Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERADABAN ISLAM DI ASIA TIMUR ( CHINA. KOREA, JEPANG )

Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu : H. Muhammad Iqbal Luthfi, MM

Disusun Oleh :

Putri Irma Hasanah 21.01.00.100

Sarah Salsabilla 21.01.00.106

Virgian Aldin Akbar 21.01.00.116

Rifqi Faza Amal Hasan 21.01.00.123

KELAS PAI III B

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL HIKMAH JAKARTA

T.A 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah atas berbagai nikmat dan taufik dari Allah Swt makalah ini dapat
diselesaikan, sholawat teriring salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat dan juga para pengikutnya yang istiqomah.
Ucapan terimakasih kami haturkan kepada Bapak H. Muhammad Iqbal Luthfi, MM
selaku dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah membantu kami
dalam penyelesaian tugas ini.
Makalah ini berjudul “Peradaban Islam Di Asia Timur (China, Korea, Jepang)” dan
dengan terselesaikannya makalah ini, kami berharap dapat membantu atau memudahkan
pembaca untuk lebih memahami tentang Peradaban Islam di Asia Timur tentunya di China,
Korea, dan Jepang.
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kesalahan-kesalahan.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian
demi kesempurnaan karya tulis selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 22 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman Judul .........................................................................................................


Kata Pengantar ........................................................................................................ i
Daftar Isi ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1


A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 2


A. Sejarah Peradaban Islam Asia Timur ............................................................ 2
B. Perkembangan Peradaban Islam di Negara Korea ........................................ 3
C. Perkembangan Peradaban Islam di Negara China ........................................ 9
D. Perkembangan Peradaban Islam di Negara Jepang ...................................... 11

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 13


A. Kesimpulan .................................................................................................... 13

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam juga merupakan agama yang mengalami perkembangan. Sebagaimana
yang kita ketahui bahwa agama islam pada mulanya hanya berada di daerah arab saja.
Namun lama kelamaan, agama islam pun semakin meluas dan menyebar ke seluruh
penjuru dunia, termasuk ke asia timur. Khususnya cina dan jepang. Islam juga mengalami
perkembangan yang cukup pesat di sana. Dimana sebelum masuk ke Negara tersebut,
sebagian besar penduduknya menagnut agama Shinto dan budha. Namun sesuai dengan
perkembangannya, sebagian penduduk dari kedua Negara tersebut menganut agama islam.
Walaupun hanya bersifat minoritas saja.
Perkembangan Agama Islam di Asia Timur meliputi tiga negara, yaitu : Korea, China,
dan Jepang. Dan makalah ini pun dibuat guna mengetahui sejarah dari perkembangan Islam
yang ada di Benua Asia khususnya bagian timur.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Peradaban Islam Asia Timur ?
2. Bagaimana Peradaban Islam di Negara Korea ?
3. Bagaimana Peradaban Islam di Negara China ?
4. Bagaimana Peradaban Islam di Negara Jepang ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah peradaban Islam Asia Timur
2. Untuk mengetahui peradaban Islam di negara Korea
3. Untuk mengetahui peradaban Islam di negara China
4. Untuk mengetahui peradaban Islam di negara Jepang

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Peradaban Islam di Asia Timur
Catatan sejarah Kawasan Asia Timur sangat panjang dan lengkap sejak zaman
prasejarah dan terfokus pada negara China. Tiga negara yang berada di kawasan Asia
Timur sejak zaman kuno hingga memasuki zaman modern yang meliputi Korea, Jepang
dan China. Ketiganya memiliki hubungan yang relatif dekat sejak ribuan tahun yang
lalu. Orang – Orang dari berbagai negara tersebut melakukan hubungan dagang atau
perang sebagai bentuk penaklukan wilayah dan perluasan wilayah suatu kerajaan. Hal
itu umum dilakukan oleh masyarakat pada zaman kuno.
Sejarah zaman kuno kawasan Asia Timur didominasi oleh negara China. Orang –
Orang China memasuki zaman sejarah lebih awal dibandingkan dengan negara Asia
lainnya. Mereka menemukan aksara untuk sarana komunikasi dan memounyai budaya
literasi yang sangat tinggi. Saat negara di sekitarnya masih buta akan aksara dan masih
berada pada tahapan zaman prasejarah, China sudah mampu tampuk sebagai negara
kuno yang cemerlang akibat penguasaan ilmu pengetahuan yang sangat luar biasa. Awal
mulanya, bangsa China menganggap bahwa dunia itu tidak seluas yang sesungguhnya.
Secara geografis, wilayah China dikelilingi oleh banyaknya pegunungan hingga akses
China ke dunia luar terhalangi. Mereka berpikir bahwa dunia hanya ada di sekeliling
daerah yang mereka huni. Lambat laun seiring dengan perkembangan zaman, dan
setelah bertemu dengan berbagai suku dari berbagai belahan dunia, orang – orang China
justru menjadi pelopor eksplorasi dunia melalui jalur laut. Memasuki abad ke – 19
Jepang tampil untuk mengguguli China. Setelah mengalami masa isolasi yang sangat
panjang saat diperintah oleh Shogun Tokogawa, akhirnya Jepang melakukan perubahan
yang besar dengan kemunculan Kaisar Meiji. Puncak kekuasaan di bidang pemerintahan
dan perpolitikan kembali diambil alih oleh keluarga kaisar. Feodalisme di Jepang runtuh
seketika dan peran samurai mulai merosot. Restorasi Meiji memberi angin segar bagi
masyarakat Jepang untuk melakukan hubungan dengan dunia luar sekaligus
mempelajari ilmu pengetahuan baru yang berasal dari negara – negara barat. Negara di
Asia Timur yang terkenal di dunia pada masa post modernisme adalah Korea Selatan.
Industri drama Korea mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat di berbagai
belahan dunia. Awalnya orang – orang hanya tertarik dengan cerita drama yang

