Makalah ADKL EKO TANDIARA
Makalah ADKL EKO TANDIARA
OLEH:
Eko Saputra Tandiara
PO714221191011
D.IV Tingkat III A
PRODI DIV
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul "Manajemen risiko Lingkungan Pada Industri Semen "
dengan tepat waktu.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab
itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................2
C. Tujuan.................................................................................3
D. Manfaat.................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian semen...................................................................4
B. Jenis – jenis semen................................................................5
C. Langkah ADKL Pada Semen................................................6
D. Metode ADKL Pada Semen................................................8
BAB III PEMBAHASAN
A. Tahapan proses produksi semen...........................................11
B. Pengukuran pemajanan........................................................13
C. Identifikasi resiko.................................................................13
D. Lingkup analisis dampak industri semen.............................15
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................17
B. Saran ................................,,,,,...............................................18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
ruang dan undang – undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan
lingkungan hidup serta sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No. 872 tahun 1997 tentang pedoman
teknis analisis dampak kesehatan lingkungan yang mengamanatkan
dalam melaksanakan kajian dampak kesehatan masyarakat baik dalam
kontek rencana usaha dan atau kegiatan.
B. Rumusan Masalah
2
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian semen
Semen berasal dari kata Caementum yang berarti bahan perekat
yang mampu mempesatukan atau mengikat bahan-bahan padat
menjadi satu kesatuan yang kokoh atau suatu produk yang mempunyai
fungsi sebagai bahan perekat antara dua atau lebih bahan sehingga
menjadi suatu bagian yang kompak atau dalam pengertian yang luas
adalah material plastis yang memberikan sifat rekat antara batuan-
batuan konstruksi bangunan.
Usaha untuk membuat semen pertama kali dilakukan dengan cara
membakar batu kapur dan tanah liat. Joseph Aspadain yang
merupakan orang inggris, pada tahun 1824 mencoba membuat semen
dari kalsinasi campuran batu kapur dengan tanah liat yang telah
dihaluskan, digiling, dan dibakar menjadi lelehan dalam tungku,
sehingga terjadi penguraian batu kapur (CaCO3) menjadi batu tohor
(CaO) dan karbon dioksida(CO2). Batu kapur tohor (CaO) bereaksi
dengan senyawa-senyawa lain membemtuk klinker kemudian digiling
sampai menjadi tepung yang kemudian dikenal dengan
Portland. Semen portland adalah semen yang paling banyak digunakan
dalam pekerjaan beton. Semen portland yang digunakan di Indonesia
harus memenuhi syarat SII.0013-81 atau standar Uji Bahan Bangunan
Indonesia 1986, dan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan
dalam standar tersebut.
Semen merupakan bahan ikat yang penting dan banyak
digunakan dalam pembangunan fisik di sektor konstruksi sipil. jika
ditambah air, semen akan menjadi pasta semen. Jika ditambah agregat
4
halus, pasta semen akan menjadi mortar yang jika digabungkan
dengan agregat kasar akan menjadi campuran beton segar yang setelah
mengeras akan menjadi beton keras (concrete).
B. Jenis – jenis semen
Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan
campuran serta susunan yang berbeda-beda. Semen dapat dibedakan
menjadi duka kelompok yaitu : 1). Semen non-hidrolik dan 2). Semen
hidrolik.
1. Semen non-hidrolik
Semen non-hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam
air, akan tetapi dapat mengeras diudara. Contoh utama dari semen
non-hidrolik adalah kapur.
Kapur dihasilkan oleh proses kimia dan mekanis dialam. Kapur
telah digunakan selama berabad-abad lamanya sebagai bahan adukan
dan plesteran untuk bangunan. Hal tersebut terlihat pada piramida-
piramida di Mesir yang dibangun 4500 tahun sebelum masehi. Kapur
digunakan sebagai bahan pengikat selama zaman Romawi dan
Yunani.
Jenis kapur yang baik adalah kapur putih, yaitu yang mengandung
kalsium oksida yang tinggi ketika maish berbentuk kapur tohor (belum
berhubungan dengan air) dan akan mengandung banyak kalsium
hidroksida ketika telah berhubungan dengan air.
2. Semen hidrolikSemen hidrolik mempunyai kemampuan untuk
mengikat dan mengeras didalam air. Contoh semen hidrolik antara
lain kapur hidrolik, semen pozollan,semen terak, semen alam, semen
portland, semen portland-pozollan, semen portland terak tanur tinggi,
semen alumina dan semen expansif.
