Anda di halaman 1dari 18

STRATEGI PUBLIC RELATIONS DALAM MENINGKATKAN

CITRA PERGURUAN TINGGI

(Studi Deskriptif di Universitas Pancasila)

Dibuat untuk Memenuhi Ujian Akhir Semester (UAS) Mata Kuliah Kapita
Selekta Humas

Dosen Pengampu: Dr. Khoiruddin, M. Si.

Disusun oleh:

Muhammad Fahmil Mubarok

NIM. 1184060064

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat
sehat wal’afiat kepada para penulis, sehingga penulis bisa menyelesaikan mini
riset ini, shalawat dan salam mudah-mudahan tercurah limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, juga kepada para keluarganya, para shabatnya dan kita semua
selaku umatnya yang mudah-mudahan diberikan syafaatnya. Saya bersyukur bisa
menyelesaikan mini riset ini yang mudah-mudahan ada nilai manfaatnya dan
menambah pengetahuan bagi para pembaca.

Mini riset yang penulis susun ini berjudul “Strategi Public Relations dalam
Meningkatkan Citra Perguruan Tinggi (Studi Deskriptif di Universitas
Pancasila)”, dalam menyelesaikan mini riset ini tentunya penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan
mini riset ini.

Semoga mini riset yang telah penulis susun ini dapat menambah
pengetahuan dan bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca. Dalam
menyusun makalah ini, penulis menyadari banyaknya kekurangan yang terdapat
dalam mini riset ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dari para
pembaca agar mini riset ini lebih baik lagi dan bermanfaat.

Bandung, Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................7
BAB III..................................................................................................................11
KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN.........................................11
BAB IV..................................................................................................................14
PEMBAHASAN....................................................................................................14
BAB IV..................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Strategi public relations dalam mempertahankan citra dan
memperkenalkan instansi atau lembaga kepada publik memerlukan suatu strategi
yang merupakan kinerja dari seorang public relations, sehingga untuk membantu
dalam proses berjalannya program kerja, serta sebagai jembatan untuk
mempertahankan citra lembaga yang terbentuk di masyarakat, menciptakan
komunikasi dua arah two way communications, dan mengatur semua arus
informasi dan publikasi serta pesan dari lembaga kepada publiknya.
Perguruan tinggi saat ini bukan lagi sebagai lembaga non profit yang mana
hanya bergerak pada bidang ilmu dan transfer of knowledge, saat ini lebih
daripada itu khususnya pada perguruan tinggi negeri menjadi sebuah lembaga
profit dimana ilmu menjadi hal yang diperjualbelikan. Pada tataran inilah sebuah
citra perguruan tinggi menjadi hal yang penting dan menjadi suatu pertimbangan
di masyarakat ketika memutuskan perguruan tinggi mana yang akan dipilih.
Strategi public relations pada perguruan tinggi dalam meningkatkan citra
atau image menjadi suatu hal yang penting terlebih ketika dijual kepada calon
konsumen (calon mahasiswa masyarakat luas yang hendak melanjutkan jenjang
pendidikan ke perguruan tinggi). Menurut Kotler (1997: 208) menyatakan bahwa
citra adalah seperangkat keyakinan, ide maupun kesan yang dimiliki oleh
seseorang terhadap objek. Ketika transfer pesan yang disampaikan tepat maka
keyakinan pada seseorang akan timbul, maka dari itu cara mengkomunikasikan
suatu pesan pada suatu objek akan menghasilkan efek yang positif dan
menimbulkan citra yang positif di benak konsumen apabila dalam penyampaian
pesan telah dilakukan dengan baik.
Universitas Pancasila (UP) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta
di Indonesia. Universitas Pancasila memiliki kampus utama dan kampus
pascasarjana. Kampus utama terletak di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta
Selatan. Sementara, kampus pascasarjana terletak di Jalan Borobudur, Menteng,

