Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH GIZI DAN DIET

Peran Perawat Dalam Penatalaksanaan Diet Pasien


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Diet
Dosen Pengampu: Dewi Indah Sari, SKM, M.Kes.

Disusun oleh:
Kelompok 5

Amanda Rizma Aulia P27901122002


Anggun Fitri Yulia A P27901122004
Elin Triana P27901122016
Hanum Latifatunnura P27901122021
Iis Aliya Rahmah P27901122023
Neneng Sri Haryanti P27901122033
Nouval Kurniawan R P27901122034
Nurlita Indah Pratiwi P27901122037
Regina Reviana P P27901122041

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
2023

i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT serta
shalawat dan salam kita sampaikan hanya bagi tokoh dan teladan kita yaitu Nabi
Muhammad SAW. Di antara sekian banyak nikmat Allah SWT yang membawa
kita dari kegelapan ke dimensi terang yang memberi hikmah yang paling
bermanfaat bagi seluruh umat manusia, sehingga oleh karena-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas Gizi dan Diet ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Gizi dan Diet.
Dalam proses penyusunan tugas ini penulis menjumpai hambatan, namun berkat
dukungan material dan segala bentuk dukungan lainnya dari berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan cukup baik, oleh karena
itu melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih sebagai
penghargaan kepada semua pihak terkait yang telah membantu terselesaikannya
tugas ini.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun dari semua
pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan pada tugas selanjutnya. Harapan
penulis semoga tugas ini bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca
lain pada umumnya.

i
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI.................................................................................................2
2.1 Pengertian Diet...................................................................................................2
2.2 Tujuan Diet..........................................................................................................3
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pola Diet............................................................4
2.5 Peran Perawat dalam Pelaksanaan Diet..............................................................6
2.6. Monitoring Pelaksanaan Diet.........................................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................................10
3.1 Simpulan..........................................................................................................10
3.2 Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diet pada dasarnya adalah pola makan yang diatur cara dan jenis
makanannya. Diet menjadi salah satu cara yang diambil untuk seseorang
mencapai tujuan mendapatkan tubuh yang ideal dan proposional. selain
berguna untuk penampilan, diet juga sangat diperlukan mengingat banyak
sekali penyakit yang timbul melalui makanan yang tidak sehat dan pola
makan yang tidak teratur.
Makanan yang enak dan mahal tidak menjamin akan menjadikan tubuh
kita menjadi sehat bila tidak sesuai pemasukannya. Misalnya, jika terlalu
sering mengonsumsi makanan yang manis-manis dan berlemak akan
menghasilkan energi tinggi namun tidak diimbangi dengan olahraga,
mendorong orang untuk menjadi gemuk. Tidak sedikit orang yang makannya
sederhana namun menyehatkan.
Peran perawat dalam penatalaksanaan diet pasien, berperan agar pasien
menerapkan diet yang sesuai. Misalnya dengan mengatur pola makan dengan
benar, berkonsultasi kepada ahli gizi atau dokter, memberikan informasi
mengenai diet yang diharapkan akan menimbulkan perubahan perilaku pasien
dan berdampak baik untuk kesehatannya.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari dibuatnya makalah ini, yaitu:
1. Untuk Mengetahui Pengertian Diet.
2. Untuk Mengetahui Peran Perawat Dalam Penatalaksanaan Diet Pasien.
3. Untuk Mengetahui Tujuan Diet.
4. Untuk Mengetahui Faktor Mempengaruhi Seseorang Diet.
5. Untuk Mengetahui Peran Perawat Dalam Monitoring Diet Pasien.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Diet


