Terbilang: Dua Ratus Enam Belas Juta Seratus Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah
YULI ISWANTO
Direktur
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
DIV. 1. UMUM
Jumlah Harga divisi 1. (masuk pada Rekapitulasi Daftar Kuantitas dan Harga) 4,402,000.00
DIV. 3. GALIAN
Jumlah Harga divisi 3. (masuk pada Rekapitulasi Daftar Kuantitas dan Harga) 814,752.00
Jumlah Harga divisi 4. (masuk pada Rekapitulasi Daftar Kuantitas dan Harga) 9,159,926.40
5.1 (1) Urugan Leveling Lapisan Pondasi agregat kelas A m3 4.39 219,790.00 964,878.10
5.1 (1) Urugan Lapisan Pondasi Agregat Kelas A m3 106.93 219,790.00 23,502,144.70
Jumlah Harga divisi 5. (masuk pada Rekapitulasi Daftar Kuantitas dan Harga) 24,467,022.80
Jumlah Harga divisi 8. (masuk pada Rekapitulasi Daftar Kuantitas dan Harga) #REF!
Total 28,869,022.80
0.1188
#REF! #DIV/0!
#REF!
0.1000
0.0188 #REF!
0.1188 #REF!
48
DAFTAR KUANTITAS DAN HARGA
4.2.(2) Lapis Pondasi Kelas B (Pudel) untuk Bahu Jalan m3 26.32 144,160.00 3,794,291.20
Jumlah Harga divisi 3 3,794,291.20
DIVISI 5. PERKERASAN BERBUTIR
5.1.(2) Kontruksi Lapis pondasi kelas B (Pudel) (Normalisasi) m3 29.94 219,790.00 6,580,512.60
1 2 4 5 6
A. TENAGA
1. Pekerja Jam 5.2500 Rp 8,571 Rp 44,998
2. Mandor Jam 0.5833 Rp 12,143 Rp 7,083
JUMLAH Rp 52,081
JUMLAH Rp 3,125
C. BAHAN
JUMLAH Rp -
D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A+B+C ) Rp 55,206
E. DIBULATKAN Rp 55,200
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
A. TENAGA
1. Pekerja Jam 0.1071 Rp 8,571 Rp 918
2. Mandor Jam 0.0178 Rp 12,143 Rp 216
JUMLAH Rp 1,134
B. PERALATAN
1. Dump Truck 8-10 m3 Jam 0.1559 Rp 332,000 Rp 51,759
2. Alat Bantu Ls 1.0000 Rp 68 Rp 68
JUMLAH Rp 51,827
C. BAHAN
1. Pudel (dari rengel) M3 1.2000 Rp 76,000 Rp 91,200
JUMLAH Rp 91,200
D. JUMLAH HARGA TENAGA, BAHAN DAN PERALATAN ( A+B+C ) Rp 144,161
E. DIBULATKAN Rp 144,160
ANALISA HARGA SATUAN PEKERJAAN
A. Upah
1. Mandor Jam 0.0314 Rp 12,143 Rp 381
2. Pekerja Jam 0.1883 Rp 8,571 Rp 1,614
Rp 1,995
B. Alat
1. Dump Truck 8 - 10 m3 Jam 0.1655 Rp 332,000 Rp 54,946
2. Three Wheel Roller 6 - 8 ton Jam 0.0039 Rp 188,000 Rp 733
3. Alat Bantu Ls 1.0000 Rp 120 Rp 120
Rp 55,799
C. Bahan
1. Pudel (dari rengel) M3 1.2000 Rp 135,000 Rp 162,000
Rp 162,000
A. Upah
1. Mandor Jam 0.1167 Rp 12,143 Rp 1,417
2. Tukang Jam 0.3500 Rp 10,000 Rp 3,500
3. Pekerja Jam 0.5833 Rp 8,571 Rp 4,999
Rp 9,917
B. Alat
1. Alat bantu Ls 1.0000 Rp 595 Rp 595
Rp 595
C. Bahan
1. Kerb Pracetak (0.18x0.3x0.6 M / bh ) Bh 1.6667 Rp 54,000 Rp 90,002
2. Abu Batu M3 0.0150 Rp 230,000 Rp 3,450
Rp 93,452
A. Upah
1. Mandor Jam 0.0875 Rp 12,143 Rp 1,063
2. Tukang Jam 0.3500 Rp 10,000 Rp 3,500
3. Pekerja Jam 0.8750 Rp 8,571 Rp 7,500
Rp 12,062
B. Alat
1. Three Wheel Roller 6 - 8 ton Jam 0.0039 Rp 188,000 Rp 733
2. Alat bantu Ls 1.0000 Rp 724 Rp 724
Rp 1,457
C. Bahan
1. Abu Batu M3 0.0629 Rp 230,000 Rp 14,467
2. Paving block Abu-abu t=8cm M2 1.0000 Rp 78,000 Rp 78,000
Rp 92,467
A. Upah
1. Mandor Jam 0.0122 Rp 12,143 Rp 148
2. Tukang Jam 0.0486 Rp 10,000 Rp 486
3. Pekerja Jam 0.1215 Rp 8,571 Rp 1,041
Rp 1,676
B. Alat
1. Three Wheel Roller 6 - 8 ton Jam 0.0039 Rp 188,000 Rp 733
2. Alat bantu Ls 1.0000 Rp 101 Rp 101
Rp 834
C. Bahan
1. Abu Batu M3 0.0104 Rp 230,000 Rp 2,392
2. Topi Uskup K-300 t=8cm bh 3.3333 Rp 5,500 Rp 18,333
Rp 20,725
Kontraktor menyediakan base champ dan work keet (sewa) beserta perlengkapan yang dibutuhkan minimal seperti : meja dan kursi kerja,
