Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

BAHASA INDONESIA

Kalimat Efektif

Tatap Muka

8
Fakultas: UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA
Rengga Sendrian, M.Hum
Program Studi: MATA KULIAH CIRI UNIVERSITAS
Abstrak Kompetensi

5.1 Modul ini akan


menjelaskan tentang Setelah mempelajari materi ini
pengertian kalimat, tataran mahasiswa mampu memahami:
kalimat, pengertian kalimat Pengertian kalimat, pengertian
efektif, syarat-syarat kalimat efektif, tataran kalimat,
kalimat efektif dan ciri-ciri syarat-syarat kalimat efektif, dan
kalimat efektif. ciri-ciri kalimat efektif.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Kalimat Efektif

Latar Belakang

Standarisasi Modul ini disusun dan diterapkan untuk


1. Menjadi acuan bagi mahasiswa untuk memahami pengertian kalimat.
2. Membantu mahasiswa dalam memahami kalimat efektif.
3. Membantu mahasiswa dalam memahami tataran kalimat.
4. Membantu mahasiswa untuk memahami syarat-syarat kalimat efektif.
5. Membantu mahasiswa untuk memahami ciri-ciri kalimat efektif.

Sistematika Template

Daftar Isi
1. Pengantar...............................................................................................................................4
2. Pengertian Kalimat................................................................................................................4
2.1. Tataran Kalimat.................................................................................................................5
2.2. Unsur-Unsur Kalimat.........................................................................................................7
3. Klasifikasi Kalimat..................................................................................................................9
4. Kalimat Efektif.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................11

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
1. Pengantar

Sebelum membicarakan kalimat efektif, terlebih dahulu akan dibicarakan


mengenai pengertian kalimat, tataran kalimat, unsur-unsur kalimat, dan klasifikasi
kalimat.

2. Pengertian Kalimat

Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Hal ini disebabkan


antara lain karena dengan perantaraan kalimatlah seseorang baru dapat
menyampaikan maksudnya secara lengkap dan jelas (Finoza, 2004:111).
Banyak versi kalimat yang telah didefinisikan oleh linguis Indonesia. Di
antaranya: Alwi, Finoza, Kridalaksana, dan Ramlan. Alwi (2000:64) menyebutkan
bahwa kalimat adalah bagian bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang
utuh. Dalam ujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras
lembut, disela oleh jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Dalam wujud tulisan,
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca, yaitu tanda
titik (.) untuk kalimat deklaratif, tanda tanya (?) untuk kalimat deklaratif, dan tanda
seru (!) untuk kalimat imperatif. Kadang kala, dalam wujud tulisan kalimat disertai
pula dengan tanda baca lainnya.
Finoza (2004:111) menyebutkan bahwa kalimat adalah bagian ujaran yang
mempunyai struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan intonasinya
menunjukkan bagian ujaran itu sudah lengkap dengan makna.Intonasi final kalimat
dalam bahasa tulis dilambangkan dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda
seru.
Kridalaksana (1993:92) mengatakan bahwa kalimat adalah satuan bahasa
yang secara relatif dapat berdiri sendiri yang mempunyai pola intonsi final dan
secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa. Ramlan ( 1986:27)
mendefinisikan bahwa kalimat adalah satuan kebahasaan yang dibatasi oleh
adanya jeda panjang dan disertai oleh nada turun naik.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Dari semua batasan kalimat di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
kalimat adalah satuan kebahasan yang mengungkapkan pikiran yang utuh,
memiliki intonasi final, disertai dengan beberapa tanda baca lainnya. Secara
umum, kalimat terdiri dari struktur minimal subjek (S) dan predikat (P).

2.1. Tataran Kalimat

Kalimat merupakan tataran gramatikal terbesar setelah wacana. Tataran


gramatik terkecil adalah morfem, termasuk morfem bebas (kata) dan morfem
terikat. Kata merupakan salah satu bentuk tataran dari kalimat (tataran terkecil
kalimat). Tataran kalimat lainnya adalah frasa dan klausa. Dengan demikian,
tataran kalimat dapat berupa kata, frasa, dan klausa. Dengan kata lain, sebuah
kalimat dapat terdiri satu kata, satu frasa, dan satu klausa.
Kata adalah satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, bisa berupa morfem
bebas (tunggal) dan bisa berupa morfem gabungan (kata kompleks). Contoh
kalimat yang berupa tataran kata, di antaranya: Praktik!, Laporan!, Pergi!, Astaga! ,
Keluar !, dan lain-lain.
Frasa adalah satuan bahasa yang terdiri dari dua kelompok kata atau lebih
yang bersifat non predikatif. Artinya, tidak ada unsur predikat dalam konstruksi
kelompok kata itu. Atau, frasa adalah gabungan dua kelompok kata atau lebih
yang tidak melampaui batas fungsi dalam sebuah kalimat. Artinya, dalam sebuah
kalimat, frasa hanya dapat menduduki satu fungsi (subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan), Staf Pengajar ITB (2004:20). Kalimat yang berupa
tataran frasa, biasanya tercipta dari jawaban kalimat interogatif (tanya). Jawaban
kalimat interogatif, kadang kala dijawab oleh mitra wicara dalam bentuk tataran
frasa, yang dalam kalimat, frasa itu cenderung menduduki fungsi predikat (P). Hal
seperti ini, memang lazim terjadi dalam jawaban kalimat interogatif. Mitra wicara
atau mitra tutur jarang sekali menghadirkan unsur subjek dalam menjawab
pertanyaan dari mitra wicaranya, sehingga munculah kalimat jawaban dalam
bentuk tataran frasa itu. Contoh:
1. Anda pergi kemana?

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
Ke labor.
2. Kita praktik dimana?
Di RSTA.
Jawaban masing-masing kalimat di atas, sesungguhnya merupakan kalimat
lengkap, hanya saja ada bagian kalimat itu yang dilesapkan, yaitu bagian bagian
subjek (S) serta predikat (P) dalam kalimat (2). Lengkapnya, jawaban kalimat (1)
dan (2) di atas adalah:
. 1.1 (Saya pergi) ke labotarium.
2.1 (Kita tinggal) di RSTA.
Akan tetapi, dalam jawaban kalimat interogatif tampaknya tidak lazim
dihadirkan unsur sabjek dan kadang-kadang predikat dalam kalimat jawaban, yang
pada akhirnya memicu munculnya kalimat dalam bentuk tataran frasa.
Klausa adalah satuan bahasa yang yang terdiri dari dua kelompok kata atau
lebih yang mengandung unsur subjek dan predikat, tapi tidak diawali dengan huruf
kapital dan tidak diakhiri dengan intonasi akhir. Masih berkaitan dengan klausa,
Kridalaksana (1993:110) menyebutkan bahwa klausa adalah satuan gramatikal
berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat,
dan berpotensi untuk menjadi kalimat. Dari pernyataan ini dapat ditangkap suatu
hal, yaitu apbila dalam sebuah klausa ditambahkan huruf kapital dan tanda baca
tertentu, maka klausa terserbut akan berubah menjadi sebuah kalimat. Berikut
contoh kalimat dalam bentuk tataran klausa:
(3). ujian mid telah selesai
(4). bom itu telah meledak
Contoh tuturan (3) dan (4) di atas adalah contoh kalimat yang berupa
tataran klausa. Masing-masing contoh klausa di atas, sesungguhnya memiliki
unsur-unsur minimal yang harus dimiliki dalam sebuah kalimat, yaitu unsur subjek
(S) dan predikat (P). Hanya saja, kedua bentuk satuan bahasa di atas tidak diawali
dengan huruf kapital dan tidak diakhiri dengan intonasi akhir, yakni tanda titik (.).
Oleh sebab itu, kedua satuan bahasa tersebut berada dalam tataran klausa.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning
7 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
2.2. Unsur-Unsur Kalimat

Kalimat, biasanya terdiri dari beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut terdiri


dari satuan-satuan bahasa yang menyandang fungsi-fungsi tertentu dalam sebuah
kalimat, yaitu unsur subjek (S), unsur predikat (P), unsur objek (O), unsur
pelengkap (Pel), dan unsur keterangan (Ket). Dari keseluruhan unsur itu, unsur S
dan unsur P merupakan unsur wajib (obligatori) dalam sebuah kalimat, sedangkan
unsur O, Pel, dan Ket kehadirannya bersifat mana suka (opsional), kecuali bila
sebuah kalimat yang unsur P-nya diisi oleh verba transitif, maka unsur O wajib
hadir sebagai pendamping P yang posisinya selalu di depan atau mendahului
verba pengisi unsur P. Pernyataan ini, sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Grenberg (1978) bahwa bahasa Indonesia tergolong pada bahasa yang bertipe VO
atau PO (predikat-objek).

2.2.1 Subjek
Subjek adalah salah satu unsur pokok yang harus hadir dalam sebuah
kalimat di samping predikat. Untuk menentukan unsur sabjek dalam sebuah
kalimat, biasanya untuk manusia digunakan kata tanya siapa, yang bukan manusia
digunakan kata tanya apa. Contoh:
(5) Tugas itu sudah dibuat.
S P
(6) Penanaman Modal asing berkembang.
S P

2.2.2 Predikat
Predikat juga merupakan salah satu unsur pokok yang harus hadir dalam
sebuah kalimat di samping subjek. Untuk menentukan unsur predikat dalam
sebuah kalimat, dapat digunakan dengan kata tanya mengapa atau bagaimana.
Contoh:

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
(7) Presiden mengunjungi korban bom Tentena hari ini.
S P O Ket
(8) Cuaca hari ini sangat cerah.
S P

2.2.3 Objek
Objek merupakan salah satu unsur pokok yang harus hadir dalam sebuah
kalimat, bila P-nya berupa verba transitif. Tetapi, bila verba pengisi fungsi P-nya
bukan berupa verba tranasitif, maka unsur objek tidah harus hadir dalam kalimat
Unsur objek dapat dipermutasikan dengan subjek dalam kalimat pasif. Objek dapat
menjadi subjek dalam kalimat pasif, dan objek tidak didalui oleh preposisi.
Contoh:
(9) Pembantu rektor tiga Unand menyerahkan beasiswa kepada bebera-
S P O Ket
orang mahasiswa.

2.2.4 Pelengkap
Pelengkap merupakan salah satu unsur yang tidak harus hadir dalam sebuah
kalimat. Kehadiran pelengkap dalam kalimat biasanya untuk melengkapai predikat.
Posisi letaknya di belakang predikat, bila tidak ada unsur O. Bila ada unsur O,
maka unsur Pel berposisi di belakang O. Akan tetapi, ada perbedaan antara O
dengan Pel. O dapat dijadikan S dalam kalimat pasif, Pel tidak. Selain itu, O selalu
diisi oleh golongan kata yang berupa nomina/N atau frasa nomina/FN. Sedangkan
Pel kategori pengisi unsurnya bisa berupa nomina/N, frase nomina/FN. frase
depan/FD, dan frase adjektiva/FA.
Contoh:
(10) Masalah pangan ditangani oleh pemerintah.
S P Pel

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
2.2.5 Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian unsur kalimat yang menerangkan berbagai
hal mengenai unsur kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan
S, P, O, dan Pel. Posisi letaknya manasuka, dapat di awal, di tengah, dan di akhir
kalimat. Pengisi unsur Ket bisa berupa FN, FD, V, dan kata Ket.
Contoh:
(11) Pilkada akan dilakukan bulan Juni 2005.
S P Ket

3. Klasifikasi Kalimat

Kalimat dapat diklasifikasikan atas beberapa bagian, 1) berdasarkan jumlah


klausanya, 2) berdasarkan kelengkapan unsurnya, 3) berdasarkan respon dari
mitra tutur, 4) berdasarkan ada tidaknya unsur negasi dalam kalimat, dan 5)
berdasarkan hubungan aktor-aksi.

4. Kalimat Efektif

4.1 Pengertian
Kalimat yang dapat menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan atau
menerbitkan akibat (Moeliono). Kalimat efektif memiliki persyaratan struktural dan
gaya. Persyaratan struktural menyangkut kompentensi gramatikal dan persyaratan
gaya berhubungan dengan variasi kalimat.

4.2 Syarat Kalimat Efektif


4.1 Persyaratan Struktural:
1. Subjek tidak didahului oleh kata depan/preposisi.
2. Tidak memiliki subjek ganda, cont; Penyusunan laporan ini saya dibantu
oleh…. Dalam penyusunan laporan ini, saya….
3. Kata sedangkan dan sehingga tidak mengawali kalimat.
4. Predikat kalimat tidak didahului yang.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
5. Unsur rincian sejajar/parallel. Kata-kata yang dirinci harus menggunakan
bentuk yang sama. Jika rincian menggunakan verba aktif dengan meng-
rincian berikutnya juga dengan meng-.
6. subjek kalimat tidak diulang. Kaidah ini berlaku bagi kalimat majemuk anak
dan induk kalimat subjeknya sama. Subjek yang dihilangkan adalah subjek
anak kalimat, cont, karena laporan ini belum sempurna, laporan ini harus
diperbaiki. Laporan ini harus diperbaiki karena belum sempurna.
7. subjek yang tidak sama dalam induk dan anak kalimat harus dieksplisitkan.
8. Kata penghubung penanda anak kalimat dinyatakan secara eksplisit, cont,
ketika, setelah dll.
9. Pemakaian kata hemat.
10. Urutan kata tepat
11. PO dalam kalimat aktif transitif tidak tersisipi.
12. Tidak menggunakan kata penghubung yang bertentangan, cont.
meskipun>< tetapi
Walaupun>< tetapi.

2.2 Persyaratan Gaya


1. Kesatuan gagasan
Setiap kalimat yang baik harus jelas kesatuan gagasan, mengandung ide
pokok,cont. Semua penduduk desa itu mendapatkan penjelasan mengenai
rincian pembangunan lima tahun.
Yang tidak jelas kesatuan gagasan. Di daerah-daerah sudah mempunyai
lembaga bahasa.
2. Koherensi yang baik dan kompak.
3. Penekanan
Mengubah-ubah posisi dalam kalimat, mempergunakan repetisi,
pertentangan, dan partikel lah, pun, kah.
4. Variasi
Sinonim kata, panjang pendek kalimat, penggunaan bentuk me- dan di-.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Alek A dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Aslinda. 2007. Panduan Menulis Ilmiah. Padang: Fakultas Sastra. Harjasujana, Ahmad S.
1986. Keterampilan Membaca. Jakarta: Karunika.

Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Rahim,
Farida. 2005. Pengajaran membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata
Kuliah Pengembang Kepribadian. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Membaca: Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

2020 Bahasa Indonesia Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Rengga Sendrian, M.Hum http://www.undira.ac.id

Anda mungkin juga menyukai