SKRIPSI
Oleh
Andri Gutomo
NIM 111510501056
SKRIPSI
Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan program (S1) pada Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Jember
Oleh
Andri Gutomo
NIM 111510501056
PERSEMBAHAN
iii
Digital Repository Universitas Jember
MOTTO
"Pendidikan adalah senjata yang paling hebat yang bisa kamu gunakan
untuk mengubah dunia"
(Nelson Mandela)
iv
Digital Repository Universitas Jember
PERNYATAAN
Andri Gutomo
NIM 111510501056
v
Digital Repository Universitas Jember
SKRIPSI
Oleh
Andri Gutomo
NIM 111510501056
Pembimbing
vi
Digital Repository Universitas Jember
PENGESAHAN
Dr. Ir. Slameto, MP. Ir. Didik Pudji Restanto, MS., Ph.D
NIP. 19600223 198702 1 001 NIP. 19650426 199403 1 001
Dosen Penguji,
Mengesahkan
Dekan,
vii
Digital Repository Universitas Jember
RINGKASAN
viii
Digital Repository Universitas Jember
faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas umbi mikro
kentang yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
konsentrasi jenis pupuk terhadap pembentukan umbi mikro dan total umbi mikro
tanaman kentang secara hidroponik substrat. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Januari sampai Juli 2015 di Laboratorium Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian
Universitas Jember. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5
perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan tersebut terdiri atas Growmore 0,006 ppm,
Vitabloom 0,002 ppm, Hyponex Merah 0,003 ppm, Baypolan 0,009 ppm, dan
Super Vit 0,002 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingi
tanaman, jumlah daun, panjang akar, jumlah umbi, berat umbi, dan volume umbi
terbaik adalah perlakuan Vitabloom 0,002 ppm. Konsentrasi pupuk Vitabloom
0,002 ppm mampu membentuk umbi mikro paling baik dibandingkan konsentrasi
jenis pupuk lainnya. Total umbi mikro paling banyak yakni pada perlakuan
konsentrasi pupuk Vitabloom 0,002 ppm sebesar 0,59 buah.
ix
Digital Repository Universitas Jember
SUMMARY
ppm, Baypolan 0.009 ppm and Super Vit 0.002 ppm. Parametres measured
include: 1) plant height, 2) number of leaves, 3) root length, 4) number of tubers,
5) tuber weight, 6) tuber volume, and 7) number of branches. The results showed
that treatment of Vitabloom 0.002 ppm best effect of plant height, number of, root
length, number of tubers, tuber weight, and tuber volume. The concentration of
Vitabloom 0.002 ppm was able to form the best microtubers compared to the
concentration of other fertilizer. The most of microtuber total is treatment of
Vitabloom 0.002 ppm which amounted to 0.59 units.
xi
Digital Repository Universitas Jember
PRAKATA
Karya Ilmiah Tertulis ini masih sangat jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala bentuk kritik dan saran untuk perbaikan karya ilmiah ini sangat penulis
harapkan.
Jember, September 2015 Penulis
xii
Digital Repository Universitas Jember
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................... iii
HALAMAN MOTTO .......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ............................................................. v
HALAMAN PEMBIMBINGAN ........................................................ vi
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. vii
RINGKASAN ....................................................................................... viii
SUMMARY ........................................................................................... viii
PRAKATA ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xv
BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................. 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 5
2.1 Tanaman Kentang .............................................................. 5
2.2 Morfologi Tanaman Kentang ............................................. 5
2.3 Benih Kentang ................................................................... 7
2.4 Varietas Kentang ................................................................. 8
2.5 Faktor Lingkungan Tanaman Kentang .............................. 9
2.6 Umbi Mikro Kentang ......................................................... 10
2.7 Penerapan Sistem Hidroponik substrat dalam Budidaya
Sayuran ............................................................................... 10
2.8 Pentingnya Nutrisi dalam Sistem Hidroponik substrat ....... 13
xiii
Digital Repository Universitas Jember
xiv
Digital Repository Universitas Jember
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Luas panen, produksi dan produktivitas kentang di