pengadaan kursi lipat, papan tulis, papan tempel, almari arsip, serta Pengadaan P3K. Peralatan yang akan digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan konstruksi akan dikirim sebelum pekerjaan dilaksanakan dan tidak terlambat agar tidak menghambat proses pekerjaan. Kontraktor
harus menyediakan kendaraan operasional minimal 1 buah kendaraan roda empat dan 1 buah kendaraan roda dua (sewa). Dan harus
disediakan pula rambu - rambu lalu lintas untuk menjaga keamanan dan keselamatan pekerja dan pengguna jalan dan harus juga disediakan
alat komunikasi dua arah demi kelancaran pekerjaan.
Pekerjaan ini harus mencakup pasangan sisi dan dasar dari selokan serta saluran air dan pembuatan "apron" (lantai golak), lubang masuk dan
strukstur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batu dengan adukan semen yang dibangun diatas dasar yang telah dipersiapkan,
sesuai dengan persyaratan dari Seksi ini dan memenuhi kriteria arah, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar atau sesuai
dengan yang diperintahkan oleh Direksi Teknik. Sebelum memulai pemasangan batu harus dibersihkan dari cacat yang dapat mengurangi
lekatan dengan adukan, batu harus betul - betul basah dan sudah cukup waktu yang diberikan untuk penyerapan air sampai jenuh. Landasan
dari adukan segar paling sedikit 3 cm tebalnya harus dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu
pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus digunakan untuk lapisan dasar dan pada sudut-sudut. Batu harus dihampar dengan muka yang
terpanjang mendatar dan muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka tembok dari batu yang terpasang. Batu harus diangkat
dengan hati-hati sehingga tidak menganggu atau menggeser batu yang telah dipasang. Tebal dari adukan untuk landasan harus pada rentang 2-
5 cm dan harus minimum diperlukan untuk menjamin terisinya seluruh rongga antara batu yang dipasang. Banyaknya adukan untuk landasan
yang ditempatkan pada suatu waktu harus dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan segar yang belum mengeras. Bila batu menjadi
longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka harus dibongkar, dan adukan dibersihkan dan batu dipasang lagi dengan
adukan segar.
Galian
Pekerjaan ini mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya
yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini. Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian tidak boleh berbeda
lebih dari 2 cm dari yang ditentukan dalam Gambar. Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air
permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi
genangan. Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batas dan lingkup proyek bila mungkin dapat digunakan
secara efektif untuk formasi timbunan dan/atau harus dibuang dan diratakan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Seluruh tempat
bekas galian atau sumber bahan yang digunakan oleh kontraktor harus di ratakan dengan rapi.
Urugan
Pekerjaan ini mencakup pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui. Sebelum
pemasangan urugan pada suatu tempat, seluruh bahan yang tidak memenuhi telah dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Bila tinggi dari urugan satu meter atau kurang, dasar pondasi dari urugan harus dipadatkan benar-benar sehingga 15 cm bagian atas memenuhi
persyaratan kepadatan yang ditentukan untuk urugan yang dipasang diatasnya. penghamparan urugan, masing - masing lapis harus dipadatkan
benar - benar dengan peralatan pemadatan yang disetujui Direksi Teknik.
