Anda di halaman 1dari 3

FILSAFAT DALAM KEHIDUPAN SOSIAL

Istilah “filsafat” ini sebenarnya berasal dari Bahasa Yunani, yakni “philosophia”, yang mana
merupakan gabungan dari kata “philo” dan “sophia”. Philo berarti ‘cinta dalam arti yang
luas’, sementara sophia berarti ‘kebijakan atau pandai’. Filsafat adalah sebuah ilmu yang
berusaha mencari sebab secara mendalam berdasarkan pemikiran dan akal manusia. Filsafat
ini juga dapat menjadi pandangan hidup seseorang sekelompok orang mengenai kehidupan
yang dicita-citakan. Namun, filsafat ini dapat juga diartikan sebagai suatu sikap seseorang
yang sadar dan dewasa ketika memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan melihat
secara menyeluruh dengan segala hubungan.

Filsafat dapat membentuk pengalaman kehidupan seseorang secara lebih kreatif atas dasar
pandangan hidup atau ide-ide yang muncul karena keinginannya. Dengan filsafat, kita
semakin mampu menangani pertanyaan-pertanyaan yang mendasar (makna realitas dan
tanggung jawab) yang tidak terletak dalam wewenang metode ilmu khusus. Berfilsafat
mengajak manusia bersifat arif, berwawasan luas terhadap berbagai problem. Manusia
diharapkan mampu memecahkan problem tersebut dengan cara mengidentifikasikannya agar
jawaban-jawaban dapat diperoleh dengan mudah. Oleh karena itu, filsafat disini berperan
penting dalam mengatur dan memberi jawaban atas segala persoalan yang dihadapi manusia
terutama peran pentingnya dalam kehidupan sosial.
Beberapa peran penting filsafat dalam kehidupan sosial antara lain :

Peran filsafat sebagai pendobrak

Filsafat berperan sebagai pendobrak. Artinya bahwa filsafat mendobrak keterjungkungan


pikiran manusia. Dengan memahami, dan mempelajari filsafat manusia dapat menghancurkan
kebekuan, kabakuan, bahkan keterkungkungan pikirannya dengan kembali mempertanyakan
segala. Pendobrakan ini bisa membuat manusia terbebas dari kebekuan, dan
keterkungkungan.

Peran filsafat sebagai pembebas

Bagi manusia filsafat berperan sebagai pembebas pikiran manusia. Pembebasan ini
membimbing manusia untuk berpikir lebih jauh, lebih mendalam, lebih kritis terhadap segala
hal sehingga manusia bisa mendapatkan kejelasan dan keterangan atas seluruh kenyataan.

Peran filsafat sebagai pembimbing

Peranan ketiga yang dimiliki filsafat bagi manusia adalah sebagai pembimbing. Selain
memiliki peran bagi manusia, filsafat juga berperan bagi ilmu pengetahuan umumnya.
Menurut Descartes, filsafat adalah himpunan dari segala pengetahuan yang pangkal
penyelidikannya adalah mengenai Tuhan, alam dan manusia.

Peran filsafat sebagai penghimpun ilmu pengetahuan

Filsafat sebagai penghimpun ilmu pengetahuan. Memahami peranannya sebagai penghimpun,


maka filsafat dapat dikatakan merupakan induk segala ilmu pengetahuan atau mater
scientiarum. Bagi Bacon, filsafat adalah induk agung dari ilmu-ilmu. Ia menangani semua
pengetahuan, selain sebagai induk yang menghimpun semua pengetahuan, bagi ilmu
pengetahuan filsafat juga mempunyai peranan lain, yakni sebagai pembantu ilmu
pengetahuan.

Dalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, filsafat memiliki peran yang signifikan
dalam bentuk yang berbeda-beda. Terkadang di dalam hidup, manusia dituntut harus berpikir
secara filsafat. Bisa dikatakan juga manusia harus bisa berpikir kritis dan sampai dengan akar
permasalahan. Terdapat berbagai contoh filsafat dalam kehidupan sehari hari yang kerap
dilakukan namun terkadang tidak menyadari hal tersebut dan mengabaikannya. Berikut
contoh beberapa bentuk filsafat dalam kehidupan sehari hari :

1. Berpikir Kritis

Sesuai dengan pernyataan di atas, bahwa berpikir filsafat itu artinya berpikir kritis. Dalam
menghadapi sebuah persoalan, biasanya akan ditanggapi dengan kritis. Untuk contoh
penerapannya yaitu misal terdapat sebuah binatang semut. Otak manusia akan berpikir
kenapa bisa ada semut, apakah semut bisa berbicara, atau bisa juga berpikir berapa jumlah
semut.

2. Berpikir Radikal

Dalam berpikir filsafat, juga terkadang ada yang bisa sampai radikal. Arti radikal di sini
adalah membahas suatu masalah sampai dasarnya. Contoh filsafat dalam kehidupan sehari-
hari dalam hal ini banyak sekali. Contohnya yaitu ketika sedang ada perbedaan pendapat,
tentunya harus dibahas sampai ke akar permasalahan. Bagaimana untuk menyatukan
pendapat tanpa perpecahan.

3. Berpikir Reflektif

Manusia juga kadang dituntut untuk bisa berpikir secara reflektif. Bisa juga diartikan dengan
melihat kemampuan diri sendiri. Apabila sedang dihadapkan dengan dua pilihan yang sulit.
Manusia harus mempertimbangkannya satu-satu, mana yang baik serta buruk. Selain itu,
harus disesuaikan juga kemampuan diri sendiri. Supaya, tidak ada kendala di tengah jalan.

4. Berpikir Logis

Di dalam hidup ini juga harus berpikir logis serta rasional supaya mendapat solusi yang tepat.
Apabila terjadi sebuah permasalahan yang di luar nalar sebisa mungkin tetap diselesaikan
dengan logis. Misal sedang sakit parah, lantas jangan langsung dihubungkan dengan gaib.
Melainkan, bawa dahulu ke dokter dan ketahui penyebab yang rasional.

5. Bertindak dengan Koheren

Untuk menciptakan kehidupan yang sistematis serta tertata, manusia juga harus bertindak
dengan koheren. Arti koheren di sini adalah bisa bertindak dengan rapi serta sesuai dengan
urutan. Jadi, hidup tidak akan berantakan serta lebih tertata lagi. Misal, jadwal kegiatan untuk
hari esok sebaiknya sudah dijadwal di hari sebelumnya.
6. Bertindak Konsisten

Selain dapat bertindak koheren, manusia juga harus konsisten dalam melakukan sesuatu.
Konsisten yaitu melakukan kegiatan yang sama secara berulang agar terwujudnya suatu
tujuan. Misal, sudah dibuat jadwal untuk kegiatan hari esok maka harus dijalankan dengan
konsisten. Supaya, hidup menjadi lebih tenang dan juga hidup menjadi lebih sistematis.

7. Berpikir Konseptual

Untuk contoh filsafat dalam kehidupan sehari-hari yaitu bisa dengan selalu berpikir secara
konseptual. Jadi, apa yang sudah direncanakan sudah dipikirkan dengan matang serta
memiliki konsep kedepannya. Contohnya, ketika sudah memutuskan untuk kuliah di suatu
jurusan. Maka, pikirkan juga bagaimana kedepannya apakah akan menjadi jalan yang terbaik
atau bukan.

8. Berpikir Komprehensif

Manusia dalam kehidupan sehari-hari juga harus mampu untuk berpikir secara komprehensif
atau menyeluruh. Jangan hanya berpikir dalam jangka pendek saja dan tidak memikirkan
untuk kedepannya. Apabila sudah membuat suatu keputusan, pikirkan dampak kedepannya.
Baik itu dampak yang buruk maupun yang baik, pertimbangkan dahulu secara menyeluruh.

9. Bertindak Sistematis

Bagi manusia yang sudah hidup di peradaban yang maju seperti ini diharapkan dapat hidup
dengan sistematis. Jadi, semuanya sudah tertata dalam waktu yang lama. Misal, mahasiswa
akan mengikuti sebuah ujian. Maka, untuk mempersiapkannya bisa dimulai jauh sebelum
ujian dilaksanakan. Supaya, hidup tidak menjadi tergesa-gesa serta lebih tertata tentunya.

Kesimpulannya, filsafat adalah kegiatan berpikir yang memiliki banyak manfaat dan berperan
penting dalam kehidupan manusia. Permasalahan-permasalahan yang dihadapi manusia dapat
dicari jawabannya dan diselesaikan melalui filsafat. Oleh karena itu, penting bagi setiap
manusia untuk selalu menerapkan cara berpikir filsafat dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Anda mungkin juga menyukai