Indonesia tahun 2009 - 2013 .................................................. 2
Tabel 2.1 Kandungan hara makro dan mikro di dalam pupuk
Hyponex Merah, Vitabloom, Baypolan, Growmore, dan
Super Vit ................................................................................ 14
Tabel 3.1 Anova percobaan .................................................................... 17
Tabel 3.1 Rangkuman F-hitung semua parameter pengamatan ............. 20
xv
Digital Repository Universitas Jember
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Fase pertumbuhan tanaman kentang ............................... 6
Gambar 4.1. Rata-rata tinggi tanaman pada konsentrasi jenis
pupuk yang berbeda ......................................................... 21
Gambar 4.2 Rata-rata jumlah daun pada konsentrasi jenis
pupuk yang berbeda ......................................................... 22
Gambar 4.3 Rata-rata jumlah umbi pada konsentrasi jenis
pupuk yang berbeda ......................................................... 23
Gambar 4.4 Rata-rata berat umbi pada konsentrasi jenis pupuk
yang berbeda .................................................................... 23
Gambar 4.5 Rata-rata umbi volume pada konsentrasi jenis
pupuk yang berbeda ......................................................... 24
Gambar 4.6 Rata-panjang akar pada konsentrasi jenis pupuk
yang berbeda .................................................................... 25
Gambar 4.7 Siklus Calvin ................................................................... 30
Gambar 4.8 Jalur konversi sukrosa menjadi amilum .......................... 31
Gambar 4.9 Umbi mikro kentang pada perlakuan Vitabloom
0,002 ppm ........................................................................ 32
xvi
Digital Repository Universitas Jember
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Perhitungan kandungan NPK pada masing-masing
pupuk ............................................................................... 41
Lampiran 2. Hasil analisis varian ..................... ................................... 43
Lampiran 3. Hasil uji Duncan 5% ........................................................ 45
Lampiran 4. Dokumentasi pelaksanaan penelitian................. ............. 47
xvii
Digital Repository Universitas Jember
BAB 1. PENDAHULUAN
1
Digital Repository Universitas Jember
Tabel 1.1 Luas panen, produksi dan produktivitas kentang di Indonesia tahun
2009 – 2013
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
2
Digital Repository Universitas Jember
4
Digital Repository Universitas Jember
Gambar 2.1 Fase pertumbuhan tanaman kentang; (a) Fase vegetatif; (b) Inisiasi
umbi; (c) Perbesaran umbi; (d) pemasakan (Sumber: Lovatt, 1997).
6
Digital Repository Universitas Jember
7
Digital Repository Universitas Jember
8
Digital Repository Universitas Jember
9
Digital Repository Universitas Jember
12
Digital Repository Universitas Jember
hara yang terdapat pada Growmore didominasi oleh unsur nitrogen dan beberapa
kandungan unsur hara mikro lain (Anonim, 2010).
Berikut beberapa kandungan yang terdapat di dalam pupuk Hyponex
merah, Vitabloom, Baypolan, Growmore, dan Super Vit.
Tabel 2.1 Kandungan hara makro dan mikro di dalam pupuk Hyponex Merah,
Vitabloom, Baypolan, Growmore, dan Super Vit
Kandungan
Hyponex
Hara Makro Vitabloom Bayfolan Growmore Super Vit
Merah
dan Mikro
N 25% 30% 24% 32% 11%
P 10% 10% 17% 10% 20%
K 20% 10% 13% 10% 30%
Mg Ada Ada Ada Ada Ada
Fe Ada Ada Ada Ada Ada
B Ada Ada Ada Ada Ada
Cu Ada Ada Ada Ada Ada
Zn Ada Ada Ada Ada Ada
Co Ada Ada Ada Ada Ada
2.9 Hipotesis
1. Terdapat pengaruh konsentrasi jenis pupuk terhadap pembentukan umbi mikro
tanaman kentang secara hidroponik substrat.
2. Terdapat pengaruh konsentrasi jenis pupuk terhadap total umbi mikro tanaman
kentang secara hidroponik substrat.
14
Digital Repository Universitas Jember
dari F tabel 5% maka dilanjutkan dengan uji Duncan (UJD) pada taraf kesalahan
5%.
Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah :
Growmore (A) = 0,006 ppm
Hyponex Merah (B) = 0.003 ppm
Vitabloom (C) = 0.002 ppm
Baypolan (D) = 0.009 ppm
Super Vit (E) = 0.002 ppm
Setiap jenis pupuk di atas memiliki konsentrasi yang berbeda, selain itu
dosis yang diberikan per tanaman juga berbeda. Perbedaan tersebut
mengakibatkan perbedaan kandungan hara yang diberikan terhadap tanaman
terutama NPK. Aplikasi pupuk dilakukan dua kali tiap minggu, sehingga terdapat
24 kali aplikasi pupuk selama tiga bulan. Lampiran 1 menunjukkan jumlah hara
NPK pada masing-masing pupuk yang diberikan pada tanaman kentang selama 3
bulan.