Perkerasan Berbutir
Telford
Pekerjaan ini meliputi pemasokan, pengangkutan, penyusunan, penghamparan dan pemadatan material untuk konstruksi pondasi (base) sistem
telford diatas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan perintah Direksi. Metode pelaksanaan Lapis Pondasi Batu
Belah (Telford) dilakukan secara manual dengan menggunakan tenaga manusia. Diatas tanah dasar, pasir urug dihampar setebal 10-20 cm dan
diratakan kemudian disusun batu kali atau batu gunung ukuran 15-20 cm secara berdiri dengan bidang memanjang arah vertikal, rapi dan
berurutan. untuk susunan batu kali terlebih dahulu dipasang batu samping (tepi luar) yang difungsikan sebagai batu pengikat. Lalu ditaburkan
batu pecah 5/7 sebagai bagu pengunci, kemudian dipadatkan sehingga rata, kuat dan padat. Terakhir pada lapisan tersebut ditabur pasir kasar
dan dipadatkan dengan mesin gilas jenis Tandem Roller 6-8 ton dengan kecepatan kurang lebih 3 km/jam sampai permukaan mencapai bidang
rata dan susunan konstruksi menjadi kuat dan kokoh
Pekerjaan ini meliputi penyediaan material, pencampuran di plant, pengangkutan, penghamparan, pemadatan, pembentukan permukaan
(shaping), perawaran (curing), dan kegiatan insidentil yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan lapis Cement Treated Base (CTB),
pelaksanaan lapis pondasi bawah (sub base course, aggregate base) dan lapisan atasnya (Asphalt Base Course, Binder Course, Wearing
Course) harus sesuai dengan spesifikasi, garis, kelandaian, ketebalan dan penampang melintang sebagaimana tertera pada Gambar Rencana
atau yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Pencampuran dari Cement Treated Base (CTB) harus dengan peralatan continous mixing plant
sistem ukuran berat untuk menjamin kebenaran porsi setiap bahan. Instalasi pencampuran harus dilengkapi dengan silo semen, tangki air
(water tank), feeding and matering devices yang akan menyalurkan agregat, semen dan air ke dalam mixer sesuai kuantitas yang
dipersyaratkan dan campuran yang homogen. Cement Treated Base (CTB) harus dihampar dan ditempatkan diatas perbaikan tanah dasar (sub
grade), dengan metode mekanis, menggunakan alat high density screed paver dengan dual tamping rammer sesuai instruksi Direksi Pekerjaan,
untuk mendapatkan kepadatan, toleransi kerataan dan kehalusan permukaan. Pemadatan Cement Treated Base (CTB) harus telah dimulai
dilaksanakan paling lambat 60 menit semenjak pencampuran material dengan air. campuran yang telah dihampar tidak boleh dibiarkan tanpa
dipadatkan lebih dari 30 menit. Pemadatan harus telah selesai dalam waktu 120 menit semenjak semen dicampur dengan air.
Perkerasan Aspal
Lapis Perekat
Sebelum penyemprotan aspal dimulai, debu dan bahan kotoran lainnya harus disingkirkan terlebih dahulu dari permukaan dengan memakai
sikat mekanis atau semprotan angin, bila pemakaian alat ini tidak menghasilkan permukaan bersih yang rata maka bagian yang belum bersih
harus dibersihkan lagi dengan sapu ijuk. Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya harus disingkirka dari permukaan
memakai penggaruk baja atau dengan cara lainnya yang telah disetujui Direksi. Bahan aspal yang disemprotkan harus merata di seluruh
permukaan. pemakaian aspal secara merata sesuai jumlah takaran yang telah diperintahkan harus dilaksanakan memakai aspal distributor
dengan batang semprot.
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapis perata atau lapis pondasi atas padat yang awet, yang terdiri dari agregat dan material aspal dicampur
di pusat pencampur, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut, di atas lapis pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan,
sesuai dengan persyaratan dan memenuhi bentuk sesuai gambar. Sesaat sebelum penghamparan campuran ATBL (Laston Atas Levelling),
permukaan yang ada harus dibersihkan dari material yang lepas dan yang tidak dikehendaki dengan sapu mesin, dan dibantu dengan cara
manual jika diperlukan. Lapis aspal perekat (tack coat) atau lapis aspal resap pengikat (prime coat) harus digunakan sesuai dengan petunjuk
direksi. Sebelum memulai operasi pelapisan, sepatu (screed) dari mesin penghampar harus dipanaskan. Campuran ATBL (Laston Atas
Levelling) harus dihampar dan diratakan sesuai dengan kelandaian, elevasi, serta bentuk melintang yang disyaratkan. Mesin penghampar harus
dioperasikan pada suatu kecepatan yang tidak akan menyebabkan retak permukaan, belahan, atau bentuk ketidakteraturan lainnya pada
permukaan. Segera setelah campuran ATBL (Laston Atas Levelling) dihampar dan diratakan, permukaan harus diperiksa dan setiap
ketidakrataan diperbaiki. temperatur campuran yang terhampar dalam keadaan lepas harus dimonitor dan penggilasan harus dimulai didalam
batas viskositas aspal.
Setelah selesai dihampar campuran ATBL dipadatkan dengan menggunakan mesin penggilas dengan tiga kali penggilasan, penggilasan awal
atau pemecahan dilakukan 0-10 menit setelah penghamparan dengan menggunakan mesin gilas roda baja, penggilasan sekunder atau antara
dilakukan 10-20 menit setelah penghamparan dengan menggunakan mesin gilas ban angin, kemudian penggilasan akhir atau penyelesaian
dilakukan 20 - 45 menit setelah penghamparan
AC (Laston)
Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapis permukaan atau lapis perata atau lapis pondasi atas padat yang awet, yang terdiri dari agrerat dan
material aspal dicampur di pusat pencampur, serta menghampar dan memadatkan campuran tersebut diatas lapis pondasi atau permukaan jalan
yang telah disiapkan, sesuai dengan persyaratan ini dan memenuhi bentuk sesuai Gambar Rencana dalam hal ketinggian, penampang
memanjang dan melintang atau sesuai dengan yang diperintahkan Direksi Teknik. Campuran AC (Laston) harus dihampar dan diratakan
sesuai kelandaian, elevasi serta bentuk melintang yang disyaratkan. Mesin penghampar harus dioperasikan pada suatu kecepatan yang tidak
akan menyebabkan retak permukaan, belahan atau bentuk ketidak keteraturan lainnya pada permukaan. Kecepatan penghamparan harus
disetujui oleh Direksi Teknik. Jika terjadi segregasi, belahan atau alur pada permukaan, mesin penghampar harus dihentikan dan tidak
dijalankan. tempat-tempat yang kasar atau tersegregasi dapat diperbaiki dengan menaburkan bahan yang halus (fine) dan perlahan - lahan
diratakan. perataan (raking) kembali sebaiknya dihindari sedapat mungkin. butir - butir kasar tidak boleh ditaburkan diatas permukaan yang
dihampar dengan rapi. Harus diperhatikan agar campuran tidak terkumpul dan mendingin pada tepi - tepi penadah atau tempat lainnya di
mesin. Dimana jalan akan hanya diaspal separoh dari lebarnya untuk setiap operasi, urutan pengaspalan itu harus dilakukan sedemikian rupa
sehingga panjang pengaspalan setengah lebar jalan itu pada akhir setiap hari kerja dibuat sependek mungkin
Setelah selesai dihampar AC (Laston) dipadatkan dengan menggunakan mesin penggilas dengan tiga kali penggilasan, penggilasan awal atau
pemecahan dilakukan 0-10 menit setelah penghamparan dengan menggunakan mesin gilas roda baja, penggilasan sekunder atau antara
dilakukan 10-20 menit setelah penghamparan dengan menggunakan mesin gilas ban angin, kemudian penggilasan akhir atau penyelesaian
dilakukan 20 - 45 menit setelah penghamparan
BETON
Pekerjaan ini akan terdiri dari pembuatan struktur beton termasuk beton tak bertulang, beton bertulang, beton pratekan ditambah bagian beton
dari struktur komposit, sesuai dengan persyaratan seksi ini dan sesuai dengan garis, ketinggian, kelandaian serta ukuran yang tampak pada
Gambar Rencana atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi Teknik. Beton harus dicampur dengan suatu mesin yang dioperasikan secara
mekanikal dari tipe dan ukuran yang disetujui yang akan menjamin distribusi yang merata dari material. Mesin pencampur harus dilengkapi
dengan penampung air yang memadai dan suatu alat untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air secara teliti dalam setiap penakaran.
Waktu pencampuran harus diukur dari saat air mulai dimasukkan ke dalam bahan-bahan campuran kering. Semua air pencampur harus
dimasukkan sebelum 1/4 waktu pencampuran berlalu. Waktu pencampuran untuk mesin berkapasitas 3/4 meter kubik atau kurang, harus 1,5
menit untuk mesin yang lebih besar maka waktu harus ditingkatkan 15 detik setiap penambahan 0,5 m3 dalam ukuran. Sebelum
mencampurkan takaran beton baru, mesin pencampur harus dikosongkan dengan bersih dari takaran sebelumnya. Sebelum pengecoran beton
dimulai, semua acuan, tulangan dan benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau saluran) harus sudah ditempatkan
dengan tepat dan diikat kuat sehingga tidak bergeser sewaktu pengecoran beton dilaksanakan. Pengecoran beton harus diteruskan tanpa henti
sampai suatu sambungan konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan tersebut selesai. Beton harus dicor dengan cara
tertentu untuk menghindari segregasi (pemisahan partikel halus dan kasar) dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin
ke tempat akhirnya untuk mencegah pengaliran dan harus tidak boleh mengalir lebih dari 1 meter dari tempat awal pengecoran. Bila dicor
kedalam struktur yang mempunyai acuan yang sulit dan tulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapis-lapis horisontal yang tidak
boleh lebih dari 15 cm tebalnya. Beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas kedalam bagian acuan dari ketinggian melebihi 150 cm. beton
harus dicor pada suatu kecepatan yang sedemikian sehingga beton yang telah dicor ke dalam acuan masih bersifat plastis sehingga dapat
menyatu dengan beton baru yang dicor diatasnya. Air tidak diperbolehkan mengalir keatas atau naik ke permukaan pekerjaan beton dalam
waktu 24 jam setelah pengecoran.
PEKERJAAN PENERANGAN JALAN
Pekerjaan ini mencakup penerangan jalan Ruang Lingkup Pekerjaan Pengadaan Meterisasi terdiri dari pekerjaan sipil dan pekerjaan
elektrikal.
Pekerjaan Sipil terdiri dari penyiapan Pondasi dan penyiapan Tiang2 lampu, sedangkan Pekerjaan Elektrikal terdiri dari penarikan kabel
(Kabel tanah dan Kabel Udara), pemasangan KWH Meter, Pemasangan Lampu, dan Pentanahan (Grounding).
PEKERJAAN SIPIL
1. Pondasi ditetapkan menggunakan pondasi pracetak yang telah dilengkapi dengan tulangan untuk menahan beban vertical
dan beban momen tiang lampu. Pondasi ini dibuat ditempat terpisah dari lokasi pemasangan tiang dan dibuat secara massal dengan beton
readymix untuk mempercepat waktu pelaksanaan. Pondasi pracetak yang telah matang secara teknis kemudian diangkut ke lokasi
pemasangan.
2. Sementara itu sebelum beton pondasi diangkut ke lokasi, dibuat galian pondasi sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi yang telah
ditetapkan. Galian pondasi ini dibuat dititik tiang pembantu dan tiang PJU ditempatkan.
3. Ditempat lain tiang2 lampu dibuat dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam gambar dan dokumen lelang.
Tiang2 tersebut dibuat dalam jumlah yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan. Dibeberapa lokasi ada tiang yang dipasang
sebagai tiang pembantu sehingga tidak diperlukan stang. Di lokasi lain ditetapkan sebagai tiang lampu PJU sehingga perlu dipasangi stang
sesuai perencanaan (1 meter, 2 meter, 3 meter, satu sisi atau dua sisi sekaligus).
4. Pada lokasi2 tertentu dibuat galian kabel untuk pemasangan kabel bawah tanah. Galian kabel tersebut ada yang dibuat langsung
dipermukaan tanah, tetapi ada pula yang dibuat dipermukaan jalan beraspal sehingga perlu dilakukan perusakan permukaan aspal sebelum
digali dan kelak harus diperbaiki kembali setelah kabel terpasang.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Setelah tiang lampu (atau tiang bantu) terpasang maka dilakukan penarikan kabel udara yang pada setiap tiang dilakukan pengikatan
dikedua arahnya. Beberapa asesoris dan bahan pembantu diperlukan untuk penyambungan dan pengikatan kabel. Penarikan kabel tersebut
dilakukan sesuai dengan jaringan kabel yang telah direncanakan .
2. Penarikan kabel tanah dilakukan setelah galian kabel selesai dan dibeberapa lokasi setelah tiang terpasang. Kabel tanah dilindungi dengan
pipa PVC sesuai spesifikasi. Setelah kabel tanah terpasang maka pekerjaan penimbunan dan perbaikan aspal (kalau ada) harus segera
dilakukan untuk menghindari kehilangan dan gangguan terhadap lingkungan.
3. Pekerjaaan berikutnya adalah penarikan kabel infoor yaitu penarikan kabel daya dari jaringan PLN ke KWH Meter dan ke lampu2 yang
telah ditetapkan spesifikasi dan besar dayanya.
4. Kemudian dilakukan pemasangan KWH Meter yang sebelumnya harus dirakit dahulu sesuai dengan bebannya. Untuk merakit KWH Meter
ini dibutuhkan tenaga ahli dan ketrampilan. KWH Meter diletakkan dalam kotak yang tahan cuaca pada tiang yang telah ditetapkan.
5. Berdekatan dengan KWH Meter tersebut dilakukan pemasangan Power Electric Timer Switch yang berfungsi menyalurkan dan
menghentikan aliran listrik dari PLN ke lampu2 yang dipasang. Alat ini sangat berguna untuk melakukan penghematan daya listrik untuk PJU
yang bekerja secara otomatis tergantung waktu yang ditetapkan pengelola.
6. Ada beberapa tiang PJU lama perlu perbaikan sehingga perlu pembongkaran ornament lama dan perubahannya dengan ornament baru.
7. Setelah semua tiang dan jaringan kabelnya terpasang maka dilakukan pemasangan lampu PJU baru yang berupa Lampu Induksi untuk PJU
baru dan Lampu LPS sesuai dengan jajaran PJU disekelilingnya.
8. Sementara itu dilakukan pengurusan penambahan daya untuk lampu2 PJU yang dipasang ke PLN. Pengurusan Ijin ini dapat dilakukan
seawal mungkin karena memerlukan penghitungan bersama antara PLN dengan Pemda.
9. Setelah semua lampu, semua KWH meter, semua Timer-Switch terpasang, maka dilakukan megger test, dan kemudian live-test. Setelah
semua berfungsi dengan baik maka dilakukan serah terima pekerjaan antara Kontraktor Pelaksana dengan Pemberi Tugas.
Kecuali KWH meter dan MCB yang dipasang oleh PLN, perangkat lainnya dipasang/dirakit terlebih dahulu pada loyang box panel. Perakitan
dikerjakan di bengkel, dan dipastikan sudah terpasang semuanya dengan benar sebelum dibawa ke lokasi dan dipasang pada tiang PJU
Kabel infoor akan disambungkan oleh petugas PLN ke KWH meter. Kabel output dr KWH meter akan terhubung ke Terminal Kabel.
Dari Terminal Kabel masuk ke terminal Timer Konektor. Saluran netral dari Terminal Kabel terhubung dengan netral dari Timer Kontaktor.
Sementara 3 (tiga) terminal positif pada Timer Kontaktor di by pass menjadi satu dan terhubung dengan saluran positif dari Terminal Kabel.
Output Timer Kontaktor ada 3 (tiga) terminal, dimana yang 2 (dua) terminal akan tersambung ke MCB Distribusi, sementara 1 (satu) terminal
sebagai cadangan.
MCB Distribusi terdiri dari 4 (empat) unit, masing-masing 2 (dua ) unit mencatu kesatu arah, sementara 2 (dua) unit lainnya mencatu ke arah
lain.
Box panel dilengkapi dengan Terminal Pentanahan. Semua saluran netral, baik dari ouput KWH meter, Timer Kontaktor, jaringan PJU,
disambungkan dengan Terminal Pentanahan, untuk selanjutnya dikoneksikan dengan pentanahan.
Pada sisi bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan wiring diagram yangmenunjukkan jumlah beban dan jaringan PJU yang dilayani oleh
panel dimaksud.
Box panel distribusi terpasang terikat pada tiang PJU dengan menggunakan stainless belt dan stopping belt. Penempatan letak pemasangan
panel ditentukan oleh Dinas Teknis dengan memperhatikan jarak antara panel induk dengan gardu distribusi PLN sependek mungkin.
Ketinggian box panel sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah, dengan tujuan agar angka penunjukkan KWH meter bisa mudah dilihat,
disamping untuk tujuan pengaman dan perawatan.
4) Pemasangan pentanahan.
Ground Rod diameter 16mm² tertanam sedalam 2,4 meter, diperkirakan sudah bisa memberikan pentanahan yang baik, kurang dari 10 Ohm.
Dengan angka resistansi yang kecil akan lebih menjamin keandalan operasionil perangkat listrik, karena berkurangnya antara lain gangguan
elektrostatik.
Antara Ground Rod dengan Terminal Pentanahan di box panel, dihubungkan dengan kawat baja diameter 16mm². Untuk keamanan dan
estetika, kawat baja pentanahan dibungkus dengan pipa paralon.
Untuk lebih meningkatkan keandalan pentanahan, maka pada dua tiang PJU yang terjauh letaknya dari box panel dipasang juga pentanahan.
Dikarenakan proses perijinan ke PLN terkadang perlu waktu cukup lama, maka akan pengajuan perijinan dilakukan segera setelah pekerjaan
dimulai atau bahkan sebelum pekerjaan dimulai. Dengan demikian diharapkan dalam kurun waktu pelaksanaan pekerjaan yang tidak terlalu
lama ini, semua perijinan sudah diperoleh dan KWH meter sudah bisa terpasang dengan baik.
Saluran 3 (tiga) kabel Twice dikoneksikan sedemikian rupa (lihat gambar) sehingga lampu yang bersebelahan tidak tersambung dengan
saluran yang sama . Dengan demikian, jika terjadi gangguan pada salah satu MCB, tidak mengakibatkan matinya 2 (dua) lampu yang terletak
bersebelahan, sehingga area tersebut tidak mengalami gelap total. Pola interkoneksi ini untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada
masyarakat.
Penarikan kabel jaringan udara dari tiang ke tiang memperhatikan beberapa persyaratan :
o Tidak sejajar dengan kabel-kabel telekomunikasi dengan jarak kurang dari 1meter.
o Bila terdapat persilangan dengan kabel_kabel telekomunikasi, maka jarakminimum kedua kabel harus 30 cm.
o Penarikan jaringan PJU tidak keluar dari batas-batas supply gardu distribusi PLN.
o Jarak dari titik terendah rentang kabel terhadap pemukaan tanah minimal 5 meter.
o Pada setiap persimpangan jalan, penyambungan dari ujung-ujung jaringan harus menggunakan tap connector sesuai standard
b. Jaringan Kabel Tanah
Kabel tanam terdiri dari 2 (dua) bagian utama :
o Tertanam pada aspal jalan
o Aspal perlu digali dengan jack hammer sedalam minimal 10 cm .
o Dipakai kabel tanah jenis NYY ukuran 4 x 6 mm.
o Kabel dibungkus dengan pipa pralon dan digelar pada dasar galian aspal.
o Diatas pralon ditimbun dengan macadam setebal 5 cm dan paling atas adalah aspal hormix setebal 2 cm.
o Tertanam pada tanah di pembagi jalan.
o Digali dengan kedalaman 20 cm
o Kabel dibungkus pipa pralon
o Ditimbun dengan tanah dan pemadatan
7) Pemasangan tiang dan stang.
Pemakaian tiang menyesuaikan dengan kondisi sekitarnya.
o Untuk jalan protocol, dimana sudah terpasang tiang hexagonal 11 meter dengan 2 stang /pole.
o Untuk jalan non protocol dimana sudah terpasang tiang 7 meter dengan single pole.
o Untuk tiang bantuPJU melengkapi tiang PLN, dipergunakan tiang 7 meter tanpa pole. Pemasangan stang lampu dengan menggunakan
beugel klem.
Tiang galvanise ukuran diameter 3 inchi pada pangkal bawah dan 4 inchi dipangkalatas. Angkur ditanam sedalam 1 (satu) meter, dan untuk
memperkuat kedudukannya, sedalam 30 cm sampai dengan 20 cm diatas permukaan tanah dicor dengan semen-pasir.
Stang lampu dengan diameter 2 inchi dipasang pada bagian atas tiang dengan menggunakan pengikat 2 (dua) unit begel klem. Besarnya begel
klem ke tiang lampu disesuaikan dengan diameter tiang.
8) Pemasangan lampu
Pemasangan armature lampu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sebelum armature dipasang :
1) Pelepasan lapisan pelindung lampu
o Pada setiap persimpangan jalan, penyambungan dari ujung-ujung jaringan harus menggunakan tap connector sesuai standard
b. Jaringan Kabel Tanah
Kabel tanam terdiri dari 2 (dua) bagian utama :
o Tertanam pada aspal jalan
o Aspal perlu digali dengan jack hammer sedalam minimal 10 cm .
o Dipakai kabel tanah jenis NYY ukuran 4 x 6 mm.
o Kabel dibungkus dengan pipa pralon dan digelar pada dasar galian aspal.
o Diatas pralon ditimbun dengan macadam setebal 5 cm dan paling atas adalah aspal hormix setebal 2 cm.
o Tertanam pada tanah di pembagi jalan.
o Digali dengan kedalaman 20 cm
o Kabel dibungkus pipa pralon
o Ditimbun dengan tanah dan pemadatan
7) Pemasangan tiang dan stang.
Pemakaian tiang menyesuaikan dengan kondisi sekitarnya.
o Untuk jalan protocol, dimana sudah terpasang tiang hexagonal 11 meter dengan 2 stang /pole.
o Untuk jalan non protocol dimana sudah terpasang tiang 7 meter dengan single pole.
o Untuk tiang bantuPJU melengkapi tiang PLN, dipergunakan tiang 7 meter tanpa pole. Pemasangan stang lampu dengan menggunakan
beugel klem.
Tiang galvanise ukuran diameter 3 inchi pada pangkal bawah dan 4 inchi dipangkalatas. Angkur ditanam sedalam 1 (satu) meter, dan untuk
memperkuat kedudukannya, sedalam 30 cm sampai dengan 20 cm diatas permukaan tanah dicor dengan semen-pasir.
Stang lampu dengan diameter 2 inchi dipasang pada bagian atas tiang dengan menggunakan pengikat 2 (dua) unit begel klem. Besarnya begel
klem ke tiang lampu disesuaikan dengan diameter tiang.
8) Pemasangan lampu
Pemasangan armature lampu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
Sebelum armature dipasang :
1) Pelepasan lapisan pelindung lampu
2) Pemeriksaan instalasi didalam armature, pastikan sudah benar.
3) Pengetesan penyalaan lampu
a. Armature terpasang dengan baik dan kokoh pada ujung stang ornament. Pastikan tidak lepas atau menjadi miring akibat getaran angin dan
gesekan ranting pohon.
IV Penutup Demikian metode ini disusun untuk dapat menjadi acuan dalam melaksanakan pekerjaan secara berurutan dan terencana.
HARGA UPAH/
NO. URAIAN KODE SATUAN KETERANGAN
BAHAN
1 2 3 4 5 6 7
I. Upah
1 Mandor L.061 Orng/Jam 12,143.00 85,000.00 /Hari
2 Tukang L.079 Orng/Jam 10,000.00 70,000.00 /Hari
3 Pekerja L.103 Orng/Jam 8,571.00 60,000.00 /Hari
4 Operator L.081 Orng/Jam 25,000.00 175,000.00 /Hari
5 Mekanik L.083 Orng/Jam 14,286.00 100,000.00 /Hari
II. Bahan
1 Abu batu m3 230,000.00
2 Batu Pecah 1 - 2 m3 300,000.00
3 Pasir Cor / Beton m3 250,000.00
4 Material tanah timbunan tanah urug m3 76,000.00
5 Kayu Perancah m3 4,000,000.00
6 Kanstein 18x30x60 cm K. 225 buah 54,000.00
7 Paving Stone Abu Abu t = 8 cm ( 10.5 x 21 x 8 ) K.300 m2 78,000.00
8 Multiflex 12 mm Lbr 180,000.00
9 Topi Uskup K.300 t = 8 cm buah 5,500.00
10 Paku usuk kg 20,000.00
11 Pudel MP.1 m3 135,000.00
12 Semen PC M.0.80 40 Kg 65,000.00
HARGA UPAH /
NO. URAIAN KODE SATUAN KAPASITAS KET.
BAHAN
III. Alat
1 Concrete Mixer 0.3 - 0.6 M3 E 06 Jam 500 liter Rp 71,000.00
2 Dump Truck 3 - 4 m3 E 08 Jam 6 ton Rp 217,000.00
3 Dump Truck 8 - 10 m3 E 09 Jam 10 ton Rp 332,000.00
4 Motor Grader E 13 Jam -- Rp 430,000.00
5 Wheel Loader E 15 Jam 2 m3 Rp 415,000.00
6 Three Wheel Roller 6 - 8 ton E 16 Jam 8 ton Rp 188,000.00
7 Vibrator Roller 6 - 8 ton E 19 Jam 7 ton Rp 297,000.00
8 Water Tanker > 3000 liter E 23 Jam 4000 liter Rp 212,000.00
9 Concrete Vibrator E 20 Jam -- Rp 50,000.00
10 Tandem Roller 6 - 8 ton Jam 8 ton Rp 236,000.00
11 crene 1 E31 Jam 15 ton Rp 359,000.00
12 Concrete Pump 8 m3 Rp 233,000.00
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
Kegiatan : Pembangunan Jalan Dan Jembatan Perdesaan
Pembangunan Jalan Poros Desa Sumuragung RT.02-RT.03 RW.01 Kec. Baureno
Pekerjaan :
Tahun Anggaran : APBD Tahun 2016
Lokasi : Kecamatan Baureno
Ukuran Pokok : Panjang : 329.00 m Waktu Pelaksanaan : 120 ( Seratus Dua Puluh ) Hari Kalender
Lebar : 3.00 m Waktu Pemeliharaan : 180 ( Seratus Delapan Puluh ) Hari Kalender
YULI ISWANTO
Direktur
FORMULIR REKAPITULASI PERHITUNGAN TINGKAT KOMPONEN DALAM NEGERI (TKDN)
Formulasi perhitungan :
Nilai Barang Total (3C) - Nilai Barang Luar Negeri (3B)
85%
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)
% TKDN (Gabungan Barang dan = + +
Jasa)
Nilai Jasa Total (8C) - Nilai Jasa Luar Negeri (8B)
15%
Nilai Gabungan Barang dan Jasa (9C)
= 100%
YULI ISWANTO
Direktur