2
3

ditampilkan. Namun, dalam drama Korea tersebut disisipi banyak sekali kebudayaan
Korea yang sangat menarik sehingga membuat Korea Selatan semakin dikenal di kancah
internasional. Negara – negara di Asia Timur mampu mengambil perhatian masyarakat
di dunia dalam periode waktu yang berbeda. China berjaya pada masa kuno saat negara
lainnya belum menguasai banyak ilmu yang dimiliki masyarakat China Kuno. Jepang
sempat menguasai banyak negara di Asia dan cukup membahayakan bagi negara –
negara di Eropa dan Amerika karena kecerdasan dan keuletan yang dimiliki oleh orang
– orang Jepang membuat AS khawatir dan mengatur perang untuk menundukkan
Jepang. Bagian terakhir, Korea Selatan menjadi magnet tersendiri bagi remaja – remaja
dari seluruh dunia karena kreativitas yang disajikan melalui drama Korea. 1

B. Peradaban Islam di Negara Korea


Agama dan kultur memang tidak dapat dipisahkan Ketika agama berkembang,
kebudayaanpun juga akan turut berkembang. Tidak bisa dipisahkan antara agama
dengan kultur, sudah terjadi sejak awal, Ketika agama atau kepercayaan itu muncul,
yaitu Ketika agama dan kepercayaan mencoba untuk menjawab persoalan-persoalan
yang dihadapinya. Masyarakat korea tidak dalam keadaan kosong (hampa budaya)
Ketika Islam datang, Bersama dengan penyebaran dan migrasi kelompok-kelompok
manusia di muka bumi, tutut pula tersebar unsur-unsur kebudayaan dan sejarah
keseluruhan penjuru dunia. Proses penyebaran itu disebut proses difusi. Salah satu
bentuk difusi adalah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat
lain di muka bumi, yang dibawa oleh kelompok-kelompok manusia yang bermigrasi.2
1. Zaman Keemasan Dinasti Shilla
Di dalam sejarah Islam dicatat bahwa semenanjung korea adalah sebagai
negara yang tanahnya subur dan kehidupannya yang makmur. Setelah 1.000 tahun
orang-orang Islam dari arab datang ke semenanjung korea, lalu korea menjadi negara
yang gersang karena perang. Pada saat perang salah satu negara pendukung PBB adalah
negara Turki. Merekalah yang pertama menanamkan Islam yang sejati. Setelah itu pada
saat presiden Park Jung Hee dengan adanya kedaulatan minyak dunia pada era 1970,

1
Anissa Septianingrum, Sejarah Asia Timur Dari Masa Kuno Hingga Modern (Yogyakarta: Anak Hebat
Indonesia Publisher, 2017), h. 12.
2
Abdul Syukur Al - Azizi, Sejarah Lengkap Peradaban Islam (Sleman: Islam Media Publisher, 2019), h.
604.
4