Berikut denah perlakuan penelitian :
B4 D1 A1 D3 E1
C1 A3 D2 B2 A4
E3 B3 C2 A2 E4
B1 E2 C4 D4 C3
16
Digital Repository Universitas Jember
i : 1, 2, 3, 4, 5 (perlakuan)
j : 1, 2, 3, 4 (ulangan)
Yij : Nilai pengamatan pada percobaan ke-i yang memperoleh perlakuan ke-j
μ : Nilai rata-rata umum
τi : Pengaruh perlakuan ke-i
εij : Galat percobaan
Tabel 3.1 Anova percobaan
SK db JK KT F-hit F-table 5%
Perlakuan t-1=4 JKP JKP/4 KTP/KTG
Galat t(r-1)=15 JKG JKG/15
Total tr-1=19 JKT
Keterangan :
F-hit > 5% : Berbeda nyata
F-hit < 5% : Berbeda tidak nyata
Apabila terdapat perbedaan yang nyata diantara perlakuan dilanjutkan
dengan uji Duncan 5%.
17
Digital Repository Universitas Jember
19
Digital Repository Universitas Jember
4.1 Hasil
Hasil F-hitung dari tujuh parameter pengamatan (Tabel 4.1) menunjukkan
konsentrasi jenis pupuk yang berbeda berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah daun, jumlah umbi, volume umbi, dan panjang akar, serta berpengaruh
sangat nyata terhadap berat umbi, namun berbeda tidak nyata pada parameter
jumlah cabang tanaman.
Tabel 4.1 Rangkuman F-hitung semua parameter pengamatan
Parameter
No F Hitung F Tabel 5% F Tabel 1%
Pengamatan
1 Tinggi Tanaman 4,73 * 3,06 4,89
2 Jumlah Daun 3,15 * 3,06 4,89
3 Jumlah Umbi 4,25 * 3,06 4,89
4 Berat Umbi 6,36 ** 3,06 4,89
5 Volume Umbi 3,24 * 3,06 4,89
6 Jumlah Cabang 1,56 tn 3,06 4,89
7 Panjang Akar 3,12 * 3,06 4,89
Keterangan :
** = berbeda sangat nyata, * = berbeda nyata, tn = berbeda tidak nyata
20
Digital Repository Universitas Jember
34
Tinggi Tanaman (cm) 32.00 a
30
25.08 b 25.59 b
26 24.75 b
24.42 b
22
18
Growmore Hyponex Vitabloom Baypolan Super Vit
Merah
Jenis Pupuk
Gambar 4.1 Rata-rata tinggi tanaman pada konsentrasi jenis pupuk yang berbeda
21
Digital Repository Universitas Jember
50
Jumlah Daun (helai) 45.59 a
40
27.74 b 29.17 b
30 26.65 b 26.75 b
20
10
Growmore Hyponex Vitabloom Baypolan Super Vit
Merah
Jenis Pupuk
Gambar 4.2 Rata-rata jumlah daun pada konsentrasi jenis pupuk yang berbeda
22
Digital Repository Universitas Jember
0.8
Jumah Umbi (buah)
0.59 a
0.6
0.42 b
0.4 0.33 b 0.33 b 0.33 b
0.2
0
Growmore Hyponex Vitabloom Baypolan Super Vit
Merah
Jenis Pupuk
Gambar 4.3 Rata-rata jumlah umbi pada konsentrasi jenis pupuk yang berbeda
0.16 0.15 a
0.12
Berat Umbi (g)
0.08
0.06 b
0.05 b 0.05 b
0.04 b
0.04
0
Growmore Hyponex Vitabloom Baypolan Super Vit
Merah
Jenis Pupuk
Gambar 4.4 Rata-rata berat umbi pada konsentrasi jenis pupuk yang berbeda
23
Digital Repository Universitas Jember
0.6 0.54 a
Volume Umbi (ml)
0.4
0.25 b
0.21 b
0.2 0.17 b 0.17 b
0
Growmore Hyponex Vitabloom Baypolan Super Vit
Merah
Jenis Pupuk
Gambar 4.5 Rata-rata volume umbi pada konsentrasi jenis pupuk yang berbeda
lainnya. Perlakuan Growmore 0,006 ppm, Hyponex Merah 0,003 ppm, Baypolan
0,009 ppm, dan Super Vit 0,002 ppm menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.
Volume umbi kentang pada perlakuan Vitabloom 0,002 ppm (0,54 ml) lebih besar
68,5% dibandingkan perlakuan Growmore 0,006 ppm (0,17 ml) dan Bayolan
0,009 ppm (0,17 ml).
7
6.32 a
Panjang Akar (cm)
5 4.71 b 4.59 b
4.41 b 4.43 b
3
Growmore Hyponex Vitabloom Baypolan Super Vit
Merah
Jenis Pupuk
Gambar 4.6 Rata-rata panjang akar pada konsentrasi jenis pupuk yang berbeda
25
Digital Repository Universitas Jember
4.2 Pembahasan
Tanaman kentang dalam penelitian ini memiliki respon yang berbeda
terhadap perlakuan berbagai jenis pupuk. Perbedaan respon tersebut disebabkan
oleh perbedaan kandungan unsur hara masing-masing pupuk. Unsur hara utama
(makro primer) dalam semua jenis pupuk yang digunakan adalah nitrogen, fosfor,
dan kalium. Ketiga unsur hara tersebut memiliki peran yang berbeda dalam
metabolisme tanaman yang nantinya mempengaruhi pertumbuhan tanaman
kentang.