5
C. Langkah-langkah Pembuatan Semen
D. Metode ADKL
Metode pengumpulan data dan informasi dalam ADKL
dibedakan menjadi 2 cara pokok yaitu pengumpulan data primer dan
data sekunder (Ditjend PL.2002:2-15) :
a. Data primer
6
Metode pengumpulan data primer yang umum digunakan antara
lain :
1) Wawancara
2) Kuesioner (subyek mengisi sendiri)
3) Pengamatan terhadap subyek
4) Pengukuran fisik atau kimiawi tentang subyek
5) Pengukuran fisik atau kimiawi lingkungan atau dengan kunjungan
lapangan.
b. Data sekunder
Metoda pengumpulan data sekunder yang dapat digunakan untuk
pengukuran pemajanan dalam kaitannya dengan analisis
epidemiologis antara lain :
1) Catatan harian ; untuk mengumulkan data perilaku atau pengalaman
sekarang.
2) Catatan lain : catatan yang belum dikumpulkan secara khusus untuk
tujuan pengukuran pemajanan, misalnya catatan medis, pekerjaan, dan
sensus.
a. Data primer
Metode pengumpulan data primer yang umum digunakan antara
lain :
1) Wawancara
2) Kuesioner (subyek mengisi sendiri)
3) Pengamatan terhadap subyek
4) Pengukuran fisik atau kimiawi tentang subyek
7
5) Pengukuran fisik atau kimiawi lingkungan atau dengan kunjungan
lapangan.
b. Data sekunder
Metoda pengumpulan data sekunder yang dapat digunakan untuk
pengukuran pemajanan dalam kaitannya dengan analisis
epidemiologis antara lain :
1) Catatan harian ; untuk mengumulkan data perilaku atau pengalaman
sekarang.
2) Catatan lain : catatan yang belum dikumpulkan secara khusus untuk
tujuan pengukuran pemajanan, misalnya catatan medis, pekerjaan, dan
sensus.
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
Campuran bahan baku yang sudah tercampur rata diumpankan ke
pre-heater, yang merupakan alat penukar panas yang terdiri dari
serangkaian siklon dimana terjadi perpindahan panas antara umpan
campuran bahan baku dengan gas panas dari kiln yang berlawanan
arah. Kalsinasi parsial terjadi pada pre‐heater ini dan berlanjut dalam
kiln, dimana bahan baku berubah menjadi agak cair dengan sifat
seperti semen. Pada kiln yang bersuhu 1350-1400°C, bahan berubah
menjadi bongkahan padat berukuran kecil yang dikenal dengan
sebutan klinker, kemudian dialirkan ke pendingin klinker, dimana
udara pendingin akan menurunkan suhu klinker hingga mencapai 100
°C.
6. Penghalusan Akhir
Dari silo klinker, klinker dipindahkan ke penampung klinker
dengan dilewatkan timbangan pengumpan, yang akan mengatur
perbandingan aliran bahan terhadap bahan-bahan aditif. Pada tahap
ini, ditambahkan gipsum ke klinker dan diumpankan ke mesin
penggiling akhir. Campuran klinker dan gipsum untuk semen jenis 1
dan campuran klinker, gipsum dan posolan untuk semen jenis P
dihancurkan dalam sistim tertutup dalam penggiling akhir untuk
mendapatkan kehalusan yang dikehendaki. Semen kemudian dialirkan
dengan pipa menuju silo semen.
10
B. Pengukuran Pemajanan
No SIMPUL 1 SIMPUL 2 SIMPUL 3 SIMPUL 4
(Sumber Pencemar) (Media (Pemajanan (Dampak
Lingkungan) pada manusia) Kesehatan)
1. Sumber pencemar
lingkungan fisik Debu dan Menghirup Debu menyebabkan
a. Kualitas udara bahan udara tercemar gangguan
polutan udara pernapasan, iritasi
(PM10, pada mata, iritasi
PM25, SO2, pada kulit
NO2, CO, O3,
HC, Pb)
b.
Kebisingan Kebisingan Terpapar bising
Kebisingan
3. ditempat kerja saat operasional
menyebabkan
mesin dalam
gangguan
pabrik pendengaran
(ketulian sementara
maupun ketulian
permanen)
2. Sumber pencemar Air limbah Air kontak Air limbah
lingkungan biologis hasil melalui menyebabkan
Kualitas air operasional minuman dan gangguan terhadap
buangan dan air limbah pabrik kontak pencernaan,
- BOD - langsung penyakit kulit.
Suhu dengan kulit
- COD -
pH
-Nitrit -
Plankton dan
benthos
C. Identifikasi Resiko
1. Proses pembuatan semen
Kegiatan pada proses ini diperkirakan akan meningkatkan kadar debu
di udara dan meningkatkan risiko kesehatan akibat kandungan
parameter polutan di udara yang semakin tinggi disamping itu juga
11
meningkatkan resiko gangguan pendengaran akibat kebisingan yang
dihasilkan selama proses produksi.