1
Jakarta Pusat. Nama Pancasila diterangkan memiliki kedalaman arti dan sesuai
dengan misi Universitas Pancasila, yaitu “Memberikan peranan positif dalam
pengembangan ilmu dan teknologi serta pengembangan masyarakat berpancasila,
seperti yang dicita-citakan dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.”
Dalam hal pengelolaan, pembinaan umum Universitas Pancasila di bawah
naungan yayasan, yaitu Yayasan Pendidikan dan Pembina Universitas Pancasila
yang didirikan dengan Akte Notaris G.H.S. Loemban Tobing S.H Nomor : 14
tanggal 19 Januari 1970. Berikut adalah fakultas dan program studi yang ada di
Universitas Pancasila yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Fakultas Farmasi
Fakultas Hukum Fakultas Teknik Fakutas Ilmu Komunikasi Fakultas Psikologi
Fakultas Pariwisata Program Studi S1: Akuntansi, Manajemen, Farmasi, Hukum,
Teknik Arsitektur, Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Industri,
Teknik Informatika, Komunikasi, Psikologi, Pariwisata. Selain Program sarjana,
di Universitas Pancasila ini tersedia juga Program Studi D3, diantaranya yaitu
Perpajakan, Akuntansi, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Farmasi. Juga Pasca
Sarjana (S2 dan S3) diantaranya Ilmu Ekonomi, Ilmu Farmasi, Ilmu Hukum, Ilmu
Kenotariatan, Ilmu Kefarmasian, Manajemen, Akuntansi, Teknik Mesin, Eek
Celana. Selain itu ada Program Profesi yaitu Apoteker.
1.2 Fokus dan Pertanyaan Penelitian

Berdasar pada latar belakang yang telah dijelaskan maka penelitian ini
memiliki fokus terhadap “Strategi Public Relations dalam Meningkatkan Citra
Perguruan Tinggi (Studi Deskriptif di Universitas Pancasila)”, dengan diajukan
empat pertanyaan penelitian yaitu:

1. Bagaimana Universitas Pancasila melakukan langkah fact finding (research)


untuk meningkatkan citra lembaga?
2. Bagaimana Perencanaan dan Pemrograman (Planning) yang disusun
Universitas Pancasila untuk meningkatkan citra lembaga?
3. Bagaimana Universitas Pancasila melakukan implementasi rencana-rencana
tersebut dengan mengambil tindakan dan berkomunikasi (Communicating)
untuk meningkatkan citra lembaga?

2
4. Bagaimana tindakan evaluasi (evaluation) Universitas Pancasila atas
rangkaian yang dibuat dalam meningkatkan citra lembaga?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Universitas Pancasila melakukan langkah fact finding
(research) untuk meningkatkan citra lembaga.
2. Untuk mengetahui Perencanaan dan Pemrograman (Planning) yang disusun
Universitas Pancasila untuk meningkatkan citra lembaga.
3. Untuk mengetahui Universitas Pancasila melakukan implementasi rencana-
rencana tersebut dengan mengambil tindakan dan berkomunikasi
(Communicating) untuk meningkatkan citra lembaga.
4. Untuk mengetahui tindakan evaluasi (evaluation) Universitas Pancasila atas
rangkaian yang dibuat dalam meningkatkan citra lembaga.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Strategi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi strategi berarti rencana


yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus Adapun menurut
Ahmad S. Adnanputra pakar humas dalam naskahnya yang berjudul Public
Relations Strategi mengatakan bahwa arti strategi adalah bagian terpadu dari suatu
rencana, sedangkan suatu rencana (plan) adalah produk dari perencanaan
(planning), yang pada akhirnya perencanaan adalah salah satu fungsi dasar dari
proses manajemen Rosady Ruslan dalam bukunya yang berjudul Kiat dan Strategi
Kampanye Public Relations menjelaskan bahwa hakikat Public Relations adalah
suatu perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai
tujuan tertentu dalam praktek operasionalnya Onong Uchjana Effendy, pakar ilmu
komunikasi mengatakan strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan
manajemen untuk mencapai suatu perencanaan tersebut. Strategi tidak berfungsi
sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan peta arah saja melainkan harus
mampu menunjukan bagaimana taktik operasionalnya, menurut JL Thompson
mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir
menyangkut tujuan dan sasaran organisasi ada strategi yang luas untuk
keseluruhan organisasi dan strategi kompetitif untuk masing-masing aktivitas.
Strategi merupakan fondasi program taktis. Strategi adalah prinsip yang
menggerakkan anda dari titik anda berada saat ini kearah yang anda inginkan.
Strategi kadangkala disebut juga sebagai ide besar.

