com
Abstrak
Perekonomian nasional Indonesia yang mengalami pertumbuhan ketimpangan pendapatan (Gini ratio) yang stagnan
dan jumlah penduduk miskin yang terus meningkat, pertumbuhan indikator PDB nasional telah meningkat selama beberapa
tahun. Pertumbuhan ekonomi daerah di Sumatera Selatan juga meningkat berdasarkan indikator PDRB, namun ketimpangan
distribusi pendapatan sedikit meningkat dan tingkat inflasi Sumatera Selatan sangat berfluktuasi pada tahun 2007-2017.
Selanjutnya, nilai tukar petani, nilai ekspor, indeks pembangunan manusia, dan pergerakan suku bunga di Sumatera Selatan
pada tahun 2017 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2007, meskipun secara keseluruhan infrastruktur pembangunan
cenderung terus meningkat setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketimpangan pendapatan dan
mewujudkannya terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan. Faktor yang mempengaruhi ketimpangan pendapatan
terbatas pada nilai tukar petani, ekspor, dan infrastruktur. Populasi penelitian adalah seluruh data sekunder yang terkait
dengan objek penelitian di Provinsi Sumatera Selatan periode 2007 - 2017. Berdasarkan analisis Regresi Linier Berganda dengan
metode OLS (Ordinary Least Square), diperoleh hasil bahwa secara simultan nilai tukar rupiah petani, ekspor, dan infrastruktur
berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan. Kemudian secara parsial nilai tukar petani, ekspor, dan infrastruktur
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pendapatan. Penelitian ini juga menemukan bahwa ketimpangan berpengaruh
signifikan terhadap kemiskinan. Kebaruan pada penelitian terletak pada objek penelitian, dimana terdapat perbedaan
fenomena pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan antara Nasional dan Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini dapat
menjadikan bahan pengembangan ilmu ekonomi dan bahan acuan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan ketimpangan
distribusi pendapatan.
Abstrak
Perekonomian nasional Indonesia mengalami pertumbuhan ketimpangan pendapatan (rasio gini) yang stagnan dan jumlah penduduk miskin terus meningkat, meskipun indikator pertumbuhan PDB nasional telah membaik selama beberapa tahun.
Pertumbuhan ekonomi daerah di Sumatera Selatan juga meningkat berdasarkan indikator PDRB, namun ketimpangan distribusi pendapatan sedikit meningkat dan tingkat inflasi di Sumatera Selatan sangat berfluktuasi pada tahun 2007-2017. Selanjutnya, nilai tukar
petani, nilai ekspor, indeks pembangunan manusia, dan pergerakan suku bunga di Sumsel pada tahun 2017 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2007, meskipun secara keseluruhan pembangunan infrastruktur terus meningkat setiap tahunnya. Studi ini
menganalisis ketimpangan pendapatan dan implikasinya terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Selatan. Faktor yang mempengaruhi ketimpangan pendapatan terbatas pada nilai tukar petani, ekspor, dan infrastruktur. Populasi penelitian adalah seluruh data sekunder
yang berkaitan dengan obyek penelitian di Provinsi Sumatera Selatan periode 2007 – 2017. Berdasarkan analisis Regresi Linier Berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) diperoleh hasil bahwa nilai tukar petani rupiah, ekspor, dan infrastruktur
secara simultan mempengaruhi ketimpangan pendapatan. Kemudian secara parsial nilai tukar petani, ekspor, dan infrastruktur berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan pendapatan. Kebaruan penelitian terletak pada objek penelitian, dimana terdapat perbedaan
fenomena pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan antara Nasional dan Provinsi Sumatera Selatan. Populasi penelitian adalah seluruh data sekunder yang berkaitan dengan obyek penelitian di Provinsi Sumatera Selatan periode 2007 – 2017. Berdasarkan analisis
Regresi Linier Berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) diperoleh hasil bahwa nilai tukar petani rupiah, ekspor, dan infrastruktur secara simultan mempengaruhi ketimpangan pendapatan. Kemudian secara parsial nilai tukar petani, ekspor,
dan infrastruktur berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan pendapatan. Kebaruan penelitian terletak pada objek penelitian, dimana terdapat perbedaan fenomena pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan antara Nasional dan Provinsi Sumatera Selatan.
