Resume KE PGRI AN - 2
Resume KE PGRI AN - 2
PENDAHULUAN
Dunia Pendidikan tidak lepas dari peran seorang guru, karena tanpa guru siapa yang akan
mengajar anak-anak di sekolah?. Menjadi seorang guru tidaklah mudah karena guru akan
menjadi contoh bagi anak didiknya. Seorang guru harus memahami etika, sikap dan perilaku
yang baik layaknya seorang sosok yang dapat ditiru dan dicontoh para anak didiknya, bukan
malah memberikan contoh perilaku yang tidak selayaknya dilakukan oleh guru apalagi jika
sampai anak didiknya meniru perilaku gurunya yang kurang memahami etika-etika tersebut.
Oleh sebab itu sebagai calon guru kita harus mempelajari bagaimana menjadi seorang guru
yang baik, harus mengetahui apa pengertian profesi keguruan dan kode etik keguruan.
Sehingga nantinya kita bisa menjadi guru yang benar-benar menggunakan profesi tersebut
dengan baik sesuai dengan aturan yang berlaku. Sebagai calon guru kita juga harus memiliki
sikap dan perilaku yang benar-benar mencerminkan seorang guru yang nantinya akan
menjadi contoh bagi anak didik kita
Menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi
antara lain adalah syarat administrasi, teknis, psikis, dan fisik.Selain itu, seorang guru juga
harus memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Sekarang ini,
banyaknya individu yang telah menjadi seorang guru dalam menjalankan profesinya tersebut
tidak jarang melakukan penyimpangan atau pun pelanggaran terhadap norma-norma dan
etika-etika yang berlaku dalam menjadi seorang guru sehingga pemerintah menetapkan suatu
aturan atau norma-norma yang harus dipatuhi oleh para guru di Indonesia yang dikenal
dengan “Kode Etik Guru”. Dengan adanya Kode Etik Guru ini, diharapkan para guru dapat
menjalankan tugasnya dengan baik sebagaimana telah ditetapkan dalam Kode Etik Guru
tersebut dan menjadi landasan pengajaran bagi para guru yang ada di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani (Ethos) yang berarti karakter,watak, kesusilaan, atau
adat. Etika adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas dan
mencakup analisis serta penerapan konsep seperti benar,salah,baik,buruk dan
tanggung jawab. Etika merupakan sebuah konsep yang dimiliki suatu individu
ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakan itu
salah atau benar, buruk atau baik. Etika dapat juga diartikan sebagai seperangkat
prinsip moral yang membedakan apa yang benar dan apa yang salah sekaligus
menentukan dan menyarankan apa yang seharusnya orang lakukan dan hindari.
Etika berperan penting dalam kehidupan manusia karena konsep ini mengatur dan
mempengaruhi kehidupan manusia seperti cara manusia bersosialisasi dengan
sesamanya atau membuat manusia berorientasi bagaimana menjalankan kehidupannya
dalam tindakan sehari-hari hingga dapat membedakan tindakannya tersebut benar atau
salah.
Setiap manusia pasti melakukan tindakan. Tindakan itu adalah sebuah pilihan dan
tindakan tersebut ditentukan oleh pertimbangan etika atau moral. Setiap orang akan
mempertimbangkan apakah tindakannya tersebut baik atau buruk,benar atau salah,
pantas atau tidak pantas dalam suatu momen atau situasi.Jadi, ada proses evaluasi
moral yang menjadi dasar utama dalam memutuskan pilihan atau tindakan apa yang
akan dilakukan seseorang merujuk pada komitmen,prinsip,nilai dan aturan yang
berlaku pada saat momen dan situasi tersebut.
★ Etika adalah studi mengenai benar dan salah serta pilihan moral yang
dilakukan seseorang
★ Ilmu yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat
dipahami pemikiran manusia
Sedangkan terkait dengan profesi, penerapan etika dapat terindikasi dengan hal hal
berikut
Adanya kaidah dan standar moral yang sangat tinggi. Biasanya hal ini setiap
pelaku profesi mendasarkan kegiatannya pada kode etik profesi.
Etika profesi keguruan merupakan bagian dari etika umum yang mengatur perilaku
seorang guru. Norma moralitas merupakan dasar atau pondasi yang menjadi acuan
profesi dalam berperilaku yang baik dan benar. Dasar perilakunya tidak hanya
hukum-hukum pendidikan dan prosedur kependidikan saja yang mendorong perilaku
guru itu, tetapi nilai moral dan etika juga menjadi acuan penting yang harus dijadikan
landasan kebijakannya (Sutarsih, 2012). Jadi Etika profesi guru berkaitan erat dengan
kompetensi sesuai bidangnya yaitu baik secara keterampilan, pengetahuan maupun
sikap dan perilaku.
Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang disepakati dan diterima oleh
seluruh guru di Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam menjalankan
tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat dan warga negara. Kode Etik
Guru menjadi landasan dan pedoman sikap dan perilaku bagi para guru dalam
melaksanakan tugasnya. Pedoman sikap yang dimaksud disini adalah nilai-nilai moral
yang membedakan perilaku guru yang baik dan yang buruk, yang boleh dilakukan dan
tidak boleh dilakukan selama menjalankan tugas profesionalnya.
Sebagai landasan dan standar perilaku guru, kode etik profesi guru secara umum
bertujuan untuk memposisikan guru sebagai suatu profesi yang terhormat, mulia, dan
bermartabat yang dilindungi oleh undang undang
3. Tujuan Kode Etik
Pada dasarnya tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk
kepentingan anggota dan kepentingan organisasi.profesi itu sendiri. Secara umum
tujuan mengadakan kode etik adalah sebagai berikut.
Kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan pihak luar atau masyarakat,
agar mereka tidak memandang rendah terhadap profesi yang bersangkutan.
Oleh karena itu, setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai bentuk
tindak-tanduk atau kelakuan anggotanya yang dapat mencemarkan nama baik
profesi.
3) Pedoman berperilaku.
Kode etik mengandung peraturan yang membatasi tingkah laku yang tidak
pantas dan tidak jujur bagi para anggota profesi dalam berinteraksi dengan
sesama rekan anggota profesi.
Kode etik memuat norma norma dan anjuran agar para anggota profesi selalu
berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para anggotanya.
6) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda, yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi. Fungsi seperti itu sama seperti apa yang dikemukakan
oleh menurut para ahli:
b. Biggs dan Blocher (1986:10) mengemukakan bahwa tiga fungsi kode etik
yaitu :
c. Oteng Sutisna (1986: 364) bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman
kerjanya difungsikan sebagai penghubung serta saling mendukung dalam
bidang mensukseskan misi dalam mendidik peserta didik.
Secara umum dapat dirinci bahwa fungsi kode etik guru adalah:
❖ Agar guru memiliki pedoman dan arah yang jelas dalam melaksanakan
tugasnya, sehingga terhindar dari penyimpangan profesi.
❖ Agar profesi guru terhindar dari campur tangan profesi lain dan pemerintah.
Implementasi kode etik guru adalah pelaksanaan aturan atau pedoman yang mengatur
pekerjaan guru selama dalam pengabdian,yang mengikat semua sikap dan perbuatan
guru. Dalam implementasinya,kode etik menjadi bintang pengarah profesi maka guru
dan organisasi profesi guru bertanggung jawab atas pelaksanaan kode etik guru
Indonesia. Kemudian guru dan organisasi guru berkewajiban mensosialisasikan Kode
Etik Guru Indonesia kepada kepada rekan sejawat,penyelenggaraan
pendidikan,masyarakat dan pemerintah.
a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia yang
berjiwa pancasila.
g. Guru menciptakan dan memelihara hubungan antara sesama guru baik berdasarkan
lingkungan maupun didalam hubungan keseluruhan.
h. Guru bersama-sama memelihara membina dan meningkatkan mutu Organisasi Guru
Profesional sebagai sarana pengabdiannya.
Seringkali negara mencampuri urusan profesi, sehingga hal-hal yang semula hanya
merupakan kode etik suatu profesi tertentu dapat meningkat menjadi peraturan hukum
atau undang- undang. Dengan demikian, maka aturan yang mulanya sebagai landasan
moral dan pedoman tingkah laku meningkat menjadi aturan yang memberikan
sanksi-sanksi yang sifatnya memaksa, baik berupa aksi perdata maupun pidana.
Sebagai contoh dalam hal ini jika seseorang anggota profesi bersaing secara tidak jujur
atau curang dengan sesama anggota profesinya dan jika dianggap kecurangan itu serius,
maka dituntut di muka pengadilan. Pada umumnya karena kode merupakan landasan
moral, pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan; sanksi terhadap pelanggaran kode
etik adalah sanksi moral. Barang siapa melanggar kode etik, akan mendapat cela dari
rekan-rekannya, sedangkan sanksi yang dianggap-melanggar dikeluarkan dari
organisasi profesi.
2. Tahap pengesahan yang dilakukan pada Kongres PGRI ke 13, November 1973
Kode etik tersebut selalu disosialisasikan kepada setiap guru dan anggota PGRI dan selalu
diperbaiki dan disesuaikan setiap Kongres. Kode Etik Guru tersebut mencakup 2 hal yaitu
1. Pernyataan prinsip dasar pandangan terhadap posisi dan tugas guru
2. Pernyataan berupa rujukan teknis operasional yang termuat dalam 9 butir yang termaktub
kedalam Kode Etik Guru Indonesia
3) Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
5) Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat di
sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggungjawab bersama terhadap
pendidikan.
6) Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
Media sosial adalah jejaring sosial online yang telah banyak digunakan oleh banyak orang
saat ini. Platform ini memiliki banyak manfaat bagi penggunanya jika dimanfaatkan secara
benar. Namun, nyatanya dizaman sekarang penggunaan platform media sosial ini banyak
melanggar dan menyalahi aturan-aturan etika yang ada. Banyak orang-orang yang
menyalahgunakan media ini untuk menyebarkan hal-hal yang tanpa disadari merugikan
banyak pihak seperti Hate Speeches atau berita palsu (HOAX) sehingga menimbulkan
keributan hingga berujung berurusan dengan hukum.
Oleh karena itu, Etika dalam bermedia sosial sangat diperlukan untuk menghindari dan
mencegah permasalahan-permasalahan tersebut apalagi jika orang tersebut adalah seorang
guru profesional yang mana dirinya harus menjunjung tinggi etika dimanapun dia berada
sesuai dan sejalan dengan Visi dan Misi Persatuan Guru Republik Indonesia.
Para anggota PGRI harus memperhatikan beberapa poin berikut dalam menggunakan
platform media sosial
Sebagai pendidik, sudah merupakan kewajibannya untuk selalu berkata santun dan sopan,
menghindari kata-kata yang menimbulkan permusuhan, kebencian dan caci maki dan selalu
menjaga dan memberikan keteladanan bagi orang lain.
Media sosial yang berbasis teknologi digital memiliki daya proliferasi (Pengadaan Secara
Cepat),memungkinkan suatu berita akan tergandakan secara eksponensial ini yang harus
dijadikan kesadaran komunikasi. Biasakan untuk menyebarkan hal-hal yang berguna apalagi
sampai menimbulkan kerusuhan antar sesama apalagi sebagai pendidik harus menghindari
penyebaran informasi yang mengandung unsur SARA atau mengandung hal-hal yang kurang
layak disebarkan di media sosial seperti pornografi, foto kecelakaan dan lain-lain.
Praktik bermedia sosial seringkali mengajarkan menjadi seorang plagiator dengan cara
mengambil gambar/visual tanpa izin, menyebarkan informasi,tulisan, video tanpa seizin
orang lain. Hal ini merupakan salah satu bentuk pelanggaran etika dan masuk ke dalam
kategori plagiasi. Sebagai pendidik, jika kita membuat sebuah rancangan pembelajaran dan
menggunakan media pembelajaran, hendaknya kita selalu mencamtukan diclaimer terhadap
gambar atau video (media) yang kita gunakan untuk memberitahukan bahwa media tersebut
merupakan karya orang lain.
Flexing atau pamer kadang sering tanpa sadar kita tunjukkan saat bermedia sosial namun hal
tersebut tentu ada batasnya. Sebagai pendidik, kita harus bijak dalam memilih hal-hal apa
yang bisa dan pantas kita sebarkan ke publik seperti kehidupan pribadi atau
keterangan-keterangan pribadi lain yang dapat dimanfaatkan pihak yang tidak
bertanggungjawab.
BAB III
PENUTUP
A. Ringkasan
Etika adalah tindakan baik atau buruk,benar atau salah,berakibat lebih baik atau lebih
buruk,pantas atau tidak pantas. Kode etik Guru Indonesia adalah norma dan asas yang
disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam
melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik,anggota masyarakat, dan warga negara.
Rumusan Kode Etik Guru Republik Indonesia merupakan hasil kongres PGRI XIII pada
21-25 November 1973. Kode etik sangatlah penting bagi para guru di Indonesia karena
dengan kode etik penampilan guru akan terarah dengan baik. Dan akan terus menerus
memperhatiakan dan mengembangkan profesi keguruan.
DAFTAR PUSTAKA
Khadijah, Inayatul. Definisi Dan Etika Profesi Guru. Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin, 2022.
Marjuni. Peran Dan Fungsi Kode Etik Kepribadian Guru Dalam Pengembangan Pendidikan.
Vol.1, No.1, Januari - Juni (2020). Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
Parji, dkk. 2022. Ke-PGRI-an untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta : CV ANDI OFFSET.
Wandi, Zherly & Nurhafidzah. Etika Profesi Guru Pendidikan Anak Usia Dini.. Vol.2, No.2,
(Juni 2019). Universitas Negeri Padang.