pemerintah korea mendekati hubungan diplomatic dengan negara timur tengah dan saat
itu membangun masjid pusat di itewon dan memulai perkembangannya. Pengenalan
Islam pertama itu dimulai pada pertengahan abad ke-9 dimasa itu islam diartikan bukan
dianggap sebagai agama tetapi dianggap sebagai budaya. Setelah muncul agama Islam
pada pertengahan abad ke-7 dari islam Arab Persia terus melakukan pendekatan dengan
negara china, kegiatan yang terus menerus akhirnya telah mempengaruhi budaya Islam
abad ke-9 melalui jalur laut masuk ke negara Shilla semenanjung korea. Dengan
kenyataan seperti itu para saudagar Islam datang secara langsung atau tidak langsung
mencoba melakukan pedekatan, penukaran budaya seperti ini sebenernya sudah ada
sejak lama. Tetapi agama Islam di korea telah dipengaruhi perkembangannya secara
langsung pada 1950 perang antara korea selatan dan korea utara. Para pendukung yang
membantu Korea selatan di antaranya anggota PBB yaitu Amerika serikat dan Turki.
Tentara Turki selain membantu perang dan membangun sekolah “Angkara” untuk anak
yatim di masa perang demi pendidikan juga memberikan jasa pertolongan.
2. Kontak Hubungan Islam & Korea
Negeri Shilla sebelum dipecah menjadi 3 negara (koguryo, Bakje, Shilla)
menjadi persatuan 60 tahun yang lalu. Di negara arab telah didapatkan suatu wahyu dari
Nabi Muhammad SAW pada 634 yang telah menyatukan semenanjung Arab dan
mempropagandakan kekuasaan versi Islam Arab di negara dunia. Pada 642 di negeri
Persia dan pada 651 dakwah Islam sampai ke negeri dang China dan selanjutnya mulai
memperkenalkan Islam di korea. Dengan latar belakang seperti itu orang islam mulai
berhubungan melalui pertemuan yang dinamakan persatuan negeri Shilla sekitar akhir
tahun (661-935). Shilla bekerjasama dengan negeri Dang China berhasil
mempersatukan 3 negeri dalam semenanjung korea di bantu oleh negara Dang China
hingga antara kedua negara tersebut berhubungan erat. Pada saat itu Shilla didukung
oleh bidang politik, ekonomi dan budaya. Kehadiran pertama Islam dapat diverifikasi
di Korea berawal dari abad ke-9 selama periode Silla Bersatu dengan kedatangan
pedagang dan navigator Persia dan Arab. Menurut banyak geografer Muslim, termasuk
penjelajah dan ahli geografi Muslim Persia abad ke-9 Ibnu Khurdadhbih, banyak dari
mereka menetap secara permanen di Korea, mendirikan desa-desa Muslim.Beberapa
catatan menunjukkan bahwa banyak dari pemukim berasal dari Irak. Pendapat lain
menunjukkan bahwa sejumlah besar dariSyiah faksi Alawi menetap di Korea.
5

Selanjutnya yang menunjukkan adanya masyarakat Muslim Timur Tengah di Silla


adalah patung-patung wali kerajaan dengan karakteristik khas Persia. Pada gilirannya,
umat Islam banyak kemudian menikah dengan wanita Korea. Beberapa asimilasi ke
Buddhisme dan Shamanisme terjadi, karena isolasi geografis Korea dari dunia Muslim.
3. Dinasti Goryeo
Hubungan perdagangan antara dunia Islam dan semenanjung Korea
dilanjutkan dengan kerajaan Goryeo sampai abad ke-15. Akibatnya, sejumlah pedagang
Muslim dari Timur Dekat dan Asia Tengah menetap di Korea dan mendirikan keluarga
di sana. Setidaknya satu klan utama Korea, keluarga Chang keluarga dengan tempatnya
di desa Toksu, mengklaim keturunannya dari keluarga Muslim. Beberapa Muslim Hui
dari Cina juga tampaknya telah tinggal di kerajaan Goryeo. Pada 1154, Korea termasuk
dalam atlas dunia geografer Arab Muhammad al-Idrisi, Tabula Rogeriana. Peta tertua
dunia Korea, Kangnido, menarik pengetahuan dari Kawasan Barat dari karya geografi
Islam. Salah satu imigran Asia Tengah di Korea awalnya datang ke Korea sebagai
asisten seorang putri Mongol yang telah dikirim untuk menikahi Raja Chungnyeol.
Dokumen Goryeo mengatakan bahwa nama aslinya adalah Samga. Tetapi, setelah ia
memutuskan untuk tinggal di Korea, raja menganugerahinya nama Korea Jang Sun-
nyeong. Jang menikah dengan seorang Korea dan menjadi nenek moyang pendiri klan
Deoksu Jang. Klannya menghasilkan banyak pejabat tinggi dan cendekiawan
Konfusianisme yang dihormati selama berabad-abad. Dua puluh lima generasi
kemudian, sekitar 30.000 warga Korea melihat kembali ke belakang Jang Sun-nyeong
sebagai leluhur dari klan mereka. Mereka sadar bahwa ia bukan penduduk asli Korea.
Banyak yang percaya bahwa ia adalah seorang Muslim Arab. Namun, tidak ada bukti
pengaruh Islam pada tradisi keluarga Deoksu Jang. Hal yang sama juga terjadi pada
keturunan Asia Tengah lain yang tinggal di Korea. Seorang Asia Tengah (mungkin
Uighur) bernama Seol Son melarikan diri ke Korea ketika Pemberontakan Serban Merah
meletus menjelang akhir dari Dinasti Yuan. Dia juga menikah dengan seorang Korea,
menjadi leluhur klan Seol Gyeongju yang mengklaim sedikitnya 2.000 anggota di Korea
saat ini tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda khusus dari pengaruh Muslim.
4. Konteks Politik dan Budaya Pada Masa Perkembangan

Islam Pada Era 1980-1990-an Budaya politik Korea dicirikan dengan budaya
politik otoriter di mana rakyat tunduk dan memberikan penghormatan kepada
6

pemerintah. Namun tidak dapat diketahui dengan pasti alasan di balik penghormatan
tersebut, apakah penghormatan itu diberikan oleh rakyat secara tulus ikhlas ataukah
karena pemerintah yang ada menekan rakyat untuk memberikan penghormatan kepada
pemerintah. Akan tetapi, satu hal yang pasti adalah rakyat Korea sejak jaman dahulu
jauh lebih mementingkan urusan kemasyarakatan daripada urusan pribadi Dalam
budaya politik itulah, hubungan antara kaum elit politik dan rakyat Korea berkembang.
Orang yang memegang kekuasaan politik, dengan dibantu oleh elit politik, menguasai
rakyat. Dalam hubungan tersebut, kebijakan politik yang berdasarkan pada prinsip
persetujuan rakyat secara umum dan prinsip pertanggungjawaban semakin dikurangi
dan mulai kehilangan warna aslinya. Sebaliknya paternalisme berlaku sebagai prinsip
politik Korea. Hal inilah yang menjadi ciri khas budaya politik Korea.Sebagian besar
rakyat Korea sampai sekarang lebih condong kepada kewibawaan dan masih
menekankan konsep dan ideologi Konfusius. Mereka yang mempunyai kepercayaan dan
ideologi demokarsi tidak banyak jumlahnya. Oleh karena itu, struktur dasar budaya
politik Korea masih belum siap untuk mengkonsolidasikan demokrasi. Telah banyak
teori yang membahas demokrasi dan demokratisasi yang ditambah dengan
pertimbangan lingkungan dan budaya politik Korea yang khas. Yang jelas, budaya
politik Korea sangat berakar pada ajaran Konfusius dan masyarakat Korea sangat mudah
disatukan, baik oleh seorang pemimpin bijaksana maupun dalam menghadapi kondisi
yang sangat kritis.3

Pengalaman di bawah kekuasaan negara yang absolut menyebabkan posisi negara dalam
sejarah politik Korea sangat kuat. Kuatnya posisi negara didasari oleh beberapa hal,
antara lain:

1. Pengaruh kebudayaan konfusius. Kebudayaan konfusius memberikan pengaruh


yang sangat besar untuk memastikan kesadaran politik seluruh rakyat Korea.
Kesadaran politik itu muncul karena ideologi barat masuk secara cepat dan terlalu
tiba-tiba serta membawa terlalu banyak jenis ideologi.
2. Pengaruh system perang dingin dan unsur-unsur geopolitik. Secara geopolitis,
Semenanjung Korea selalu diserang dan diganggu oleh negara raksasa di
sekelilingnya. Dimasa lampau, China, Rusia, dan Jepang menjadi pihak-pihak

3
Muhammad Sholeh, dkk, Islam Dan Peradaban (Aceh: Desanta Publisher, 2021), h. 215.
7

yang mengganggu berkembangnya negara dan bangsa Korea, sedangkan di masa


modern Amerika Serikat juga ikut campur dalam urusan kenegaraan Korea.
Campur tangan negara-negara tersebut membuat Semenanjung Korea menjadi
korban sistem perang dingin di mana tanah air Korea dibagi menjadi dua. Unsur-
unsur yang diakibatkan oleh dunia luar tersebut menjadikan Korea Selatan
cenderung pro Amerika Serikat dan tidak memiliki kekuatan otonom dalam
menangani urusan luar negeri.4

Indikator Kemajuan Perkembangan Islam di Korea Pada Periode 1990-2009


Komunitas muslim di Korea Selatan adalah komunitas yang kaya dengan
keberagaman latar belakang etnis dan budaya. Komunitas muslim di Korea merupakan
negara dengan mayoritas penduduk beragama Buddha. Mayoritas populasi muslim
yang tinggal di negara itu adalah pekerja imigran dari berbagai negara muslim
terutama dari kawasan Asia Tenggara dan Asia Selatan. Sementara orang-orang asli
Korea yang muslim, kebanyakan adalah keturunan dari para mualaf yang masuk Islam
saat berlangsung Perang Korea. Jumlah muslim di Korea Selatan terus bertambah
sekarang ini telah mencapai 120.000-130.000 orang, terdiri dari Muslim Korea asli
dan para warga negara asing. Jumlah orang Korea asli yang memeluk Islam
diperkirakan berjumlah sekitar 40.000 orang, selebihnya didominasi pekerja migran
Pakistan dan Bangladesh.70 Persaudaraan antar umat muslim di Korea sangat erat,
meski berasal dari berbagai ras dan etnis. Islam memiliki landasan kuat untuk
membangun masyarakat yang committed terhadap modal sosial. Fukuyama
mendefinisikan modal sosial sebagai seperangkat norma dan nilai informal yang
dimiliki bersama oleh para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya
kerjasama diantara mereka. Kunci dari modal sosial adalah trust atau kepercayaan.
Dengan trust, lanjut Fukuyama, orang-orang bisa bekerjasama dengan baik karena ada
kesediaan di antara mereka untuk menempatkan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi. Trust bagaikan energi yang dapat membuat kelompok
masyarakat atau organisasi dapat bertahan. Trust yang rendah mengakibatkan banyak
energi terbuang karena dipergunakan untuk mengatasi konflik yang
berkepanjangan.71 Sementara itu menurut Mintarti,72 Islam memiliki komitmen