Populasi penelitian adalah seluruh data sekunder yang berkaitan dengan obyek penelitian di Provinsi Sumatera Selatan periode 2007 – 2017. Berdasarkan analisis Regresi Linier Berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) diperoleh hasil bahwa
nilai tukar petani rupiah, ekspor, dan infrastruktur secara simultan mempengaruhi ketimpangan pendapatan. Kemudian secara parsial nilai tukar petani, ekspor, dan infrastruktur berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan pendapatan. Kebaruan penelitian terletak
pada objek penelitian, dimana terdapat perbedaan fenomena pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan antara Nasional dan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan analisis Regresi Linier Berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square),
diperoleh hasil bahwa nilai tukar rupiah petani, ekspor, dan infrastruktur secara simultan berpengaruh terhadap ketimpangan pendapatan. Kemudian secara parsial nilai tukar petani, ekspor, dan infrastruktur berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan pendapatan.
Kebaruan penelitian terletak pada objek penelitian, dimana terdapat perbedaan fenomena pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan antara Nasional dan Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan analisis Regresi Linier Berganda dengan menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square), d
Sejarah Artikel: Diterima 24 Maret 2022 Revisi: 18 April 2022 Diterima: 02 Juni 2022
11
SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 10 (1), Juni 2022
12
Hak Cipta © 2022, SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung
SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 10 (1), Juni 2022
13
Hak Cipta © 2022, SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung
SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 10 (1), Juni 2022
kelompok industri juga berkontribusi terhadap peningkatan ekspor yang terjadi dapat memicu peningkatan PDB (produk domestik bruto)
ketimpangan pendapatan. Hasil penelitian yang yang juga berarti peningkatan PDB (produk domestik bruto) per kapita. Kemudian Makmuri
berbeda menunjukkan adanya research gap pada (2017) menemukan bahwa infrastruktur terutama jalan dan telekomunikasi cenderung
penelitian ini. Untuk itu peneliti melakukan analisis meningkatkan ketimpangan pendapatan, sedangkan listrik, bandara, dan kualitas bandara
ketimpangan pendapatan dan implikasinya berdampak positif terhadap distribusi pendapatan dan membantu mengurangi
terhadap kemiskinan melalui nilai tukar petani, ketimpangan pendapatan. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dibuat hipotesis
ekspor dan infrastruktur. sebagai berikut: Bhatt (2013) lebih lanjut mengungkapkan bahwa peningkatan ekspor yang
terjadi dapat memicu peningkatan PDB (produk domestik bruto) yang juga berarti
LANDASAN TEORI peningkatan PDB (produk domestik bruto) per kapita. Kemudian Makmuri (2017)
Kesenjangan ekonomi atau ketimpangan distribusi menemukan bahwa infrastruktur terutama jalan dan telekomunikasi cenderung
pendapatan antara kelompok berpenghasilan tinggi dan meningkatkan ketimpangan pendapatan, sedangkan listrik, bandara, dan kualitas bandara
berpenghasilan rendah serta tingkat kemiskinan, atau jumlah berdampak positif pada distribusi pendapatan dan membantu mengurangi ketimpangan
penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, merupakan dua pendapatan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: Kemudian
masalah utama di banyak negara berkembang. Ketimpangan tidak Makmuri (2017) menemukan bahwa infrastruktur terutama jalan dan telekomunikasi
dapat dihilangkan, tetapi hanya dapat dikurangi sampai tingkat yang cenderung meningkatkan ketimpangan pendapatan, sedangkan listrik, bandara, dan
diterima oleh suatu sistem sosial tertentu sehingga keseragaman kualitas bandara berdampak positif terhadap distribusi pendapatan dan membantu
dalam sistem tersebut tetap terjaga selama proses pembangunan mengurangi ketimpangan pendapatan. Berdasarkan uraian tersebut dapat dibuat hipotesis
(Putri et al., 2015). Pertumbuhan ekonomi yang cepat belum tentu sebagai berikut: Kemudian Makmuri (2017) menemukan bahwa infrastruktur terutama jalan
berdampak positif terhadap ketimpangan. Pertumbuhan ekonomi dan telekomunikasi cenderung meningkatkan ketimpangan pendapatan, sedangkan listrik,
yang cepat akan memperparah ketimpangan, karena pertumbuhan bandara, dan kualitas bandara berdampak positif terhadap distribusi pendapatan dan
ekonomi tidak selalu diikuti dengan pemerataan (Putra & Lisna, 2020). membantu mengurangi ketimpangan pendapatan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat
Menurut Atif et al. (2012) dalam penelitiannya, di negara berkembang dibuat hipotesis sebagai berikut: Berdasarkan uraian tersebut dapat dibuat hipotesis
dari tahun 1990 hingga 2010 menunjukkan bahwa kebijakan sebagai berikut: Kemudian Makmuri (2017) menemukan bahwa infrastruktur terutama jalan
globalisasi berdampak pada meningkatnya ketimpangan pendapatan. dan telekomunikasi cenderung meningkatkan ketimpangan pendapatan, sedangkan listrik,
Bhatt (2013) lebih lanjut mengungkapkan bahwa peningkatan ekspor bandara, dan kualitas bandara berdampak positif terhadap distribusi pendapatan dan
yang terjadi dapat memicu peningkatan PDB (produk domestik bruto) membantu mengurangi ketimpangan pendapatan. Berdasarkan uraian tersebut dapat
yang juga berarti peningkatan PDB (produk domestik bruto) per dibuat hipotesis sebagai berikut: Kemudian Makmuri (2017) menemukan bahwa
kapita. Kemudian Makmuri (2017) menemukan bahwa infrastruktur infrastruktur terutama jalan dan telekomunikasi cenderung meningkatkan ketimpangan
terutama jalan dan telekomunikasi cenderung meningkatkan pendapatan, sedangkan listrik, bandara, dan kualitas bandara berdampak positif terhadap
ketimpangan pendapatan, sedangkan listrik, bandara, dan kualitas distribusi pendapatan dan membantu mengurangi ketimpangan pendapatan. Berdasarkan
bandara berdampak positif terhadap distribusi pendapatan dan uraian tersebut, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: Berdasarkan uraian tersebut dapat
membantu mengurangi ketimpangan pendapatan. Berdasarkan dibuat hipotesis sebagai berikut: Kemudian Makmuri (2017) menemukan bahwa
uraian tersebut, dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: Bhatt (2013) infrastruktur terutama jalan dan telekomunikasi cenderung meningkatkan ketimpangan
lebih lanjut mengungkapkan bahwa dan kualitas bandara berdampak pendapatan, sedangkan listrik, bandara, dan kualitas bandara berdampak positif terhadap
positif pada distribusi pendapatan dan membantu mengurangi distribusi pendapatan dan membantu mengurangi ketimpangan pendapatan. Berdasarkan
ketimpangan pendapatan. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dibuat uraian tersebut dapat dibuat hipotesis sebagai berikut: Kemudian Makmuri (2017)
hipotesis sebagai berikut: Bhatt (2013) lebih lanjut mengungkapkan menemukan bahwa infrastruktur terutama jalan dan telekomunikasi cenderung
bahwa dan kualitas bandara berdampak positif pada distribusi meningkatkan ketimpangan pendapatan, sedangkan listrik, bandara, dan kualitas bandara
pendapatan dan membantu mengurangi ketimpangan pendapatan. berdampak positif terhadap distribusi pendapatan dan membantu mengurangi ketimpangan pendapatan. Berdasar
ketidaksamaan
METODE
15
Hak Cipta © 2022, SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung
SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 10 (1), Juni 2022
16
Hak Cipta © 2022, SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung
SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 10 (1), Juni 2022
menjawab hipotesis yang ada yaitu faktor yang median 5,665000 104,3450 89,98000 72,45500 16,28500 7,125000 34,80000 13,96000
paling berpengaruh terhadap masalah Maksimum 8,480000 153,9400 93,86000 75,39000 31,48000 9,250000 40,10000 19,82000
St. Dev. 1,558112 13,92943 11,28133 3,152643 7,413194 1,319958 3,008802 2,005476
Asumsi yang menjadi prasyarat Jumlah 229.5500 4711.130 3692.600 3114.310 665.8100 306.1700 1556.380 664.6200
(X5), suku bunga (X6), ketimpangan EXCR 0,064047 0,030977 2,067575 0,0457