2. Transportasi bahan baku, clinker, semen, bahan bakar dalam
lokasi pabrik
Kegiatan pada proses ini diperkirakan dapat menurunkan kualitas
udara ambien serta dapat meningkatkan risiko kesehatan akibat
kandungan parameter polutan di udara yang semakin tinggi, pada
tahap ini juga menghasilkan tingkat kebisingan yang dapat
menimbulkan gangguan pada system pendengaran baik pekerja
maupun masyarakat disekitar pabrik.
3. Proses operasional pabrik dan kegiatan laboratorium
Pada proses ini diperkirakan akan menurunkan kualitas air buangan
sehingga dapat menyebabkan gangguan terhadap biota air dan pada
tahap selanjutnya dapat menyebabkan turunnya kualitas air pada
badan air atau air permukaan dan bila air ini dipakai sebagai sumber
air bersih bagi masyarakat tentunya akan menimbulkan gangguan
gangguan lain pada manusia seperti gangguan pada kulit, gangguan
estetika dan bila air tersebut dikonsumsi akan menimbulkan dapat
negative pada kesehatan.
4. Penilaian terhadap dampak adanya industri semen terhadap
kualitas kesehatan masyarakat:
a. Peningkatan emisi debu sumber tidak bergerak pada proses
pembuatan semen dapat menimbulkan gangguan kesehatan bagi
karyawan.
b. Peningkatan emisi gas buang sumber emisi tidak bergerak (PM10,
PM25, SO2, NO2, CO, O3, HC, Pb) pada proses pembuatan semen
memiliki potensi untuk meningkatkan risiko kesehatan akibat
kandungan parameter polutan di udara.
12
c. Penurunan kualitas udara ambien (kadar debu) pada kegiatan
transportasi bahan baku, clinker, semen dan BBMA di dalam lokasi
pabrik dapat menimbulkan peningkatan kadar debu di udara dan
gangguan terhadap kesehatan akibat kandungan debu di udara.
d. Peningkatan kebisingan pada proses pembuatan semen memiliki
potensi bahaya kesehatan seperti gangguan pendengaran pada
karyawan.
e. Perubahan kualitas air buangan dan air limbah (parameter fisika,
kimia anorganik, biologi) pada kegiatan operasional pabrik dapat
memungkinkan timbulnya pencemaran terhadap badan air dan
ekosistem perairan.
f. Persepsi negatif masyarakat dengan adanya ketidakpuasan
masyarakat terhadap perusahaan dalam hal kesempatan kerja bagi
penduduk lokal untuk kegiatan operasional pabrik semen.
g. Peningkatan angka kesakitan akibat gangguan kesehatan yang
dialami masyarakat sekitar Industri.
13
debu) bahan bakar Silica and iron
storage
Biomass storage
Additive storage
Limestone storage
Coal roofed storage
Peningkatan Proses operasional Cement mill
kebisingan pabrik dan kegiatan Paper bag plant
laboratorium Kiln
Raw mill
Coal mill
Biomass feeding
facility
Penurunan kualitas Proses operasional Settling pond
air buangan dan air pabrik dan kegiatan Bak Penangkap
limbah laboratorium Minyak / pengendap
14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
d. Penilaian terhadap dampak adanya industri semen terhadap kualitas
kesehatan masyarakat.
4. Penetapan resiko disesuaikan dengan standar baku mutu terkait
dengan industri semen.
5. Lingkup Analisis Dampak Industri Semen terdiri dari identifikasi
dampak penting, dampak potensial dan pemusatan dampak potensial.
A. Saran
1. Untuk Industri, diharapkan untuk menyusun dokumen langkah-
langkah Dampak Kesehatan Lingkungan agar dapat mencegah
terjadinya dampak yang negatif.
2. Untuk Pemerintah, diharapkan melakukan pengawasan yang ketat
terhadap industri-industri khususnya pada industri semen dalam
masalah penanggulangan limbahnya.
3. Untuk Masyarakat, diharapkan turut serta dalam melakukan
pengawasan kinerja industri-industri terutama masalah
penanggulangan limbah
16
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2011.http://rafsanjani13.blogspot.co.id/2011/05/analisisdamp
akkesehatan-lingkungan.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 )
Anonim.http://dokumen.tips/documents/makalah-industri-semen
563de405a 9178.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 )
Anonim.2012.http://nurlailahcuteinfo.blogspot.co.id/2012/04/makalah
-pembuatan-semen.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 )
Anonim.2016.http://ismunote.blogspot.co.id/2016/01/makalah-proses-
pembuatan-semen.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 )
Anonim.2012.http://nanjatogawa.blogspot.co.id/2012/02/keranga-dan-
langkah-langkah-analisis.html (Di Akses pada tanggal 14 Juni 2016 )
Anonim.2012.http://depiherdiana-
dragspeed.blogspot.co.id/2012/03/langkah-langkah-adkl.html (Di
Akses pada tanggal 14 Juni 2016 )
17
18