4
Wandi, dkk, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Lakeisha Media Penerbit, 2020), h. 152.
8

terhadap kontrak sosial dan norma yang telah disepakati bersama; dan bangunan
masyarakat muslim ciri dasarnya adalah ta’âwun (tolong menolong), Tafâkul (saling
menanggung), dan tadhâmun (solidaritas). Masyarakat Korea Selatan sebagai
kelompok masyarakat minoritas, masjid menjadi tempat penting bagi Korea Selatan
untuk saling bertemu dan bersilaturahim. Sepuluh tahun yang lalu belum banyak
masjid di negara ini. Tapi sekarang, masjid-masjid sudah banyak tersebar hampir di
seluruh kota besar di Korea Selatan. Masjid terbesar adalah Masjid Sentral Seoul yang
berlokasi di Distrik Itaewon. Terdapat 9 masjid ada di kota-kota besar seperti
Gwangju, Busan dan Daegu. Masjid di sini bukan sekadar tempat shalat tapi juga
tempat berkumpul komunitas muslim, terutama usai shalat jum’at mereka saling
bercerita dan mendengarkan satu sama lain.5

Dibawah ini adalah berapa faktor penghambat perkembangan agama Islam:

1. Kebiasaan Masyarakat Korea


Dari Makanan dan Minuman Kebiasaan Bangsa Korea memakan daging babi
sudah berlangsung sejak dahulu dan juga minuman keras telah tertanam sebagai
budaya bangsa. Pada musim salju, pegawai, karyawan, atau buruh setelah melakukan
pekerjaan sehari-hari, biasanya tidak langsung ke rumah tetapi singgah terlebih dahulu
di kios minuman keras untuk minum. Demikian pula dalam pertemuan atau pesta,
minuman keras merupakan hidangan utama bagi para tamu. Padahal, kebiasaan
tersebut bertentangan dengan ajaran agama Islam sehingga suatu budaya bangsa sulit
diterima secara langsung, seperti masuknya budaya agama Islam. Selain itu,
masyarakat juga ragu untuk menganut agama Islam.
2. Keadaan Yang Belum Memungkinkan Melaksanakan Ajaran Agama Islam
Umat Islam Korea belum melaksanakan kewajiban mereka sepenuhnya, misalnya
shalat lima waktu. sehingga dalam hal ini apabila dalam melaksanakan shalat 5 waktu
akan mengalami masalah karena kebiasaan kerja keras dan ketika melakukan wudhu
pun terkendala oleh musim, seperti pada musim dingin dimana tidak ada air yang
mengalir dan semuanya beku. Kebiasaan memakai kaus kaki di musim dingin pada
saat mereka melakukan shalat, ada yang tidak mau melepas kauskaki mereka
sementara kaus kaki tersebut mungkin tidak dalam keadaan suci. Peraturan-peraturan

