LP Kebutuhan Dasar
LP Kebutuhan Dasar
DISUSUN OLEH :
AIC122107
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
b. penyebab
1) penyebab gangguan rasa nyaman
a) gejala penyakit
b) kurang penyendalian situasi/lingkungan
c) ketidak adekuatan sumber daya
d) kurang privasi
e) gangguan stimulus lingkungan
f) efeksamping terapi
g) gangguan adaptasi kehamilan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
2) Penyebab nyeri akut
a) agen pencedera fisiologis (mis: imflamasi,iskema,neoplasma)
b) agen pencedera kimiawi (mis: terbakar,bahan kimia iritas)
c) agen pencedera fisik (mis: abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengankat berat,prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan) (Tim
Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
3) penyebab nyeri kronik
a) Kondisi muskuloskeletal kronis
b) Kerusakan sistem saraf
c) Penekanan saraf
d) Infiltrasi tumor
e) Ketidakseimbangan neuromedulator, dan reseptor
f) Gangguan imunitas (mis: neuropati terkait HIV, virus vericella-zoster)
g) Gangguan fungsi metabolic
h) Riwayat posisi kerja statis
i) Peningkatan indeks massa tubuh
j) Kondisi pasca trauma
k) Tekanan emosional
l) Riwayat penganiayaan (mis: fisik, psikologis, seksual)
m) Riwayat penyalahgunaan obat/zat. (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
1) berdasarkan waktu
a) Nyeri akut
Umumnya muncul secara tiba-tiba dan cepat dan dalam bentuk yang
bervariasi dengan intensitas dari ringan hingga berat. Nyeri akut bersifat
protektif yakni memperingatkan individu terkait kerusakan jaringan atau
penyakit organik. Biasanya setelah penyebab mendasar hilang, nyeri akut
juga akan menghilang.
b) nyeri kronik
Nyeri kronik umumnya bersifat terbatas, intermiten atau persisten
tetapi berlangsung melampaui batas periode penyembuhan yang normal.
Nyeri kronis merupakan serangan tiba-tiba atau lambat dari in- tensitas
ringan hingga berat dengan akhir yang di antisipasi atau diprediksi dan
berlangsung > 3 bulan. Pada nyeri kronis terkadang pasien akan kesulitan
menggambarkan rasa nyeri yang dirasakan karena mungkin tidak
terlokalisasi dengan baik
2) Berdasarkan lokasi
a) Nyeri kulit (nyeri superfisal)
Biasanya melibatkan kulit atau jaringan subkutan. Biasanya terasa
tajam, dan sensasi terbakar
b) Nyeri somatik
Nyeri yang menyebar yang biasanya berasal dari tendon, ligament,
tulang, pembuluh darah, dan saraf. Seperti tekanan yang kuat pada
tulang atau kerusakan jaringan yang terjadi pada kasus keseleo yang
menyebabkan nyeri somatik yang mendalam
c) Nyeri viseral
nyeri ini kurang terlokalisasi dan berasal dari organ tubuh seperi thorax,
cranium dan perut. Nyeri ini dapat terjadi karena organ yang meregang
secara tidak normal menyebabkan pelebaran, iskemik dan peradangan.
0123456789 10
NOPAINAnnoyingUncomfortableHorrible (mild)(moderate) W
(servere) O
R
S
T
NO PAIN MILD PAIN MODERATE PAIN SEVERE PAIN VERY SEVERE PAIN WORST POSSIBLE PAIN
Adriana. (2021). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. 15(2), 1–23.
Asiyah, Walid, A., Mustamin, A. A., & Topano, A. (2019). Ilmu Alamiah Dasar dalam
Perspektif Islam. http://repository.iainbengkulu.ac.id/3316/1/ILMU ALAMIAH DASAR
DALAM PERSPEKTIF ISLAM..pdf
Breivik, H. (2002). International association for the study of pain: Update on WHO-IASP
activities. Journal of Pain and Symptom Management, 24(2), 97–101.
https://doi.org/10.1016/S0885-3924(02)00465-7
Pratiwi, F. (2021). Gambaran Pengalaman Pasien Fraktur Femur Tanpa Operasi Dan Dengan
Operasi Di Wilayah Kedungkandang Kota Malang. Jurnal FK Unand, 1–19.
Saifullah, A. (2015). Hubungan tingkat pengetahuan perawat dengan tindakan perawat dalam
manajemen nyeri. Academia, 2011.
B. GANGGUAN MOBILITAS DAN IMOBILITAS
1. Definisi mobilitas dan imobititas
a. Definisi mobilitas
Mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,
mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya (Pratiwi, 2021)
1) mobilitas penuh
merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak secara penuh dan
bebas sehingga dapat melakukan intraksi sosial dan menjalankan peran sehari-
hari. Mobilitas penuh ini merupakan fungsi saraf motorik valunter dan
sensorik untuk dapat mengontrol area semua tubuh seseorang
2) mobilitas sebagian
merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan jelas
dan tidak mampu bergerak secara bebas karena di pe- ngaruhi oleh gangguan
saraf motorik dan sensorik pada area tubuhnya. Hal ini dapat dijumpai pada
kasus cidera atau patah tulang dengan pemasangan traksi.
b. Definisi imobilitas
Imobilsasi merupakan keadaan dimana seseorang ti- dak dapat bergerak
secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas),
misalnya menga- lami trauma tulang belakang, cidera otak berat disertai
fraktur pada ekstremitas dan sebagainya. Jenis imobili- sasi yaitu:
1) Imobilitas fisik, merupakan pembatasan untuk bergerak secara fisik
dengan tujuan mencegah ter- jadinya gangguan komplikasi pergerakan.
2) Imobilitas intelektual, Merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
keterbatasan daya fikir.
3) Imobilitas emosional, merupakan keadaan ketika seseorang mengalami
pembatasan secara emo- sional karena ada perubahan secara tiba-tiba
dalam menyesuaikan diri.
4) Imobilitas sosial, merupakan keadaan individu yang mengalami hambatan
dalam melakukan interaksi sosial karena keaadaan penyakitnya, sehingga
dapat mempengaruhi perannya dalam kehidupan sosial.
a) rom harus di ulangi sekitar 8 kali dan dikerjakan minimal 2 kali sehari.
b) ROM dilakukan berlahan dan hati-hati sehingga tidak melelahkan
pasien.
c) Dalam merencanakan program latihan ROM, perha- tikan umur
pasien, diagnosa, tanda-tanda vital dan lamanya tirah baring.
d) Bagian-bagian tubuh yang dapat dilakukan latihan ROM adalah
leher, jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki.
e) ROM dapat dilakukan pada semua persendian atau hanya pada
bagian-bagian yang di curigai mengala- mi proses penyakit.
f) Melakukan ROM harus sesuai waktunya. Misalnya setelah mandi
atau perawatan rutin telah dilakukan
5) Jenis jenis ROM
a) ROM aktif
ROM aktif yaitu gerakan yang dilakukan oleh se- seorang (pasien)
dengan menggunakan energi sen- diri. Perawat memberikan motivasi,
dan membim- bing klien dalam melaksanakan pergerakan sendiri
indikasi :
Pasien dapat melakukan kontraksi otot secara aktif dan
menggerakkan ruas sendinya baik de- ngan bantuan atau tidak.
Pasien memiliki kelemahan otot dan tidak dapat menggerakkan
persendian sepenuhnya, digu- nakan A- AROM (Active-Assistive
ROM), adalah jenis ROM Aktif yang mana bantuan diberikan
melalui gaya dari luar apakah secara manual atau mekanik, karena
otot penggerak primer memer- lukan bantuan untuk
menyelesaikan gerakan).
saran :
saran :
HyperExtension
Extension
Flexion
Supinal
Pronasi
b. Diagnosa keperawatan
Gangguan moblitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
c. Intervensi
Pratiwi, F. (2021). Gambaran Pengalaman Pasien Fraktur Femur Tanpa Operasi Dan Dengan
Operasi Di Wilayah Kedungkandang Kota Malang. Jurnal FK Unand, 1–19.
Ihtisan, A. (2017). Upaya Peningkatan Mobilitas Fisik pada Pasien Post Orif Fraktur Femur
Sinistra. Naskah Publikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
PriskilaTania. (2017). Pengaruh latihan ROM terhadap gerak sendi ekstremitas atas pada
pasien post operasi fraktur humerus. Jurnal Kebidanan, Vol. VII, No., 3-28.
C. GANGGUAN HYGIENE
1. Pendahuluan
Kebutuhan dasar adalah unsur penting yang harus diperhatikan oleh manusia
sebagai Makhluk Ciptaan Allah yang dibekali dengan pemikiran untuk tetap
menjaga keseimbang- an hidup, menjaga agar kondisi tubuh tetap dalam
keadaan sehat baik fisik maupun psikologis (Asiyah et al., 2019)
Adriana. (2021). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia. 15(2), 1–23.
Asiyah, Walid, A., Mustamin, A. A., & Topano, A. (2019). Ilmu Alamiah Dasar dalam
Perspektif Islam. http://repository.iainbengkulu.ac.id/3316/1/ILMU ALAMIAH DASAR
DALAM PERSPEKTIF ISLAM..pdf
Breivik, H. (2002). International association for the study of pain: Update on WHO-IASP
activities. Journal of Pain and Symptom Management, 24(2), 97–101.
https://doi.org/10.1016/S0885-3924(02)00465-7
1.