Menurut kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) diet adalah
aturan diet khusus untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya dengan anjuran
medis). Diet merupakan cara untuk mengatur jumlah masuknya makanan dan
minuman ke dalam tubuh kita untuk mencapai berat badan yang ideal. Setiap
orang memiliki perbedaan dalam mengartikan definisi diet, karna setiap orang
memiliki tujuan dan sasaran yang berbeda dalam melaksanakan program diet.
Sedangkan menurut Sandjaja dkk (2009) dalam kamus Gizi Pelengkap
Kesehatan Keluarga, diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi
makanan dan minuman yang dilarang, dimodifikasi atau diperbolehkan dengn
jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau
penurunan berat badan.
Secara umum, ada dua jenis diet. Yang pertama adalah diet untuk
menjaga kesehatan tubuh, yang biasanya dilakukan oleh orang yang
menderita hipertensi (tekanan darah tinggi), diabetes (gula darah), dan lain-
lain. Yang kedua, adalah diet untuk tujuan mendapatkan berat badan yang
normal/ideal, program dan cara yang digunakan umtuk menurunkan berat
badan (obesitas) berbeda bagi mereka yang ingin menambah berat badan.
Diperlukan program yang sesuai dengan usia dan kebutuhan tubuh
masing-masing dalam menjalankan program diet. Ada banyak macam
progran diet dan setiap orang tidak dijamin akan mendapatkan hasil yang
sama walaupun mereka menjalankan program diet yang sama. Maka dari itu,
alangkah lebih baiknya sebelum melakukan program diet seseorang
berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter atau ahli gizi, agar dapat
mengetahui Angka Kebutuhan Gizi (AKG) harian yang dibutuhkan.
Mengatur pola makan ketika diet berarti harus memilih jenis makanan yang
sesuai dengan AKG harian. Sangatlah penting bagi kita unruk mengetahi
AKG masing-masing, angka kebutuhan gizi harian pada setiap orang

2
berbeda-beda dan ditentukan oleh usia, jenis kelamin, tinggi, berat badan, dan
seberapa aktif tubuh dalam beraktivitas.
2.2 Tujuan Diet
Diet adalah makanan yang diresepkan dan dikendalikan untuk tujuan
tertentu. Semua diet, termasuk makanan, tetapi tidak semua makanan,
termasuk dalam kategori diet. Diet menentukan jenis dan jumlah makanan.
Jumlah dan frekuensi makan juga dikontrol untuk memenuhi tujuan diet. Di
lingkungan Rumah Sakit diet mempunyai tujuan untuk untuk pengobatan
(terapi) sehingga sering disebut Diet Therapy (Budianto, 2009).
Berbeda dengan yang disebutkan di beberapa negara, kata “diet” lebih
sering digunakan di Indonesia untuk merujuk pada upaya menurunkan berat
badan atau mengatur konsumsi makanan tertentu.
Dalam perkembangannya, pola makan yang dikaitkan dengan upaya
pengaturan makanan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Penurunan berat badan (massa) misalnya untuk model atau aktor yang
ingin menjaga penampilannya.
2. Menaikkan berat badan (massa), misalnya bagi atlet atau binaragawan
yang ingin menambah massa otot.
3. Hindari makanan tertentu, misalnya untuk orang sakit Diabetes (rendah
karbohidrat dan gula).
Dalam manajemen rumah sakit, terdapat standar makanan yang diberikan
kepada pasien, meliputi makanan biasa, makanan lunak, makanan filter dan
makanan cair (makanan cair ini diutamakan untuk klien yang terpasang
nasogastric tube). Standar makanan khusus untuk pasien yang diberikan pihak
rumah sakit, antara lain: diet tinggi protein, diet rendah kalori, diet rendah
garam, makanan pra operasi dan makanan pasca operasi. Tujuan dari diet
tinggi kalori dan tinggi protein adalah untuk memenuhi kebutuhan kalori dan
protein yang cukup yang dapat mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan
dalam tubuh dan menjaga berat badan agar dalam kondisi normal . Tujuan
dari diet rendah garam adalah untuk menghilangkan penumpukan garam atau
air dalam jaringan tubuh dan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Tujuan dari diet pra operasi adalah mempersiapkan tubuh pasien

3
untuk status gizi yang terbaik. Sedangkan tujuan pemberian diet pasca operasi
adalah untuk mengupayakan agar kondisi tubuh klien segera pulih (Astuti,
2010).

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pola Diet


Factor yang mempengaruhi pola diet pada manusia terdapat dua faktor
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1. Faktor internal
a. Jenis kelamin, pada laki-laki biasanya memiliki kebutuhan kalori yang
lebih banyak dibandingkan perempuan, karena laki-laki memiliki
postur tubuh, otot yang lebih besar dan metabolisme yang tinggi
daripada perempuan. Adapun kebutuhan gizi yang dibutuhkan laki-
laki adalah 2.475 kkal, dan perempuan rata-rata sekitar 2.125.
b. Kematangan fisik, semakin matang fisiknya maka akan semakin
banyak perubahan yang dialaminya dan dapat mempengaruhi pola
diet.
c. Usia, semakin dewasa maka semakin ingin melakukan pola diet untuk
kesehatannya agar terhindar dari beberapa penyakit di masa tua.
d. Berat badan, jika seseorang merasa badannya terlalu gemuk atau
terlalu kurus, mereka akan melakukan program diet demi mencapai
berat badan yang ideal. dalam penurunan berat badan, mengatur pola
makan merupkan faktor paling penting yang harus diperhatikan oleh
seseorang.
e. Asupan makanan, asupan yang dimakan seseorang sangat
berpengaruh pada pola diet. misalnya, seseorang yang sering
mengonsumsi makanan cepat saji, daging-dagingan, makanan tidak
bertekstur, makan dengan porsi besar dan jarang, dan jarang minum
air putih akan memiliki risiko pelatihan yang tidak sehat dalam
melaksanakan program diet.
f. Kesehatan, orang-orang yang memiliki kondisi medis tertentu seperti
alergi makanan atau intoleransi makanan tertentu dengan menghindari
makanan yang dapat memicu gejala mereka.

4
2. Faktor eksternal
a. Lingkungan atau nilai ketertarikan masyarakat terhadap kelangsingan.
Misalnya, mereka mungkin ingin menghilangkan lemak perut,
mendapatkan tubuh yang lebih ramping, atau memperbaiki tekstur
kulit mereka karena nilai dari masyarakat itu sendiri, pengaruh dari
teman sebaya yang dapat membantu memahami tentang identitas
dirinya termasuk pola diet juga tidak dapat dilepaskan dari faktor yang
mempengengaruhi.
b. Media massa, diet pada seseoang sangat dipengaruhi oleh media
massa. Seseorang menerapkan diet untuk menurunkan berat badannya
dengan berbagai cara yang menurut mereka lebih efektif dan meniru
kalangan masa. Namun, terkadang diet yang dilakukan dapat
membahayakan kesehatan tubuh mereka.
c. Sosial ekonomi, orang dengan pendapatan yang lebih tinggi
cenderung memiliki akses yang lebih baik ke makanan yang sehat dan
bervariasi, seperti buah-buahan, sayuran dan protein yang berkualitas.
Dibandikan orang yang pendapatan rendah, mungkin lebih cenderung
memilih makanan yang lebih murah dan lebih padat energi, seperti
makanan cepat saji atau makanan olahan yang kurang sehat.
d. Pengobatan, obat-obatan tertentu biasanya memiliki efek samping
yaitu menyebabkan berkurangnya nafsu makan, hal ini dapat
mempengaruhi pola diet. Kita bisa mengatur pemberian makanan 3
sampai 4 sekali dengan makanan yang tepat dan dapat meniki nafsu
makan.
e. Psikis, penyakit ini sering dialami oleh seseorang yang melakukan
diet, seperti turun nafsu makan, rasa takut, dan merasa melaksanakan
diet ketat. Motivasi dan dukungan sangat dibutuhkan dalam kondisi
ini.

5
2.5 Peran Perawat dalam Pelaksanaan Diet
Tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang terhadap orang lain sesuai
dengan kedudukannya, dalam hal ini peran perawat dapat dipengaruhi oleh
keadaan sosial baik dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan
maupun dari dalam profesi keperawatan. Peran perawat menurut konsirsium
ilmu kesehatan terdiri dari:
1. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan (care provider)
Manusia merupakan makhluk yang unik setiap individunya serta holistik.
Dalam memberikan suatu pelayanan keperawatan, perawat dapat
memberikannya dengan langsung ataupun tidak langsung terhadap pasien,
dengan menentukan diagnosis keperawatan menggunakan proses
keperawatan sehingga dapat direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang
tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya.
2. Perawat sebagai pembela (Advokat)
Selain melakukan tugas utama dalam merawat, perawat juga harus mampu
menjadi advokat keluarga sebagai pembela keluarga dalam beberapa hal
seperti dalam menentukan haknya sebagai klien. Dalam peran ini, perawat
dapat mewakili kebutuhan dan harapan klien kepada profesional kesehatan
lain, seperti menyampaikan keinginan klien mengenai informasi tentang
penyakitnya yang diketahui oleh dokter. Perawat juga membantu klien
mendapatkan hak-haknya dan membantu pasien menyampaikan keinginan
(Berman, 2010).
3. Perawat sebagai pendidik (Educator)
Seorang perawat harus mampu berperan sebagai pendidik dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien, Peran perawat sebagai
edukator adalah dengan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan, yang diharapkan dapat terjadi perubahan perilaku dari klien
setelah dilakukannya pendidikan kesehatan.
4. Perawat sebagai konsultan (Consultant)
Peran perawat sebagai konsultan bertugas membimbing kliennya agar
permasalahan klien dapat terselesaikan dengan baik, serta mengingat

6
pasien merupakan individu yang kompleks/yang membutuhkan perhatian
dalam perkembangan terhadap kesehatan, perawat juga dapat
menghindari perilaku yang maladaptif.
5. Peran perawat sebagai kolaborator (Collaboration)
Perawat bekerja sama dengan anggota tim kesehatan lain seperti dokter,
fisioterapis, ahli gizi dan lain lain serta keluarga dalam menentukan
pelayanan, perencanaan maupun pelaksanaan asuhan keperawatan yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien.

2.6. Monitoring Pelaksanaan Diet


Monitoring gizi adalah kegiatan mengkaji ulang dan mengukur secara
terjadwal indicator asuhan gizi pasien seuai dengan kebutuhan yang telah
ditentukan. Kegiatan monitoring gizi bertujuan untuk mengetahui respons
pasien terhadap intervenes yang telah dilakukan dan keberhasilan intervensi.
Kegiatan ini bukan Sekedar mengamati perubahan yang terjadi, tetapi
membutuhkan komitmen yang kuat untuk melakukan pengukuran, pencatatan
hasil sesuai dengan diagnosis, dan inetervensi gizi (Par’i, 2017).
Komponen monitoring gizi terdiri dari: monitoring perkembangan
kondisi pasien, mengukur dampak, dan evaluasi dampak. Tujuan monitoring
perkembangan pasien adalah untuk mengetahui hasil intervensi yang telah
dilakukan sesuai dengan harapan. Kegiatannya meliputi:
1. Monitor perkembangan yaitu kegiatan mengamati Perkembangan kondisi
pasien/dien yang bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi sesuai yang
diharapkan oleh klien maupun tim Kegiatan yang berkaitan dengan
monitor Perkembangan antara lain:
a. Mengecek pemahaman dan ketaatan diet pasien/klien.
b. Mengecek asupan makan pasien/klien.
c. Menentukan apakah intervensi dilaksanakan sesuai dengan
Rencana/preskripsi Diet.
d. Menentukan apakah status gizi pasien/klien tetap atau berubah.
e. Mengidentifikasi hasil lain baik yang positif maupun negatif.

7
f. Mengumpulkan informasi yang menunjukkan alasan tidak adanya
perkembangan dari kondisi pasien/klien.
2. Mengukur hasil Kegiatan.
Yaitu mengukur perkembangan atau perubahan yang terjadi sebagai
respon terhadap intervensi gizi. Parameter yang harus diukur berdasarkan
tanda dan gejala dari diagnosis gizi.
3. Evaluasi hasil
Berdasarkan ketiga tahapan kegiatan di atas akan didapatkan 4 jenis hasil,
yaitu:
a. Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat pemahaman
perilaku, akses, dan kemampuan yang mungkin mempunyai pengaruh
pada asupan makanan dan zat gizi.
b. Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan makanan
dan atau zat gizi dari berbagai sumber, misalnya makanan, minuman,
suplemen, dan melalui rute enteral maupun parenteral.
c. Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi yaitu
pengukuran yang terkait dengan antropometri. Biokimia dan
parameter pemeriksaan fisik/klinis. Dampak terhadap pasien/klien
terhadap intervensi gizi yang Diberikan pada kualitas hidupnya.
d. Pencatatan Pelaporan
Pencatatan dan laporan kegiatan asuhan gizi merupakan bentuk
pengawasan dan pengendalian mutu pelayanan dan komunikasi.
Terdapat berbagai cara dalam dokumentasi antara lain Subjective
Objective Assessment Planning (SOAP) dan Assessment Diagnosis
Intervensi Monitoring dan Evaluasi (ADIME). Format ADIME
merupakan model yang sesuai dengan langkah PAGT. Sebagai bagian
dari dokumentasi kegiatan PAGT, terdapat beberapa contoh formulir
asuhan gizi antara lain formulir asuhan gizi dewasa anak dan
neonatus.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Diet adalah cara mengatur pola makan atau jumlah makan dan minum
yang masuk ke dalam tubuh untuk mencapai berat badan yang ideal. Dalam
perkembangannya, pola makan yang dikaitkan dengan upaya pengaturan
makanan dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: Penurunan berat badan
(massa), menaikkan berat badan (massa), dan hindari makanan tertentu,
misalnya untuk orang sakit Diabetes (rendah karbohidrat dan gula). Adapun
tujuan diet pada umumnya adalah untuk mempertahankan kesehatan,
mengembalikan, ataupun menjaga berat badan agar terkontrol.
Monitoring gizi adalah kegiatan mengkaji ulang dan mengukur secara
terjadwal indikator asuhan gizi pasien seuai dengan kebutuhan yang telah
ditentukan. Kegiatan monitoring gizi bertujuan untuk mengetahui respons
pasien terhadap intervenes yang telah dilakukan dan keberhasilan intervensi.
Kegiatan ini bukan sekedar mengamati perubahan yang terjadi, tetapi
membutuhkan komitmen yang kuat untuk melakukan pengukuran, pencatatan
hasil sesuai dengan diagnosis, dan inetervensi gizi. Peran perawat dalam
pelaksanaan diet pasien sendiri ada 5 bagian yaitu, peran perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan, sebagai pembela, sebagai pendidik, sebagai
konsultan, dan sebagai kolaborator.

3.2 Saran
Demikian makalah ini kami buat, meskipun penulisan ini jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kekurangan dari kelompok kami. Karena kami
adalah manusia yang mana tempat salah dan dosa. Dengan tersusunnya
makalah ini, diharapkan dapat berguna bagi siapa saja yang ingin
mempelajari peran perawat dalam pelaksanaan diet pasien. Dan kita
senantiasa menjaga kesehatan dengan mengatur pola makan dan jenis
makananya.

9
10
DAFTAR PUSTAKA

Arief, A. S. (2019). Perancangan Informasi Pemilihan Pola Diet Yang Sesuai


Kebutuhan Melalui Media Buku Ilustrasi.
https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/2316/8/UNIKOM_Ardian_syam
arief_12. (diakses pada 25 April 2023, 09:04 WIB)
Batlolona, H. (2018). Kegiatan Program Perbaikan Gizi.
https://www.coursehero.com/file/p1uvr1t/d-Monitoring-dan-Evaluasi-
Gizi-Kegiatan-monitoring-dan-evaluasi-gizi-dilakukan/. (diakses pada 26
April 2023, 12:07 WIB)
Evrianti, M. (2020). STUDI LITERATUR ANALISIS FAKTOR -FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI POLA DIET PADA REMAJA.
https://eprints.umm.ac.id/70003/3/BAB%20II.pdf. (diakses pada 26 April
2023, 14:12 WIB)
Pramadhika, D. D. (2022). Buku Ajar Gizi dan Diet. Pekalongan, Jawa Tengah:
PT. Nasya Expanding Management. (diakses pada 25 April 2023, 08:26
WIB)
Prasetyo, G. H. (2018). Mengidentifikasi Peran Perawat dalam Pelaksanaan
Discharge Planning pada Pasien Anak dengan Gizi Lebih di Ruang Ismail
RS Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang.
https://repository.um-surabaya.ac.id/2438/. (diakses pada 26 April 2023,
09:50)

11

Anda mungkin juga menyukai