Anda di halaman 1dari 7

PROSEDUR PEMERIKSAAN HYSTEROSALPINGOGRAPHY (HSG)

DENGAN KLINIS INFERTILITAS DI INSTALASI RADIOLOGI


RSUD Dr. TJITROWARDOJO PURWOREJO

Desi Muliasari1); Susi Tri Isnoviasih2)

Prodi D-III Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi ; Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi ;
Poltekkes Kemenkes Semarang
Jl. Raya Baturraden Km. 12 ; Purwokerto ; Banyumas

Abstrak

Menurut Bontrager (2018), pemeriksaan hysterosalpingography (HSG) adalah suatu pemeriksaan


radiografi dari saluran reproduksi wanita dengan agen kontras untuk mengetahui anatomi dan
fisiologi alat genital wanita, melihat bayangan rongga rahim dan bentuk tuba fallopi yang lebih
rinci. Menurut Bontrager (2018) dan Long (2016) dilakukan persiapan urus-urus dan teknik
pemeriksaan dilakukan pengambilan proyeksi Antero Posterior (AP) sebelum pemasukan media
kontras. Sedangkan pemeriksaan Hysterosalpingography (HSG) dengan klinis Infertilitas pada Ny. L
di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo teknik pemeriksaan diawali dengan
pemasukan media kontras dan pengambilan proyeksi post MK serta penambahan proyeksi Antero
Posterior (AP) post evakuasi pada kasus yang dicurigai adanya kelainan hydrosalpinx. Penelitian ini
dilakukan untuk menjelaskan prosedur pemeriksaan HSG dengan klinis infertilitas di Instalasi
Radiologi RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo dan untuk mengetahui alasan dilakukan
pengambilan proyeksi Antero Posterior (AP) post evakuasi.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian
melibatkan tiga reponden yaitu satu dokter spesialis radiologi, satu radiografer dan satu pasien.
Metode pengumpulan data dengan observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. Data yang
diperoleh dianalisis dengan interaktif model.
Hasil penelitian menujukan bahwa pemeriksaan HSG pada Ny. L dengan klinis infertilitas di
Instalasi Radiologi RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo dimulai dari persiapan pasien, persiapan alat
dan bahan, penjelasan dan pengisian informed concent, menggunakan media kontras Iodium 15 ml
dengan tiga tahap pemasukan media kontras, pengambilan proyeksi post pemasukan media
kontras meliputi proyeksi Antero Posterior (AP) 5 ml, proyeksi Antero Posterior (AP) kedua 5 ml,
proyeksi Oblique kiri 5 ml dan proyeksi Antero Posterior (AP) post evakuasi. Alasan pemeriksaan HSG
dilakukan pengambilan proyeksi Antero Posterior (AP) post evakuasi yaitu untuk mengevaluasi
adanya kelainan Hydrosalpinx.

Kata Kunci : Hysterosalpingography (HSG), Infertilitas, Hydrosalpinx, Instalasi Radiologi RSUD Dr.
Tjitrowardojo Purworejo

Abstract

HYSTEROSALPINGOGRAPHY (HSG) EXAMINATION PROCEDURE WITH INFERTILITY


CLINIST IN RADIOLOGY INSTALLATION OF RSUD Dr. TJITROWARDOJO PURWOREJO.
According to Bontrager (2018), hysterosalpingography (HSG) examination is a radiographic
examination of the female reproductive tract with contrast agents to determine the anatomy and
physiology of a woman's genitals, see the shadow of the uterine cavity and the shape of the
fallopian tubes in more detail. According to Bontrager (2018) and Long (2016) preparations are
taken care of and examination techniques are carried out taking Antero Posterior (AP) projections
before the inclusion of contrast media. While the examination of Hysterosalpingography (HSG)
with clinical infertility in Mrs. L at the Radiology Installation of RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo
examination technique begins with the inclusion of contrast media and taking post MK projections
and the addition of post evacuation Antero Posterior (AP) projections in cases of suspected
hydrosalpinx abnormalities. This study was conducted to explain the examination of
Hysterosalpingography (HSG) with clinical infertility in Radiology Installation of RSUD Dr.
Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2020, 2 - 7
Tjitrowardojo Purworejo and knew the reasons for taking the post-evacuation Antero Posterior
(AP) projection.
This research is a qualitative study with a case study approach. The subjects of this study involved
three respondents namely one radiologist, one radiographer and one patient. Data collection
methods used direct observation, interviews and documentation. The data obtained were analyzed
using an interactive model.
___________________________
1) Penulis Korespondensi
muliasarid1@gmail.com
shuezycute@gmail.com

The result showed that Hysterosalpingography (HSG) examination procedure in Mrs. L with
clinical infertility at the Radiology Installation of RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo started from
patient preparation, preparation of tools and materials, explanation and filling of informed concent,
using 15 ml of iodine contrast media with three stages inclusioned of contrast media, taking post
projections of contrast media inclusion including Antero Posterior (AP) 5 ml, projection of the
second 5 ml Antero Posterior (AP), 5 ml Left Oblique projections and Antero Posterior (AP)
projections post evacuation. The results of this study indicate that the examination of
Hysterosalpingography (HSG) is carried out by taking the postter Antero Posterior (AP) projection
with the aim of evaluating the presence of Hydrosalpinx abnormalities.

Keywords : Hysterosalpingography (HSG), Infertilitas, Hydrosalpinx, Radiology Department of


RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo

1. Pendahuluan Pemeriksaan Hysterosalpingography (HSG)


Sistem reproduksi wanita adalah serangkaian merupakan suatu pemeriksaan radiografi dari
organ yang terletak di dalam tubuh dan di sekitar saluran reproduksi wanita dengan agen kontras
panggul perempuan, yang berfungsi dalam proses untuk mengetahui anatomi dan fisiologi alat
reproduksi. Sistem reproduksi wanita terdiri dari genital wanita, melihat bayangan rongga rahim
vulva, vagina, uterus, tuba fallopii dan ovarium dan bentuk tuba fallopi yang lebih rinci
(Anwar, 2014). (Bontrager, 2018).
Sistem reproduksi wanita berkaitan erat Menurut Onwuchekwa dan Oriji (2017),
dengan masalah Infertilitas. Kejadian infertil pelaksanaan pemeriksaan Hysterosalpingography
meskipun tidak berpengaruh pada aktifitas fisik (HSG) terjadwal pada hari ke 7-12 siklus
dan tidak mengancam jiwa, bagi pasangan hal ini menstruasi dari hari pertama haid terakhir
berdampak besar pada kehidupan keluarga (HPHT), karena endometrium tipis selama fase
karena selain menyebabkan masalah medis, proliferative sehingga sangat memfasilitasi
masalah ekonomi maupun psikologis (Septiana, interpretasi gambar radiograf.
2018). Menurut Long (2016), sebelum pemeriksaan
Infertilitas merupakan masalah yang dihadapi Hysterosalpingography (HSG) dilaksanakan, pasien
oleh pasangan suami istri yang telah menikah harus melakukan persiapan pasien meliputi
selama minimal satu tahun, melakukan hubungan irrigasi vagina, pembersihan perineum,
senggama teratur, tanpa menggunakan melakukan urus-urus sebelum pemeriksaan, dan
kontrasepsi, tetapi belum berhasil memperoleh pengosongan total kandung kemih dengan
kehamilan. Infertilitas dikatakan sebagai Infertilitas melakukan buang air kecil (BAK) sebelum
primer jika sebelumnya pasangan suami istri pemeriksaan dimulai. Tujuan dilakukan urus-urus
belum pernah mengalami kehamilan. Sementara adalah untuk memperlihatkan gambaran dari
itu, dikatakan sebagai Infertilitas sekunder jika saluran reproduksi tidak terhalang oleh bayangan
pasangan suami istri gagal untuk memperoleh gas di usus besar maupun feses. Menurut
kehamilan setelah satu tahun pasca persalinan Bontrager (2018), menginstruksikan pasien untuk
atau pasca abortus, tanpa menggunakan meminum obat pengurang rasa sakit atau nyeri
kontrasepsi apa pun (Anwar, 2014). sebelum pemeriksaan, serta melakukan
penandatanganan informed consent.

Copyright © 2020, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2020, 3 - 7
Teknik pemeriksaan Hysterosalpingography penjelasan mengenai prosedur yang akan
(HSG) meliputi proyeksi Antero Posterior (AP) dilakukan. Pasien diminta buang air kecil (BAK)
persiapan dilakukan dengan tujuan untuk menilai sebelum pemeriksaan dimulai. Pemasukan media
posisi yang tepat, faktor eksposi dan lesi panggul kontras pada pemeriksaan menggunakan HSG
radiopaque. Setelah pengambilan proyeksi Antero Set. Sebelum pemeriksaan dimulai pasien diberi
Posterior (AP) persiapan, pasien diposisikan obat asam mefenamat dengan tujuan untuk
litotomi dengan glutea di tempatkan di tepi meja mengurangi rasa nyeri.
pemeriksaan. Langkah selanjutnya membersihkan Prosedur yang digunakan dalam
labia mayora dengan teknik aseptik menggunakan pemeriksaan Hysterosalpingography (HSG) dengan
volsellum forcep, memasukan speculum dilanjutkan klinis Infertilitas di Instalasi Radiologi RSUD Dr.
pemasukan cannula dengan sedikit ditekan tepat Tjitrowardojo Purworejo yaitu pemeriksaan
pada endocervical canal. Setelah tepat antara diawali dengan pemasukan media kontras. Media
cannula dan kanal serviks, kunci dengan kontras yang digunakan yaitu media kontras
volsellum agar tidak bergeser. Spuit berisi media Iodium dengan sifat larut dalam air (water soluble).
kontras disuntikkan secara perlahan ke dalam Volume media kontras yang digunakan adalah 10
rongga Rahim. Media kontras yang digunakan – 20 ml dengan konsentrasi 300 mg l/ml. Tahap
yaitu media kontras iodium water soluble seperti pemasukan media kontras terdiri dari dua hingga
Ioversol Injection 74% dengan konsentrasi 350 mg tiga tahap. Tahap pertama pemasukan media
l/ml sebanyak 15-20 ml (Onwuchekwa dan Oriji, kontras sebanyak 5 ml menggunakan proyeksi
2017). Antero Posterior (AP). Tahap kedua sebanyak 5 ml
Teknik pemasukan media kontras pada menggunakan proyeksi Antero Posterior (AP).
pemeriksaan Hysterosalpingography (HSG) terdiri Tahap ketiga sebanyak 5 – 10 ml menggunakan
dari dua tahap. Tahap pertama yaitu pemasukan proyeksi Right Posterior Oblique (RPO) maupun
media kontras sebanyak 5 ml menggunakan Left Posterior Oblique (LPO) menyesuaikan dengan
proyeksi Antero Posterior (AP) dengan tujuan tumpahan pada rongga panggul. Setelah selesai
untuk memperlihatkan media kontras mengisi peralatan HSG di lepas. Pada kasus yang dicurigai
uterus. Pemasukan media kontras yang kedua adanya kelainan hydrosalpinx, dilakukan
sebanyak 10 hingga 15 ml menggunakan proyeksi penambahan proyeksi Antero Posterior (AP) post
Oblique kanan (RPO) maupun Oblique kiri (LPO) evakuasi. Seluruh proyeksi menggunakan kaset 35
dengan tujuan untuk full filling rongga uterus, x 35 cm. Pengolahan citra dilakukan
saluran tuba kiri maupun kanan dan tumpahan menggunakan Computer Radiography (CR) dan
media kontras pada peritoneum (Akintomide, seluruh peralatan HSG set dicuci hingga bersih
dkk, 2016). Setelah pemeriksaan selesai maka kemudian di sterilisasi di Instalasi CSSD (Central
peralatan HSG Set dilepas. Seluruh proyeksi Sterile Supply Department). Setelah pemeriksaan
menggunakan kaset dengan ukuran 24 x 30 cm. selesai pasien diberi obat analgetik, diminum
Central Point (CP) 5 cm di atas symfisis pubis, apabila pasien masih terasa nyeri.
kemudian kolimasi disesuaikan pada objek (Long, Berdasarkan uraian di atas penulis penulis
2016). Pada keadaan normal terlihat kedua tuba tertarik untuk mengkaji lebih lanjut dalam Karya
fallopi dan tumpahan bebas media kontras, Tulis Ilmiah dengan judul “Prosedur Pemeriksaan
saluran serviks dan rongga rahim memiliki batas Hysterosalpingography (HSG) dengan Klinis
yang tegas dan rata (Onwuchekwa dan Oriji, Infertilitas di Instalasi Radiologi RSUD Dr.
2017). Tjitrowardojo Purworejo”.
Pelaksanaan pemeriksaan Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu
Hysterosalpingography (HSG) dengan klinis untuk menjelaskan prosedur pemeriksaan
Infertilitas di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Hysterosalpingography (HSG) dengan Klinis
Tjitrowardojo Purworejo direncanakan pada hari Infertilitas di Instalasi Radiologi RSUD Dr.
ke 10-12 dari hari pertama haid terakhir (HPHT). Tjitrowardojo Purworejo dan mengetahui alasan
Pasien dianjurkan untuk tidak melakukan dilakukan pengambilan proyeksi Antero Posterior
hubungan suami istri setelah bersih dari (AP) post evakuasi.
menstruasi sampai dengan tanggal yang sudah
dijadwalkan. Pasien menandatangani lembar
informed consent dan radiografer memberi

Copyright © 2020, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2020, 4 - 7
2. Metode untuk mengosongkan kandung kemih untuk
Jenis penelitian ini merupakan penelitian melihat kemungkinan adanya fistula antara vesika
kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek urinaria (VU) dan uterus, alasan lain karena untuk
penelitian melibatkan tiga reponden yaitu satu kenyamanan pasien serta untuk kelancaran
dokter spesialis radiologi, satu radiografer dan pemeriksaan. Kemudian pasien diberi obat asam
satu pasien. Metode pengumpulan data dengan mefenamat dengan tujuan untuk menghilangkan
observasi langsung, wawancara dan dokumentasi. rasa nyeri.
Data yang diperoleh dianalisis dengan interaktif Persiapan alat dan bahan yang digunakan
model. untuk pemeriksaan Hysterosalpingography (HSG)
di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Tjitrowardojo
3. Hasil dan Pembahasan Purworejo tidak berbeda dengan teori (Bontrager,
Prosedur Pemeriksaan 2018). Persiapan alat yang digunakan meliputi
Pasien atas nama Ny. L berumur 25 tahun pesawat sinar-x, HSG Set, tenaculum, korentang,
yang beralamatkan di Purworejo dari Poli speculum, kapas steril, sonde uterus, duk steril,
Kandungan dengan rujukan oleh dr.J melakukan handscoon, kaset ukuran 35 x 35 cm, gonad shield,
pemeriksaan Hysterosalpingography (HSG) pada apron, Computer Radiography (CR), dan lampu
tanggal 29 Januari 2020 dengan No. RM 49****. gynekologi. Bahan yang digunakan meliputi
Riwayat pasien bahwa pasien mengalami media kontras dan betadine.
infertilitas selama 2 tahun dan terdapat kista Prosedur yang digunakan dalam
disebelah kanan. pemeriksaan Hysterosalpingography (HSG) dengan
Pemeriksaan Hysterosalpingography (HSG) klinis Infertilitas di Instalasi Radiologi RSUD Dr.
dengan Klinis Infertilitas di Instalasi Radiologi Tjitrowardojo Purworejo yaitu pemeriksaan
RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo, pasien sudah diawali dengan pemasukan media kontras. Media
terjadwal 10-12 hari dari hari pertama haid kontras yang digunakan adalah media kontras
terakhir (HPHT), dengan tujuan pada hari-hari Iodium dengan sifat larut dalam air (water soluble).
tersebut endometrium tipis sehingga dapat Volume media kontras yang digunakan adalah 15
visualisasi cavum uterus dengan baik dan ml dengan konsentrasi 300 mg l/ml.
meminimalkan kemungkinan terjadi kehamilan Teknik pemasukan media kontras yaitu
dan alasan lain karena siklus setiap orang berbeda pasien di minta tidur terlentang pada meja
sehingga untuk menghindari hal yang tidak pemeriksaan dengan posisi litotomi, lutut ditekuk
diinginkan maka dijadwalkan pada hari tersebut dan kaki berada diujung meja pemeriksaan.
dengan tidak melakukan senggama sampai Lampu gynekologi disorotkan ke arah genetalia.
tanggal yang sudah dijadwalkan. Persiapan Dokter spesialis radiologi membersihkan vagina
pasien yang lain antara lain yaitu mencukur dan menggunakan kassa steril yang diberi betadine
membersihkan rambut disekitar kemaluan serta dengan dijepit menggunakan korentang.
membawa pembalut. Pasien penting membawa Spekulum yang telah diberi antiseptik dimasukan
pembalut karena memungkinkan terjadi ke lumen vagina. Dokter spesialis radiologi
perdarahan setelah pemeriksaan selama satu memasang conus yang sesuai ke dalam
sampai dua hari. Persiapan pasien sangat penting portubator, kemudian portubator disambungkan
untuk syarat dilakukan pelaksanaan pemeriksaan dengan spuit berukuran 20 ml yang sudah terisi
Hysterosalpingography (HSG) di Instalasi Radiologi dengan media kontras Omnipaque (Iohexol)
RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo, namun dengan konsentrasi 300 mg l/ml sebanyak 15 ml.
persiapan tersebut hanya disampaikan kepada Selanjutnya serviks dibersihkan menggunakan
pasien secara lisan sehingga memungkinkan kassa steril yang sudah diberi betadine dengan
terjadinya kesalahan informasi atau ada persiapan dijepit menggunakan tenaculum. Dokter spesialis
pasien yang terlewatkan. radiologi menggunakan sonde uterus untuk
Sebelum dilakukan pemeriksaan, pasien mengetahui posisi dan kedalaman uterus. Potio
diberi penjelasan mengenai prosedur pemeriksaan dijepit menggunakan tenaculum agar bagian
yang akan dilakukan oleh dokter spesialis dalam serviks terbuka, kemudian HSG set
radiologi yang akan melakukan pemeriksaan dan dimasukan hingga ujung potubator masuk tepat
kemudian melakukan pengisian informed concent. di tengah portio dengan sedikit ditekan,
Selanjutnya pasien diminta buang air kecil (BAK) selanjutnya kunci portubator agar media kontras

Copyright © 2020, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2020, 5 - 7
yang nantinya masuk tidak akan reflux. Speculum
dilepas sebelum media kontras di masukan.
Kemudian pindahkan pasien tepat di meja
pemeriksaan.
Media kontras dimasukan dalam tiga tahap.
Kelebihan dilakukan pemasukan media kontras
dengan tiga tahap yaitu apabila penyuntikan
media kontras tahap kedua gagal atau media
kontras tidak masuk, maka masih ada media
kontras yang tersisa 10 ml sehingga tidak perlu
penambahan satu botol atau pencampuran media
kontras dengan aquabides. Tahap pertama Gambar 2. Proyeksi AP Post Pemasukan Media
sebanyak 5 cc diikuti pengambilan proyeksi Kontras
Antero Posterior (AP). Radiografer mengecek (Instalasi Radiologi RSUD dr. Tjitrowardojo
kembali kaset yang sudah terpasang dengan Purworejo, 2020)
ukuran 35 x 35 cm, mengatur MSP tubuh pasien
berada sejajar dengan pertengahan meja, Proyeksi AP post pemasukan media kontras
mengatur Central Point pada MSP setinggi 2 inchi sudah menampakan uterus dan tuba namun
diatas simphisis pubis. FFD yang digunakan 100 hanya spill sebelah kanan, maka dokter spesialis
cm. Kemudian radiografer melakukan ekspose radiologi memutuskan untuk menambah media
dengan menggunakan faktor eksposi yaitu kV 70, kontras 5 cc dengan proyeksi Oblique kiri.
mA 200 dan s 0,12. Alasan hanya dilakukan
pengambilan proyeksi post pemasukan media
kontras tanpa proyeksi Antero Posterior (AP)
persiapan dengan tujuan untuk mengurangi dosis
radiasi yang di terima pasien

Gambar 3. Proyeksi Oblique kiri Post Pemasukan


Media Kontras (Instalasi Radiologi
RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo, 2020)

Setelah selesai peralatan HSG di lepas. Pada


Gambar 1. Proyeksi AP Post Pemasukan Media kasus yang dicurigai adanya kelainan
Kontras hydrosalpinx, dilakukan penambahan proyeksi
(Instalasi Radiologi RSUD dr. Tjitrowardojo Antero Posterior (AP) post evakuasi. Sebelum
Purworejo, 2020) dilakukan pengambilan proyeksi, pasien diminta
untuk buang air kecil terlebih dahulu untuk
Setelah gambar radiograf proyeksi AP post membersihkan area vagina karena setelah
MK 5 cc, kemudian dokter spesialis radiologi peralatan HSG terlepas maka media kontras akan
melakukan tahap kedua dengan memasukan ikut keluar.
kembali media kontras 5 cc untuk dilakukan
pengambilan proyeksi AP post MK 10 cc. Hal ini
dilakukan karena tuba kiri tampak tipis seperti
benang namun tuba kanan belum tampak.

Copyright © 2020, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Jurnal Riset Kesehatan, 7 (1), 2020, 6 - 7

pemasukan media kontras. Tahap pemasukan


media kontras terdiri dari tiga tahap yaitu
tahap pertama pemasukan media kontras
sebanyak 5 cc menggunakan proyeksi Antero
Posterior (AP), tahap kedua pemasukan media
kontras sebanyak 5 cc menggunakan proyeksi
Antero Posterior (AP) dan tahap ketiga 5 cc
menggunakan proyeksi Oblique kiri. Serta
untuk memastikan adanya kelainan
hydrosalpinx dilakukan pengambilan proyeksi
Gambar 4. Proyeksi AP Post Miksi (Instalasi Antero Posterior (AP) post evakuasi. Alasan
Radiologi pemeriksaan Hysterosalpingography (HSG)
RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo, 2020) dengan klinis Infertilitas di Instalasi Radiologi
RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo dilakukan
Seluruh proyeksi menggunakan kaset 35 x 35 pengambilan proyeksi Antero Posterior (AP)
cm. Pengolahan citra dilakukan menggunakan post evakuasi yaitu bertujuan untuk
Computer Radiography (CR) dan seluruh peralatan mengevaluasi adanya kelainan hydrosalpinx
HSG set dicuci hingga bersih kemudian di dengan mengeluarkan cairan media kontras
sterilisasi di Instalasi CSSD (Central Sterile Supply pada tuba dan uterus. Kelainan Hydrosalpinx
Department). Setelah pemeriksaan selesai pasien dapat dipastikan jika dilakukan Miksi namun
diberi obat analgetik, diminum apabila pasien gambaran radiograf pada proyeksi Antero
masih terasa nyeri. Posterior (AP) post evakuasi terlihat tuba masih
menggelembung sampai ampulla yang tampak
Alasan Dilakukan Pengambilan Proyeksi bulat tanpa limpahan kontras dan gambaran
Antero Posterior (AP) Post Evakuasi masih menetap serta terlihat besar.
Dilakukan pengambilan proyeksi Antero
Posterior (AP) post evakuasi di Instalasi Radiologi Saran
RSUD Dr. Tjitrowardojo Purworejo bertujuan a. Sebaiknya pemeriksaan
untuk mengevaluasi adanya kelainan hydrosalpinx Hysterosalpingography (HSG) dengan klinis
dengan mengeluarkan cairan media kontras pada Infertilitas di Instalasi Radiologi RSUD Dr.
tuba dan uterus. Kelainan Hydrosalpinx dapat Tjitrowardojo Purworejo dilakukan
diketahui jika dilakukan Miksi namun gambaran persiapan urus-urus agar gambaran
radiograf pada pengambilan proyeksi Antero radiograf organ gynekologi tidak terganggu
Posterior (AP) post evakuasi terlihat tuba masih oleh bayangan gas atau feses.
menggelembung sampai ampulla yang tampak b. Sebaiknya pemeriksaan
bulat tanpa limpahan kontras dan gambaran Hysterosalpingography (HSG) dengan klinis
masih menetap serta terlihat besar. Dari segi Infertilitas di Instalasi Radiologi RSUD Dr.
informasi diagnostic pengambilan proyeksi Antero Tjitrowardojo Purworejo tetap dilakukan
Posterior (AP) post evakuasi sangat membantu pengambilan proyeksi Antero Posterior (AP)
untuk mengetahui adanya kelainan Hydrosalpinx, persiapan karena untuk menilai faktor
sehingga dapat menghindari kesalahan diagnose eksposi yang tepat dan melihat kelainan lesi
yang dilakukan oleh dokter spesialis radiologi. panggul radiopaque.

4. Kesimpulan dan Saran 5. Daftar Pustaka


Kesimpulan Akintomide, A.O. Eduwem, D.U. Ikpeme,
Prosedur pemeriksaan Hysterosalpingography A.A. Bassey, D.E. “Tubal assessment wit
(HSG) dengan klinis Infertilitas pada pasien L Hysterosalpingography following routine
di Instalasi Radiologi RSUD Dr. Tjitrowardojo Intravenous Buscopan: A need to avoid
Purworejo dilaksanakan pada hari ke 10 unnecessary radiation and discomfort”. IOSR
HPHT. Kaset yang digunakan ukuran 35 x 35 Journal of Dental and Medical Sciences.
cm. Media kontras yang digunakan sebanyak 2016; (15): 75-81.
15 ml. Teknik pemeriksaan diawali dengan

Copyright © 2020, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068


Akhadi, M. 2000. Dasar-dasar Proteksi Radiasi Shah, Hardik U. Sannananja, Bhagya. Baheti,
(Cetakan Pertama). Rineka Cipta : Jakarta. Akshay D. Udare, Ashlesha S dan Badhe,
Anwar, Mochamad. Baziad, Ali. Prabowo, R. Padma V. “Hysterosalpingography and
Prajitno. 2014. Ilmu Kandungan. Edisi tiga, ultrasonography findings of female genital
cetakan dua. Jakarta: PT Bina Pustaka tuberculosis”. 2015 Jan-Feb; Vol 21(1):10-15
Sarwono Prawirohardjo. Saryono. Anggraeni, Mekar. Dwi. 2013.
Bontrager, Kenneth L dan John P. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif
Textbook of Radiographic Positioning and dalam Bidang Kesehatan. Cetakan : Pertama.
Related Anatomy. Eight Edition. Saint Louis: Septiana, Lisa. Risva. Ismail, A.B. “Analisa
Mosby. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Bontrager, Kenneth, L. 2018. Textbook of Infertilitas di Poli Kandungan RS PKT Siaga
Radiographic Positioning and Related Ramania”. Kesmas Wigama Jurnal
Anatomy. Eighth Edition. Amerika: Mosby, Kesehatan Masyarakat. 2018; (2): 19-29
Inc. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kualitatif,
Darmini, Siti. Masrochah dan Siti. Daryati. Kuantitatif dan R&D. Bandung:
“Analisis Dosis Radiasi Pada Organ Alfabeta.CV
Reproduksi Wanita Pada Pemeriksaan Steward, Ryan. G. “Hysterosalpingogram”.
Hysterosalpingography Sebagai Penunjang Richard Scott Lucidi, MD, FACOG.
Keselamatan Radiasi Pada Unit Pelayanan Medscape. 2016
Radiologi”. Vol 9. ISSN .1829.5754. Wadhwa L. Rani P. Bhatia. “Comparative
Guyton, A.C. and Hall, J.E., 2006. Textbook of Prospective Study of Hysterosalpingography
Medical Physiology. 11 th ed Philadelphia, and Hysteroscopy in Infertile Women”. J
PA, USA: Elsevier Saunders. Hum Reprod Sci. 2017 Apr-Jun; 10(2): 73-
Hanafiah, M.J. 2009. Haid dan Siklusnya. In: 78.
Wiknjosastro, H.ed. Ilmu Kandungan. Edisi
Kedua, Cetakan Ketujuh. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawihardjo, pp. 103-
104.
Hickling, D. R., Sun, T. T. & Wu, X. R. 2015.
Anatomy And Physiologi Of The Urinary
Tract : Relation To Host Defense And
Microbial Infection. Microbiology Spectrum,
3.
Long, Bruce W. Smith, Barbara J. Rollins,
Jeannean H. 2016. Merrill’s Atlas of
Radiographic Positioning and Procedure.
Thirteenth Edition. Volume Two. Mosby:
United Sates of America.
Muhlisin, Ahmad. 2020. “Memahami 4 Fase
Siklus Menstruasi secara berurutan.
Honestdocs Editorial Team.
Onwuchekwa, C.R dan Oriji, V.K.
“Hyterosalpingographic (HSG) Pattern of
Infertility in Women of Reproductive Age”. J
Hum Reprod Sci. 2017 Jul-Sep; 10(3): 178-
184.
Putz, R dan Pabst R. 2003. Atlas Anatomi
Manusia Sobotta. Edisi 21. Jilid 2. EGC:
Penerbit Buku Kedokteran.
Rasad, Sjahriar. 2015. Radiologi Diagnostik.
Edisi kedua cetakan ke 9. Jakarta: Badan
Penerbit FK UI.

Copyright © 2020, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068

Anda mungkin juga menyukai