Perlakuan pupuk Vitabloom 0,002 ppm menunjukkan rata-rata tinggi
tanaman (32 cm), jumlah daun (45,59 helai), panjang akar (6,32 cm), jumlah umbi
(0,59 buah), berat umbi (0,15 g) dan volume umbi (0,54 ml) paling baik
dibandingkan perlakuan pupuk lainnya. Kandungan nitrogen, fosfor dan kalium
dalam Vitabloom 0,002 ppm masing-masing sebesar 30%, 10%, dan 10%. Ketiga
unsur hara yang terkandung dalam pupuk tersebut memiliki peranan yang berbeda
dalam mendukung pertumbuhan dan hasil tanaman kentang.
Nitrogen menjadi komponen penyusun klorofil yang berperan dalam
fotosintesis tanaman kentang. Tingginya kapasitas fotosintesis tanaman dapat
ditunjukkan oleh tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang akar. Menurut Lingga
dan Marsono (2006), nitrogen merupakan unsur yang berperan utama dalam
merangsang pertumbuhan, seperti batang, cabang, dan daun jika jumlah yang
diberikan optimum. Selain itu, N juga sebagai penyusun hormon auksin yang
mampu meningkatkan sintesis ATP-ase. Peningkatan sintesis ATP-ase pada
akhirnya dapat meningkatkan tekanan turgor, sehingga mengakibatkan sel
mengembang dan jika pengembangan sel berlangsung searah, maka
mengakibatkan pemanjangan sel.
Nitrogen merupakan salah satu unsur hara makro primer karena dibutuhkan
tanaman dalam jumlah besar. Unsur nitrogen termasuk unsur hara esensial karena
fungsinya tidak dapat tergantikan dan ketidakhadirannya mengakibatkan tanaman
tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya. Nitrogen berfungsi sebagai komponen
penyusun klorofil, hormon auksin, dan enzim. Hal ini sesuai dengan pernyataan
26
Digital Repository Universitas Jember
Tisdale et al. dalam Aristian (2010) bahwa nitrogen berperan sebagai komponen
molekul klorofil, unsur protein, asam amino, dan komponen enzim.
Salah satu fungsi nitrogen adalah sebagai komponen penyusun klorofil.
Klorofil merupakan pigmen yang berperan dalam proses fotosintesis karena dapat
menyerap dan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia. Klorofil terdiri atas
klorofil a (C55H72O5N4Mg) dan klorofil b (C55H70O6N4Mg). Kedua jenis klorofil
tersebut memiliki unsur N sebagai penyusunnya.
Kandungan klorofil daun merupakan salah satu faktor utama yang
mempengaruhi kapasitas fotosintesis tanaman kentang. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Dwidjoseputro (1980) bahwa hasil fotosintesis dipengaruhi oleh
kandungan klorofil dan kandungan N daun. Hasil fotosintesis tanaman berupa
senyawa glukosa yang akan disebarkan ke seluruh bagian tanaman dalam bentuk
sukrosa.
Selama fase vegetatif, hasil fotosintesis tanaman kentang lebih banyak
digunakan sebagai energi untuk pertumbuhannya. Sukrosa lebih banyak ditransfer
ke titik tumbuh untuk selanjutnya diubah menjadi glukosa, kemudian glukosa
akan dirombak melalui proses respirasi di dalam mitokondria guna menghasilkan
ATP. ATP yang dihasilkan akan digunakan dalam proses metabolisme tanaman
terutama pembelahan dan pemanjangan sel.
Nitrogen juga berperan sebagai komponen penyusun hormon auksin. Auksin
berperan dalam pembelahan dan pemanjangan sel. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Noggle and Fritz (1983) bahwa pemberian auksin akan meningkatkan
pemanjangan sel ke arah vertikal, sehingga dapat meningkatkan tinggi tanaman.
Pemberian auksin dapat meningkatkan sintesis enzim ATP-ase, sehingga ion H+
akan dipompa keluar membran. Peristiwa tersebut mengakibatkan lingkungan
menjadi asam. Pada kondisi ini, enzim-enzim yang dapat memotong ikatan antara
dinding sel akan aktif, sehingga terjadi pelonggaran pada dinding sel. Akibatnya
air akan masuk ke dalam sel dan tekanan turgor meningkat. Peningkatan tekanan
turgor dapat mengakibatkan sel mengembang dan jika pengembangan sel
berlangsung searah, maka mengakibatkan pemanjangan sel (Taiz and Zeiger,
1998). Secara visual, tanaman kentang yang memiliki kemampuan pembelahan
27
Digital Repository Universitas Jember
dan pemanjangan sel yang besar dapat dilihat dari tinggi tanaman, jumlah daun,
dan panjang akar.
Pembentukan umbi sangat dipengaruhi oleh kapasitas fotosintesis tanaman.
Sebagian hasil fotosintesis akan dikirim ke bagian akar untuk menginisiasi
pengumbian. Semakin besar hasil fotosintesis, maka semakin besar pula sukrosa
yang dapat ditransfer ke bagian umbi. Hasil fotosintesis salah satunya dipengaruhi
kandungan klorofil daun. Kandungan klorofil yang semakin tinggi dapat
meningkatkan kapasitas fotosintesis tanaman.
Besarnya jumlah umbi, bobot umbi, dan volume umbi pada dosis N
optimum disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan luas daun, sehingga
fotosintesis meningkat (Zelalem et al., 2009). Perlakuan Vitabloom 0,002 ppm
meningkatkan pembentukan umbi yang disebabkan peningkatan aktivitas
fotosintesis tanaman, sehingga jumlah umbi, bobot umbi, dan volume umbinya
paling besar dibandingkan perlakuan pupuk lainnya.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan N Vitabloom 0,002 ppm
sebesar sebesar 30% memberikan pengaruh paling baik pada semua parameter
pengamatan. Berbeda dengan hasil penelitian ini, hasil penelitian Dianawati dkk.
(2013) menunjukkan bahwa dosis optimum N yang memberikan pengaruh terbaik
terhadap bobot umbi kentang sebesar 2173 ppm. Perbedaan hasil tersebut
kemungkinan disebabkan oleh perbedaan metode yang digunakan. Penelitian
Dianawati dkk. (2013) menggunakan planlet yang ditanam pada media tanam
arang sekam dan pupuk kandang kuda steril (1 : 1) menggunakan sistem
hidroponik NFT (nutrient film technique), sedangkan untuk produksi umbi mini
kentang dilakukan secara aeroponik (nutrisi disemprotkan melalui springkler).
Unsur hara lain yang memiliki peran penting selain nitrogen adalah fosfor.
Fosfor termasuk unsur hara makro primer yang esensial karena perannya tidak
dapat tergantikan dalam metabolisme tumbuhan. Fosfor merupakan salah satu
unsur yang mobilitasnya tinggi pada jaringan tanaman, sehingga unsur ini dapat
dialirkan dari jaringan tua ke jaringan yang lebih muda dengan mudah. Di dalam
tubuh tumbuhan, fosfor merupakan penyusun ATP (senyawa berenergi tinggi
dalam metabolisme), fosfolipid (komponen membran plasma dan kloroplas), dan
28
Digital Repository Universitas Jember
asam nukleat (komponen utama DNA dan RNA inti sel). Menurut Lakitan (1993),
fosfor merupakan bagian yang esensial dari gula fosfat yang berperan dalam
reaksi pada fase gelap fotosintesis, respirasi, dan proses metabolisme lainnya.
Fosfor sebagai komponen ATP memiliki fungsi yang sangat vital dalam
semua metabolisme tumbuhan. Salah satu fungsi ATP yakni berkaitan dengan
pembelahan dan pemanjangan sel. Peningkatan pembelahan dan pemanjangan sel
salah satunya disebabkan oleh peningkatan jumlah ATP. Di samping itu, fosfor
juga menjadi komponen ATP-ase. Peningkatan sintesis enzim ATP-ase
mengakibatkan ion H+ akan dipompa keluar membran, sehingga mengakibatkan
lingkungan menjadi asam. Pada kondisi ini, enzim-enzim yang dapat memotong
ikatan antara dinding sel akan aktif, sehingga terjadi pelonggaran pada dinding sel
dan air akan masuk ke dalam sel yang mengakibatkan tekanan turgor meningkat.
Peningkatan tekanan turgor dapat mengakibatkan terjadinya pemanjangan sel
(Taiz and Zeiger, 1998). Pada penelitian ini, hal tersebut dapat dilihat dari
peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang akar.
Fosfor memiliki peran penting sebagai ATP dalam semua proses
metabolisme tanaman kentang, seperti fotosintesis, respirasi, dan pembelahan
serta pemanjangan sel. Peningkatan peran ATP dalam semua proses tersebut dapat
meningkatkan pertumbuhan tanaman kentang yang secara visual dapat dilihat dari
tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang akar. Selain itu, fosfor sebagai
penyusun ATP-ase dapat memberikan pengaruh positif karena dapat
meningkatkan tekanan turgor sel, sehingga terjadi pemanjangan sel. Pemanjangan
sel dapat diketahui berdasarkan tinggi tanaman dan panjang akar.
Fosfor merupakan energi yang digunakan dalam sintesis dan pengangkutan
karbohidrat. Menurut Inawati dalam Ni’mah dkk (2012), asimilat karbon
ditranslokasi ke umbi dalam bentuk sukrosa, kemudian digunakan sebagai bahan
dalam sintesis pati. Pembentukan pati diawali dengan meningkatnya aktivitas
sintesis pati yang berarti terjadi peningkatan aktivitas enzim ADP-glukosa
pirofosforilase dan UDP-glukosa pirofosforilase. Peningkatan sintesis pati dapat
meningkatkan jumlah umbi, berat umbi, dan volume umbi kentang. Perlakuan
29
Digital Repository Universitas Jember
Vitabloom 0,002 ppm menunjukkan nilai tertinggi pada parameter jumlah umbi,
berat umbi, dan volume umbi.
Umbi kentang terbentuk akibat penumpukan amilum di bagian umbi.
Amilum tersebut merupakan bahan simpan yang menjadi hasil akhir dari
fotosintesis. Pada fotosintesis, terdapat 2 reaksi utama yakni reaksi terang dan
reaksi gelap (siklus Calvin). Reaksi terang terjadi di membran tilakoid dimana
pada bagian ini terdapat klorofil. Pada proses ini terjadi konversi energi cahaya
menjadi energi kimia (ATP dan NADPH). Kedua energi tersebut akan digunakan
dalam siklus Calvin di stroma (gambar 4.7).
30
Digital Repository Universitas Jember
31
Digital Repository Universitas Jember
Gambar 4.9 Umbi mikro kentang pada perlakuan Vitabloom 0,002 ppm
32
Digital Repository Universitas Jember
Kalium juga termasuk unsur hara makro primer dan esensial bagi tumbuhan.
Berbeda dengan unsur lainnya, kalium tidak disintesis menjadi senyawa organik,
sehingga unsur ini tetap dalam bentuk ion di dalam tubuh tumbuhan (Lakitan,
1993). Kalium berperan sebagai aktivator berbagai enzim yang esensial dalam
reaksi fotosintesis dan respirasi, serta enzim yang terlibat dalam sintesis protein
dan pati. Kalium juga berperan dalam mengatur potensial osmotik sel, sehingga
berfungsi dalam mengatur tekanan turgor sel.
Kalium berperan dalam pengaturan osmotik sel. Pengaturan potensial
osmotik sel berpengaruh terhadap tekanan turgor sel. Peningkatan tekanan turgor
dapat meingkatkan pemanjangan sel yang ditunjukkan secara visual oleh tinggi
tanaman, jumlah daun, dan panjang akar. Selain itu, kalium juga berperan dalam
translokasi hasil asimilasi dan pembentukan protein serta tepung (karbohidrat).
Kalium dalam jumlah yang cukup akan menjamin ketegaran tanaman dan
merangsang pertumbuhan akar. Kalium cenderung meniadakan pengaruh buruk
nitrogen serta dapat mempengaruhi kematangan yang dipercepat oleh fosfor
(Soepardi dalam Aristian, 2010). Perlakuan Vitabloom 0,002 ppm menunjukkan
hasil yang terbaik pada parameter jumlah umbi, berat umbi, dan volume umbi.
Hasil tersebut dipengaruhi oleh kandungan kalium dalam pupuk Vitabloom yang
berperan dalam translokasi fotosintat dan pembentukan karbohidrat.
Perlakuan pupuk Growmore 0,006 ppm, Hyponex Merah 0,003 ppm,
Baypolan 0,009 ppm, dan Super Vit 0,002 ppm menunjukkan perbedaan yang
tidak nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, panjang akar, jumlah
umbi, berat umbi, dan volume umbi kentang. Keempat perlakuan tersebut berbeda
nyata dibandingkan perlakuan Vitabloom 0,002 ppm pada semua parameter
pengamatan. Perbedaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh perbedaan
kandungan NPK pada masing-masing pupuk.
Kandungan N pada Super Vit sebesar 10%, Hyponex Merah 25%, Baypolan
11%, dan Growmore 32%. Kandungan N yang terlalu rendah ataupun terlalu
tinggi mengakibatkan hambatan pertumbuhan dan hasil tanaman. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Ruhnayat (2007) bahwa konsentrasi larutan hara N di
atas titik optimum menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Rosmarkam
33
Digital Repository Universitas Jember
dan Yuwono (2002) menyatakan bahwa pemberian nitrogen di atas titik optimal
mengakibatkan nitrogen yang diasimilasi akan memisahkan diri sebagai amida,
sehingga hanya akan menaikkan kadar N dalam tanaman tetapi mengurangi
sintesis karbohidrat. Penurunan sintesis karbohidrat akan berdampak pada
rendahnya tinggi tanaman, jumlah daun, dan panjang akar. Selain itu, terjadi
akumulasi nitrat di bagian tanaman tertentu.
Ketersediaan nitrogen yang rendah mengakibatkan hambatan pertumbuhan
daun tanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zebarth and Rosen (2007) bahwa
peningkatan dosis N di atas dosis optimum dapat menurunkan pertumbuhan daun
dan tinggi tanaman. Selain itu, nitrogen juga berperan dalam menstimulasi
pertumbuhan tanaman, seperti panjang akar (Goffart et al., 2008). Kandungan N
yang terlalu rendah juga menghambat pembentukan umbi, sehingga jumlah umbi,
bobot umbi, dan volume umbi rendah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Goffart et
al. (2008) bahwa unsur hara N berperan penting dalam menstimulasi pertumbuhan
dan ukuran umbi, sehingga kekurangan N dapat menghambat pembentukan umbi
kentang.
Kandungan nitrogen yang terlalu tinggi justru mengakibatkan hambatan
pembentukan umbi tanaman kentang. Hal ini sesuai dengan pernyataan Ritter et
al. (2001) bahwa penundaan pengumbian tanaman kentang disebabkan oleh suplai
nitrogen yang tidak terbatas atau berlebihan. Hasil penelitian Dianawati dkk
(2013) menunjukkan bahwa perlakuan dosis pupuk daun N yang terlalu rendah
ataupun terlalu tinggi dari dosis optimum dapat menurunkan bobot umbi per
tanaman.
Dosis pupuk daun yang terlalu tinggi dapat meracuni tanaman, sedangkan
dosis terlalu rendah tidak dapat memengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman.
Hasil penelitian Dianawati dkk (2013), menunjukkan bahwa tingginya dosis
pupuk daun N sebesar 4000 ppm pada 5 MST cenderung menghambat terjadinya
inisiasi umbi. Jackson (1990) juga melaporkan bahwa pemberian N yang tinggi
dapat menunda atau mencegah pengumbian. Hasil penelitian Correa et al. (2009)
juga menunjukkan terjadinya penundaan pembentukan umbi akibat N yang
34
Digital Repository Universitas Jember
35
Digital Repository Universitas Jember
36
Digital Repository Universitas Jember
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Konsentrasi pupuk Vitabloom 0,002 ppm mampu membentuk umbi mikro
paling baik dibandingkan konsentrasi jenis pupuk lainnya.
2. Total umbi mikro paling banyak yakni pada perlakuan konsentrasi pupuk
Vitabloom 0,002 ppm sebesar 0,59 buah.
5.2 Saran
Pemahaman mengenai pemberian konsentrasi jenis pupuk harus benar-benar
diperhatikan. Di samping itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai
kandungan karbohidrat dan gula pada umbi kentang sebagai respon pemberian
konsentrasi jenis pupuk yang berbeda.
37
Digital Repository Universitas Jember
DAFTAR PUSTAKA
Ani, N. 2004. Pengaruh Konsentrasi Packlobutrazol dan Urean pada Stek Kentang
terhadap Produksi Tuberlet Varietas Granola. J. Penelitian, 2(1): 29-35.
Balitbang. 2002. Uji Tanah untuk Pemupukan Berimbang Spesifik Lokasi. [Serial
online] http://www.pustaka-deptan.go.id/publ/warta/w2425.html, diakses
12 Desember 2014.
Buchanan, B.B., W. Gruissem, and R.L. Jones. 2000. Biochemistry and Moleculer
Biology of Plants. American Society of Plant Physiologist. Rockville,
Maryland.
Belanger, G., J.R. Walsh, J.E. Richards, P.H. Milburn, and N. Ziadi. 2002.
Nitrogen Fertilization and Irrigation Affects Tuber Characteristic of Two
Potato Cultivars. Am. J. Pot. Res., 79(2): 69-79.
Correa, R.M., J.E.B.P Pinto, V. Faquin, C.A.B.P Pinto, and E. Reis. 2009. The
Production of Seed Potato by Hydroponic Methods in Brazil. Fru. Veg.
Cer, Sci. Biotech., 3(1): 133-39.
Dianawati, M., S. Ilyas, G.A. Wattimena, dan A.D. Susilo. 2013. Produksi Umbi
Mini Kentang Secara Aeroponik Melalui Penentuan Dosis Optimum
Pupuk Daun Nitrogen. J. Hort., 23(1): 47-55.
Goffart, J.P., M. Olivier, and M. Frankinet. 2008. Potato Crop Nitrogen Status
Assessment to Improve N Fertilization Management and Efficiency: Past-
Present-Future. Pot. Res., 51: 355-83.
Gonggo B. M., dkk. 2006. Peran Pupuk N Dan P Terhadap Serapan N, Efisiensi N
dan Hasil Tanaman Jahe Di Bawah Tegakan Tanaman Karet. Jurnal Ilmu-
Ilmu Pertanian Indonesia. (8) 1 : 61-68.
38
Digital Repository Universitas Jember
Love, S.L., J.C. Stark, and T. Salaiz. 2005. Response of Four Potato Cultivars to
Rate and Timing of Nitrogen Fertilizer. Am. J. Pot. Res., 82: 21-30.
Ritter, E., B. Angulo, P. Riga, C. Herran, J. Relloso, and M.S. Jose. 2001.
Comparison of Hydroponic and Aeroponic Cultivation Systems for the
Production of Potato Minitubers. Pot. Res., 44: 127-35.
Noggle, G.R. and G.J. Fritz. 1983. Introductory Plant Physiology. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
Vos, J. 2009. Nitrogen Responses and Nitrogen Management in Potato. Pot. Res.,
52: 305-17.
Zebarth, B.J. and C.J. Rosen. 2007. Research Perspective on Nitrogen BMP
Development for Potato. Am. J.Pot. Res., 84: 3-18.
39
Digital Repository Universitas Jember
40
Digital Repository Universitas Jember
LAMPIRAN
41
Digital Repository Universitas Jember
Super Vit P 20% = 20/100*1000 = 200 ppm 0,0004 ppm 0,0096 ppm
42
Digital Repository Universitas Jember
Tinggi Tanaman
Ftabel
SK DB JK KT F-hitung
5% 1%
Perlakuan 4 161.67 40.42 4.73* 3,06 4,89
Galat 15 128.04 8.54
Total 19 289.71
Jumlah Daun
Ftabel
SK DB JK KT F-hitung
5% 1%
Perlakuan 4 1080.45 270.11 3.15* 3,06 4,89
Galat 15 1285.35 85.69
Total 19 2365.80
Jumlah Umbi
Ftabel
SK DB JK KT F-hitung
5% 1%
Perlakuan 4 0.20 0.05 4.25* 3,06 4,89
Galat 15 0.17 0.01
Total 19 0.37
Berat umbi
Ftabel
SK DB JK KT F-hitung
5% 1%
Perlakuan 4 0.03 0.008 6.36** 3,06 4,89
Galat 15 0.02 0.001
Total 19 0.05
Volume Umbi
43
Digital Repository Universitas Jember
Ftabel
SK DB JK KT F-hitung
5% 1%
Perlakuan 4 0.39 0.10 3.24** 3,06 4,89
Galat 15 0.45 0.03
Total 19 0.36
Panjang Akar
Ftabel
SK DB JK KT F-hitung
5% 1%
Perlakuan 4 17.37 4.34 3.12** 3,06 4,89
Galat 15 20.86 1.39
Total 19 38.23
Keterangan :
SK = Sumber Keragaman
DB = Derajat Bebas
JK = Jumlah Kuadrat
KT = Kuadrat Tengah
44
Digital Repository Universitas Jember
Tinggi Tanaman
Perlakuan Notasi
C 32.00 a
B 25.59 b
A 25.08 b
E 24.75 b
D 24.42 b
Jarak 2 3 4 5
Duncan 5% 4.40 4.62 4.75 4.84
Jumlah Daun
Perlakuan Notasi
C 45.59 a
E 29.17 b
A 27.34 b
D 26.75 b
B 26.25 b
Jarak 2 3 4 5
Duncan 5% 13.95 14.63 15.04 15.33
Jumlah Umbi
Perlakuan Notasi
C 0.59 a
B 0.42 b
E 0.33 b
A 0.33 b
D 0.33 b
Jarak 2 3 4 5
Duncan 5% 0.16 0.17 0.17 0.18
45
Digital Repository Universitas Jember
Berat Umbi
Perlakuan Notasi
C 0.15 a
B 0.06 b
E 0.05 b
D 0.05 b
A 0.04 b
Jarak 2 3 4 5
Duncan 5% 0.05 0.06 0.06 0.06
Volume Umbi
Perlakuan Notasi
C 0.54 a
B 0.25 b
E 0.21 b
D 0.17 b
A 0.17 b
Jarak 2 3 4 5
Duncan 5% 0.26 0.27 0.28 0.29
Panjang Akar
Perlakuan Notasi
C 6.32 a
A 4.71 b
B 4.59 b
E 4.43 b
D 4.41 b
Jarak 2 3 4 5
Duncan 5% 1.78 1.86 1.92 1.95
46
Digital Repository Universitas Jember
47
Digital Repository Universitas Jember
48
Digital Repository Universitas Jember
49