5
Raghib As - Sirjani, Peradaban Islam Dunia (Malang: Pustaka Al Kautsar, 2018), h. 117.
9

inilah yang menjadi kendala orang Korea enggan untuk memeluk agama Islam. Selain
itu fasilitas masjid yang belum memadai (hanya ada 9 buah masjid diseluruh Korea).
Masjid hanya ada di Ibukota Korea Selatan, Seoul, Busan (kota terbesar kedua di
Korea), Kwangju, Jeonju dan Anyang. Pelaksanaan shalat ditempat lain selain di
masjid tidak memungkinkan karena masyarakat awam akan menilai tidak wajar. Pada
bulan Ramadhan umat Islam Korea tidak melaksanakan puasa sepenuhnya. Karyawan
atau pegawai harus bekerja keras dengan sistem lembur karena di dalam bekerja terjadi
persaingan untuk mendapatkan penilaian yang baik dari pimpinan. Oleh karena itu,
para da’i di Korea lebih memperhatikan dakwah bi al-hal dengan lebih mengutamakan
masalah aqidah Islam dari pada dakwah yang lain.Ibadah puasa dan kehidupan seorang
muslim bagi sebagian penduduk non-Muslim Korea memang masih sangat sulit
dicerna oleh akal dan pikiran, banyak warga Korea yang belum memahami secara luas
apa itu Islam.
3. Kurangnya Tenaga Da’i
Walaupun sekarang di Korea ada tiga orang juru dakwah, yaitu dua orang dari Libia
dan satu orang dari Arab Saudi yang fasih berbahasa Korea, namun mereka masih
kurang memahami tentang budaya Korea, hasil kegiatannya tidak begitu menonjol jika
dibandingkan dengan misi-misi Nasrani yang berkunjung ke setiap rumah untuk
menyebarkan agama Kristen. Biasanya, mereka begitu datang ke Korea, langsung
belajar bahasa Korea dan kebudayaannya. Mereka sudah mengetahui bahwa bangsa
Korea menaruh simpati kepada orang asing yang dapat berbahasa Korea. Mungkin
Federasi Muslim Korea sendiri merasa sulit melakukan cara seperti yang dilakukan
kaum Nasrani karena kurangnya da’i. Lagi pula, sebagian umat Islam di Korea belum
dapat membaca al-Qur’an karena belum mengenal huruf Arab dan cara membaca al-
Qur’an belum mereka ketahui karena belum adanya terjemahan al-Qur’an kedalam
bahasa Korea. Pada akhir-akhir ini perkumpulan Mahasiswa Muslim Korea terus
berusaha untuk dapat menterjemahkan kitab-kitab Islam ke dalam bahasa Korea.6

C. Peradaban Islam di Negara China


Pertemuan Islam di Cina dimulai sejak zaman Kekhalifahan Rasyidin, bertepatan
dengan kekuasaan Dinasti Tang pada 618-907 Masehi. Konon, Islam menyebar di Cina

6
Saidurrahman, Peradaban Islam (Jakarta: KENCANA, 2019), h. 47.
10

melalui jalur perdagangan maritim. Di waktu tersebut, pemerintah Cina sudah berniaga
dengan warga Persia, Arab, dan India. Secara spesifik, Khalifah Utsman Bin Affan
mengirimkan utusannya, Sa’ad bin Abi Waqqas untuk menghadap Kaisar Yong Hui
pada 651 M. Pertemuan sahabat Sa'ad bin Abi Waqqas dengan Kaisar Yong Hui
merupakan awal terbentuknya hubungan diplomatik antara Cina dengan negara Islam.
Tonggak keberhasilan diplomatik Islam-Cina adalah berdirinya Masjid Huaisheng atau
Masjid Sa'ad bin Abi Waqqas di Guangzhou. Masjid itu diklaim sebagai masjid tertua
di daratan Cina yang usianya lebih dari 1.300 tahun. Di sisi lain, jalur perdagangan laut
dan darat yang semakin berkembang membuat banyak pedagang Islam bermukim
permanen di Cina. Di masa kekuasaan Mongol di Cina, pedagang Islam membantu
urusan ekspansi. Keberadaan mereka menyebar sampai ke pelosok Cina. Orang-orang
Islam ini juga menikah dan memiliki keturunan dengan penduduk lokal. Generasi
mereka ini disebut Hui Huis, lalu pada masa Dinasti Yuan (1271-1368) mereka diberi
jabatan, status sosial tinggi, dan jaminan sosial. Oleh karena itu, banyak orang Islam
dari jazirah Arab dan sekitarnya berdatangan ke Cina. Pada 1368 M, Dinasti Yuan
runtuh dan digantikan oleh Dinasti Ming (1368-1644 M). Situasi berbalik arah. Kegiatan
Islam kian dibatasi. Hal ini kemudian dianggap tonggak penyebaran Islam Hui Huis dari
Cina. Cheng Ho yang berlayar melewati Samudra Hindia, Teluk Persia, Laut Merah dan
Pantai Timur Afrika meninggalkan banyak peninggalan Islam Cina di lebih dari 30
negara, termasuk Indonesia. Dinasti Ming mereformasi sistem pemerintahan dan
birokrasi dengan mengurangi status politik Hui Huis, membatasi perdagangan dengan
luar Cina, dan melarang pernikahan sesama ras yang mengakibatkan terpecahnya
kelompok etnis Hui Huis. Etnis ini terpecah menjadi 10 bagian dengan dua sistem
keagamaan yang berbeda, yaitu aliran Sunni dan Menhuans (Sufi). Aliran Islam Sunni
dianut masyarakat di wilayah Xinjiang meliputi Uighur, Kazak, Khalka, Uzbek, Tarta,
kecuali Tajik yang menganut Syiah. 7
Ada beberapa peninggalan Islam hingga sekarang. Peninggalan Islam berupa
masjid merupakan bagian dari adanya perkembangan Islam. Masjid Niujiei dibangun
pada 996 Masehi. Masjid Niujie terletak di Niujie, Distrik Xuanwu, Beijing. Masjid
Niujie juga dilengkapi dengan menara. Menara tersebut digunakan sebagai penentu awal
memasuki bulan Ramadhan. Menara tersebut juga sering kali digunakan untuk