Sebagaimana yang diketahui sebelumnya bahwa tujuan public relations


yakni membangun dan mengembangkan citra yang positif bagi suatu perusahaan
atau organisasi terhadap publik internal maupun publik eksternal. Maka strategi
public relations adalah bagian dari suatu rencana public relations yang diarahkan
untuk membentuk persepsi yang menguntungkan sehingga menghasilkan citra
yang positif.

4
2.2 Public Relations

Secara etimologi, Humas adalah akronim dari hubungan masyarakat.


Secara teretimologi, menurut Seidel dalam Firdaus, ia mengatakan bahwa humas
yaitu suatu proses untuk meneruskan usaha-usaha manajemen untuk memperoleh
sebuah goodwill atau pengertian dari publik. Dalam adanya sebuah pertanyaan-
pertanyaan, yang direncanakan beserta dilakukan berdasarkan ciptaan dan
menjaga nama baik (good will) dan kesepahaman bersama antara suatu publinya.
Public relations merupakan fungsi manajemen yang khas untuk mendukung
pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya
mengenai komunikasi, pengertian dan persoalan, untuk membantu manajemen
memberikan sebuah perancangan dan tanggapan dalam hubungan dengan publik,
untuk menetapkan tanggung jawab manajemen dalam melayani kepentingan
umum, menopang manajemen dalam mengikuti dan memanfaatkan perubahan
secara efektif. Serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.

Definisi kerja humas pada tahun 1982 tersebut menegaskan bahwa


komunikasi dalam kegiatan humas sangat penting. Komunikasi yang dimaksud
ialah komunikasi dua arah dari organisasi kepublikanya. Dengan mempertahankan
opini publiknya sebagai efeknya. Sebagian komunikasi yang sehat dan etis
didasarkan atas penelitian dengan seksama. Fungsi dari humas dalam menetapkan
kepemimpinan dan mengefektifkan serta mengefisienkan upaya pencapaian tujuan
organisasi akan menjadi kenyataan, bagi seorang humas yang berbagai publiknya
sangat penting dalam rangka menumbuhkan niat dalam kepercayaan publik, untuk
menjalin hubungan yang harmonis antara kedua belah pihak, organisasi, dan
publik. Kedudukan humas “jembatan komunikasi” antara organisasi atau lembaga
atau perusahaan dengan publiknya, sehingga bisa saling menjalin pengertian
antara keduanya, yang akhirnya akan menciptakan sebuah citra positif dan
dukungan dalam keberadaan organisasi tersebut.

2.3 Citra

5
Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi yang hendak
dicapai bagi dunia Humas atau Public Relations. Pengertian citra itu sendiri
abstrak dan tidak dapat diukur secara matematis tetapi wujudnya bisa dirasakan
dari hasil penilaian baik atau buruk seperti penerimaan dan tanggapan baik positif
maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan
masyarakat luas pada umumnya Frank Jefkins mendefinisikan bahwa secara
umum citra diartikan sebagai kesan seseorang atau individu tentang suatu yang
muncul sebagai hasil dari pengetahuan dan pengalamannya. Sedangkan menurut
Soemirat dan Ardianto mengatakan bahwa citra adalah cara bagaimana pihak lain
memandang sebuah perusahaan, seseorang, suatu komite atau suatu aktivitas.
Setiap perusahaan mempunyai citra sebanyak jumlah orang yang memandangnya.

Berbagai citra perusahaan datang dari pelanggan perusahaan, pelanggan


potensial, banker, staf perusahaan, pesaing, distributor, pemasok, asosiasi dagang
dan gerakan pelanggan di sektor perdagangan yang mempunyai pandangan
terhadap perusahaan. Menunjukkan adanya citra secara langsung atau citra yang
telah dipengaruhi, citra yang mendapat berbagai pengaruh. Kalau seseorang sudah
bisa mendapat berbagai macam atau bentuk gambaran atau citra, apalagi citra
organisasi. Citra yang baik dari suatu organisasi merupakan aset yang sangat
penting karena citra mempunyai suatu dampak persepsi publik dan operasi
organisasi dalam berbagai hal. Setiap perusahaan harus mempunyai citra di
masyarakat, dan citra itu sendiri dapat berperingkat baik, sedang, atau buruk. Citra
buruk melahirkan dampak yang negatif bagi operasi bisnis perusahaan dan juga
melemahkan kemampuan perusahaan untuk bersaing. Citra perusahaan di mata
publik dapat terlihat dari pendapat atau pola pikir pada saat mempersepsikan
realitas yang terjadi.

Citra lembaga adalah adanya persepsi yang berkembang di benak publik


terhadap realitas. Realitas dalam public relations adalah apa yang tertulis di
media. Terbentuknya citra perusahaan karena adanya persepsi. Citra organisasi
bisa merupakan citra dari pimpinan, ada citra yang menjadi keinginan, harapan

6
dan sebagainya. Citra yang bisa mendapat kepercayaan adalah citra dari kenyataan
identitas organisasi.

Citra yaitu persepsi yang paling menonjol. Suatu perusahaan memiliki


citra baik dimata konsumen maka relatif lebih bisa diterima konsumen daripada
perusahaan yang tidak memiliki citra. Citra merupakan tujuan utama dan
sekaligus reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia public relations,
citra tidak dapat diukur secara matematis tetapi wujudnya bisa dirasakan dari
penelitian baik dan buruk seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun
negatif yang khususnya datang dari publik atau masyarakat yang luas pada
umumnya. Penilaian atau tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan
timbulnya rasa hormat, kesan baik dan menguntungkan terhadap suatu citra
lembaga atau organisasi atau produk barang dan jasa dan pelayanannya yang
diwakili oleh public relations. Biasanya landasan citra itu berakar dari nilai-nilai
kepercayaan yang konkretnya diberikan secara individual dan merupakan
pandangan atau persepsi.

7
BAB III
KERANGKA TEORI DAN METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Teori


Teori yang menjadi landasan dalam penelitian ini adalah teori Empat
Langkah PR (Four Steps of PR) yang diperkenalkan oleh Scott M. Cutlip, Allen
H. Center, dan Glen M. Broom. Public Relations menurut Cutlip, Center, dan
Broom dalam Ardianto (2010:8) adalah fungsi manajemen yang menilai sikap-
sikap publik, mengidentifikasi kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur dari
individu atau organisasi atas dasar kepentingan publik dan melaksanakan rencana
kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan publik. Penelitian ini
membahas mengenai Strategi Public Relations. Strategi menurut Thompson
dalam Sandra (2007:2) adalah suatu cara untuk mencapai sebuah hasil akhir yang
berkaitan dengan tujuan dan sasaran organisasi. Strategi Public Relations adalah
alternatif opsional yang dipilih untuk ditempuh guna mencapai tujuan Public
Relations dalam kerangka suatu rencana Public Relations. Teori Four Steps of
mencakup keempat langkah strategis yang harus ditempuh, yaitu Research/
Finding (Pencarian Fakta), Planning (Perencanaan
Implementation/Communicating (Penerapan) dan Evaluation (Penilaian).

Langkah pertama adalah Research. Langkah ini mencakup penyelidikan dan


memantau keadaan organisasi setelah dipengaruhi oleh tindakan dan kebijakan
organisasi. Fungsi ini menyediakan dasar untuk semua langkah dalam proses
pemecahan problem dengan menentukan "Apa yang sedang terjadi saat ini?"
dalam penelitian ini dimana seorang public relations berusaha untuk
mengidentifikasikan apa yang sedang terjadi. Langkah kedua adalah Planning.
Informasi yang dikumpulkan dalam langkah pertama digunakan untuk
mempertimbangkan pembuatan keputusan atas program publik, strategi, tujuan,
tindakan dan komunikasi, taktik, dan sasaran. Langkah kedua ini menjawab
pertanyaan "Berdasarkan apa yang kita tahu tentang situasi, apa yang harus kita
lakukan atau apa yang harus kita ubah, dan apa yang harus kita katakan?".
Langkah Ketiga adalah Implementation. Langkah ini adalah langkah

8
pengimplementasian program aksi dan komunikasi yang didesain untuk mencapai
tujuan spesifik untuk masing-masing publik dalam rangka mencapai tujuan
program. Pertanyaan dalam langkah ini adalah "siapa yang harus melakukan dan
menyampaikannya, dan kapan, di mana, dan bagaimana caranya?" Langkah
terakhir dalam proses ini adalah melakukan penilaian atas persiapan,
implementasi, dan hasil program. Melakukan penyesuaian selama
pengimplementasian program yang didasarkan pada evaluasi. Program akan
dilanjutkan atau dihentikan setelah menjawab pertanyaan "Bagaimana keadaan
kita sekarang atau seberapa baik langkah yang telah kita lakukan?".

3.2 Metode Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode deskriptif adalah suatu metode
sebagai gambaran yang terperinci berisi setting sosial, hubungan atau situasi
tertentu. Menurut Sukmadinata (2017:72) menyatakan bahwa penelitian deskriptif
adalah suatu metode dengan bentuk penelitian yang ditujukan untuk
mendeskripsikan fenomena yang terjadi, baik berupa fenomena buatan maupun
alamiah yang bersumber dari manusia mencakup peristiwa aktivitas, hubungan,
karakteristik, perubahan, perbedaan, dan kesamaan antara fenomena satu dengan
lainnya.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, sebab penelitian ini peneliti


akan memberikan gambaran serta menjelaskan mengenai Strategi Public
Relations dalam meningkatkan citra LSPR Communication and Business Institute.
Konteks dalam penelitian ini terfokus pada strategi public relations sehingga
dalam metode penelitiannya memberikan penjelasan mengenai proses bagaimana
LSPR Communication and Business Institute dalam meningkatkan citra
lembaganya.

Paradigma adalah suatu cara pandang peneliti dalam melihat suatu kondisi
dengan menggunakan sebuah dasar tertentu. Menurut Bogdan dan Biklen dalam
Ruslan (2017:218) menyatakan paradigma merupakan kumpulan mengenai
asumsi yang secara logis dianut oleh bersama, proposisi atau konsep mengacu
pada bagaimana cara berpikir dalam suatu penelitian. Berdasar latar belakang

9
yang telah dikemukakan sebelumnya penelitian ini menggunakan paradigma
konstruktivis yang memandang sebuah realitas yang ada merupakan hasil
konstruksi dari berbagai individu.

Analisis terhadap paradigma konstruktivis ialah bagaimana menemukan suatu


realitas atau peristiwa yang dikonstruksi dengan membentuk konstruksi itu
sendiri. Penelitian ini peneliti melihat strategi public relations dalam
meningkatkan citra lembaga LSPR Communication and Business Institute telah
dilakukan dengan strategi yang baik hal tersebut dibuktikan dengan isu atau citra
yang berkembang dimasyarakat mengenai LSPR cukup baik ditambah dengan
tujuan untuk menjadi perguruan tinggi yang berkelas internasional didukung
dengan kerjasama berbagai lembaga, sistem publikasi dan hubungan dengan
publik eksternal yang terjalin dengan baik. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini
menggunakan paradigma konstruktivis untuk mengetahui bagaimana strategi
public relations LSPR untuk meningkatkan citra lembaganya.

10
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Peran Humas dalam Membangun Citra Lembaga


Perkembangan Public Relations saat ini maju dengan pesatnya. Setiap
perusahaan maupun instansi pasti membutuhkan praktisi PR. Kemajuan dan
kemunduran suatu perusahaan tergantung dengan kinerja yang dilakukan oleh
Public Relations itu sendiri. Public Relations tidak hanya memberikan informasi
kepada publiknya akan tetapi juga menerima informasi dari publik nya, oleh
karena itu masing-masing pihak akan mengetahui keinginan pihak yang lainnya.

Proses komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations pada sebuah


perusahaan adalah hal yang sangat penting dimana peran Public Relations tersebut
bukanlah sebuah tugas yang mudah dan sepele yang bisa dilaksanakan secara
personal tanpa adanya kerjasama dari sebuah tim yang solid serta tanpa sebuah
rencana kerja yang efektif, efisien, dan komprehensif, dan juga didukung oleh
para orang-orang yang ahli dibidang ini. Oleh sebab itu Public Relations
memegang peranan penting dalam sebuah perusahaan. Menurut Dozier dan
Broom dalam Ruslan (dalam Kurniawati, 2016), peranan Public Relations dibagi
menjadi tiga kategori diantaranya:

1. Expert Prescriber (ahli atau penasehat manajemen)


Seorang praktisi PR perlu memiliki kemampuan tinggi untuk membantu
mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya.
Hubungan praktisi PR dengan manajemen organisasi seperti hubungan antara
dokter dan pasiennya, artinya pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima
atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar PR (expert
prescriber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan public relations
yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.
2. Komunikator dan Mediator

Public Relations bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk


membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan

11
diharapkan oleh publiknya. Di pihak lain dia juga dituntut mampu menjelaskan
kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya.
Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling
pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari
kedua belah pihak.
3. Back-up management
1. Problem solving process fasilitator (Fasilitator Proses Pemecahan
Masalah)

Peran praktisi PR dalam proses pemecahan persoalan PR ini merupakan


bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu
pimpinan organisasi baik sebagai penasehat (adviser) hingga mengambil
tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang
tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Biasanya dalam
menghadapi suatu krisis yang terjadi, maka dibentuk suatu tim posko yang
dikoordinir praktisi ahli public relations dengan melibatkan berbagai
departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu
organisasi, perusahaan dan produk yang tengah menghadapi atau
mengatasi persoalan krisis tertentu.
2. Communication technician (Teknisi Komunikasi)

Peran teknisi komunikasi menjadikan praktisi public relations sebagai


journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi
atau dengan istilah methods of communication in organization. Sistem
komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau
tingkatan, yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media
komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan
akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan. Hal yang serupa juga berlaku
pada arus dan media komunikasi antara satu level, misalnya komunikasi
antar karyawan satu departemen dengan lainnya (employer relations / and
communication media model).

12
Peranan-peranan itulah yang bisa dijadikan pedoman untuk menyukseskan
program-program yang sedang dilakukan serta sebagai bekal untuk
meningkatkan kinerja Public Relations. Peran Public Relations dalam
menyebarluaskan informasi sangat penting, asalkan didukung dengan
teknik penyampaian yang baik dan benar dalam menjembatani partisipasi
masyarakat dalam pembangunan. Selain itu yaitu dengan membentuk opini
publik, menampung dan mengolah pesan serta aspirasi masyarakat,
mengklasifikasi data dan informasi yang berkembang di masyarakat serta
mensosialisasikan kebijakan dan program dan sebagai penghubung antara
instansi dengan pemangku kepentingan. Public Relations tidak akan bisa
melaksanakan tugas dan peranan nya sendiri tanpa bantuan dari pihak
lainnya.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Proses komunikasi yang dilakukan oleh Public Relations pada sebuah

perusahaan adalah hal yang sangat penting dimana peran Public Relations

tersebut bukanlah sebuah tugas yang mudah dan sepele yang bisa dilaksanakan

secara personal tanpa adanya kerjasama dari sebuah tim yang solid serta tanpa

sebuah rencana kerja yang efektif, efisien, dan komprehensif, dan juga didukung

oleh para orang-orang yang ahli dibidang ini. Ada beberapa strategi yang

dilakukan oleh Universitas Pancasila dalam membangun citra lembaga,

diantaranya adalah Publisitas, Kerja sama, dan Promosi.

Dalam meningkatkan citra perguruan tinggi yang berfokus pada bidang

komunikasi dan bisnis, Universitas Pancasila menjalin kerjasama dengan

beberapa instansi dan perusahaan untuk terus meningkatkan eksistensi citra

positif terhadap khalayak khususnya mahasiswa dan masyarakat. Strategi public

relations yang dilakukan oleh perguruan tinggi swasta Universitas Pancasila telah

berhasil untuk meningkatkan citra lembaganya terbukti dengan antusias

masyarakat terhadap Universitas Pancasila yang cukup baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, Pemi. (2001). Dasar-Dasar Public Relation. Bandung : PT Citra


Aditya Bakti,

Anggoro, Linggar M. (2001). Teori & Profesi Kehumasan. Jakarta : PT Bumi


Aksara.

Arifin, Anwar. (2003). Ilmu Komunikasi. (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Betty Wahyu NS. (2012). Humas Pemerintahan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Cutlip, S. M., Center, A. H., & Broom, G. M. (2016). Effective Public Relations.
Jakarta: Prenada Media Group.

Ruslan, R. (2017). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Depok:


Raja Grafindo Persada.

Sumber Internet:

https://id.wikipedia.org/wiki/
Universitas_Pancasila#:~:text=7%20Rujukan-,Sejarah,1963%20dan
%20Universitas%20Bung%20Karno.

15

Anda mungkin juga menyukai