Laporan Kasus
Disusun oleh:
Nama Kelompok :
Telah diperiksa dan disetujui untuk memenuhi Tugas Laporan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) I di Instalasi Radiologi RSAD Tk. II Udayana Denpasar, Program Studi
Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi di Akademi Teknik Radiodiagnostik dan
Radioterapi (ATRO) Bali.
NIP.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-
Nya kami bisa menyelesaikan Laporan Kasus yang berjudul “Teknik Pemeriksaan Sinus
Paranasal denagan proyeksi Water’s pada kasus sinusitis di Instalasi Radiologi RSAD Tk. II
Udayana Denpasar”.
Penyusunan laporan kasus ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pada Praktek
Kerja Lapangan 1 Jurusan Radiodiagnostik dan Radioterapi ATRO Bali yang dilakukan di
RSAD Tk. II Udayana Denpasar yang berlangsung dari tanggal 24 oktober 2022 sampai
tanggal 30 November 2022..
Kami berharap laporan ini dapat berguna dan menambah wawasan serta pengetahuan
kita mengenai Teknik Pemeriksaan Water’s pada kasus kasus sinusitis. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan
ini tepat pada waktunya.
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................................i
KATA PENGANTAR..................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................1
Latar Belakang..........................................................................................................1
Rumusan Masalah....................................................................................................1
Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................3
Anatomi dan Fisiologi................................................................................................3
Patologi.....................................................................................................................4
Proteksi Radiasi........................................................................................................5
Teknik Pemeriksaan Waters.....................................................................................6
BAB III.....................................................................................................................11
A. Hasil Penelitian...................................................................................................11
B. Pembaasan.........................................................................................................14
BAB IV.....................................................................................................................16
Kesimpulan.............................................................................................................16
Saran.......................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2.2 Bagaimana Teknik pemeriksaan Sinus Paranasal dengan kasus Sinusitis di Instalasi
Radiologi RSAD Tk. II Udayana?
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
middle, dan posterior. Sel-sel ethmoidal anterior dan middle bervariasi dalam
jumlahnya dari dua hingga delapan, dan setiap rongga sinus terhubung ke meatus
nasal tengah. Sel-sel posterior bervariasi dalam jumlahnya dari dua hingga enam
atau lebih dan mengalir ke meatus nasal superior. (Merrill’s, 2016).
4. Sinus sphenoidal biasanya berpasangan dan menempati tulang sphenoid. Sinus
sphenoidal bervariasi dalam ukuran dan bentuk dan biasanya asimetris. Mereka
terletak tepat di bawah sella turcica dan membentang antara dorsum sellae sampai
sel-sel udara ethmoidal posterior. Sinus sphenoidal membuka ke celah
phenoethmoidal dari rongga hidung. (Merrill’s, 2016)
2.1 Patologi
Indikasi klinis pada Sinus Paranasal yang perlu diketahui antara lain (Merrill’s, 2016) :
1. Polyp Polip hidung adalah suatu bentuk infeksi pada rongga hidung yang
berbentuk benjolan lunak. Benjolan tersebut menggantung seperti anggur kupas
tanpa biji. Biasanya polip hidung berkaitan dengan penyakit seperti asma, alergi,
sensitif terhadap obat tertentu. Penderita polip hidung seringkali tidak merasakan
gejala tertentu. Polip dapat bersifat jinak atau ganas. Polip hidung biasanya diatasi
dengan cara operasi.
4
Gambar 2.3 Sinusitis
3. Sinusitis kronis atau disebut juga dengan Rino Sinusitis Kronis adalah kondisi di
mana rongga di sekitar saluran hidung (sinus) meradang dan membengkak selama
setidaknya 12 minggu, sulit untuk hilang walaupun telah dilakukan perawatan.
Kadang, kondisi ini bisa mengganggu saluran pernapasan dan menyebabkan
penumpukan lendir. Kondisi sinus kronis dapat diakibatkan oleh infeksi,
pertumbuhan pada sinus (polip hidung) atau penyimpangan septum hidung.
Kondisi ini paling umum menyerang dewasa muda dan dewasa, namun juga dapat
menyerang anak-anak.
5
2. Memasang lampu misalnya warna merah diatas pintu ruangan pemeriksaan
yang jika lampu menyala maka tidak ada yang boleh masuk ruangan unit
radiologi.
3. Arah sumber sinar-x tidak diarahkan ke luar seperti pintu, ruangan, tetapi
diarahkan ke daerah yang aman.
4. Memberikan peringatan berupa tulisan, maupun tanda-tanda akan bahaya
radiasi sinar-x.
B. Persiapan Pemeriksaan
1) Persiapan Pasien Tidak ada persiapan khusus, hanya melepas benda-benda
logam yang dapat menimbulkan artefak di daerah kepala seperti anting-
anting, jepit rambut, dan kacamata.
2) Persiapan Alat dan Bahan
a) Pesawat sinar-x
b) Marker
c) Kaset dan film ukuran 24 x 30 cm
d) Gonald shield
6
pemeriksaan atau Image Receptor (IR).
- Menempatkan hidung dan dahi pasien menempel pada bucky
stand dan mengatur agar nasion berada tepat pada pertengahan
IR.
- Mengatur orbitomeatal (OML) kepala pasien tegak lurus
dengan bidang IR. (4)Memberi arahan kepada pasien agar
tidak bergerak.
c. Central Ray (CR)
- Horizontal lurus, arah sinar masuk pada MSP dan keluar pada
nasion.
- CR berada pada pertengahan IR d) Source Image Distance
(SID) : 100 cm e)
d. Kriteria evaluasi:
a. Kolimasi tepat mencakup area sinus
b. Sinus Frontal yang terletak di atas sutura frontonasal dan sel-sel
udara mengisi rongga ethmoidal anterior yang terletak di atas os
petrosa
c. Batas lateral kepala dengan batas lateral orbita kiri dan kanan
berjarak sama, dan tidak ada rotasi
d. Os petrosa simetris pada kedua sisi
e. Os petrosa terletak di sepertiga bawah orbit
a. Posisi Pasien
7
Pasien duduk menghadap bucky dengan kedua lengan berpegangan disisi
samping bucky.
b. Posisi Objek :
8
3) Proyeksi ParietoAchantial (Waters) Open Mouth
a. Posisi pasien
Pasien duduk menghadap bucky dengan kedua lengan berpegangan disisi
samping bucky
b. Posisi objek :
- Mid Sagital Plane (MSP) lurus pada pertengahan meja pemeriksaan
atau Image Receptor (IR).
- Mengekstensikan leher pasien.
- Menempatkan dagu dan hidung menempel pada bucky stand.
Mengatur kepala sehingga OML membentuk sudut 37 derajat dari
bidang IR.
- Memberi arahan pada pasien untuk membuka mulut semaksimal
mungkin dan tidak bergerak.
c. Central Ray: Horizontal pada pertengahan IR dan keluar menuju achantion.
d. Source Image Distance (SID) : 100cm.
e. Kriteria evaluasi :
- Kolimasi tepat mencakup area sinus.
- Sinus Sphenoid tampak dengan proyeksi Open Mouth.
- Piramida petrosa yang tampak lebih rendah dari sinus maksilaris.
- Batas lateral kepala dengan batas lateral orbita kiri dan kanan
berjarak sama, dan tidak ada rotasi.
- Sinus Maxilla dan orbita tampak simetris.
- Tingkat udara yang terlihat jelas, jika ada.
9
2.4 Proteksi Radiasi.
10
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Ilustrasi Kasus
Pada tanggal 7 Agustus 2022 pasien dari poli dengan curiga mengalami klinis
sinusitis dibawa ke instalasi radiologi Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar untuk
dilakukan foto rontgen dengan permintaan Water’s metod dengan identitas pasien
sebagai berikut :
Nama : Tn X
Umur : 20 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. RM : XXXXXX
Diagnosa Klinis : Sinusitis
Pemeriksaan : Sinus paranasal proyeksi Water’s
2. Prosedur Pemeriksaan
a. Persiapan Pasien
Melepaskan benda – benda yang dapat mengganggu gambaran radiograf yang
berupa logam atau benda – benda padat lainnya di area tubuh yaitu kepala yang
akan diperiksa seperti masker dan sebagainya.
3. Persiapan Alat dan Bahan
a. Non Steril
a) Pesawat Sinar-X
11
Gambar 3.1 Pesawat Sinar-X.
Merk : Toshiba
type : DR - 1609
Nomor seri tabung : 90311
Tahun : 1985
b) Imaging Plate
12
Gambar 3.4 Apron
Merk Apron : Toshiba
4. Teknik Pemeriksaan
Proyeksi Water’s
Posisi pasien
Pasien duduk menghadap bucky dengan kedua lengan berpegangan disisi
samping bucky
Posisi objek :
- Mid Sagital Plane (MSP) lurus pada pertengahan meja pemeriksaan
atau Image Receptor (IR).
- Mengekstensikan leher pasien.
- Menempatkan dagu dan hidung menempel pada bucky stand.
Mengatur kepala sehingga OML membentuk sudut 37 derajat dari
bidang IR.
- Memberi arahan pada pasien untuk membuka mulut semaksimal
mungkin dan tidak bergerak.
Central Ray: Horizontal pada pertengahan IR dan keluar menuju achantion.
Source Image Distance (SID) : 100cm.
13
Kriteria evaluasi :
- Kolimasi tepat mencakup area sinus.
- Sinus Sphenoid tampak dengan proyeksi Open Mouth.
- Piramida petrosa yang tampak lebih rendah dari sinus maksilaris.
- Batas lateral kepala dengan batas lateral orbita kiri dan kanan
berjarak sama, dan tidak ada rotasi.
- Sinus Maxilla dan orbita tampak simetris.
- Tingkat udara yang terlihat jelas, jika ada.
Hasil bacaan
Pneumatisasi sinus frontalis kanan kiri normal
Pneumatisasi sinus ethmoidalis kanan kiri normal
Pneumatisasi sinus maxillaris kanan normal kiri tertutup perselubungan
Pneumatisasi sinus sphenoidalis kanan kiri normal
Septum nasi tampak di tengah
Cavum nasi normal Tulang-tulang yang tervisualisasi tak tampak kelainan
KESAN : Sinusitis maxillaris kiri.
B. Pembaasan
14
Menutup semua pintu ruang pemeriksaan dengan rapat pada saat akan
melakukan ekspose.
Menghindari pengulangan ekspose pada saat pemeriksaan.
Dinding dan pintu ruang pemeriksaan sudah dilengkapi dengan lapisan
timbal (Pb).
15
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pemaparan yang telah dijelaskan sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Prosedur pemeriksaan Sinus Paranasal dengan kasus sinusitis di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar menggunakan proyeksi Water’s.
2. Proyeksi Water’s merupakan salah satu proyeksi yang lebih cenderung disarankan
untuk pemeriksaan sinus paranasal dengan kasus Sinusitis jika dibandingkan dengan
proyeksi-proyeksi lainnya, karena dari segi kenyamanan pasien lebih diutamakan serta
kualitas gambar yang dihasilkan juga sudah dapat membantu untuk menegakkan
diagnosa.
3. Usaha proteksi radiasi di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Tk. II Udayana Denpasar
sudah dilakukan dengan cukup baik, yaitu sudah melakukan usaha proteksi terhadap
pasien, petugas radiasi, dan masyarakat umum (lingkungan sekitar).
B. Saran
1. Pada pemeriksaan sinus paranasal dengan sinusitis di Instalasi Radiologi RSAD Tk. II
Udayana Denpasar. Dalam melakukan pemeriksaan sebaiknya pasien diberi apron saat
pemeriksaan agar terlindungi dari radiasi hambur.
2. Pada pemeriksaan sinus paranasal dengan indikasi sinusitis di Instalasi Radiologi
RSAD Tk. II Udayana Denpasar. Dalam pengaturan posisi objek terhadap pasien harus
dimaksimalkan agar sphenoid tampak dengan jelas. Untuk meminimalisir hal tersebut
alangkah baiknnya ditambah dengan proyeksi lateral facebone agar seluruh sinus dapat
terlihat dan tidak ada data sinus yang terlewatkan.
3. Sebaiknnya pada saat pemerksaan radiografi sinus paranasal pasien dalam posisi
duduk supaya pasien lebih nyaman selama pemeriksaan berlangsung, dan pasien
dipastikan tidak terdapat benda logam di kepala yang dapat mengganggu hasil
radiograf.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alodokter.com/sinusitis
https://health.grid.id/read/352332046/jangan-abaikan-sinusitis-di-masa-pandemi-covid-
19-5-komplikasi-ini-bisa-saja-terjadi?page=all
https://www.alomedika.com/tindakan-medis/radiologi/rontgen-sinus
17