7
M. Fuad Azizi, Metodologi Dakwah Peradaban (Tangerang: CV. Pusdikra Mitra Jaya, 2021), h. 115.
11

mengumandankan adzan. Masjid Xi’an didirikan pada 742 Masehi. Tidak seperti
kebanyakan masjid di Timur Tengah atau negara Arab lainnya, Masjid Raya Xi’an
memiliki konstruksi dan gaya arsitektur yang berbeda, kecuali untuk beberapa huruf
Arab dan dekorasi yang terdapat pada bangunan masjid. Masjid ini menjadi jejak para
pedagang Arab dan Persia untuk berdakwah. Komunitas muslim di Cina adalah suku
minoritas Mereka berasal dari percampuran antara suku Han dengan pendatang dari
Bukhara. Mereka bukan dari Arab, tetapi dari Asia tengah. Akibat percampuran
tersebut, muslim Cina dikenal dengan komunitas suku Hui. 8

D. Peradaban Islam di Negara Jepang


Penduduk Jepang mengenal Islam sebagai pemikiran agama Barat, yang ditandai
dengan banyaknya kitab yang berisi kehidupan Nabi Muhammad, yang diterjemahkan
ke bahasa Jepang. Selain itu, pada 1890 terjadi hubungan diplomatik antara Tukri
Utsmani dengan Jepang. Salah satu dampak hubungan diplomatik tersebut adalah
adanya orang Jepang yang kemudian memeluk agama Islam. Orang Jepang yang
pertama masuk Islam adalah Mitsutaro Takaoka, pada 1909, yang kemudian mengganti
namanya menjadi Omar Yamaoka setelah menunaikan ibadah haji di Mekkah.
Kehidupan komunitas Muslim yang benar tidak bermula sehingga beratus ratus
pelarian Muslim Turki, Uzbekistan, Tajikistan, Kirghizstan, Kazakhstan dan Tatar Turki
yang lain dari Asia Tengah dan Rusia akibat pengaruh Revolusi Bolshevik yang terjadi
semasa Perang Dunia I. Orang-orang Muslim ini yang diberikan perlindungan di Jepang
menetap di beberapa pelabuhan utama di sekitar Jepang dan mendirikan komunitas-
komunitas Islam. Mereka memulai kehidupan baru setelah mendapat tempat tinggal
dengan tenang di beberapa kota di Jepang seperti Tokyo, Kobe, Nagoya, Fukushima,
Yamanashi, Sapporo, Nagasaki, Hiroshima, dan lain sebagainya. Mereka juga memulai
menjalankan kegiatan keagamaan dengan membentuk komunitas-komunitas di tempat
mereka tinggal. Segelintir orang Jepang memeluk Islam melalui hubungan mereka
dengan orang - orang Muslim ini. Dengan pembentukan komunitas-komunitas Muslim
ini, beberapa buah masjid telah didirikan. Masjid yang paling penting di antaranya ialah
Masjid Kobe yang didirikan pada tahun 1935, dan Masjid Tokyo yang didirikan pada
tahun 1938. Orang Jepang Muslim tidak mengambil bagian dalam pengelolaan

8
M. Habiburrahman, Peradaban Muslim China (Yogyakarta: Stelkendo Kreatif, 2021), h. 77.
12

masjidmasjid ini dan tidak terdapat orang Jepang yang menjadi imam, dengan
pengecualian Syaikh Ibrahim Sawada, imam pada Islamic Centre di Tokyo. 9
Saat Perang Dunia II, salah satu "Ledakan Islam" (Islamic Boom) dimulai oleh
kelompok militer di Jepang melalui pendirian pusat-pusat studi untuk mengkaji Islam
dan Dunia Muslim.9 Pilot-pilot tempur Jepang yang pergi ke negara-negara Asia
Tenggara sebagai tentara semasa Perang Dunia II diajarkan untuk mengucapkan "La
ilaha illa Allah" digunakan ketika pesawat-pesawat mereka ditembak jatuh di kawasan-
kawasan ini supaya mereka tidak dibunuh. Sebuah pesawat Jepang telah dikatakan
ditembak jatuh dan pilotnya diamankan oleh penduduk setempat. Apabila pilot itu
mengucap kata-kata "ajaib" itu, mereka merasa terharu ketika penduduk-penduduk itu
berubah sikap terhadapnya. Ada lagi satu "Ledakan Islam", kali ini selepas krisis minyak
1973. Media massa Jepang telah memberi penerbitan yang besar tentang Dunia Muslim,
dan khususnya kepada Dunia Arab, akan pentingnya negara-negara ini terhadap
ekonomi Jepang. Dengan penerbitan ini, banyak orang Jepang yang tidak mempunyai
secuil pengetahuan tentang Islam mempunyai peluang untuk melihat rukun Islam ke-5,
Haji di Mekah serta untuk mendengar panggilan Adzan (panggilan Islam untuk Shalat)
dan pembacaan Al-Quran. Selain itu banyak orang Jepang yang memeluk Islam secara
terang-terangan ketika itu, terdapat juga banyak upacara Islamisasi massal yang terdiri
dari berpuluh-puluh ribu orang. Selepas krisis minyak selesai, kebanyakan pemeluk
Islam Jepang meninggalkan agama itu. Orang-orang Turki merupakan komunitas
Muslim yang terbesar di Jepang hingga akhir-akhir ini. Meski sempat mengalami
kemunduran setelah runtuhnya beberapa dinasti Islam, Islam berkembang cukup baik di
beberapa belahan dunia lain pada awal abad 20. Jepang merupakan salah satu negara
terakhir di Asia Timur yang merasakan Islam pada pengujung Dinasti Turki Ottoman.
Berbagai catatan sejarah menceritakan adanya hubungan erat antara Jepang dan Turki
Ottoman yang membuka pintu masuknya Islam di negeri Matahari Terbit tersebut. 10

9
Hamka, Kebijaksanaan Dakwah Islam (Jakarta: Gema Insani, 2020), h. 148.
10
Faisal Ismail, Studi Islam Kontemporer (Jakarta: Diva Press Media, 2018), h. 218.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tiga negara yang berada di kawasan Asia Timur sejak zaman kuno hingga
memasuki zaman modern yang meliputi Korea, Jepang dan China. Ketiganya memiliki
hubungan yang relatif dekat sejak ribuan tahun yang lalu. Orang – Orang dari berbagai
negara tersebut melakukan hubungan dagang atau perang sebagai bentuk penaklukan
wilayah dan perluasan wilayah suatu kerajaan. Hal itu umum dilakukan oleh masyarakat
pada zaman kuno.
Masyarakat Korea Selatan sebagai kelompok masyarakat minoritas, masjid menjadi
tempat penting bagi Korea Selatan untuk saling bertemu dan bersilaturahim. Masjid
terbesar adalah Masjid Sentral Seoul yang berlokasi di Distrik Itaewon. Terdapat 9
masjid ada di kota-kota besar seperti Gwangju, Busan dan Daegu. Masjid di sini bukan
sekadar tempat shalat tapi juga tempat berkumpul komunitas muslim, terutama usai
shalat jum’at mereka saling bercerita dan mendengarkan satu sama lain.
Pertemuan Islam di Cina dimulai sejak zaman Kekhalifahan Rasyidin, bertepatan
dengan kekuasaan Dinasti Tang pada 618-907 Masehi. Islam menyebar di Cina melalui
jalur perdagangan maritim. Secara spesifik, Khalifah Utsman Bin Affan mengirimkan
utusannya, Sa’ad bin Abi Waqqas untuk menghadap Kaisar Yong Hui pada 651 M.
Penduduk Jepang mengenal Islam sebagai pemikiran agama Barat, yang ditandai
dengan banyaknya kitab yang berisi kehidupan Nabi Muhammad, yang diterjemahkan
ke bahasa Jepang. Orang-orang Muslim ini yang diberikan perlindungan di Jepang
menetap di beberapa pelabuhan utama di sekitar Jepang dan mendirikan komunitas-
komunitas Islam. Pembentukan komunitas-komunitas Muslim ini mendirikan beberapa
masjid. Diantaranya ialah Masjid Kobe yang didirikan pada tahun 1935, dan Masjid
Tokyo yang didirikan pada tahun 1938.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Syukur Al - Azizi. Sejarah Lengkap Peradaban Islam. Sleman: Islam Media

Publisher, 2019.

Anissa Septianingrum. Sejarah Asia Timur Dari Masa Kuno Hingga Modern.

Yogyakarta: Anak Hebat Indonesia Publisher, 2017.

Faisal Ismail. Studi Islam Kontemporer. Jakarta: Diva Press Media, 2018.

Hamka. Kebijaksanaan Dakwah Islam. Jakarta: Gema Insani, 2020.

M. Fuad Azizi. Metodologi Dakwah Peradaban. Tangerang: CV. Pusdikra Mitra Jaya,

2021.

M. Habiburrahman. Peradaban Muslim China. Yogyakarta: Stelkendo Kreatif, 2021.

Muhammad Sholeh, dkk. Islam Dan Peradaban. Aceh: Desanta Publisher, 2021.

Raghib As - Sirjani. Peradaban Islam Dunia. Malang: Pustaka Al Kautsar, 2018.

Saidurrahman. Peradaban Islam. Jakarta: KENCANA, 2019.

Wandi, dkk. Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Lakeisha Media Penerbit, 2020.

Anda mungkin juga menyukai