pendapatan ( Y) dan kemiskinan (Z) di EKSPOR 0,287758 0,064241 4.479331 0,0001
INFR 0,469967 0,130262 3.607870 0,0009
Provinsi Sumatera Selatan. Berdasarkan C 23.05128 17.86330 1.290426 0,2049
data penelitian pada tabel 1 dapat dibuat
R-kuadrat 0,576271Mean var dependen 35.37227
statistik deskriptif sebagai berikut: R yang disesuaikan
18
Hak Cipta © 2022, SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung
SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 10 (1), Juni 2022
19
Hak Cipta © 2022, SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung
SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 10 (1), Juni 2022
dan Komaromi (2017); Makmuri (2017); serta kenaikan upah buruh. Dengan adanya kenaikan
Chotia dan Rao (2017) yang menyatakan bahwa upah pekerja tentunya akan memberikan
terdapat pengaruh langsung nilai tukar petani, kesejahteraan bagi pekerja sehingga berdampak
ekspor, dan infrastruktur terhadap ketimpangan pada penurunan ketimpangan distribusi
pendapatan. pendapatan karena pekerja mendapatkan upah
Selanjutnya, jika nilai t hitung nilai tukar yang lebih banyak. Hasil ini sejalan dengan Bhatt
petani terhadap ketimpangan pendapatan (2013) yang menemukan keseimbangan jangka
diketahui sebesar 2,0675 yang lebih besar dari panjang hubungan antara ekspor dan PDB. Ekspor
nilai t tabel 1,684, maka nilai tukar petani dapat meningkatkan PDB yang berarti akan
berpengaruh kuat terhadap ketimpangan meningkatkan PDB per kapita.
pendapatan. Selain itu, berdasarkan nilai Nilai t hitung yang diperoleh infrastruktur
probabilitas = 0,0457 yang lebih kecil dari 0,05 terhadap ketimpangan pendapatan sebesar 3,6078
maka nilai tukar petani berpengaruh signifikan lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,684,
terhadap ketimpangan pendapatan. Koefisien sehingga infrastruktur berpengaruh kuat terhadap
beta yang diperoleh memiliki arah hubungan ketimpangan pendapatan. Dikonfirmasi dengan
yang positif, artinya jika terjadi peningkatan nilai nilai probabilitas 0,0009 yaitu
tukar petani maka tentunya petani akan lebih lebih kecil dibandingkan 0,05, infrastruktur
sejahtera karena pendapatan petani lebih tinggi sangat berpengaruh terhadap ketimpangan
dari pengeluarannya sehingga petani akan pendapatan. Perbaikan infrastruktur khususnya jalan,
memiliki tabungan tentunya. hal tersebut akan pelabuhan laut, udara, dan jembatan akan
berdampak pada penurunan ketimpangan mempengaruhi lalu lintas barang dan jasa sehingga
distribusi pendapatan dengan petani yang pertumbuhan ekonomi masyarakat juga akan
sejahtera dalam jangka panjang. Hasil penelitian tumbuh. Pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi
ini sejalan dengan penelitian Urata & Narjoko kesempatan kerja baru bagi masyarakat sehingga
(2017) dan Cerdeiro & Komaromi (2017) yang pendapatan masyarakat akan meningkat dan
menyatakan bahwa perdagangan bebas atau berdampak pada berkurangnya ketimpangan
liberalisasi berhubungan langsung dengan distribusi pendapatan. Senada dengan Prasetyo et al.
ketimpangan pendapatan. Pengaruhnya di (2013), yang menemukan bahwa infrastruktur sosial
beberapa negara positif, tetapi di negara lain dapat meningkatkan pendapatan per kapita.
negatif. Demikian pula Chotia & Rao (2017) menyatakan
Nilai t ekspor terhadap ketimpangan hubungan jangka panjang antara pembangunan
pendapatan sebesar 4,4793 lebih besar dari t infrastruktur, kemiskinan, dan ketimpangan dalam
tabel sebesar 1,684, sehingga dapat distribusi pendapatan desa-kota. Pembangunan jalan
disimpulkan bahwa ekspor sangat berpengaruh baru memiliki dampak positif yang signifikan
terhadap ketimpangan pendapatan. Jika dilihat terhadap pendapatan rata-rata. Infrastruktur jalan
dari probabilitas 0,0001 yang lebih kecil dari 0,05 dan telekomunikasi cenderung meningkatkan
maka dapat dikatakan terdapat pengaruh yang ketimpangan distribusi pendapatan, sementara listrik,
signifikan ekspor terhadap ketimpangan bandara, dan kualitas bandara berdampak positif
pendapatan. Nilai koefisien beta memiliki arah terhadap ketimpangan distribusi pendapatan dan
hubungan yang positif, jika terjadi peningkatan membantu mengurangi ketimpangan pendapatan.
ekspor maka produksi barang dan jasa akan kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan
meningkat dan berpengaruh pada desa-kota. Itu
20
Hak Cipta © 2022, SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung
SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 10 (1), Juni 2022
pembangunan jalan baru memiliki dampak positif Kecenderungan bahwa semakin tinggi ketimpangan
yang signifikan terhadap pendapatan rata-rata. pendapatan maka semakin rendah kemiskinannya,
Infrastruktur jalan dan telekomunikasi cenderung atau sebaliknya semakin rendah ketimpangan
meningkatkan ketimpangan distribusi pendapatan, pendapatan maka semakin tinggi kemiskinannya.
sedangkan kualitas listrik, bandara, dan bandara penelitiannya memperoleh hubungan negatif dan
berdampak positif terhadap ketimpangan signifikan antara ketimpangan pendapatan yang
distribusi pendapatan dan membantu mengurangi diukur dengan koefisien gini dan tingkat kemiskinan.
ketimpangan pendapatan kemiskinan dan Artinya ada kecenderungan semakin tinggi
ketimpangan distribusi pendapatan desa-kota. ketimpangan pendapatan maka semakin rendah
Pembangunan jalan baru memiliki dampak positif kemiskinannya, atau sebaliknya semakin rendah
yang signifikan terhadap pendapatan rata-rata. ketimpangan pendapatan maka semakin tinggi
Infrastruktur jalan dan telekomunikasi cenderung kemiskinannya. penelitiannya memperoleh hubungan
meningkatkan ketimpangan distribusi pendapatan, negatif dan signifikan antara ketimpangan
sedangkan kualitas listrik, bandara, dan bandara pendapatan yang diukur dengan koefisien gini dan
berdampak positif terhadap ketimpangan tingkat kemiskinan. Artinya ada kecenderungan
distribusi pendapatan dan membantu mengurangi semakin tinggi ketimpangan pendapatan maka
ketimpangan pendapatan. semakin rendah kemiskinannya, atau sebaliknya
Terakhir, berdasarkan uji-t terlihat bahwa semakin rendah ketimpangan pendapatan maka
ketimpangan pendapatan berpengaruh signifikan semakin tinggi kemiskinannya.
terhadap kemiskinan dengan p-value 0,0000 yang
lebih kecil dari research error 5%. Variabel KESIMPULAN
ketimpangan pendapatan juga dapat menjelaskan Secara Serentak (Uji-F), petani
kemiskinan sebesar 38,29%; sedangkan faktor lain di nilai tukar, ekspor, dan infrastruktur berpengaruh
luar batasan penelitian menjelaskan sisanya. Nilai signifikan terhadap ketimpangan pendapatan. Dan
koefisien beta yang diperoleh memiliki hubungan secara parsial variabel nilai tukar petani, ekspor, dan
yang negatif, dengan demikian jika ketimpangan infrastruktur berpengaruh signifikan terhadap
distribusi pendapatan menurun maka akan terjadi ketimpangan pendapatan. Ketimpangan pendapatan
perbaikan distribusi pendapatan di masyarakat. Mirip juga memiliki pengaruh langsung terhadap
dengan temuan Fosu (2010), yang menemukan bahwa kemiskinan. Analisis penelitian hanya terbatas pada
pendorong utama penurunan dan peningkatan ketimpangan pendapatan dan periode penelitian
kemiskinan. Mitrakos (2014) juga menemukan hanya untuk periode 2007-2017. Disarankan agar
elastisitas pertumbuhan dan ketimpangan yang kuat penelitian selanjutnya menambahkan variabel lain
Pertumbuhan ekonomi dapat mengurangi kemiskinan pendapatan dan implikasinya terhadap kemiskinan
dan ketimpangan dalam distribusi pendapatan. Hasil serta menambah periode sampel yang lebih panjang
ini juga mendukung temuan Sukomo (2019), untuk menggambarkan kondisi yang sebenarnya
penelitiannya memperoleh hubungan negatif dan dengan lebih baik. Bagi Pemerintah Sumsel agar lebih
signifikan antara ketimpangan pendapatan yang meningkatkan ekspor, fokus pada sektor pertanian,
diukur dengan koefisien gini dengan tingkat memperbaiki infrastruktur, dan melatih masyarakat.
21
Hak Cipta © 2022, SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung
SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan, Vol 10 (1), Juni 2022
Ali, A., & Rahut, DB (2018). Berbasis hutan Perkotaan: Bukti dari Brics Nations. Studi
kemiskinan: Bukti empiris dari wilayah Bradford, 34(4), 466-484. Davis, B.,
Iqbal, M., Rifin, A., dan Juanda, B. (2017). Prasetyo, BA, Priyarsono, DS, & Mulatsih,
Analisis Pengaruh Infrastruktur S. (2013). Infrastruktur, pertumbuhan
Terhadap Ketimpangan ekonomi dan ketimpangan di
Pembangunan Ekonomi Daerah di perbatasan darat Indonesia. Jurnal
Provinsi Aceh. Perencanaan Daerah, Ekonomi Pasar Berkembang, 5(2),
21(1), 75- 84. 99-108. Priyono, D., & Wirathi, IGA P. (2016).
Janvry, AD, Sadoulet, E., Zhu, N. (2016). Analisis Hubungan Ekspor,
Peran Pendapatan Non-Pertanian Pertumbuhan Ekonomi, dan
dalam Mengurangi Kemiskinan dan Kesempatan Kerja di Provinsi Bali:
Ketimpangan di China. Kertas Kerja Pengujian Vector Auto Regression.
CUDARE 1001; Universitas California: E-Jurnal EP Unud, 5(12), 1408-1434.
Berkeley, CA, AS. Putra, RFI, & Lisna, V.(2020). Segitiga Pgi:
Jiao, X., Smith-Hall, C., Theilade, I. (2016). Pembangunan Keuangan,
Pendapatan rumah tangga pedesaan dan Pembangunan Manusia dan
perampasan tanah di Kamboja. Kebijakan Ketimpangan Pendapatan di Asia. Jurnal
Penggunaan Lahan, 48, 317–328. Ekonomi dan Pembangunan, 28(2),
Juliana., Marlina, Ropi., Saadillah, 77-89. Putri, YE, Amar, S., & Aimon, H.(2015).
Ramdhani., & Maryam Siti. (2018). Analisis Faktor-Faktor Yang
Pertumbuhan dan Pemerataan Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi dalam Perspektif Politik dan Ketimpangan Pendapatan di
Ekonomi Islam. Amwaluna: Jurnal Indonesia. Jurnal Studi Ekonomi, 3(6), 1-18.
Ekonomi dan Keuangan Islam, 2(2), Rani, U., & Furrer, M.(2016). Membusuk
259-268. ketimpangan pendapatan menjadi
Kindleberger, CP (1988). Ekonomis komponen pendapatan faktor: Bukti dari
Pembangunan Jilid 1. Jakarta: negara-negara G20 terpilih. Organisasi
Pembangunan Literasi. Perburuhan Internasional, 1-49
Makmuri, A. (2017). Infrastruktur dan Ruauw, E. (2010). Nilai tukar petani sebagai
ketimpangan: Sebuah bukti empiris salah satu indikator kesejahteraan petani.
dari Indonesia. Jurnal Ekonomi Pasar Jurnal Penelitian ASE, 6(2), 1-8.
Berkembang, 9(1), 29-39. Militarua, E., Severini, S., & Tantari, A. (2018). Itu
& Stanila, L. (2016). Penghasilan efek dari kebijakan pembayaran pertanian UE dan
variabilitas di Rumania: Mengurai reformasinya baru-baru ini terhadap
ketimpangan pendapatan dengan ketimpangan pendapatan pertanian. Jurnal Model
karakteristik rumah tangga. Procedia Kebijakan. 35, 212–227.
Eco. keuangan. 26, 227–233. Shrestha, S., Shrestha, UB, & Bawa, KS
Mitrakos, TM (2014). Ketimpangan, Kemiskinan (2017). Kontribusi pembayaran REDD+
dan Kesejahteraan Sosial di Yunani: terhadap perekonomian rumah tangga
Dampak Distribusi Penghematan. pedesaan di Nepal. aplikasi. geogr. 88,
tudes helléniques/Hellenic Studies, 151–160.
22(1), 65-94. Sok, S. (2017). Pertumbuhan yang berpihak pada orang miskin
24
Hak Cipta © 2022, SULTANIS: Jurnal Manajemen dan Keuangan
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung