Anda di halaman 1dari 6

Nama : Fidelia Anabela M.

Naser

Npm : 06322111018

Prodi : Antropologi Sosial (semester 3)

MK : Metode Penelitian Kualitatif

Upaya Merawat dan Mengasuh Anak Penyandang Disabilitas Serta Pandangan Masyarakat Terhadap
Anak Penyandang Disabilitas

ABSTRAK

Keterbatasan-keterbatasan anak dengan disabilitas menjadi tantangan untuk meraih pendidikan dan
berprestasi. Peran keluarga bagi anak disabilitas merupakan suatu faktor yang sangat berperan
penting, apalagi pada anak disabilitas yang berprestasi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengalaman pengasuhan ibu yang memiliki anak disabilitas yang berprestasi. dengan kriteria ibu
yang memiliki anak disabilitas dalam kategori usia remaja dan sudah berhasil mendapatkan prestasi
di bidang akademik. Hasil penelitian mendapatkan lima sintesis tema mengenai upaya pengasuhan
ibu dengan anak remaja disabilitas berprestasi yaitu, (1) adanya upaya pengobatan yang telah
dilakukan, (2) pentingnya mendapatkan bantuan dari lingkungan sosial, (3) upaya mendukung anak
agar berprestasi, (4) berbagai upaya yang dilakukan saat mengasuh anak, dan (5) penerimaan atas
kondisi anak, yang mana penerimaan atas kondisi anak ini menjadi faktor paling penting bagi ibu
untuk bisa mengasuh dan mendorong anak untuk dapat berprestasi.

Keberadaan penyandang disabilitas kurang diperhatikan dilihat dari pemberdayaan serta anggapan
dari orang-orang sekitar, bahkan masih sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena
kekurangan yang ia punya. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pandangan dan simpati
masyarakat terhadap penyandang disabilitas.

Objek pada penilitian ini adalah beberapa masyarakat umum, serta orang tua yang memiliki anak
penyandang disabilitas di kampung Koloncucu. Untuk mendapatkan hasil yaitu melalui wawancara
yang dilakukan kepada masyarakat dan orang tua bagaimana persepsi/pandangan mereka terhadap
anak penyandang disabilitas. Dari uraian di atas, maka penulis mengambil tulisan yang berjudul
upaya merawat dan mengasuh anak penyandang disabilitas serta pandangan masyarakat terhadap
anak penyandang disabilitas

PENDAHULUAN

Keberadaan penyandang disabilitas kurang diperhatikan dilihat dari pemberdayaan serta anggapan
dari orang-orang sekitar, bahkan masih sering dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena
kekurangan yang ia punya. Akibatnya para penyandang disabilitas sering mendapat perlakuan yang
berbeda dengan anak-anak pada umumnya. Padahal seperti yang kita ketahui, seseorang yang hidup
di dunia ini mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Seharusnya penyandang
disabilitas mendapatkan kesempatan yang sama dalam semua aspek kehidupan, seperti pendidikan,
pekerjaan, dan peran serta dalam semua kegiatan kemasyarakatan. Perlindungan dan jaminan hak
asasi tidak hanya perlu bagi warga negara yang normal saja tetapi juga bagi penyandang disabilitas,
yaitu orang yang memiliki keterbatasan fisik, mental, intelektual, atau sensorik.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, yang mana didalamnya terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang tinggal bersama dalam satu atap dan saling ketergantungan. Selayaknya
dalam sebuah keluarga, tentunya orangtua memiliki harapan agar bisa melahirkan dan menghasilkan
garis keturunan yang berkualitas serta mumpuni untuk melanjutkan garis keturunan. Orangtua
tentunya memiliki harapan agar bisa melahirkan keturunan yang memiliki kondisi normal dan sehat
baik secara jasmani maupun rohani untuk melanjutkan garis keturunan mereka ke depannya. Akan
tetapi, harapan ini terkadang tidak didukung dengan kenyataan yang dihadapi oleh keluarga,
dikarenakan beberapa dari mereka mendapatkan titipan yang sangat istimewa dari Nya berupa
seorang anak yang kondisinya berbeda dari orang pada umumnya. Salah satu titipan istimewa
tersebut adalah keturunan yang memiliki gangguan fisik, karena memiliki anak berkebutuhan khusus
merupakan beban yang berat bagi orangtua baik itu beban fisik maupun mental.

Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak, keluarga terutama orangtua
bertugas untuk memberikan perlindungan serta kasih sayang kepada anak. Orangtua wajib
mendampingi anak, mengasuh anak, dan memberikan hak-hak yang seharusnya mereka miliki. Pola
asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orangtua dan anak dalam
berinteraksi, berkomunikasi selama mengasuh anak Interaksi yang dimaksud adalah Interaksi yang
terjalin dalam pola asuh orangtua merupakan pola perilaku yang diterapkan orangtua kepada anak
secara konsisten sejak anak dilahirkan hingga remaja. Orangtua sebagai fasilitator anak dalam
mengenal lingkungan sekitar, tentu saja peran keluarga bertujuan untuk memotivasi, mendukung,
dan memberikan rasa percaya diri pada diri anak untuk bersosialisasi dan menyiapkan masa depan
pada jenjang pendidikan maupun keterampilan.

Tantangan yang dihadapi orangtua tidak hanya berasal dari anak tersebut saja, melainkan juga dari
lingkungan sekitar. lingkungan keluarga adalah lingkungan pertama dan paling utama bagi anak agar
dapat beradaptasi dengan lingkungan sosial dan berlindung dari diskriminasi sosial yang dilakukan
oleh lingkungan sekitardan dan bagaimana pandangan dari masyarakat terhadap anak yang
menyanndang distabilituas tersebut. Selain membantu proses adaptasi anak terhadap lingkungan
sekitar, orang tua juga memiliki peranan penting dalam pendidikan anak. Seperti yang tertulis
didalam jurnal penelitian Astuti, Fakhruddin dan Sutarto (2012), yang mengatakan bahwa orang tua
memiliki tanggung jawab yang besar dan sosok pertama yang paling utama dalam menentukan
pendidikan anak, terutama bagi ibu. anak dengan disabilitas ini juga sering mengalami diskriminasi
dalam pengasuhan dan masih jarang tersentuh oleh pelayanan sosial dasar seperti pelayanan
kesehatan maupun pendidikan. Melihat dari banyaknya keterbatasan yang dialami oleh anak dengan
disabilitas, tentunya akan menjadi sebuah tantangan bagi anak untuk bisa mencapai suatu prestasi,
namun jika coba melihat beberapa kasus yang ada ternyata dapat diketahui bahwa terdapat anak
dengan kondisi disabilitas fisik yang mampu mendapatkan prestasi. Sebagai salah satu contoh
terdapat seorang anak disabilitas yang bertempat tinggal di koloncucu ini yang di jadikan penulis
sebagai informan, ia berhasil meraih berbagai piagam dan penghargaan dari sekolah asalnya.

METODE PENELITIAN

Secara umum metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
dengan tujuan tertentu. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
metode deskriptif. Pendekatan kualitatif dilakukan dengan menggunakan teknik observasi dan
wawancara mendalam saat mengumpulkan data penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil yang didapatkan oleh peneliti pada informan berupa lima sintesis tema, yaitu: (1) Adanya
upaya pengobatan yang telah dilakukan, (2) Pentingnya mendapatkan bantuan dari lingkungan
sosial, (3) Upaya mendukung anak agar berprestasi, (4) Berbagai upaya yang dilakukan saat
mengasuh anak, (5) Penerimaan atas kondisi anak. Dan bagaimana pandangan masyarakat terhadap
penyandang disabilitas. Adapun pembahasannya sebagai berikut:

1. Adanya Upaya Pengobatan yang Telah Dilakukan

Meskipun tidak semua orang membawa anaknya untuk melakukan pengobatan secara
berkesinambungan. namun dapat dilihat bahwa subjek ini sudah melakukan berbagai upaya untuk
mengobati anaknya baik dengan cara medis maupun secara non medis.Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan Devina dan Penny (2016) juga mengungkapkan bahwa saat seorang ibu
memiliki anak dengan kondisi disabilitas, ia akan berusaha untuk membawa anaknya melakukan
terapi yang tepat agar anak bisa berkembang menjadi lebih baik lagi.

Lingkungan sosial juga memiliki peran dalam upaya orangtua untuk mengobati anak dan
menentukan langkah pengobatan yang dilakukan, seperti pada subjek yang mendapatkan saran dari
oranglain mengenai tempat, maupun cara alternatif untuk mengobati anak mereka. Dengan hal itu
dapat diketahui bahwa peran masyarakat yang turut membantu merupakan suatu dukungan di luar
dari lingkungan keluarga. Penyandang disabilitas haruslah diberikan dukungan. Dukungan
merupakan salah fungsi dari ikatan sosial, dan dukungan menunjukkan hubungan interpersonal yang
melindungi individu terhadap konsekuensi negatif.

2. Pentingnya mendapatkan bantuan dari lingkungan sosia

Saat menjalankan perannya sebagai orangtua, subjek merasakan pentingnya mendapatkan bantuan
dari orang-orang yang ada disekitarnya. Dukungan sosial ini bisa didapat oleh seseorang dari
berbagai sumber, mulai dari orang yang dicintai, keluarga, teman, dokter maupun organisasi
masyarakat lainnya.

Adapun terdapat beberapa dukungan yang di dapatkan subjek, bentuk dukungan instrumental ini ia
dapatkan dari kakak maupun adiknya, berupa bantuan finansial, dukungan instrumental ini ia
dapatkan dari pihak sekolah A, yang bersedia memberikan kesempatan pada A untuk tampil dimuka
umum hingga membangun kepercayaan diri A secara perlahan. Saat seseorang mendapatkan
bantuan ini, menggambarkan bahwa tersedianya materi maupun pelayanan dari oranglain yang
dapat membantu individu untuk menyelesaikan masalahnya dan selanjutnya dapat memudahkan
individu untuk memenuhi tanggungjawabnya dalam menjalankan peran sehari-hari.
Dukungan terakhir yang di dapatkan ialah dukungan informasi. Subjek menceritakan bahwa ia
pernah mendapatkan saran dari kakaknya untuk menuruti dan mendukung bidang apa saja yang
disukai oleh A. oleh karena itu bentuk dukungan informasi ini bisa berupa nasehat, saran maupun
umpan balik seseorang kepada individu, diketahui saat seseorang mendapatkan dukungan informasi
ini dapat membantu individu untuk memahami situasi yang sedang dihadapi dan menentukan
tindakan yang akan diambil kedepanya.

3. Upaya mendukung anak agar berprestasi

Saat seorang anak berhasil mendapatkan prestasi tentunya ini bukanlah karena hasil usahanya
semata saja namun juga terdapat pihak-pihak lain yang juga memiliki peranan penting didalamnya,
salah satunya adalah orangtua. Dukungan orangtua terbukti berdampak positif pada pencapaian
prestasi akademik anak. Seperti yang dilakukan subjek ia memfasilitasi anaknya, dengan cara
mengikutsertakan mereka dalam pelajaran tambahan maupun keterampilan lainnya yang
dibutuhkan oleh anak diluar kelas. salah satu upaya yang dilakukan subjek untuk mendorong
anaknya agar dapat berprestasi adalah dengan cara memberikan kepercayaan penuh kepada A dan
meyakini bahwa A bisa bertanggungjawab dengan dirinya sendiri.

Bentuk dukungan terakhir yang pernah dilakukan oleh subjek adalah dengan cara memberikan kata-
kata motivasi kepada A, ia mengatakan kepada A untuk berani mencoba dan mengikuti berbagai
macam perlombaan. Kata-kata motivasi ini ia sampaikan dengan tujuan agar A bisa kembali
mendapatkan juara di perlombaan berikutnya. Saat mendapatkan dukungan¬¬-dukungan inilah
membuat individu dapat membangun perasaan bangga, kompeten dan bernilai terhadap dirinya
sendiri.

4. Berbagai upaya yang dilakukan saat mengasuh anak

Saat seseorang telah menjadi orangtua mereka memiliki tugas dan tanggungjawab untuk mengasuh
anak mereka. Subjek menceritakan setelah mendapatkan saran dari suaminya, ia memutuskan untuk
keluar dari pekerjaan sebelumnya agar bisa lebih fokus untuk mengurus A. Ia menceritakan
keputusan itu ia ambil dengan pertimbangan anak yang memiliki kondisi disabilitas membutuhkan
perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan anak yang memiliki kondisi fisik normal. Salah satu
upaya yang dilakukan oleh subjek untuk menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai orangtua
adalah dengan mendampingi anaknya belajar. Ia juga selalu berusaha untuk memenuhi segala
keinginan anaknya selama masih dalam batas wajar. walaupun membutuhkan perjuangan saat
mengurus anak dengan kondisi disabilitas, penting bagi orangtua untuk mengusahakan yang terbaik,
dan percaya bahwa Allah akan memberikan jalan serta petunjuk jika bisa mensyukuri dan
menjalankan peran ini dengan ikhlas.

5. Penerimaan atas kondisi anak

Reaksi pertama kali yang ditunjukkan oleh orangtua saat mengetahui anaknya mengalami kelainan
adalah syok, terkejut, mengalami penolakan, takut bahkan marah dengan kenyataan yang terjadi
pada anaknya. Seperti dengan apa yang dirasakan oleh informan, yang mana dahulu ia sempat
merasa minder ketika berada di lingkungan sosial, bahkan ia sampai protes mengapa anaknya yang
harus mengalami disabilitas fisik. Kini informan sudah bisa menerima kondisi anaknya danmulai
menyesuaikan diri terhadap kelainan yang menimpa anaknya.

Salah satu cara yang dilakukan informan agar dapat menerima kenyatan bahwa anaknya mengalami
dsabilias ialah dengan cara membaca alqur’an dan melaksanakan sholat. Karena ia meyakini bahwa
harus bisa menerima dengan ikhlas serta berusaha untuk mendidik anaknya dengan baik karena
Allah sudah memberikan kondisi anaknya seperti ini.

Pandangan Masyarakat Terhadap Penyandang Disabilitas

Lahirnya anak penyandang disabilitas di tengah-tengah keluarga ataupun di masyarakat sering


mendapatkan pandangan yang tidak baik dari masyarakat. seseorang yang memiliki disabilitas tidak
perlu dipandang sebelah mata, dan sikap yang paling baik dan yang harus dilakukan adalah tidak
membeda-bedakan kedudukan, kondisi fisik, maupun status sosial dalam bergaul dengan siapapun.
Pada dasarnya penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mempunyai kelainan fisik atau
mental, yang dapat mengganggu atau merupakan rintangan dan hambatan baginya untuk
melakukan secara selayaknya.

Pandangan masyarakat mengenai persepsi/pandangannya terhadap penyandang disabilitas


bervariasi atau beragam. Pandangan ini tidak terlepas dari latar belakang masyarakat yang terdiri
dari beragam kalangan dan karakter. Untuk itu peneliti melakukan wawancara kepada beberapa
masyarakat umum di kampung koloncucu untuk mengetahui bagaimana persepsi/pandangan
mereka terhadap anak penyandang disabilitas. Adapun hasil wawancaranya, sebagai berikut :

Informan “W” mengatakan, “penyandang disabilitas adalah manusia istimewa yang memiliki
keistimewaan yang tidak bisa dimiliki oleh orang non disabilitas. Saya tidak merasa terganggu,
asalkan mereka tidak melakukan hal negatif. Sayapun berusaha menerima keberadaan mereka dan
mengajak bersosialisasi tanpa harus menjauh. Menurut saya, anak disabilitas juga berhak sekolah
untuk mendapatkan pendidikan yang layak.”

Meskipun penyandang disabilitas memiliki kekurangan/ berkebutuhan khusus dan berbeda dengan
anak pada umumnya, akan tetpi Sebagian dari mereka tetap memperlihatkan wajah cerianya dan
tetap semangat menjalani hari-hari mereka. Mereka ingin menunjukkan kemandiriannya dan kerap
tidak ingin diperlakukan istimewa. Karena menurut mereka, kekurangan mereka bukan sebagai
hambatan untuk bisa lebih bak dari anak pada umumnya. Mereka mungkin sesekali ingin mencari
perhatian, tapi tujuannya bukan untuk dikasihani. Melainkan ingin menunjukkan kebisaan merek
dalam bidang tertentu.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari pengalaman seluruh partisipan yang berhasil ditangkap oleh peneliti pada topik ini
adalah adanya penerimaan yang baik oleh informan pada anaknya. Dengan adanya penerimaan
terhadap kondisi anak, membuat informan ini tidak setengah-setengah dalam menjalankan
perannya sebagai ibu seperti melakukan upaya untuk membawa anaknya berobat, maupun saat
menjalankan peran pengasuhannya sebagai ibu. Tidak memaksakan keinginan dan memahami apa
yang dibutuhkan oleh anak adalah buah dari penerimaan yang ditunjukkannya. Sehingga ibu
melakukan berbagai usaha untuk mengembangkan diri anak, dan benar-benar meyadari bahwa
kemampuan akademik bukanlah hal yang paling diutamakan pada anak, melainkan membekali anak
dengan keterampilan dan kemampuan lain yang sesuai dengan minat anak. Terakhir adanya
dukungan yang didapatkan oleh informan maupun anaknya dari lingkungan sosial memiliki peranan
penting yang tidak dapat untuk diabaikan.

Selain itu dari penelitian ini diketahui bahwa masyarakat di Kampung koloncucu pada umumnya
menerima keberadaan disabilitas sebagai bagian dari masyarakat dan menghormati hak-hak mereka
sebagai manusia. Disabilitas itu istimewa yang keistimewaannya tidak dimiliki oleh orang lain,
menghina atau memandang rendah disabilitas berarti menghina Tuhan. Saatnya dimulai dari diri kita
pribadi dan di kehidupan bermasyarakat untuk saling menghargai, mengormati dan memuliakan
sesama tanpa terkecuali.

Daftar Pustaka

http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/Justitia/article/view/6875

https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/integralistik/article/view/11804

file:///C:/Users/personal/Downloads/
Pandangan+Masyarakat+Terhadap+Anak+Penyandang+Disabilitas+di+Desa+Muara+Dua.pdf

file:///C:/Users/personal/Downloads/27700-57953-1-SM%20(2).pdf

file:///C:/Users/personal/Downloads/445-File%20Utama%20Naskah-1016-1-10-
20220102%20(1).pdf

Anda mungkin juga menyukai