Anda di halaman 1dari 23

Kelompok 7

Perencanaan
Program CSR
serta Studi
Kasusnya
MK CSR & Community Development

Dosen Pengampu
Ibu Febby Amelia Trisakti, S.I.Kom., M.Si
Anggota Kelompok 7
Yulia Hasmanda
Sumini
12040320282
12040321898

Ulfa Dwi Damayanti Dinda Nur Priyantini


12040320268 11200810000126

Irfan Pratama
12040311580
Pembahasan

Penyusunan Program CSR

Mengkomunikasikan Program CSR

CSR dan Isu di Sekitarnya

Penilaian Lingkungan dan Perencanaan CSR

Studi Kasus
Penyusunan Program CSR
Menyusun program CSR adalah melakukan analisa kebutuhan
komunitas (community need analysis). menyusun program CSR
perlu diperhatikan pemenuhi kebutuhan skala prioritas di dalam
masyarakat, bukan pemenuhan sesaat. menyusun program CSR
melalu beberapa tahap. Mulai dari tahap analisis kebutuhan sampai
dengan eveluasi kegiatan. Oleh karena itupentingnya perencanaan
program CSRyang terintegrasi merupakan tidak bisa terelakan lagi.
Termasuk juga resiko yang mungkin terjadi dan juga dukungan
sumber daya dari berbagai pemangku kepentingan.

Dan setiap perusahaan mempunyai cara pandang berbeda terhadap


CSR. Setidaknya terdapat tiga kategori paradigma perusahaan dalam
menerapkan program CSR menurut Yusuf dalam bukunya
Membedah Konsep dan Aplikasi CSR. Gresik: Fascho Publishing,
(2007, hal.73), diantaranya:
Pertama, sekedar basa basi dan
keterpaksaan, Artinya pemenuhan
tanggungjawab sosial lebih karena
keterpaksaan akibat tuntutan daripada
kesukarelaan. Berikutnya adalah
mengendalikan reputasi (reputation driven),
yaitu motivasi pelaksanaan CSR untuk
mendongkrak citra perusahaan.

Kedua, sebagai upaya untuk memenuhi


kewajiban (compliance). Implementasi CSR
memang ada regulasi, hukum dan aturan
yang memaksanya. Misalnya karena ada
kendali dalam aspek pasar (market driven).

Ketiga, bukan sekedar kewajiban


(compliance), tapi lebih dari sekdar
kewajiban (beyond compliance) atau
(compliance plus). Diimplementasikan
karena memang ada dorongan yang tulus
dari dalam (internal driven).
Mengkomunikasikan
Program CSR
Mengkomunikasikan program CSR bukan melulu hanya soal
output/hasil akhir dari suatu aktivitas saja, namun hendaknya
sesuai dengan “Konsep Partisipatory Aktif”, bahwa masyarakat
dilibatkan secara aktif sejak tahap pra dan perencanaan program,
terutama untuk program yang bersifat pemberdayaan/non charity.
Program-program CSR dianggap lebih tepat sasaran bila terdapat
unsur “sense of belonging” dari masyarakatr terhadap proses
maupun output yang dihasilkan.

Banyak saluran yang dapat digunakan untuk mengkomunikasikan


Program CSR, antara lain melalui Musrenbang (musyawarah
rencana pembangunan) baik ditingkat Kecamatan, Kabupaten,
maupun Propinsi, FGD (focus Group Discussion) dengan berbagai
elemen masyarakat/komunitas untuk program yang bersifat
pemberdayaan, Sinergi Grup Holding, atau dengan Lembaga lain
yang memiliki program sejenis.
Program CSR yang sudah dilaksanakan/direalisasi
kemudian disampaikan kepada stakeholders, yakni;
Pemegang Saham, berupa laporan
bulanan/triwulan/tahunan ke Grup Holding. Publik
juga dapat mengakses melalui media sosial atau
website resmi perusahaan, melalui Annual Report and
Sustainability Report sesuai standar GRI (Global
Reporting Initiative).

Mengomunikasikan program CSR memang relatif unik


dan menarik dibanding program non CSR. Uniknya
terletak pada strategi komunikasi goal/tujuan CSR
yakni terciptanya keberlanjutan dalam dalam 3P
(Profit, People, dan Planet), yakni tumbuh dan
berkembangnya perusahaan, berdayanya masyarakat
terdampak perusahaan dalam hal sosial ekonomi, dan
terjaganya kondisi alam dari pencemaran dan
kerusakan, melalui pelibatan aktif masyarakat untuk
memberi solusi demi terwujudnya tujuan
pembangunan berkelanjutan.
CSR dan Isu di
Sekitarnya
CSR itu apa sih?
Corporate Social Responsibility
(CSR) atau tanggungjawab sosial
perusahaan merupakan suatu
konsep bahwa organisasi,
khususnya perusahaan memiliki
suatu tanggung jawab terhadap
konsumen, karyawan, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan
dalam segala aspek operasional
perusahaan.
RUANG LINGKUP
Dalam perkembangan etika bisnis yang lebih
mutakhir, muncul gagasan yang lebih
CSR
komperehensif mengenai lingkup Corporate Social
Responsibility (CSR) yaitu:

Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan-


kegiatan sosial yang berguna bagi
kepentingan masyarakat luas.

Keuntungan ekonomis
RUANG LINGKUP
Dalam perkembangan etika bisnis yang lebih
mutakhir, muncul gagasan yang lebih
CSR
komperehensif mengenai lingkup Corporate Social
Responsibility (CSR) yaitu:

Memenuhi aturan hukum yang berlaku


dalam suatu masyarakat

Hormat pada hak dan kepentingan


stakeholder atau pihak-pihak yang
berkepentingan dalam kegiatan bisnis
suatu perusahaan
Pro Kontra Terhadap CSR

Dari pembahasan tanggung jawab sosial perusahaan tadi


menimbulkan suatu kontroversi hebat yang
memperlihatkan dua pandangan saling bertentangan
antara yang menentang dan mendukung perlunya
keterlibatan sosial sebagai salah satu wujud tanggung
jawab sosial perusahaan.
Argumen
Argumen yang
yang Argumen
Argumen yang
yang
menentang
menentang menuntut
menuntut
keterlibatan
keterlibatan sosial
sosial keterlibatan
keterlibatan sosial
sosial
Kebutuhan dan Harapan Masyarakat
Tujuan Utama Bisnis adalah Mengejar yang Semakin Berubah
Keuntungan Sebesar-besarnya.
Terbatasnya Sumber Daya Alam
Tujuan yang Terbagi-bagi dan
Harapan yang Membingungkan Lingkungan Sosial yang Lebih Baik

Perimbangan Tanggung Jawab dan


Biaya Keterlibatan Sosial Kekuasaan
Bisnis Mempunyai Sumber-sumber
Kurangnya Tenaga Terampil di Daya yang Berguna
Bidang Kegiatan Sosial
Keuntungan Jangka Panjang
Penilaian
Lingkungan dan
Perencanaan CSR
Perencanaan (planning) merupakan awal
PENILAIAN LINGKUNGAN kegiatan penetapan dari berbagai hasil
DAN PERENCANAAN CSR akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan
yang meliputi strategi, kebijakan,
prosedur, program dan anggaran yang
diperlukan untuk mencapai tujuan
tersebut. Meskipun sampai saat ini
masih terdapat kesulitan metodologis
untuk menghubungkan pelaksanaanCSR
ataupun CSP (corporate social
performance) dengan kinerja keuangan
perusahaan. Namun, tujuan pelaksanaan
CSR oleh perusahaan dapat dirumuskan
dengan jelas.
Perumusan tujuan CSR oleh perusahaan sangat
bergantung kepada hasil analisis perusahaan terhadap
lingkungan internal dan eksternal perusahaan.
Berdasarkan hasil enviromental scanning atau dalam
konteks CSR dikenal sebagai environmental
assessment,perusahaan dapat merumuskan tujuan CSR
perusahaan dengan berbagai strategi alternatif yang
dapat ditempuh oleh perusahaan.
Berbagai alternatif progran CSR yang
dapat dilakukan stasiun televisi tersebut
antara lain sebagai berikut :
Menghapus tayangan yang menjadi
pemicu kekerasan di kalangan anak-
anak.
Memindahkan tayangan-tayangan
yang memuat unsur-unsur kekerasan
ke acara tayangan malam hari yang
memiliki kemungkinan kecil untuk
ditonton oleh anak-anak.
Menyediakan jasa konsultasi psikologis
bagi anak-anak yang melakukan
kekerasan karena terpapar oleh siaran
televisi.
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan rencana CSR adalah bahwa
pelaksanaan program CSR melibatkan kerjasama
Perencanaan, Implementasi perusahaan dengan
pihak lain. Dalam hal ini pelaksanaan CSR
biasanya melibatkan pula pemerintah,lembaga
swadaya masyarakat, serta pihak-pihak calon
penerima manfaat CSR misalnya masyarakat
lokal. Oleh sebab itu, perencanaan CSR merupakan
perencanaan yang terintegrasi dan bukan semata-
mata perencanaan yang dibuat oleh perusahaan,
tetapi dalam hal ini perusahaan pun harus
melibatkan pihak-pihak lain yang akan terlibat
dalam pelaksanaan program CSR agar program
CSR tersebut dapat berjalan secar a efektif.
Studi Kasus
PT Telkom sejak 21-22 April, menggelar program Indonesia Digital
Learning (IDL) di Surabaya yang diikuti sekitar 300 guru. Kegiatan
ini sebagai bagian dari program CSR untuk dunia pendidikan

General Manager Telkom Surabaya, M Nasrun Ihsan, Jumat (22/4)


mengatakan, Indonesia Digital Learning ini adalah bagian dari
program CSR untuk pergerakan kemajuan pendidikan di Indonesia
khususnya perkembangan potensi, minat, bakat dan skill bagi
para guru dalam bidang digital atau penggunaan system
Information, communication, and technology (ICT).

Tahun 2016 lalu adalah tahun ketiga Telkom menyelenggarakan


program Indonesia Digital Learning. Karena 2 tahun sebelumnya
di 2014 dan 2015 lalu, Telkom telah menjalankan program
Indonesia Digital Learning ini untuk 12.000 guru.
Tahun ini, secara nasional, kota Surabaya adalah kota ke-3 untuk
penyelenggaraan Indonesia Digital Learning, tambahnya.
Sebelumnya, pelatihan ini telah diselenggarakan di Jogjakarta dan
Bandung, dan akan dilanjutkan sampai awal Mei dibeberapa lokasi
lain seperti di Balikpapan, Medan, Jayapura, Makasar, dan aula
Kemendikbud Jakarta.
Dalam pelatihan Indonesia Digital Learning, peserta akan
melakukan training yang dipandu oleh para pakar yang terpilih
dengan mengaplikasikan modul yang telah dibentuk oleh Telkom
Indonesia bagi para guru dalam mengaplikasikan kualifikasi
digital.
Beberapa tahapan harus dilalui peserta untuk mengikuti pelatihan ini.
Pertama terkait kepesertaan, peserta pelatihan Indonesia Digital Learning ini
diprioritaskan adalah guru sekolah dasar dan menengah di seluruh Indonesia,
dan pernah mengikuti pelatihan IDL tahun 2014/2015 atau pelatihan yang
diadakan oleh TelkomGroup. Tentunya mereka sudah diwajibkan membawa
laptop yang biasa digunakan mendukung aktifitas belajar mengajar mereka
Kedua, setelah proses pelatihan IDL selesai dilaksanakan, akan
diadakan Training Camp MTMH dan akan terpilih 45 orang, yang
akan disaring lagi menjadi 17 orang. Ketiga, untuk awarding, yang
akan dilakukan pada Awarding My Teacher My Hero Competition
adalah 8 orang terpilih.
Kegiatan ini, menurutnya, merupakan satu rangkaian kegiatan
dengan My Teacher My Hero (MTMH), dimana untuk
mengikutinya, para peserta diminta untuk mendaftarkan diri pada
website: indonesiadigitallearning.com dan diminta untuk
mengirimkan naskah pembelajaran digital berupa RPP.
Telkom sangat concern untuk menjadikan lingkungan pendidikan sebagai
sebuah digital society, apalagi tambahnya, dari 8 syarat
untukmendapatkan sertifikasi guru, salah satunya adalah kemampuan di
bidang IT. Dan sampai saat ini, dari data yang dia dapatkan, 500 guru di
Surabaya sudah mendapatkan sertifikasi guru.
Kelompok 7

Anda mungkin juga menyukai