dengan latihan dan mengajak audiens bicara, seharusnya Anda tidak perlu melihat
dan membaca kerangka yang sudah Anda buat. Akan tetapi Anda kadang mungkin perlu
meliriknya agar semua poin penting dapat tersampaikan.
Kalau Anda berbicara di sebuah podium, Anda juga dapat meletakkan kerangka
pidato Anda pada podium itu. Saat berbicara, Anda dapat berjalan pergi dari podium itu.
Anda juga dapat menggunakan kerangka Anda sebagai titik jangkar. Titik ini adalah
tempat aman yang selalu dapat Anda kunjungi. Bernapaslah, kemudian biarkan audiens
meresapi apa yang Anda katakan, kemudian cek ulang untuk memastikan Anda sudah di
jalur yang benar.
Bersenang-senanglah. Orang-orang yang punya keterampilan berbicara depan
umum yang baik biasanya bersenang-senang saat berbicara di depan umum. Anda harus
bangga bahwa Anda dapat membagikan pengetahuan dan orang-orang ingin mendengar
apa yang ingin Anda sampaikan.
Saat mengakhiri pidato, Anda mungkin ingin memberikan simpulan poin-poin utama
dan mengulangi kembali kalimat inti Anda. Berterimakasihlah kepada hadirin karena telah
mendengarkan pidato Anda dan menjadi audiens yang luar biasa. Lalu, tanyakan apakah
mereka punya pertanyaan.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


29 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Sebelum Anda memulai pidato, sebaiknya Anda menuliskan beberapa pertanyaan
yang Anda sendiri punya mengenai topik yang akan Anda sampaikan, pertanyaan-
pertanyaan yang pernah Anda dengar sebelumnya, atau pertanyaan-pertanyaan yang
Anda pikir akan ditanyakan. Jawablah pertanyaan-pertanyaan itu dengan baik. Menjawab
pertanyaan harusnya tidak sulit karena Anda sudah mengenal topik dengan baik.
Apabila tidak ada orang yang bertanya, tunjukkan bahwa Anda seseorang yang
berpengalaman dengan menanyakan hal-hal tertentu. Kemudian gunakan salah satu
pertanyaan yang Anda tulis.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


30 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Daftar Pustaka

De Vito, Joseph A. 1994. The Public Speaking Guide. New York: Harper College. 

Helena, Olli. 2007. Public Speaking. Jakarta:PT Indeks.

Prochnow, Herbert V. 1987. Penuntun Menuju Sukses dalam Berpidato. Bandung:CV


Pionir
 
Susanto, Astrid. 1975. Pendapat Umum. Bandung:Binacipta.
 
Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Retorika Modern:Pendekatan Praktis. Cetakan ke-6
Bandung:Remaja Rosdakarya.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


31 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai