Anda di halaman 1dari 21

Mata Kuliah Dosen Pengampu

Perencanaan Program PR Dr. Sudianto, M.I.Kom.

MAKALAH
HUBUNGAN PERENCANAAN KOMUNIKASI DAN KEBIJAKAN

Disusun oleh :
KELOMPOK 5
1. Mila Sari
2. Rizky Sirka Mairangga
3. Yelsa Destiana

Program Studi Ilmu Komunikasi


Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT., yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami bersyukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan nikmat rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada Kami sehingga Kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “HUBUNGAN PERENCANAAN KOMUNIKASI
DAN KEBIJAKAN ”.
Makalah ini Kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memeperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
Kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dair itu semua, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu,, dengan tangan terbuka Kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
dan Dosen Pengampu Dr. Sudianto, M.I.Kom. Akhir kata Kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada pembaca.

Pekanbaru, 10 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Perencanaan Komunikasi .................................................................................. 3


2.2 Kebijakan Komunikasi ...................................................................................... 6
2.3 Hubungan Perencanaan Komunikasi Dan Kebijakan ....................................... 6
BAB III PENUTUP ..............................................................................................11

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................11

3.2 Saran ............................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................12


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Menurut Louis Forsdale (1981) “communicaton is the process by which a
system is established, maintained and altered by means of shared signals that
operate according to rules”. (Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem
dibentuk, dipelihara dan diubah dengan tujuan sinyal-sinyal yang dikirimkan dan
diterima dilakukan sesuai dengan aturan).1

Komunikasi bukanlah ilmu eksak dan memiliki objek yang abstrak yaitu
tindakan manusia dalam konteks sosial dimana proses terjadinya komunkasi
dimulai dari pikiran orang yang akan menyampaikan pesan atau nformasi, yang
kemudian dikembangkan, baik berupa ucapan atau isyarat, proses selanjutnya
dengan melakukan transmisi berupa media dan perantara hingga pesan dapat
diterima ole komunikan. Komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak
yakin komunikator dengan komunikan dapat saling memahami pesan yang
disampaikan.

Komunikasi menjadi hal yang terpenting bagi kehidupan bersama, tidak


terkecuali komunikasi kebijakan. Sebuah proses komunikasi yang dilaksanakan
tidak luput dari berbagai rintangan atau hambatan. Oleh karena itu, perencanaan
komunikasi dimaksudkan untuk mengatasi rintangan-rintangan yang ada guna
mencapai efektivitas komunikasi, sedangkan dari fungsi dan kegunaan
komunikasi perencanaan diperlukan untuk mengimplementaskan program-
program yang ingin dicapai. Perencanaan komunikasi dalam kerangka yang
sangat sederhana dikaitkan dengan bagaimana menciptakan komunikasi yang
efektif. Dalam kerangka yang lebih luas perencanaan komunikasi sangat
diperlukan untuk menyusun strategi agar program yang berskala nasional bisa
berhasil.

1
M. Psi. Diana Ariswanti Triningtyas, S.Pd., Komunikasi Antar Pribadi, Edisi Pert
edition (2016).
Perencanaan komunikasi menjelaskan bagaimana cara menyebarluaskan
pesan yang tepat dari komunikator kepada khalayak yang tepat, melalui saluran
yang tepat, dan waktu yang tepat pula. Pengertian strategi komunikasi adalah
suatu rancangan yang dibuat untuk mengubah tingkah laku manusia dalam skala
yang lebih besar melalui transfer ide-ide baru. Untuk mencapai hasil yang tepat
dalam melaksanakan program pembangunan, diperlukan perencanaan dan strategi
yang tepat. Penetapan strategi diawali dengan menetapkan komunikator,
menetapkan target sasaran dan analisis kebutuhan khalayak, menyusun pesan,
memilih media dan saluran komunikasi, efek komunikasi. Sebuah proses
komunikasi yang dilaksanakan tidak luput dari berbagai rintangan atau hambatan.
Oleh karena itu, perencanaan komunikasi dimaksudkan untuk mengatasi
rintangan-rintangan yang ada guna mencapai efektivitas komunikasi, sedangkan
dari fungsi dan kegunaan komunikasi perencanaan diperlukan untuk
2
mengimplementaskan program-program yang ingin dicapai .

Perencanaan komunikasi dalam kerangka yang sangat sederhana dikaitkan


dengan bagaimana menciptakan komunikasi yang efektif. Dalam kerangka yang
lebih luas perencanaan komunikasi diperlukan untuk menyusun strategi agar
program-program pembagunan yang berskala nasional bisa berhasil.

kebijakan merupakan aktivitas sosial yang mengandung proses intelektual,


namun bukan berarti bahwa efektifivitas relative dari proses intelektual tidak
dapat ditingkatkan sebagaimana Raymond A. Bauer dalam The Study of policy
Formation (1968). Suatu tindakan klasik yang sering harus diterima ilmu-ilmu
sosial yakni persoalan tentang kemandulan (interriility) ilmu sosial untuk
memberikan solusi kongkrit terhadap persoalan-persoalan empirik di masyarakat.
Hal ini, kemudian membentuk presepsi bahwa seolah-olah ilmu sosial telah
terperangkap ke dalam sindrom krisis kepercayaan (crisis of confidence) dari
masyarakat. Tuduhan dan presepsi demikian, pada umumnya didasari oleh asumsi
bahwa tidak seperti halnya ilmu eksakta, maka ilmu sosial tidak mampu untuk

2
Ph. D. Prof. H. Hafied Cangara, M.Sc., Perencanaan & Strategi Komunikasi, Edisi Revi
edition (Jakarta: Jakarta : Rajawali Pers 2017, 2017).
memberikan pemecahan yang bersifat teknis terhadap masalah-masalah
kemasyarakatan, meskipun asumsi mengandung unsur apriori- karena
menyamakan ilmu sosial dengan ilmu eksakta – namun sindrom krisis
kepercayaan itu membawa implikasi yang signifikan terhadap perkembangan ilmu
sosial.3

Konsep kebijakan komunikasi baru muncul pada tahun 1970-an setelah


para pakar mengeksposnya dan para pemimpin negara-negara yang edang
berkembang menyerang dominasi negara-negara maju di bidang informasi. Secara
implisit kebijakan komunikasi tumbuh menjadi tatanan, baik dalam bentuk nilai
maupun budaya dalam pranata sosial kemasyarakatan, sedangkan secara ekplisit
kebijakan komunikasi eksis dalam bentuk undang-undang atau peraturan yang
dikeluarkan oleh negara. 4

Secara eksplisit pula kebijksanaan komunikasi di Indonesia dapat dilihat


dengn adanya berbagai macam undang-undang atau peraturan yang telah
dikeluarkan oleh pemerintah untuk ditati bagi setiap warga negaranya.

Kebijakan komunikasi sendiri memiliki pengertian yang beragam. Salah


satu pendapat mengenai kebijakan komunikasi yaitu pengertian menurut Unesco
yang dikutip Ugboajah (1980:5) yang menyampaikan bahwa kebijakan
komunikasi sebagai kumpulan prinsipprinsip dan norma-norma yang sengaja
diciptakan untuk mengatur perilaku sistem komunikasi. Pengertian sederhana ini
mengandung pemahaman bahwa sebuah kebijakan komunikasi lahir setelah
adanya sebuah sistem komunikasi yang berlaku di sebuah negara. Setiap negara
diyakini memiliki sebuah pola-pola komunikasi yang berjalan dan berproses
membentuk sebuah sistem.5

3
Agus Subianto, ‘Kebijakan Publik Tinjauan Perencanaan< Implementasi dan Evaluasi’,
Brilliant an imprint of MIC Publishing COPYRIGHT (2020).
4
Prof. H. Hafied Cangara, M.Sc., Perencanaan & Strategi Komunikasi.
5
Agusly Irawan Aritonang, ‘Kebijakan Komunikasi di Indonesia: Gambaran
Implementasi UU No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik’, Jurnal
ASPIKOM, vol. 1, no. 3 (2011), p. 261.
Kebijakan komunikasi merupakan bagian yang terintegrasi dengan
kebijakan pembangunan lainnya, seperti halnya pendidikan, kebudayaan, dan
kependudukan. Komunikasi dapat memberikan kontribusinya dalam mendukung
pelaksanaan program-program pembangunan nasional di setiap negara. Konsep
kebijakan komunikasi internasional baru muncul pada tahun 1970-an setelah para
pakar dari negara-negara yang sedang berkembang mengeluhkan adanya
ketidakseimbangan dan tidak berkadilan dari negara-negara maju mengenai
pengaliran informasi di dunia. Negara-negara maju tersebut cenderung
memberitakan hal-hal yang berkaitan dengan kerusuhan dan kemiskinan yang
terjadi di negara-negara yang berkembang. Ketidakseimbangan pengaliran
informasi dari negaranegara maju ke negara-negara yang berkembang membuat
negara-negara yang bekembang kurang mampu untuk membeli teknologi
informasi. Akhirnya negara-negara berkembang merespon kejadian tersebut.
Berdasarkan Pancasila sila kedua, UUD 1945 (Alinea I dan IV) dan batang tubuh
(pasal 11 dan 13), Indonesia sebagai salah satu negara berkembang akhirnya juga
merespon kejadian tersebut dengan ikut terlibat langsung dalam hubungan
internasiona melaluikebijakan politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif.
Bebas, bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan-kekuatan yang tidak sesuai
dengan kepribadian bangsa sebagaimana tercermin dalam Pancasila. Aktif, bahwa
dalam menjalankan kebijakan luar negerinya, Indonesia tidak bersikap pasif atas
berbagai kejadian internasional, melainkan bersikaf aktif. Juga aktif dalam
mendukung.6

6
Daryanto Setiawan, Kebijakan Komunikasi Internasional Indonesia ( International
Communications Policy Indonesia ) komunikasi adalah kumpulan dari prinsip-, vol. 3,
no. 1 (2017), pp. 22–33.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Hubungan Perencanaan Komunikasi Dan Kebijakan ?

1.3 TUJUAN
2. Untuk mengetahui bagaimana Hubungan Perencanaan Komunikasi Dan
Kebijakan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Komunikasi


Dalam membicarakan perencanaan komunikasi berarti membahas tentang
dua konsep yang berbeda yaitu konsep perencanaan dan konsep komunikasi itu
sendiri. Meskipun dalam kajiannya terdapat perbedaan, namun kedua konsep ini
dapat dijadikan suatu kajian khusus dalam studi komunikasi yang pada akhir-akhir
ini semakin banyak di aplikasikan dalam bidang penyebarluasan informasi,
penyadaran masyrakat dan pemasaran.
Perencanaan adalah keselurahan proses pemikiran dan penentuan secara
matang dari hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditentukan.7

Ada beberapa definisi tentang perencanaan komunikasi:

a. Perencanaan komunikasi adalah proses mengalokasikan sumber daya


komunikasi untuk mencapai tujuan organisasi. Sumber daya tersebut tidak saja
mencangkup media massa dan komunikasi antarpribadi, tetapi juga setiap
aktivitas yang dirancang untuk mengubah perilaku dan menciptakan
keterampilan-keterampilan tertentu di antara individu dan kelompok dalam
lingkup tugas-tugas yang dibebankan oleh organisasi.
b. Perencanaan komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis dan kontinu
dalam mengorganisir aktivitas manusia terhadap upaya penggunaan
sumberdaya komunikasi secara efisien guna merealisasikan
kebijakankebijakan komunikasi.
c. Perencanaan komunikasi adalah sebuah dokumen tertulis yang
menggambarkan tentang apa yang harus dilakukan yang berhubungan dengan
komunikasi dalam pencapaian tujuan, dengan cara apa yang dapat dilakukan
sehingga tujuan tersebut dapat dicapai, dan kepada siapa program komunikasi
itu ditujukan, dengan peralatan dan dalam jangka waktu berapa lama hal itu

7
Prof. H. Hafied Cangara, M.Sc., Perencanaan & Strategi Komunikasi.
bisa dicapai, dan bagaimana cara mengukur (evaluasi) hasil-hasil yang
diperoleh dari program tersebut.
d. Perencanaan komunikasi adalah seni dan ilmu pengetahuan dalam mencapai
target khalayak dengan menggunakan saluran-saluran komunikasi pemasaran,
misalnya periklanan, kehumasan, dll.8

Para ahli menyepakati bahwa perencanaan pada hakikatnya adalah usaha


yang dilakukan secara sadar dan terus-menerus serta dikelola untuk memilih
alternatif yang terbaik dari berbagai alternatif yang ada untuk mencapai tujuan
tertentu. Oleh karena itu, dalam perencanaan ada dua belas pokok pikiran yang
terkandung di dalamnya, yaitu :

a) Perencanaan sebagai usaha yang disengaja, dan dilakukan secara sadar.


b) Peerencanaan menempatkan manusia sebagai modal dasar dalam
menggerakkan setiap usaha
c) Perencanaan menggunakan hasil riset, data dan informasi
d) Ada tujuan yang ingin dicapai, sehingga memerlukan keputusan dan
tindakan yang akan diambil
e) Ada keinginan untuk melakukan perubahan
f) Berorientasi masa depan (optimis)
g) Pemecahan masalah
h) Pemilihan alternatif
i) Pengalokasian sumber daya socio-technical
j) Menjadi dasar acuan pelaksanaan
k) Menjadi pengendali dan monitoring pelaksanaan
l) Perencanaan sebagi proses yang berkelanjutan.9

Dari dua belas pokok diatas dapat disimpulkan bahwa kapan seseorang
membuat perencanaan berarti ia menetapkan apa yang harus dikerjakan, kapan
dikerjakan, siapa yang akan mengerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

8
Ibid.
9
Ibid.
Perencanaan merupakan sebuah jembatan antara bagaimana kita berangkat dan
kemana kita akan pergi. Dengan kata lain perencanaan dapat dikatakan sebagai
pedoman dasar yang akan menuntun kita untuk melakukan suatu hal demi
tercapainya tujuan yang dimaksud.
Perencanaan merupakan titik awal untuk bekerjanya suatu organisasi.
Karena itu perencanaan dibuat agar dapat berfungi sebagai :
a. Mengidentifikasi dan menetapkan masalah
b. Memberikan arahan (fokus) atau pedoman pada tujuan yang ingin
dicapai
c. Meminimalisasi terjadinya pemborosan sumber daya dalam rangka
mencapai tujuan secara efektif
d. Melakukan perkiraan terhadap kendala yang mungkin terjadi dan
hasil yang akan diperoleh
e. Melakukan pengendalian agar pelaksanaan senantiasa tetap berada
dalam koridor perencanaan yang telah di tetapkan
f. Memberi kesempatan untuk memilih alternatif terbaik guna
mendapatkan hasil yang lebih baik
g. Mengatasi hal-hal yang rumit dengan mencari jalan keluar dari
masalah yang dihadapi
h. Menetapkan skala prioritas tentang apa yang harus dikerjakan
terlebih dahulu
i. Penetapan mekasnisme pemntauan dan instrumen alat ukur untuk
keperluan evaluasi. 10

10
Ibid.
UNESCO membuat langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam
perencanaan komunikasi, yakni:
a. Mengumpulkan data tentang status sumber daya komunikasi, apakah itu
dioperasikan oleh pemerintah, swasta, atau kombinasi antara pemerintah
dan swasta.
b. Melakukan analisis tentang struktur dan smber daya komunikasi yang ada,
berapa banyak surat kabar, stasiun televisi dan radio, serta mediamedia apa
saja yang ada dalam masyarakat.
c. Melakukan analisis kritis terhadap apa yang dibutuhkan masyarakat
terhadap komunikasi, jenis informasi apa yang dibutuhkan, apakah
hiburan, pendapat, atau berita.
d. Melakukan analisis terhadap komponen-komponen komunikasi mulai dari
sumber, pesan, saluran atau media, penerima, dan umpan balik dari
masyarakat.
e. Melakukan analisis terhadap pengembangan komunikasi, apakah
komunikasi mengalami kemajuan dalam hal jumlah (tiras), sebaran, atau
peringkat dalam tayangannya.
f. Menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai sesuai dengan
kebijaksanaan komunikasi yang ada.11
Perencanaan komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis dan kontinu
dalam mengorganisasi manusia terhadap upaya penggunaan sumber daya
komunikasi secara efisien guna merealisasikan kebijakan komunikasi.
Perencanaan komunikasi dalam kerangka yang sangat sederhanan sudah tentu
selalu dikaitkan dengan bagaimana cara menciptakan komunikasi yang efektif.
Sedangkan dalam kerangka yang lebih luas perencanaan komunikasi sangat
diperlukan untuk menyusun strategi agar program dapat berhasil.

11
Ibid.
Perencanaan komunikasi sebagai cara menciptakan komunikasi yang
efektif, maka komunikasi perlu ditempatkan pada fungsinya, bukan hanya untuk
membangkitkan kesadaran, memberikan informasi, mempengaruhi atau
mengubah perilaku, melainkan juga berfungsi untuk mendengarkan,
mengekplorasi lebih dalam, memahami, memberdayakan, dan membangun
konsensus untuk perubahan. Perencanaan komunikasi diperlukan juga untuk
mendukung proses pembangunan bangsa, tetapi di satu sisi negara dan masyarakat
juga diperlukan untuk membangun komunikasi itu sendiri.
Perencanaan komunikasi sebagai penuntun usaha atau kegiatan
komunikasi yang dilakukan sepanjang program dilaksanakan, ia menjadi dokumen
kerja yang selalu diperbaharui secara periodik sesuai dengan perubahan kebutuhan
khalayak. Perencanaan komunikasi menjelaskan bagaimana cara menyebarluaskan
pesan yang tepat dari komunikator kepada khalayak yang tepat, melalui sauran
yang tepat, dan waktu yang tepat pula. Perencanaan komunikasi membantu
bagaimana pesan yang dibawakan konsisten dengan target sasaran. Perencanaan
komunikasi sangat penting bagi kesuksesan suatu organisasi atau lembaga.12

2.2 Kebijakan Komunikasi

Konsep kebijakan komunikasi baru muncul pada tahun 1970-an setelah


para pakar mengeksposnya dan para pemimpin negara-negara yang edang
berkembang menyerang dominasi negara-negara maju di bidang informasi.

Secara implisit kebijakan komunikasi tumbuh menjadi tatanan, baik dalam


bentuk nilai maupun budaya dalam pranata sosial kemasyarakatan, sedangkan
secara ekplisit kebijakan komunikasi eksis dalam bentuk undang-undang atau
peraturan yang dikeluarkan oleh negara.

12
Ida Suryani Wijaya, ‘Perencanaan dan Strategi komunikasi dalam kegiatan
pembangunan’, jurnal Perencanaan dan Strategi komunikasi, vol. XVIII, no. 1 (2015),
pp. 53–61, http://journal.uinsi.ac.id/index.php/lentera_journal/article/view/428.
Secara eksplisit pula kebijakan komunikasi di Indonesia dapat dilihat
dengn adanya berbagai macam undang-undang atau peraturan yang telah
dikeluarkan oleh pemerintah untuk ditati bagi setiap warganegaranya.

Sommerlad (1975) dalam buku perencanaan dan strategi komunikasi yang ditulis
oleh Prof. H. Hafied Cangara menyebutkan bahwa kebijakan komunikasi sebagai
“Kebijakan komunikasi adalah prinsip-prinsip, aturan-aturan, dan pedoman
dimana sistem komunikasi dibangun secara khusus dalam kerangka yang lebih
luas”.13

Sedangkan menurut Allan Hancock (1981) menyebutkan kebijakan


komunikasi sebagai berikut :

“ Kebijakan komunikasi adalah perencanaan strategik yang menetapkan alternatif


dalam mencapai tujuan jangka panjang, serta menjadi kerangka dasar untuk
perencanaan operasional jangka pendek. Perencanan strategik diwujudkan dalam
target yang dapat dikuantifikai dengan pendekatan-pendekatan yang sistematis
terhadap tujuan yang ingin dicapai dari kebijakan komunikasi”.14

Dari dua definisi diatas terdapat hal yang sama yaitu kebijakan komunikasi
digunakan sebagai pedoman bagi sistem komunikasi, sehingga dapat
memudahkan dalam menjalankan kegiatan yang telah di rencanakan. Salah satu
tujuan dari kebijakan komunikasi adalah agar informai yang disebarluaskan
relevan dengan kehidupan sehari-hari bagi pihak yang memerlukan, serta
memberi motivasi kepada masyarakat untuk berperan serta dalam kegiatan
kemasyrakatan.

Kebijakan komunikasi setidaknya memiliki 5 kriteria. Menurut Abrar,


kriteria ini berkaitan dengan bentuk kebijakan komunikasi sebagai sebuah
kebijakan publik. Kriteria tersebut yaitu:

1) Memiliki tujuan tertentu Sebuah regulasi, atau kebijakan apa pun tentu
memiliki sebuah tujuan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya setiap
13
Prof. H. Hafied Cangara, M.Sc., Perencanaan & Strategi Komunikasi.
14
Ibid.
kebijakan komunikasi dilahirkan untuk memperlancar jalannya sistem
komunikasi. Secara spesifik, setiap kebijakan komunikasi memiliki tujuan
yang bisa dilihat dari pasal-pasal awal.
2) Berisi tindakan pejabat pemerintah Kebijakan komunikasi dilahirkan oleh
perangkat pemerintahan. Kebijakan komunikasi setingkat UU misalnya,
dilahirkan oleh DPR setelah ber konsultasi dengan pemerintah. Secara
teknis UU memerlukan perangkat aturan lebih rendah dibawahnya agar
dapat berjalan lebih maksimal. Peraturan Pemerintah (PP), Keputusan
Presiden (Kepres), Keputusan Mentri (KepMen) merupakan bagian-
bagian dari pemerintah. Artinya setiap produk kebijakan merupakan hasil
tindakan pemerintah karena dihasilkan oleh perangkat pemerintahan.
3) Memperlihatkan apa yang akan dilakukan pemerintah. Sebagai akibat
kebijakan dihasilkan oleh aparat pemerintah maka kebijakan
menunjukkan apa yang akan dijalankan oleh pemerintah. Namun perlu
diperhatikan bahwa kebijakan komu nikasi bukanlah berisi keinginan
pemerintah tentang bagaimana sebuah proses komunikasi berlangsung.
Peme rintah dalam konteks ini berperan sebagai fasilitator setelah adanya
kei nginan dari kelompok masyarakat agar dibuat sebuah
regulasi/kebijakan.
4) Bisa bersifat positif atau negatif Sebuah kebijakan komunikasi sangat
dimungkinkan untuk bernilai positif meupun negatif. Sebuah kebijakan
komunikasi dinilai baik jika ia mampu menjawab persoalan yang muncul
bahkan jika kebijakan tersebut mampu mengantisipasi perubahan yang
terja di ke depan sekaligus mudah untuk diimplementasikan. Namun juga
tidak menutup kemungkinan jika sebuah kebijakan komunikasi lahir
bersifat negatif karena sebuah kebijakan juga berisi tarik menarik sebuah
kepentingan. Namun satu yang pasti sebuah kebijakan apapun akan
melahirkan pro dan kontra.
5) Bersifat memaksa (otoritatif) Kebijakan komunikasi sebagai sebuah
kebijakan publik dilahirkan oleh perangkat negara. Satu hal yang menjadi
ciri negara adalah kekuasaan yang bersifat memaksa yang dimilikinya.
Artinya setiap keputusankeputusan yang dihasilkan oleh negara wajib
untuk dijalankan. Jika ada pelanggaran terhadap apa yang sudah
diputuskan oleh pemerintah maka adan sanksi terutama sanksi hukum
yang bersifat mengikat bagi pelanggarnya.15

Kebijakan komunikasi setidaknya memiliki 2 tujuan, yaitu :

1) Secara sosiologis menempatkan proses komunikasi sebagai bagian dari


dinamika sosial yang tidak merugikan masyarakat. Hal ini didasarkan
bahwa setiap masyarakat dimanapun mereka berada memiliki sebuah
bentuk atau proses komunikasi. Proses komunikasi ini tentu saja memiliki
dinamika yang terus berkembang secara naik maupun turun. Tentu saja
dinamika ini perlu dijaga agar bergerak ke arah yang positif. Kebijakan di
sini memainkan peranan yang penting. Kebijakan komunikasi harus bisa
menjamin dinamika sosial masyarakat berjalan secara positif dan bisa
meminimalkan ketimpangan-ketimpangan misalnya adanya dominasi dari
satu pihak atas pihak lain. Maka penyusunan sebuah kebijakan diperlukan
keterlibatan pihak masyarakat.
2) Komunikasi merupakan sesuatu keniscayaan dalam masyarakat.
Komunikasi dipandang sebagai sebuah sistem dimana sebuah sistem yang
terdiri dari subsistem-subsistem. Ada kalanya subsistem-subsistem
berjalan dengan tidak maksimal. Ada masalah, ada hambatan. Maka
Kebijakan Komunikasi lahir untuk memperlancar proses berjalannya
sistem komunikasi.16

2.3 Hubungan Perencanaan Komunikasi Dan Kebijakan

Kebijakan dan perencanaan komunikasi merupakan dua hal yang


berkesinambungan antara satu dan yang lainnya. Dan Untuk membicarakan

15
Aritonang, ‘Kebijakan Komunikasi di Indonesia: Gambaran Implementasi UU No. 14
tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik’.
16
Ana Nadhya Abrar, Kebijakan Komuniksi : Konsep, hakekat, dan praktek (Gava Media,
2008).
hubungan antara kebijakan dan perencanaan komunikasi adalah suatu hal yang
cukup rumit, dan sering kali membingungkan. Membicarakan kebijakan
komunikasi menurut Ely D. Gomez, bisa saja dilakukan tanpa membicarakan
perencanaan, tetapi kapan kita bicara tentang perencanaan komunikasi, maka kita
tidak bisa melepaskan diri dari kebijaksanaan komunikasi.

Sebab kebijakan komunikasi dalam konteks yang lebih luas merupakan


perencanaan strategik untuk jangka panjang, sedangkan perencanaan komunikasi
itu sendiri adalah perencanaan operasional untuk jangka menengah atau jangka
pendek. Perencanaan komunikasi merupakan penjabaran dalam bentuk
operasional yangdituangkan dari perencanaan strategic.17

Selanjutnya Wedemeyer menyebutkan bahwa hubungan antara kebijakan


dan perencanaan adalah suatu mata rantai di mana keduanya sebagai komponen
yang saling bergantung satu sama lain. Sedangkan Alan Handcock melihat kedua
hal itu sebagai komponen matriks yang saling mengikat seperti gambar dadu,
termasuk dalam implementasi dan evaluasi.18

Kebijakan memberi kerangka dasar sebelum perencanaan


diimplementasikan, sebaliknya perencanaan mengoperasionalkan kebijakan –
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dan
perencanaan senantiasa bergandengan, sebab antara keduanya terdapat hubungan
fungsional, yakni kebijakan memberi asas (pedoman) sedangkan perencanaanpada
tahap pengimplementasian berdasarkan asas yang telah ditetapkan.19

Oleh karena itu, perencanaan harus selalu taat asas pada kebijakan
komunikasi. Hubungan itu dapat dilihat bahwa bilamana kedua komponen
tersebut tidak menunjukkan hubungan yang sinkron, maka upaya yang dilakukan

17
Prof. H. Hafied Cangara, M.Sc., Perencanaan & Strategi Komunikasi.
18
Ibid.
19
Ibid.
dalam perencanaan komunikasi merupakan suatu pekerjaan yang sia-sia,
pemborosan, baik dari segi biaya, tanaga, maupun waktu.20

20
Ibid.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Para ahli menyepakati bahwa perencanaan pada hakikatnya adalah usaha
yang dilakukan secara sadar dan terus-menerus serta dikelola untuk memilih
alternatif yang terbaik dari berbagai alternatif yang ada untuk mencapai tujuan
tertentu.

Kebijakan komunikasi adalah perencanaan strategik yang menetapkan


alternatif dalam mencapai tujuan jangka panjang, serta menjadi kerangka dasar
untuk perencanaan operasional jangka pendek. Perencanan strategik diwujudkan
dalam target yang dapat dikuantifikai dengan pendekatan-pendekatan yang
sistematis terhadap tujuan yang ingin dicapai dari kebijakan komunikasi”

Wedemeyer menyebutkan bahwa hubungan antara kebijakan dan


perencanaan adalah suatu mata rantai di mana keduanya sebagai komponen yang
saling bergantung satu sama lain. Sedangkan Alan Handcock melihat kedua hal
itu sebagai komponen matriks yang saling mengikat seperti gambar dadu,
termasuk dalam implementasi dan evaluasi,

Kebijakan memberi kerangka dasar sebelum perencanaan


diimplementasikan, sebaliknya perencanaan mengoperasionalkan kebijakan –
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan. Kebijakan dan
perencanaan senantiasa bergandengan, sebab antara keduanya terdapat hubungan
fungsional, yakni kebijakan memberi asas (pedoman) sedangkan perencanaanpada
tahap pengimplementasian berdasarkan asas yang telah ditetapkan.

Oleh karena itu, perencanaan harus selalu taat asas pada kebijakan
komunikasi. Hubungan itu dapat dilihat bahwa bilamana kedua komponen
tersebut tidak menunjukkan hubungan yang sinkron, maka upaya yang dilakukan
dalam perencanaan komunikasi merupakan suatu pekerjaan yang sia-sia,
pemborosan, baik dari segi biaya, tanaga, maupun waktu.
3.2 Saran
Kami selaku penyusun makalah ini menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kurangnya baik dalam kesalahan penulisan maupun
pengutipan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah ini. Semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua khususnya untuk penulis.
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka


Cipta.

Cutlip, Scott M, dkk. 2005. Effective Public Relation: Merancang dan


Melaksanakan Kegiatan Kehumasan dengan Sukses. Jakarta: Indeks.

Hafied, Cangara, Hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja


Grafindo Perkasa.

Kriyantono, Rachmat. 2012. Public Relation Writing Teknik Produksi Media


Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Mediaget. Komponen Komunikasi dari Strategi,


https://textid.123dok.com/document/4yrke2ejz-komponen-komunikasi-dari-
strategi.html ,diakses pada 14 November 2022 pukul 13.00 WIB.

Muslimin. 2004. Humas dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM Press.

Pateda, Mansoer. 2010. Semantik Leksikal. Bandung: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai