Makalah Kewarganegaraan Kel 1
Makalah Kewarganegaraan Kel 1
Makalah ini kami sajikan dengan tujuan untuk memaparkan materi mengenai
“Identitas Nasional Dan Hak Serta Kewajiban WNI” secara singkat dan sederhana
sehingga nantinya dapat memudahkan bagi para pembaca makalah ini untuk
mengetahui dan memahami isi kajiannya khususnya tentang topik yang dibahas.
Terima kasih kami sampaikan kepada Dosen pengampu kami yaitu Bapak
Randes Rahdian Aziz,M.Pd atas bimbingannya serta arahannya dalam
tersusunnya makalah ini. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah ikut
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari akan segala
kekurangan yang melekat pada diri penulis diharapkan untuk kritik dan sarannya
demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat, Amin.
Penyusun Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Identitas Nasional.........................................................................................3
B. Hak Serta Kewajiban Warga Negara Indonesia.........................................13
A. Kesimpulan................................................................................................23
B. Saran ..........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu negara tentunya memiliki sebuah identitas yang digunakan
untuk membedakan antara identitas suatu negara dengan identitas negara
lainnya. Identitas merupakan jati diri yang telah melekat pada suatu negara
yang kemudian dapat membentuk suatu ciri khas dari suatu negara
tersebut. Identitas yang terdapat disebuah negara dinamakan dengan
Identitas Nasional. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional suatu
bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih
populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa. Tujuan mengenai
pembentukan sebuah identitas nasional dari suatu negara maupun bangsa.
Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki tujuan dari terbentuknya
sebuah identitas nasional yaitu bertujuan untuk mempertahankan kesatuan
negara, pembeda dari negara lain.
Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki
identitas nasional yang melekat melalui nilai-nilai budaya di berbagai
daerah Indonesia. Indonesia memiliki berbagai macam ra s, suku, budaya,
dan agama dari berbagai macam perbedaan tersebut yang menjadikan
sebuah satu kesatuan yang utuh dalam negara yang menjadikan sebuah
identitas nasional. Dari ciri khas tersebutlah Indonesia mudah dikenali
oleh negara-negara lainnya.
Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita
mengerti dan memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung
dalam Identitas Nasional. Identitas Nasional merupakan pengertian dari
jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu pembentukan Identitas
Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati bersama.
Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha
memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa
dan Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang
Hukum.
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama
lain, sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak
merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam
kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara
guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan
kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara seimbang
1
dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan yang akan
menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu
baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil beberapa
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Identitas Nasional?
2. Apa yang dimaksud Hak dan Kewajiban WNI?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka
tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui definisi Identitas Nasional
2) Untuk mengetahui definisi Hak dan Kewajiban WNI
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Identitas Nasional
1. Pengertian Identitas Nasional
Identitas berasal dari kata dalam bahasa Inggris identity yang memiliki
pengertian ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan sesuatu yang lain
(Hadi, 1998).
Identitas adalah suatu sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri sendiri, golongan, kelompok, komunitas, atau negara
sendiri. Identitas tidak terbatas pada individu tetapi berlaku pula pada
suatu kelompok (Siswomiharjo, 1996).
Menurut Stuart dan Sundeen (1991), identitas merupakan kesadaran
akan diri bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan
sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai satu kesatuan yang utuh.
menurut Rawlins (1993) identitas diri merupakan komponen dari
konsep diri yang memungkinkan individu memelihara pendirian
konsisten dan acapkali memungkinkan seseorang menempati posisi
yang stabil di lingkungannya.
Jadi identitas merupakan jati diri, cita-cita atau tanda-tanda,
penanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu, sehingga mampu
membedakannya dengan yang lain.
Sedangkan nasional atau Nasionalisme memiliki arti suatu
paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus
diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas nasional adalah
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa
yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas
nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol
kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional
yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal
Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar)
negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
3
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir
dengan makna baru agar tetap relevan dan fungsional bagi kondisi
yang berkembang dalam masyarakat pada masanya (Suseno, 2009).1
4
budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai
kepribadian bangsa.
Jadi identitas nasional adalah jati diri yang merupakan ciri-ciri atau
karakterisik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya. Dalam konteks
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebih
dekat dengan istilah jati diri, yakni ciri-ciri atau karakteristik, perasaan
atau keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain di dunia.
5
Tionghoa, dan masih banyak lagi. Keberadaan kelompok-kelompok
etnis ini tidak dapat diabaikan hanya karena telah bertekad untuk
menjadi bangsa Indonesia. Keragaman suku bangsa/etnis ini adalah
kekayaan sumber daya manusia Indonesia yang dapat menjadi salah
satu modal dasar pembangunan nasional. Golongan sosial yang ada
sejak lahir, yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin.
6
nasional. Sungguh beruntung bangsa Indonesia memiliki bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi dan sebagai bahasa persatuan. Bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu dan telah sejak lama menjadi
bahasa linguafranca bagi suku-suku bangsa di Indonesia. Dengan
peristiwa sumpah pemuda pada tahun 1928, maka resmilah bahasa
melayu menjadi bahasa Indonesia dan menjadi salah satu media
pemersatu bagi tumbuh dan berkembangnya bangsa Indonesia,
bahasa sebagai sistem perlambangan secara arbriter dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana
interaksi.2
Faktor objektif
Faktor objektif sendiri meliputi faktor geografis, dan
demografis, kondisi geografis ekologis yang membentuk
Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan
terletak di persimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia
di Asia Tenggara, ikut memengaruhi per kembangan kehidupan
demografis, ekonomis, osial dan cultural bangsa.
Faktor subjektif
Faktor subjektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini
memengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indo
nesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor
yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai
faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat,
bangsa dan Negara bangsa beserta identitas bangsa di
Indonesia.
2
Nengah Suastika dan Sukadi. Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: ANDI,
2017). 20-27
7
jati diri bangsa Indonesia. Identitas Indonesia menjadikan bangsa
Indonesia sebagai pemersatu dan simbol kehormatan negara. Selain itu
identitas Nasional menjadikan negara Indonesia yang bermartabat
diantara negara-negara lain yang memiliki beragam kebudayaan,
agama dan memiliki jiwa toleransi maupun solidaritas tinggi.
b) Bahasa Nasional
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan hasil
kesepakatan para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa melayu
yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca),
setelah itu diangkat dan diikrarkan srbagai bahasa persatuan pada
kongkres Pemuda II tanggal 28 oktober 1928. Bangsa Indonesia
merupakan bahasa nasional sekaligus jati diri dan Identitas
nasional Indonesia.
8
c) Lambang Negara
Negara Indonesia mempunyai lambang negara, yaitu Garuda
Pancasila dengan semboyannya Bhinneka Tunggal Ika, artinya
berbeda-beda tetap satu. Lambang negara Indonesia berbentuk
burung Garuda, yang kepalanya menoleh kesebelah kanan (dari
sudut pandang Garuda). Lambang negara Burung Garuda dirancang
oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, lalu disempurnakan oleh
Presiden Soekarno. Diresmikan pemakaian sebagai lambang negara
pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat
tanggal 11 Februari 1950. Dalam mitologi kuno, Garuda digunakan
sebagai kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang rajawali.
Secara filosofis menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa
yang besar dan negara yang kuat. Warna keemasan pada burung
Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan. Paru, sayap, ekor
dan cakar melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan.
Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi
kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, dengan rincian:
17 helai bulu pada masing-masing sayap
8 helai bulu pada ekor
19 helai bulu di bawah prisasi atau pada pangkal ekor
45 helai bulu di leher.
Pada burung Garuda Pancasila terdapat Perisai merupakan tameng
yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban
Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan,
pertahanan dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
Dalam prisai terdapat lima ruang sebagai manifestasi dari dasar
negara Pancasila, yaitu terdiri dari bintang, rantai, beringin, kepala
banteng dan padikapas, merupakan uraian dari lima sila dalam
Pancasila.
d) Falsafah Negara
Indonesia mempunyai falsafah negara yaitu Pancasila. Falsafah
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Ketetapan MPR No. II/MPR/1979 menyatakan bahwa Pancasila
merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa serta
sebagai dasar negara Indonesia. Kepribadian bangsa Indonesia
merupakan ciri-ciri atau identitas khas bangsa Indonesia, yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain.
Adapun makna yang terkandumg dalam simbol-simbol Pancasila
9
1. Bintang yang memiliki lima sudut melambangkan sila
pertama pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Bintang melambangkan sebuah cahaya, seperti cahaya yang
dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia.
2. Rantai melambangkan sila kedua Pancasila yaitu
kemanusian yang adil dan beradab. Rantai tersebut terdiri
atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran
yang saling berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai
segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang
lingkaran melambaikan perempuan mata rantai yang saling
berkaitpun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki
dan perempuan, menumbuhkan satu sama lain dan perlu
bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
3. Pohon beringin melambangkan sila ketiga, yaitu persatuan
Indonesia. Pohon beringin melambaikan pohon besar yang
bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh
dibawahnya. Hal ini mewakili keragaman suku bangsa yang
menyatu di Indonesia.
4. Kepala banteng melambangkan sila keempat pancasila,
yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan. Kepala banteng
melambangkan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti
halnya musyawarah dimana orang-orang harus berkumpul
untuk mendiskusikan sesuatu.
5. Padi dan kapas melambangkan sila kelima pancasila yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Padi dan
kapas dapat mewakili sila kelima, karena padin dan kapas
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan
dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai
kemakmuran.
10
f) Hukum atau Konstitusi Negara
Negara indonesia adalah negara hukum, demikian bunyi pasal 1
Ayat 3 UUD 1945 setelah diamandemen ketiga disahkan 10
November 2001. Penegasan ketentuan konstitusi ini bermakna,
bahwa segala aspek kehidupan dalam kemasyarakatan, kenegaraan
dan pemerintahan harus senantiasa berdasarkan hukum.3
Secara historis, Indonesia pernah mengalami beberapa kali
perubahan konstitusi. Bila diurut sejak kemerdekaan, maka
konstitusi sudah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu:
a. UUD 1945, 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949
b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS), 27 Desember
1949 – 17 Agustus 1950.
c. Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) Republik
Indonesia 1950, 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959.
d. Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahan (amandemen)
I, 19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000.
e. Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahan (amandemen)
II, 18 Agustus 2000 – 9 Nopember 2001.
f. Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahan (amandemen)
III, 9 Nopember 2001 – 10 Agustus 2002.
g. Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahan (amandemen)
IV, 10 Agustus 2002.
g) Semboyan Negara
Negara Indonesia memiliki semboyan atau moto yang sangat khas,
yaitu Bhinneka Tunggal Ika, artinya berbeda-beda atau beraneka
ragam, tetapi tetap satu. Tulisan Bhinneka Tunggal Ika, bersasal
dari bahasa Jawa Kuno merupakan kutipan dari Kakawin
Sutasoma, karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit
abad ke-14 (Santoso dan Soewito Sutasmoa. 1975 : 578).
Semboyan bangsa Indonesia ini tertulis pada lambang negara
Indonesia, yaitu pada pita yang dicengkram oleh kaki burung
Garuda Pancasila.
h) Bentuk Negara
Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik. Lazim disebut sebagai Negara Kesatuan
3
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018). 33-38.
11
Republik Indonesia (NKRI). Sifat negara kesatuan adalah tunggal,
biasanya terdiri dari beberapa gugusan pulau besar dan pulau kecil,
disebut juga archipelago. Gugusan pulau-pulau tersebut
dihubungkan oleh perairan (laut) sebagai pemersatu, laut bukan
pemisah wilayah pulau satu dengan pulau lain sebagaimana
ordenatie 1939. Di dalam wilayahnya tidak ada negara bagian
dan/atau negara-negara kecil (negara dalam negara) yang memiliki
kedaulatan tersendiri.4
4
Syamsu Ridhuan, Identitas Nasinonal, (Jakarta, Universitas Esa Unggul, 2019). 12-20
12
Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah
penjajahan bangsa asing lebih kurang selama 350 tahun.
Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri
dari belenggu penjajahan.
Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang
membentang dari Sabang sampai Merauke.
Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan
keadilan suatu bangsa.
13
negara hanya merupakan kewajiban warga negara Indonesia saja,
sementara warga negara asing tidak dikenakan kewajiban tersebut.
Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga
negara guna melakukan sesuatu sesuai peraturan perundang-undangan.
Dengan kata lain hak warga negara merupakan suatu keistimewaan yan
menghendaki agar warga negara diperlakukan sesuai keistimewaan
tersebut. Sedangkan Kewajiban warga Negara adalah suatu keharusan
yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara dalam kehidupan
bermasyarkat berbangsa dan bernegara.
Kewajiban warga negara dapat pula diartikan sebagai suatu sikap atau
tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang warga Negara sesuai
keistimewaan yang ada pada warga lainnya. Erat kaitannya dengan kedua
istilah ini ada beberapa istilah lain yang memerlukan penjelasan yaitu:
tanggung jawab dan peranwarga negara. Tanggunjawab warga negara
merupakan suatu kondisi yang mewajibkan seorang warga negara untuk
melakukan tugas tertentu. Tanggung jawab itu timbul akibat telah
menerima suatu wewenang. Sementara yang dimaksud dengan peran
warga negara adalah aspek dinamis dari kedudukan warga negara. Apabila
seorang warga negara melaksanakan hak dan kewajiban sesuai
kedudukannya maka warga tersebut menjalankan suatu peranan. Istilah
peranan itu lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan
sebagai suatu proses.
14
Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.
Dari pengertian di atas tersirat suatu makna bahwa hak dan kewajiban
warga negara itu timbul atau bersumber dari negara. Maksudnya negaralah
yang memberikan ataupun membebankan hak dan kewajiban itu kepada
warganya. Pemberian/pembebanan dimaksud dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan sehingga warga negara maupun penyelenggara
negara memiliki peranan yang jelas dalam pengaplikasian dan penegakkan
hak serta kewajiban tersebut.5
5
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,1990). 269
15
Negara Republik Indonesia menganut asas bahwa setiap warga negara
mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan.
Ini adalah konsekuensi dari prinsip kedaulatan rakyat yang bersifat
kerakyatan. Pasal 27 Ayat (1) menyatakan bahwa “Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya “.
Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban dan
tidak adanya diskriminasi di antara warga negara mengenai kedua hal ini.
Pasal 27 Ayat (1) ini merupakan jaminan hak warga negara atas
kedudukan yang sama dalam hukum dan juga merupakan kewajiban warga
negara untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.
Pasal 27 Ayat (2) menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “. Pasal ini
memancarkan asas keadilan sosial dan kerakyatan yang merupakan hak
warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Berbagai
peraturan perundang-undangan yang mengatur hal ini misalnya terdapat
dalam Undang-Undang Agraria, Perkoperasian, Penanaman Modal, Sistem
Pendidikan Nasional, Tenaga Kerja, Perbankan, dan sebagainya yang
bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja agar warga negara
memperoleh penghidupan yang layak.
16
menyatakan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaan itu “. Hal ini merupakan hak warga negara atas kemerdekaan
beragama dan berkepercayaan di Indonesia. Dalam konteks kehidupan
bangsa Indonesia, kebebasan beragama ini tidak diartikan bebas tidak
beragama, tetapi bebas untuk memeluk satu agama sesuai dengan
keyakinan masing-masing, serta bukan berarti pula bebas untuk
mencampuradukkan ajaran agama.
17
budayanya “. Hal ini merupakan penegasan atas jaminan hak warga negara
untuk mengembangkan nilai-nilai budayanya. Kemudian dalam Pasal 32
Ayat (2) disebutkan “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah
sebagai kekayaan budaya nasional “. Ketentuan ini merupakan jaminan
atas hak warga negara untuk mengembangkan dan menggunakan bahasa
daerah sebagai bahasa pergaulan.
18
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.
19
Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan
di sini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga
bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat dalam masyarakat. Salah satu
contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan. Para pengusaha yang
tidak memedulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak warga negara.
Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya
pelanggaran hak dan kewajiban warga negara.
Penyalahgunaan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi dapat
juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya
kejahatan. Kita tentunya pernah mendengar terjadinya kasus penculikan
yang berawal dari pertemanan dalam situs jejaring sosial di internet. Kasus
tersebut menjadi bukti, apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan
untuk hal-hal yang sesuai aturan, tentu saja akan menjadi penyebab
timbulnya pelanggaran hak warga negara. Selain itu juga, kemajuan
teknologi dalam bidang produksi ternyata dapat menimbulkan dampak
negatif, misalnya munculnya pencemaran lingkungan yang dapat
mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia.
20
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dapat
diminimalisir atau bahkan dihilangkan.
21
Selain itu kepolisian juga menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan
pelanggaran peraturan lalu lintas.
Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus
yang berkaitan dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar
dan sebagainya.
Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasus-
kasus korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara.
Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
Membangun Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Terjadinya
Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara
Upaya pencegahan dan penanganan pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara yang dilakukan oleh pemerintah
tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sikap dan perilaku warga
negaranya, yang mencerminkan penegakan hak dan kewajiban warga
negara. Sebagai warga negara dari bangsa dan negara yang beradab sudah
sepantasnya sikap dan perilaku kita mencerminkan sosok manusia beradab
yang selalu menghormati keberadaan orang lain secara keseluruhan. Sikap
tersebut dapat ditampilkan dalam perilaku di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.6
6
Suryadi Karim, dan Idrus Affandi, Hak Asasi Manusia (HAM),(Jakarta : Universitas
Terbuka,2008).12-15
22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Oleh karena itu, sebagai wujud penghargaan kita pada pahlawan
bangsa yang telah mengorbankan jiwa dan raga mereka, maka kita harus
merasa bangga pada apa yang telah ditinggalkan oleh mereka, yaitu
Identitas Nasional. Serta dalam pelaksanaan Hak dan kewajiban warga
negara Indonesia haruslah seimbang agar tidak terjadinya penyimpangan.
Demikian makalah yang dapat kami uraikan. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik allah dan kekurangan bagian
dari kita. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membina kami untuk memperbaiki makalah berikutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita.
23
DAFTAR PUSTAKA
Karim, S., & Affandi, I. (2008). Hak Asasi Manusia. Jakarta: Universitas terbuka.
24