Anda di halaman 1dari 7

Uji Kinerja Pengering Kakao Kapasitas 2 Kg Dengan Variasi Lampu

Pijar Tenaga Panel Surya

Imron Siallagan 1, Jhon Sufriadi Purba2, Winfrontstein Naibaho3


1,2,3
Progr Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Pengelolaan Sumberdaya Perairan, Universitas HKBP Nommensen
Pematangsiantar
imronsiallagan31@gmail.com1 jhonsufriadi@gmail.com2 winnaibaho@gmail.com3

Abstract

Cocoa beans are one of the basic ingredients for making chocolate, before being processed, cocoa beans must be
fermented and dried. The constraints faced by cocoa farmers are drying time and weather factors. An
incandescent variation of cocoa dryer is used for drying cocoa beans. The method used in drying using a variety
of incandescent lamps is an experimental method / direct testing with fixed and variable variables, namely with
incandescent lamps as heaters and the amount of heating media used is different. The results of the study after
testing showed that the first variable was tested using 2 incandescent lamps with a power of 40 watts, the
material being tested used 2 kg cocoa beans. The first result is that the weight of cocoa beans is 1250 grams
during a 12 hour test with a maximum temperature of 35.7 0C at the front left T2 point drying with a moisture
content of 37.5%, drying rate of 2.5% hour and electrical energy consumption of 0.96 kwh. The third variable
test used 4 incandescent lamps as heaters, the results obtained in drying using 4 incandescent lamps, the results
obtained were cocoa beans weighing 1050 grams in 12 hours and the highest temperature of 44.50C at point T5
on the middle shelf of drying with water content 47%, drying rate 3.3%/hour with electric energy consumption
1.92 Kwh. From the results of this study it can be concluded that the more incandescent lamps used as heaters,
the faster the drying of cocoa beans.

Keywords : Solar panels, Incandescent lamps, Cocoa Beans, Temperature, Time

Abstrak

Biji kakao merupakan salah satu bahan dasar untuk membuat coklat, sebelum di olah biji kakao harus
difermentasi dan di keringkan. Kendala yang dihadapi oleh para petani kakao adalah waktu pengeringan dan
faktor cuaca. Untuk itu, alat pengering kakao variasi lampu pijar digunakan untuk sebagai pengeringan biji
kakao. Metode yang digunakan dalam pengeringan menggunkan variasi lampu pijar adalah metode
eksperiment/pengujian langsung dengan variabel tetap dan tidak tetap yaitu dengan lampu pijar sebagai pemanas
dan jumlah media pemanas yang digunakan berbeda. Hasil penelitian setelah dilakukan pengujian menunjukkan,
pengujian variabel pertama yaitu menggunakan 2 lampu pijar dengan daya 40 watt, bahan yang di uji
menggunakan bii kakao 2 kg. Hasil pertama di dapatkan berat biji kakao didapatkan 1250 gram selama
pengujian 12 jam dengan suhu maksimal didapatkan 35,70C di titik T2 kiri depan pengeringan dengan kadar air
37,5 %, laju pengeringan 2,5 %/jam dan komsumsi energi listrik 0,96 kwh. Pengujiam variabel ketiga
menggunakan 4 lampu pijar sebagai pemanas, hasil yang didapatkan dalam pengeringan menggunakan 4 lampu
pijar, hasil yang didapatkan yaitu biji kakao dengan berat 1050 gram dalam waktu 12 jam dan suhu tertinggi
44,50C pada titik T5 pada rak tengah pengeringan dengan kadar air 47 %, laju pengeringan 3,3 %/jam dengan
komsumsi energi listrik 1,92 Kwh. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa semakin banyak lampu
pijar digunakan sebagai pemanas maka pengeringan biji kakao semakin cepat .

Kata Kunci : Panel surya, Lampupijar, Bijikakao, Suhu, Waktu.


1. Pendahuluan kakao yaitu dengan alat yang saya buat biji kakao
dikeringkan langsung menggunakan alat pengering
Indonesia merupakan salah satu negara kakao tanpa dijemur di bawah terik sinar matahari.
dengan kakao sebagai komoditas perkebunan Cara pengeringan ini cukup menjanjikan karena
unggulan yang tersebar hampir diseluruh provinsi di pengeringan kakaodengan cara ini tidak tergantung
Indonesia. Luas areal perkebunan tanaman kakao dengan cuaca yang sedang terjadi, pengering ini
Indonesia tahun 2015 mencapai 1.709.284 ha dengan mengandalkan mesin dengan sumber daya panel
produksi 593.331 ton. Lampung merupakan salah satu surya, dimana pada siang hari panel surya dapat
provinsi pnyumbang kakao terbesar Indonesia, dengan menyimpan panas dari matahari, dan dapat digunakan
luas lahan sebesar 71.192 ha dengan tingkat produksi untuk pengeringan pada malam hari sehingga efektif
mencapai 33.177 ton. Salah satu kabupaten andalan dan mempercepat waktu pengeringan.
penghasil kakao di Lampung adalah Kabupaten Menurut dalam penelitian sebelumnya dijelakan untuk
Pesarawan yang memilikki luas lahan sekitar 14.555 mengeringkan kakao dengan sebesar 6 kg
ha dengan tingkat produksi 6.853 ton, sementara membutuhkan waktu 18 jam. Selanjutnya dari hasil
daerah lain Lampung Selatan, Lampung Timur, dan penelitian penambahan preheater pada kolektor surya
Tanggamus. [1] dapat meningkatkan temperatur keluar kolektor
Kakao Indonesia sebenarnya memilikki sampai 190C ( Eri, 2018). Selanjutnya penelitian
kualitas yang tidak kalah dengan hasil kakao pasar pengaruh perbandingan variasi kolektor surya tipe plat
dunia apabila proses fermentasi dilakukan dengan baik datar terhadap distribusi temperature.[2]
oleh petani maka bukan tidak mungkin kakao
Indonesia dapat memilikki cita rasa yang sepadan Tanaman kakao yang banyak di usahakan dapat
dengan kakao dari Ghana.Terkait dengan kemampuan digolongkan menjadi tiga, yaitu :
daya saing kakao Indonesia tidak bisa dikesampingkan a. Criollo
bahwasannya ditentukan faktor lokal daerah. Jenis Criollo menghasilkan biji kakao yang mutunya
Pada umumnya petani kakao melakukan pengeringan sangat baik dan dikenal sebagi kakao mulia, Fine
masih sangat tradiosonal dimana penejemuran Cacoa, Choiced Cacoa, Edel Cocoa.
dilakukan diatas aspal jalan, diatas goni dengan b. Forastero
memanfaatkan energy matahari. Proses pengeringan jenis Forastero menghasilkan biji kakao yang
ini membutuhkan waktu 5-7 hari untuk dapat mutunya sedang atau Bulk Cacao , kakao lindak atau
menurunkan kadar air mencapai 7-8% dari biji kakao ( dikenal sebagai Ordinary cacao.
Sidibariba et al, 2015 ), dan saat cuaca berawan waktu
penjemuran mencapai 12-14 hari sehingga
c. Trintario
menyebabkan tumbuhnya jamur di permukaan biji Trinitario merupakan campuran atau hibrida dari jenis
Tanaman kakao merupakan jenis tanaman yang dapat Criollo dengan Forestero secara alami sehingga kakao
berubah sepanjang tahun. Namun dengan iklim di jenis ini sangat heterogen. Trinitario yang
Indonesia yang tropis, dimana terdapat dua musim menghasilkan biji termasuk Fine Flavour Cocoa dan
yaitu musim kemarau dan hujan. Ketika musim ada yagtermasuk Bulk Cocoa . Jenis Trinitario ini
kemarau proses pengeringan masih dapat berlangsung antara lain adalah hibrida Djati Ronggo(DR) dan
akan tetapi ketika musim hujan proses pengeringan Uppertimezone hibrida(kakao lindak). Pada dasarnya
kako akan terhenti / terganggu dan apabila cuaca tak tipe kakao dibedakan atas kakao mulia dan kakao
kunjung cerah maka dapat menyebabkan kehadiran lindak.
jamur sehingga dapat merusak aroma serta rasa rusak.
Pemanfaatan energi matahari sebagai proses
pengeringan akan lebih efektif apabila menggunakan
kolektor surya karena dengan memanfaatkan kolektor
surya temperature pengeringan dapat ditingkatkan
hingga 70-800C (Ahmad, 2018).
Pengeringan kakao basah menjadi kering ini dapat
digantikan menggunakan teknologi pengeringan
dengan pendistributian temperature yang merata dan
waktu yang lebih singkat. Sehingga proses
pengeringan ini akan lebih baik bila menggunakan
pengering dangan tenaga surya atau kolektor surya,
karena perlatan ini dapat digunakan diwaktu panas
maupun hujan. Beberapa pengalaman tersebut tentu
saja membutuhkan penyelesaian yang lebih intensif Gambar 1. Buah kakao dan Pohon kakao
yaitu dengan membutuhkan alat pengering biji kakao
yang lebih cepat untuk menurunkan kadar air dan
meningkatkan kualitas biji kakao. Salah satu alat yang
dapat membantu dalam penangangan pengeringan biji
Gambar 3. Bentukan alat pengering kakao
1.1 Lampu pijar 2.1 Prinsip Kerja Alat
Prinsip kerja alat pengering tenaga surya ini adalah
Lampu pijar adalah filament yang dipanaskan dengan
sebagai berikut :
cara penyaluran arus listrik sehingga dihasilkan panas 1. Biji kakao mentah yang sudah dipilih dimasukkan
dan cahaya. Kaca yang terdapat dalam lampu pijar dalam satu wadah untuk mengurangi kadar air
yang menutupi filament panas tersebut menghalangi dalam biji cokelat
udara masuk. Penggunaan lampu pijar karena dari 2. Benar-benar bji coklat terpisah dari kadar airnya,
pancaran cahaya lampu pijar lebih rata daripada lalu biji coklat diambil dan disusun diatas kawat
menggunakan pemanas lainnya , serta bila dihitung kasa.
3. Setelah biji kakao tersusun rapi diatas kawat kasa,
secara ekonomis lampu pijar lebih mudah di dapat dan
lalu kawat kasa tersebut dimasukkan dalam mesin
juga harganya murah dari pemanas lain. pengering biji kakao.
Lampu pijar dipasarkan dalam berbagai macam 4. Mesin di hidupkan dengan menggunakan lampu
bentuk fisik yang tersedia utuk tegangan (voltase) pijar sebagai sumber pemanas dan daya untuk
kerja yang bervariasi dari mulai 1,25 volt hingga 300 menghidupkan lampu yaitu dari baterai yang arus
volt. Energi listrik yang diperlukan lampu pijar untuk tegangannya berasal dari panel surya.
menghasilkan cahaya yang terang lebih besar 5. Daya dari batrei berfungsi untuk menghidupkan
lampu pijar dengan bantuan inverter sebagai
dibandingkan dengan sumber cahaya buatan lainnya
pengatur tegangan arus ke lampu.
seperti lampu pendar dan dioda cahaya.[3] 6. untuk pengukurun suhu menggunakan
thermokopel dalam pengujian suhu dalam
pengeringan.
7. Suhu yang dibutuhkan untuk pengeringan biji
kakao dibutuhkan susu 40-600C, supaya hasil
pengeringan biji kakao sesuai keinginan.

2.2 Jenis Perpindahan Panas (Thermal)


Perpindahan Kalor Konduksi
Jika suatu benda terdapat gradien suhu (temperature
gradient), maka menurut pengalaman akan terjadi
perpindahan energi dari bagian bersuhu tinggi ke
bagian bersuhu rendah. Keadaan berpindah secara
Gambar 2. Lampu pijar konduksi jika laju perpindahan kalor itu berbanding
dengan gradien suhu normal[7]
Laju perpindahan secara konduksi dapat dituliskan
2. Metode Penelitian dalam persamaan berikut:
T 2−T 1
Metodelogi penelitian ini mengunakan metode q=k T ∙ A∙= .............................................1)
L
pengujian eksperiment yaitu mengetahui cara kinerja
pengering kakao lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan Keterangan:
untuk mengetahui pengurang kadar air yang terjadi q = kalor (J/s)
pada kakao terhadap waktu pengeringan dan KT = Konduktivitas termal (W/m)
mendapatkan mutu yang baik pada biji kakao dengan A = Luas Penampang (oC)
kadar air berkisar 7-8% sesuai SNI kakao dengan L = tebal bahan (m)
menggunakan metode pengeringan tenaga surya
dengan pemanas menggunakan lampu pijar 40 watt.[4] Perpindahan Kalor Konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi merupakan
perpindahan antara permukaan solid dan berdekatan
dengan fluida yang bergerak atau mengalir.
Perpindahan panas konveksi terjadi karena adanya
aliran / pencampuran dari bagian panas ke bagian
dingin. Untuk rumus laju perpindahan panas konveksi
dapat dinyatakan dengan[8]:
q=hA . ∆ T ...........................................................(2)
Keterangan:
q = kalor (j/s)
h = koefisien konveksi (j/sm2 oC)
A = Luas penampang (m2) 37
∆T = perubahan suhu (oC) 36
35
3. Hasil dan Pembahasan 34
33 T1
3.1 Variasi menggunakan 2 Lampu Pijar 32 T2
31 T3
Dalam pengujian pertama alat pengering kakao 30 T4
menggunakan lampu pijar 40 watt dengan jumlah 2 29 T5
buah dan berat biji kakao 2 kg basah yang sudah di 28
fermentasi, dalam pengujian ini untuk menemukan 27
apakah mengunakan 2 lampu sebagai pemanas dengan
menggunakan energi batrey yang di hasilkan dari
panel surya, serta dapat mengeringan biji kakao yang Gambar 4. Grafik pengujian 2 lampu pijar
di inginkan serta mencari suhu yang cepat panas 3.2 Tahapan pengujian 2 Lampu Pijar
dalam rak pengeringan. Dalam pengujian variasi menggunkan 2 lampu
yaitu sebagai pemanas dalam mesin kakao drying
Tabel 1. pengujian 2 lampu pijar yaitu mendapatkan beberapa hasil pengujian sebagai
berikut;
1. waktu Pengeringan
SUHU(0C )/jam Dalam pengujian menggunakan 2 lampu pijar
No Wakt waktu yang dimulai tanggal 10 Oktober jam 09:30-
T1 T2 T3 T4 T5
u 20:30 yaitu 12 jam untk melihat kenaikan suhu
Suhu setiap 1 jam.
Awal 2. Biji kakao yang digunkan dalam pengujian ini
1 09:30 300C 32,10C 310C 30, 300C yaitu menggunakan biji kakao yang sudah di
5 0C fermentasi satu malam dan biji kakao yang
2 10:30 31,2 33,4 32,3 31, 31,1 fermentasi disusun dalam rak pengeringan.
7 3. pengujian Suhu Pengeringan
3 11:30 32, 34,6 33,1 32, 32 Suhu yang didapatkan dalam pengujian dapat kita
3 6 lihat tabel 4.1 seperti diatas dimana terdapat 5 titik
4 12:30 32,6 35,4 33,5 32, 32,8 T1 ,T2 ,T3 , T4,T5.
9 untuk menemukan suhu dalam pengujian ini
5 32,6 35,5 33,6 32, 32,8 mengunakan thermokopel untuk menemukan titik
13:30 9 mana yang terdapat panas yang baik buat
pengeringan biji kakao, dan juga waktu naik suhu
6 32,8 35,7 34,1 33, 32,8 dalam pengujia.
14:30 1 Karna dalam pengeringan ini suhu yang
7 15:30 32,8 35,7 34,2 33, 32,8 didapatkan selama dalam pengeringan adalah 12
1 jam dengan suhu maksimal 35,7 00C.
8 16:30 32,9 35,7 34,5 33, 32,8 4. Penimbangan berat biji kakao
1 Dalam hasil akhir pengeringan kakao ini adalah
9 17:30 32,9 35,7 34,5 33,l 32,8 berat yang didapat setelah pengeringan yaitu
sebagai berikut :
10 18:30 32,9 35,7 34,5 33, 32,8 a. Berat basah kakao sebelum pengeringan yaitu 2
1 KG
11 19:30 32,9 35,7 34,5 33, 32,8
b. Berat kakao sesudah dikeringkan
1
Hasil berat yang didapat kan dalam mesin
12 20:30 32,9 35,7 34,5 33, 32,8
pengering yaitu sebesar 1250 gram. Karna
1
penggunaan lampu pijar hanya menggunakan 2
lampu yaitu atas dan bawah di rak pengeringan,
dan panas yang didapat kan untuk dalam
pengeringan kurang merata.

3.3 Variasi menggunakan 3 Lampu Pijar


Untuk pengujian kedua dalam pengeringan ini
menggunakan 3 lampu pijar dalam kakao drying,
dengan daya lampu 40 watt dan biji kakao basah yang
di fermentasi 2 kg. Dalam pengujian ini menggunakan
energi listrik yang dihasil kan panel surya dan sudah Dalam pengujian 3 alat pengering kakao
diisi dalam battrei. menggunakan lampu pijar 40 watt dengan jumlah 4
buah dan berat biji kakao 2 kg basah yang sudah di
Tabel 2. Pengujian Variasi 3 Lampu
fermentasi, dalam pengujian ini untuk menemukan
Waktu Suhu(0C) / jam
apakah mengunakan 4 lampu sebagai pemanas dengan
No suhu awal
menggunakan energi battrei yang di hasilkan dari
T1 T2 T3 T4 T5
panel surya, serta dapat mengeringan biji kakao yang
1 O9:30 30,5 30,2 32 20,3 29,7
di inginkan serta mencari suhu yang cepat panas
2 10:30 34,3 32,9 41, 35,8 35,2
dalam rak pengeringan.
1
3 11:30 34,8 33,1 42, 35,8 35,3
5
4 12:30 34,8 33,1 42, 35,8 35,3
8
5 13:20 34,6 32,9 40, 34,8 35
2 Tabel 3 Pengujian Variasi 4 Lampu
6 14:30 35 34,5 41, 35 35
9
7 15:30 35,2 34,5 42 35 35 Waktu Suhu(0C) / jam
8 16:30 36 35,1 42, 35,5 35,2 suhu
T1 T2 T3 T4 T5
1 No awal
9 17:30 36,1 35 42 35,6 35

10 18:30 40,8 35,5 43, 42,4 43 1 O9:30 27 27, 26,5 26, 26,9
3 6 6
11 19:30 41,0 36 43, 43,5 42,2
3 2 10:30 32,3 30, 32,0 32, 31,8
12 20:30 41,2 36 44, 43 42,2 4 6
1
3 11:30 34,0 31, 33,7 34, 33,4

Grafik Hasil Pengujian 3 Lampu Pijar 7 8


Sesuai data tabel pengujian 4.2.2 dapat kita 4 12:30 34,4 32, 34,2 35, 33,8
lihat grafik di bawah ini setiap kenaikan suhu
dalam pengeringan menggunakan 3 lampu 0 3
pijar. 5 13:20 35,7 32, 35,0 35, 34,0
50 Gambar 1 Grafik pengujian 3 lampu pijar 8 8
45 6 14:30 36,4 33, 35,8 36, 35,6
40 0 8
35
7 15:30 37,3 34, 36,2 37, 36,5
30
8 4
Suhu (0C)25
8 16:30 38,3 35, 37,6 39, 37,2
20
4 5
15
10 9 17:30 38,3 36, 37,9 39, 37,7
Waktu (t)
5 0 0
0 Gambar Grafik pengujian 3 lampu pijar 10 18:30 39,1 37, 38,0 39, 37,9
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 9 4
jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam
11 19:30 40,1 39, 39,7 40, 40,2
Waktu (t) 0 0
Gambar 5 Grafik pengujian 3 lampu pijar suhu 12
C) 0
20:30 43,0 43, 42,6 43, 44,5
3 2
Variasi menggunakan 4 Lampu Pijar
1. Pengujian pertama menggunakan variasi 2 bola
Grafik Hasil Pengujian 4 Lampu Pijar
lampu pijar sebagai pemanas kurang efektif, karna
Sesuai data tabel pengujian 4.3.2 dapat kita lihat
grafik di bawah ini setiap kenaikan suhu dalam pengujian 2 bola lampu belum dapat mengeringkan
pengeringan menggunakan 4 lampu pijar.
biji kakao 2 kg secara merata. Hasil dari
pengeringan selama 12 jam, dan berat biji coklat
50 dari dalam pengering di dapatkan adalah 1250
40 gram. Karna dalam pengeringan ini suhu yang
T1 dalam waktu 12 jam paling maksimal suhu
didapat
30
T2
didapatkan
T3 35,7 00C di titik T2 di kiri depan pada
20
rakT4pengeringan dengan kadar air 37,5%, laju
10 T5
pengeringan 2,5%/jam, dengan komsumsi energi
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 listrik sebanyak 0,96 Kwh.
Jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam jam
2. Pengujian kedua menggunakan 3 lampu pijar
Waktu (t)
dalam pengeringan, di pengujian didapatkan panas
Gambar 6. Grafik pengujian 4 lampu pijar yang dihasilkan untuk dalam pengeringan cukup
untuk menurunkan kadar air Berat yang di hasilkan
dalam pengeringan berkisar 1140 gram dalam
waktu 12 jam. Karna dalam pengeringan ini suhu
yang didapat dalam waktu 12 jam paling
maksimal 44,10C di titik T3 kanan ujung rak
Komsumsi energi listrik pengeringan dengan kadar air didapatkan 43
Dalam hal ini perlu di perhatikan untuk pengujian % ,laju pengeringan 2,9 %/jam dan komsumsi
menggunakan 2 lampu pijar sebagai pemanas perlu di energi listrik sebanyak 1,44kwh .
perhatikan komsumsi energinya selama pengujian, dan
3. Pengujian ketiga menggunakan 4 lampu pijar
dapat kita lihat seperti rumus persamaan (hal, 44
persaman (5) : sebagai pemanas cukup efektif selama 12 jam
karna panas yang dihasilkan dengan jumlah lampu
W = P x t /1000
yang banyak sangat berpengaruh dalam
= 80.12
= 960 Watt pengeringan , karna panas yang dihasilkan banyak
= 960/1000 nya lampu menyebar dengan cepat dalam ruangan
=0,96 Kwh
pengeringan. Hasil dalam pengeringan

Keterangan : menggunkan 4 lampu yaitu 1050 gram dalam


W = komsumsi energi (Kwh) waktu 12 jam. Karna dalam pengeringan ini suhu
P = daya ( Watt) yang didapat paling maksimal 44,5 0C di titik T5
t = waktu penggunaan nya
yaitu posisi tengah rak pengering dengan kadar air
jadi komsumsi energi yang digunkanan 2 lampu pijar 47 %, laju pengeringan 3,3 %/jam dan komsumsi
selama proses pengeringan 12 jam adalah 0,96 Kwh/ energi listrik 1,92 Kwh.
Kilo Watt per Jam

4. Kesimpulan
5. Daftar Rujukan
Kesimpulan yang dapat di ambil berdasarkan hasil
Ahmad Asari dan Daragantina Nursani. 2016.
penelitian dalam pengujian variasi menggunakan
Rekayasa Mesin Pengering Hybrid Tipe Rak
lampu pijar yaitu :
untuk Pengeringan Biji Kakao. Banjarbaru:
Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi
Pertanian
Ahmad Syuhada. 2018. Study of Heat Transfer
Characteristics on Sharp Turn Channels for
Solar Collectors. Banda Aceh. Universitas
Syiah Kuala.
Kurniawan. 2018. Pengaruh Perbandingan Variasi
Kolektor Surya Tipe Plat DatarTerhadap
Distribusi Temperatur. Banda Aceh :
Universitas Syiah kuala.
Eri Eka Putra. 2018. Analisa Sistem Penambahan
Kolektor Surya Sebagai Penyuplai Panas pada
Sistem Pengering Ikan. Banda Aceh:
Universitas Syiah kuala.
Darmawan, dkk. 2014.Fermentasi Kulit Kakao
(Theobroma cacoL.) dengan “PROBIOTIK
X”ditinjau dari Kadar Volatile Fatty Acid dan
N-NH3 secara Invitro. Jurnal Ilmiah.
Peternakan Fakultas Peternakan Universitas
Jenderal Soedirman. Purwokerto.2(1): 197-203.
Hatmi, R.U., dan Rustijarno, S. 2012. Teknologi
Pengolahan Biji Kakao Menuju SNI Biji
Kakao.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Sleman. Yogyakarta. 01 – 2323 –
2008.
Holman, J.P., (1994), “Perpindahan Panas”, Erlangga,
Jakarta.
Marzuki, E. (2012 ). Sistem Inovasi Daerah ( SIDa)
Sumatera Selatan. Badan Litbang dan inovasi
Daerah Provinsi Sumatera Selatan,PT Raja
Grafindo Persada Jakarta.
Maulana, 2017. Perancangan Alat Pengering Biji
Kakao Sengan Sistem Rotari Sederhana Pada
Usaha Mandiri di Desa Wiyono, Kabupaten
Pesawaran, Skripsi, Bandar Lampung,
Universitas Lampung.
Misswar abd. 2016. Kaji Karakteristik Peralatan
Pengering Hybrid (Energi Surya Dan Gas)
Untuk Pengering Kakao. Banda Aceh:
Universitas Syiah kuala
Sidabariba, N.W., Rohanah A., dan Daulay B.S. 2015.
Uji Variasi Suhu Pengeringan Biji Kakao
dengan Alat Pengering Tipe Kabinet Terhadap
Mutu Bubuk Kakao. Medan.
Statistik Perkebunan. 2015. Statistik Perkebunan
Indonesia Komoditas Kakao.
https://cocoainfo.wordpress.com/tag/statistik-
perkebunan-kakao/. Diakses pada tanggal 5
Mei 2022 pukul 16:08 wib.
Susanti A.A, 2014. Outlook Komoditi Kakao.Pusat
data dan Sistem Informasi Sekertariat Jendral
kementrian Pertanian, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai