Anda di halaman 1dari 17

CONTOH DARI PENYAKIT HIPERTROFI,

HIPOTROFI, SERTA NEKROSIS


PADA TANAMAN

Disusun Oleh:
Nama : Ulfatu Rahmah
Nim : C1G021260
Prodi : Agribisnis

UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
2022/2023
PENYAKIT HIPORTROFI PADA TANAMAN
 Cluebroot Pada Kubis

Clubroot adalah penyakit jamur pada tanaman kubis dan tanaman lain dari keluarga Brassicaceae
seperti sawi, brokoli, kol, dan lobak. Berikut adalah gejala, pengendalian, dan informasi tambahan
mengenai clubroot:

Gejala:

1. Akar tanaman menjadi tebal, menggumpal, dan berbentuk seperti kubus atau bulat.
2. Akar tanaman tidak dapat menyerap nutrisi dan air dengan baik, sehingga menyebabkan
layu, klorosis, dan stunting.
3. Tanaman menjadi rapuh dan mudah tumbang akibat akar yang rusak.
4. Pada kubis, daun menjadi kecil, menggulung, dan berubah warna menjadi hijau
kekuningan.

Pengendalian:

1. Gunakan bibit yang sehat dan tahan terhadap clubroot.


2. Lakukan rotasi tanaman untuk mencegah infeksi dan meningkatkan kesuburan tanah.
3. Gunakan pupuk organik untuk meningkatkan kesuburan tanah.
4. Jangan berjalan-jalan di kebun kubis jika Anda telah berada di kebun yang terinfeksi.
5. Gunakan fungisida yang tepat dan aman jika diperlukan.

Informasi tambahan:

 Clubroot disebabkan oleh jamur Plasmodiophora brassicae.


 Jamur dapat bertahan dalam tanah selama bertahun-tahun bahkan tanpa ada tanaman inang.
 Tanah yang terlalu basa (alkali) dapat meningkatkan keparahan infeksi clubroot.
 Gejala biasanya muncul pada pertumbuhan tanaman muda, dan memburuk seiring
bertambahnya usia tanaman.
 Tanaman yang terinfeksi clubroot sulit disembuhkan, sehingga pencegahan adalah kunci
utama pengendalian penyakit ini.
 Witches Broom Pada Kopi

Witches' broom adalah penyakit virus pada tanaman kopi yang disebabkan oleh patogen Phytoplasma.
Berikut adalah gejala, pengendalian, dan informasi tambahan mengenai Witches' broom:

Gejala:

1. Pada cabang yang terinfeksi, terdapat penumpukan banyak tunas atau cabang yang kecil dan
rapat sehingga menyerupai sapu penyihir (witches' broom).
2. Tanaman kopi terinfeksi Witches' broom akan mengalami pertumbuhan yang lambat dan
produksi buah yang rendah.
3. Daun tanaman akan menjadi kecil dan kuning.

Pengendalian:

1. Pengendalian penyakit ini melibatkan tindakan pencegahan dan pengurangan populasi


serangga penular.
2. Serangga yang berperan sebagai vektor penyakit harus dikendalikan. Serangga yang umum
sebagai vektor penyakit ini adalah kutu daun, jangkrik, dan walang sangit.
3. Lakukan sanitasi dan kebersihan pada kebun kopi.
4. Pemotongan cabang yang terinfeksi juga dapat membantu dalam pengendalian penyakit.

Informasi tambahan:

 Witches' broom umumnya muncul di daerah tropis dan subtropis.


 Penyebaran penyakit ini biasanya melalui serangga vektor yang memakan daun atau sari pati
dari tanaman yang terinfeksi dan menularkan patogen ke tanaman lainnya.
 Tanaman kopi yang terinfeksi sebaiknya segera dikeluarkan dan dibakar agar penyakit tidak
menyebar ke tanaman lain di sekitarnya.
 Pemupukan yang baik dan penanaman varietas kopi yang tahan terhadap penyakit dapat
membantu dalam pencegahan penyakit ini.
 Crown Gall Pada Anggur

Crown gall adalah penyakit bakteri pada tanaman anggur yang disebabkan oleh patogen
Agrobacterium tumefaciens. Berikut adalah gejala, pengendalian, dan informasi tambahan mengenai
Crown gall:

Gejala:

1. Pada batang dan akar tanaman anggur terdapat tonjolan atau gumpalan berbentuk seperti
tumor atau bengkak.
2. Daerah yang terinfeksi akan berubah warna menjadi coklat atau hitam.
3. Tanaman anggur yang terinfeksi akan mengalami penurunan pertumbuhan dan produktivitas.

Pengendalian:

1. Pengendalian penyakit ini meliputi tindakan pencegahan dan pengurangan populasi bakteri
penyebab penyakit.
2. Pastikan bibit yang ditanam bebas dari patogen.
3. Lakukan sanitasi pada alat-alat yang digunakan untuk memangkas atau memotong tanaman
agar tidak menyebar patogen.
4. Lakukan rotasi tanaman dan pergiliran tanaman untuk mencegah penyebaran penyakit.
5. Jangan membuang sisa tanaman yang terinfeksi di kebun.

Informasi tambahan:

 Bakteri penyebab penyakit dapat hidup dalam tanah selama bertahun-tahun dan dapat
menyebar melalui tanaman yang terinfeksi dan serangga penghisap.
 Gejala penyakit biasanya muncul pada pertumbuhan tanaman muda, namun dapat muncul
pada tanaman yang lebih tua.
 Tanaman anggur yang terinfeksi Crown gall sulit disembuhkan, sehingga pencegahan adalah
kunci utama pengendalian penyakit ini.
 Pemupukan dan perawatan yang baik dapat membantu tanaman anggur menjadi lebih tahan
terhadap penyakit ini.
PENYAKIT HIPORTROFI PADA TANAMAN
 Kerdil Kuning Pada Kentang

Kerdil kuning pada kentang adalah penyakit virus yang menyebabkan hipotrofi atau pertumbuhan
yang terhambat pada tanaman kentang. Berikut adalah gejala, pengendalian, dan informasi tambahan
mengenai Kerdil kuning pada kentang:

Gejala:

1. Daun tanaman kentang menjadi kecil, mengerut, dan menguning.


2. Batang tanaman menjadi pendek dan kerdil.
3. Ukuran umbi kentang menjadi kecil dan jumlah umbi yang dihasilkan menjadi berkurang.
4. Gejala penyakit mulai muncul pada tanaman kentang muda, namun dapat juga muncul pada
tanaman dewasa.

Pengendalian:

1. Pengendalian penyakit ini meliputi tindakan pencegahan dan pengurangan populasi serangga
vektor yang dapat menyebar virus.
2. Pastikan bibit yang ditanam bebas dari virus.
3. Gunakan varietas kentang yang tahan terhadap penyakit.
4. Lakukan pengendalian serangga vektor seperti kutu daun.
5. Jangan menanam kentang di area yang sudah terinfeksi penyakit.

Informasi tambahan:

 Virus penyebab Kerdil kuning pada kentang dapat menyebar melalui serangga seperti kutu
daun.
 Tanaman yang terinfeksi Kerdil kuning pada kentang sulit disembuhkan, sehingga pencegahan
adalah kunci utama pengendalian penyakit ini.
 Pemupukan dan perawatan yang baik dapat membantu tanaman kentang menjadi lebih tahan
terhadap penyakit ini.
 Penyakit ini dapat menyebar melalui umbi kentang yang terinfeksi, sehingga penting untuk
memeriksa bibit sebelum ditanam dan membuang umbi yang terinfeksi untuk mencegah
penyebaran penyakit ke tanaman lain.
 Hipotrofi Pada Tomat

Hipotrofi pada tomat adalah kondisi di mana tanaman tomat mengalami pertumbuhan yang terhambat
atau kurang optimal. Berikut adalah gejala, pengendalian, dan informasi tambahan mengenai hipotrofi
pada tomat:

Gejala:

1. Pertumbuhan tanaman tomat yang lambat dan tidak sehat.


2. Ukuran daun yang kecil dan kaku.
3. Jarak antar cabang atau ruas pada batang tomat yang lebih pendek dari biasanya.
4. Bunga dan buah yang kecil, kurang berkualitas, atau tidak tumbuh sama sekali.
5. Gejala penyakit mulai muncul pada awal pertumbuhan tanaman tomat.

Pengendalian:

1. Menggunakan benih yang berkualitas dan bebas dari penyakit.


2. Membuat kondisi tumbuh yang ideal bagi tanaman tomat, seperti menyediakan nutrisi yang
cukup dan menjaga kelembapan tanah yang optimal.
3. Menghindari pemupukan yang berlebihan atau terlalu sedikit.
4. Memeriksa keberadaan serangga pengganggu seperti thrips atau kutu putih yang dapat
menyebabkan hipotrofi pada tomat.
5. Jangan menanam tanaman tomat terlalu rapat agar tanaman dapat tumbuh dengan optimal.

Informasi tambahan:

 Hipotrofi pada tomat dapat disebabkan oleh banyak faktor, termasuk masalah nutrisi,
gangguan lingkungan, atau serangan serangga pengganggu.
 Penting untuk memahami penyebab hipotrofi pada tomat untuk dapat mengambil tindakan
pengendalian yang tepat.
 Pemeliharaan yang baik dan perawatan yang teratur dapat membantu mencegah hipotrofi pada
tomat.
 Penggunaan pupuk yang tepat dan pemberian nutrisi yang cukup juga penting untuk
memastikan pertumbuhan optimal tanaman tomat.
 Hypoestesia Pada Jeruk

Hypoestesia pada jeruk adalah kondisi di mana pertumbuhan jeruk terhambat atau kurang optimal.
Berikut adalah gejala, pengendalian, dan informasi tambahan mengenai hypoestesia pada jeruk:

Gejala:

1. Pertumbuhan jeruk yang lambat dan tidak sehat.


2. Ukuran daun yang kecil dan kaku.
3. Bunga dan buah yang kecil dan kurang berkualitas.
4. Kulit buah yang lebih tipis dan mudah pecah.
5. Gejala penyakit dapat muncul pada awal pertumbuhan tanaman jeruk.

Pengendalian:

1. Menggunakan benih yang berkualitas dan bebas dari penyakit.


2. Memastikan tanah memiliki drainase yang baik untuk mencegah akumulasi air berlebihan.
3. Menyediakan nutrisi yang cukup bagi tanaman jeruk dengan memberikan pupuk yang sesuai.
4. Memastikan tanaman jeruk tidak terlalu terpapar sinar matahari langsung yang dapat merusak
daun dan kulit buah.
5. Menghindari serangan hama dan penyakit pada tanaman jeruk dengan melakukan
pengendalian secara teratur.

Informasi tambahan:

 Hypoestesia pada jeruk dapat disebabkan oleh masalah nutrisi, gangguan lingkungan, atau
serangan hama dan penyakit.
 Penggunaan pupuk yang tepat dan memberikan nutrisi yang cukup penting untuk memastikan
pertumbuhan optimal tanaman jeruk.
 Pemeliharaan yang baik dan perawatan yang teratur dapat membantu mencegah hypoestesia
pada jeruk.
 Penting untuk memahami penyebab hypoestesia pada jeruk untuk dapat mengambil tindakan
pengendalian yang tepat.
PENYAKIT NEKROSIS PADA TANAMAN

 Blackleg Pada Kentang


Blackleg pada kentang disebabkan oleh bakteri Erwinia carotovora subsp. atroseptica yang
menyebabkan nekrosis pada batang dan umbi kentang. Gejala awal blackleg meliputi warna abu-abu
pada daun bawah, diikuti oleh nekrosis pada batang dan umbi. Batang dan umbi akan membusuk,
berwarna hitam atau coklat keabuan, dan berbau busuk. Terkadang ada cairan berbau busuk yang
mengeluarkan dari batang yang terinfeksi.

Blackleg pada kentang dapat menyebar melalui bibit kentang yang terinfeksi, tanah yang
terkontaminasi, atau peralatan yang terkontaminasi. Bakteri ini dapat menyerang tanaman di semua
tahap pertumbuhan, tetapi biasanya terjadi pada akhir musim tanam dan selama penyimpanan umbi.

Pengendalian blackleg pada kentang dapat dilakukan dengan membuang tanaman yang terinfeksi
dan menerapkan rotasi tanaman yang efektif untuk mengurangi risiko infeksi pada tanaman kentang
berikutnya. Selain itu, memilih bibit kentang yang sehat dan bebas dari infeksi blackleg dapat
membantu mencegah penyebaran penyakit. Penting juga untuk memastikan bahwa tanah dan
peralatan yang digunakan bersih dan bebas dari bakteri penyebab penyakit.
 Verticillium Wilt Pada Tomat
Verticillium wilt pada tomat disebabkan oleh jamur Verticillium dahliae dan biasanya mempengaruhi
tanaman tomat pada fase pertumbuhan dan produksi. Gejala pertama dari penyakit ini biasanya
muncul pada cabang yang lebih tua, di mana daun menguning dan mati, dan kemudian membusuk.
Kemudian, cabang atau keseluruhan tanaman bisa layu dan mati, terutama pada musim panas ketika
suhu meningkat. Jika batang dipotong, dapat dilihat bercak coklat pada jaringan.

Verticillium wilt menyebar melalui tanah yang terkontaminasi dengan spora jamur, dan seringkali
tanaman yang terserang akan mati.

Pengendalian Verticillium wilt pada tomat dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Memilih bibit tomat yang tahan atau resisten terhadap Verticillium wilt
2. Menanam tomat di daerah yang tidak terkontaminasi oleh jamur Verticillium, atau
mempergunakan perlakuan tanah atau pengendalian hayati untuk mengurangi jumlah spora di
tanah.
3. Menjaga kelembaban tanah yang cukup tetapi tidak terlalu lembab, karena Verticillium
berkembang lebih baik pada tanah yang lembab.
4. Menghilangkan atau memusnahkan tanaman yang terinfeksi segera setelah terlihat gejalanya,
untuk mencegah penyebaran spora ke tanaman sehat.
 Citrus Cancer Pada Jeruk
Citrus cancer adalah penyakit pada jeruk yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv.
citri. Penyakit ini menyebar melalui air hujan, embun, serangga penghisap, dan perkakas yang
terkontaminasi. Citrus cancer umumnya muncul pada musim hujan dan iklim yang lembab.

Gejala citrus cancer pada jeruk dapat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan
varietas jeruk yang terinfeksi. Beberapa gejala umum dari citrus cancer pada jeruk adalah sebagai
berikut:

1. Munculnya lesi kecil berwarna hijau kekuningan di daun, buah, dan ranting.
2. Lesi bertumbuh dan berubah menjadi bintik-bintik berair berwarna krem, yang pada akhirnya
menjadi coklat keabu-abuan.
3. Pada buah yang parah terinfeksi, lesi akan tumbuh hingga menutupi seluruh permukaan buah
dan membuatnya tidak layak untuk dikonsumsi.

Pengendalian citrus cancer pada jeruk dapat dilakukan dengan cara berikut:

1. Pemangkasan daun dan cabang yang terinfeksi, kemudian membakar atau membuangnya dari
kebun.
2. Menjaga kebersihan kebun, termasuk menyapu daun yang jatuh, dan membuang buah yang
terinfeksi dari kebun.
3. Menerapkan perlakuan kimia dengan menggunakan fungisida atau bakterisida yang terdaftar
dan disetujui oleh otoritas yang berwenang.
4. Menanam jeruk di tempat yang terbuka dan terkena sinar matahari langsung untuk mencegah
kelembaban yang berlebihan.

Pencegahan merupakan langkah terbaik dalam mengendalikan citrus cancer pada jeruk. Langkah
pencegahan meliputi:

 Memperoleh benih atau bibit dari sumber yang terpercaya dan bebas dari penyakit citrus
cancer.
 Menjaga kebersihan kebun dengan menyapu daun dan membuang buah yang jatuh.
 Melakukan rotasi tanaman dan menghindari menanam jeruk pada lokasi yang sebelumnya
terinfeksi penyakit ini.

Anda mungkin juga menyukai