Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

IDENTITAS NASIONAL DAN HAK SERTA KEWAJIBAN WNI


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kewarganegaraan”
Dosen Pengampu:
Randes Rahdian Aziz, M. Pd

Disusun oleh Kelompok 1:

1. Aida Rahma Abadiah 2201032002


2. Aulia Wahyu Nurfadila 2201032004
3. Junia Dwi Mawarni 2201032011
4. Nabila Enjelia Puspitasari 2201031019
5. Sandi Irawan 2201030056
6. Shobrina Azzahro 2201031026
7. Teddy Irmansyah 2201030062
8. Wulandari 2201032027
9. Yeni Agus Purwanti 2201032028

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN) METRO TA. 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur kita panjatkan


kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam karena berkat rahmat dan ridho-Nya
kami dapat mengerjakan maklah kami ini di mata kuliah Pancasila dengan lancar.
Sholawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW juga kepada keluarga, sahabat dan para pengikutnya semoga
kelak di akhirat mendapatkan syafaatnya di yaumul kiamah nanti.

Makalah ini kami sajikan dengan tujuan untuk memaparkan materi mengenai
“Identitas Nasional Dan Hak Serta Kewajiban WNI” secara singkat dan sederhana
sehingga nantinya dapat memudahkan bagi para pembaca makalah ini untuk
mengetahui dan memahami isi kajiannya khususnya tentang topik yang dibahas.

Terima kasih kami sampaikan kepada Dosen pengampu kami yaitu Bapak
Randes Rahdian Aziz,M.Pd atas bimbingannya serta arahannya dalam
tersusunnya makalah ini. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah ikut
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari akan segala
kekurangan yang melekat pada diri penulis diharapkan untuk kritik dan sarannya
demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata mudah-mudahan
makalah ini dapat bermanfaat, Amin.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Metro, 15 Maret 2023

Penyusun Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Identitas Nasional.........................................................................................3
B. Hak Serta Kewajiban Warga Negara Indonesia.........................................13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................23
B. Saran ..........................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu negara tentunya memiliki sebuah identitas yang digunakan
untuk membedakan antara identitas suatu negara dengan identitas negara
lainnya. Identitas merupakan jati diri yang telah melekat pada suatu negara
yang kemudian dapat membentuk suatu ciri khas dari suatu negara
tersebut. Identitas yang terdapat disebuah negara dinamakan dengan
Identitas Nasional. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional suatu
bangsa tidak dapat di pisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih
populer disebut dengan kepribadian suatu bangsa. Tujuan mengenai
pembentukan sebuah identitas nasional dari suatu negara maupun bangsa.
Negara Kesatuan Republik Indonesia memiliki tujuan dari terbentuknya
sebuah identitas nasional yaitu bertujuan untuk mempertahankan kesatuan
negara, pembeda dari negara lain.
Indonesia juga merupakan salah satu negara yang memiliki
identitas nasional yang melekat melalui nilai-nilai budaya di berbagai
daerah Indonesia. Indonesia memiliki berbagai macam ra s, suku, budaya,
dan agama dari berbagai macam perbedaan tersebut yang menjadikan
sebuah satu kesatuan yang utuh dalam negara yang menjadikan sebuah
identitas nasional. Dari ciri khas tersebutlah Indonesia mudah dikenali
oleh negara-negara lainnya.
Hakikatnya, sebagai warga Negara yang baik seharusnya kita
mengerti dan memahami arti serta tujuan dan apa saja yang terkandung
dalam Identitas Nasional. Identitas Nasional merupakan pengertian dari
jati diri suatu Bangsa dan Negara, Selain itu pembentukan Identitas
Nasional sendiri telah menjadi ketentuan yang telah di sepakati bersama.
Menjunjung tinggi dan mempertahankan apa yang telah ada dan berusaha
memperbaiki segala kesalahan dan kekeliruan di dalam diri suatu Bangsa
dan Negara sudah tidak perlu di tanyakan lagi, Terutama di dalam bidang
Hukum.
Hak dan kewajiban merupakan suatu hal yang terikat satu sama
lain, sehingga dalam praktik harus dijalankan dengan seimbang. Hak
merupakan segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh
individu sebagai anggota warga negara sejak masih berada dalam
kandungan, sedangkan kewajiban merupakan suatu keharusan / kewajiban
bagi individu dalam melaksanakan peran sebagai anggota warga negara
guna mendapat pengakuan akan hak yang sesuai dengan pelaksanaan
kewajiban tersebut. Jika hak dan kewajiban tidak berjalan secara seimbang

1
dalam praktik kehidupan, maka akan terjadi suatu ketimpangan yang akan
menimbulkan gejolak masyarakat dalam pelaksanaan kehidupan individu
baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat diambil beberapa
rumusan masalah dalam makalah ini yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud Identitas Nasional?
2. Apa yang dimaksud Hak dan Kewajiban WNI?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka
tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui definisi Identitas Nasional
2) Untuk mengetahui definisi Hak dan Kewajiban WNI

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Identitas Nasional
1. Pengertian Identitas Nasional
 Identitas berasal dari kata dalam bahasa Inggris identity yang memiliki
pengertian ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat pada
seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan sesuatu yang lain
(Hadi, 1998).
 Identitas adalah suatu sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan
kesadaran diri sendiri, golongan, kelompok, komunitas, atau negara
sendiri. Identitas tidak terbatas pada individu tetapi berlaku pula pada
suatu kelompok (Siswomiharjo, 1996).
 Menurut Stuart dan Sundeen (1991), identitas merupakan kesadaran
akan diri bersumber dari observasi dan penilaian, yang merupakan
sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai satu kesatuan yang utuh.
 menurut Rawlins (1993) identitas diri merupakan komponen dari
konsep diri yang memungkinkan individu memelihara pendirian
konsisten dan acapkali memungkinkan seseorang menempati posisi
yang stabil di lingkungannya.
Jadi identitas merupakan jati diri, cita-cita atau tanda-tanda,
penanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu, sehingga mampu
membedakannya dengan yang lain.
Sedangkan nasional atau Nasionalisme memiliki arti suatu
paham, yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi individu harus
diserahkan kepada Negara kebangsaan. Identitas nasional adalah
kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa
yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya. Identitas
nasional dalam konteks negara tercermin dalam simbol-simbol
kenegaraan seperti: Pancasila, Bendera Merah Putih, Bahasa Nasional
yaitu Bahasa Indonesia, Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal
Ika, Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila, Konstitusi (Hukum Dasar)
negara yaitu UUD 1945 serta Bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat.

Menurut Para ahli :


 Menurut Suseno (2009) hakikat identitas nasional adalah Pancasila
yang aktualisasinya tercemin dalam penataan kehidupan. Nilai-nilai
budaya yang tercermin di dalam identitas nasional tersebut terbuka.

3
Identitas nasional merupakan sesuatu yang terbuka untuk ditafsir
dengan makna baru agar tetap relevan dan fungsional bagi kondisi
yang berkembang dalam masyarakat pada masanya (Suseno, 2009).1

 Menurut Prayitno (2000), Identitas nasional merupakan pandangan


hidup, kepribadian bangsa, dan ideologi negara Indonesia (Prayitno,
2000) sehingga negara mempunyai kedudukan paling tinggi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai identitas
nasional harus dijunjung tinggi oleh semua warga negara. Rule of law
yang mengatur hak dan kewajiban, demokrasi, dan hak asasi manusia
berkembang secara makin dinamis. Akhirnya hal tersebut menjadi
etika politik yang kemudian dikembangkan menjadi konsep geopolitik
dan geostrategi dari ketahanan nasional di Indonesia.

 Tilaar (2007, dalam Kemristek-Dikti. 2016), mengungkapkan identitas


nasional berkaitan dengan pengertian bangsa. Menurutnya bangsa
adalah suatu keseluruhan alamiah dari seseorang karena
daripadanyalah seorang individu memperoleh realitas. Artinya
seseorang tidak mempunyai apa-apa bila terlepas dari masyarakatnya.
Dengan kata lain seseorang akan mempunyai arti bila ada di dalam
masyarakat. Dalam konteks hubungan antar bangsa, seseorang dapat
dibedakan karena rasionalitasnya, karena bangsa menjadi penciri yang
membedakan bangsa yang satu dengan yang lainnya.

 Selanjutnya Kaelan (2002, dalam Kemristek-Dikti. 2016),


menguraikan bahwa jati diri bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang
merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia
tentang kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak, corak
dan ciri masyarakat Indonesia. Ada sejumlah ciri yang menjadi corak
dan watak bangsa yakni: sifat religius, sikap menghormati bangsa dan
manusia lain, persatuan, gotong-royong, musyawarah dan ide tentang
keadilan sosial. Nilai-nilai dasar tersebut dirumuskan sebagai nilai-
nilai Pancasila sebagai jati diri bangsa sekaligus merupakan identitas
nasional. Identitas nasional pada hakikatnya merupakan manifestasi
nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek
kehidupan suatu bangsa. Pancasila dapat dik atakan sebagai karakter
sesungguhnya bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar filsafat bang
sa dan Negara Indonesia pada hakikatnya bersumber kepada nilai-nilai
1
Yosephus Sudiantara, Kewargaan Negara Indonesia, (Semarang: Universitas Katolik
Soegijapranata,2019). 6-7

4
budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai
kepribadian bangsa.
Jadi identitas nasional adalah jati diri yang merupakan ciri-ciri atau
karakterisik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya. Dalam konteks
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional lebih
dekat dengan istilah jati diri, yakni ciri-ciri atau karakteristik, perasaan
atau keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan bangsa
Indonesia dengan bangsa lain di dunia.

2. Terbentuknya Indentitas Nasional


Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang. Berdasarkan kenyataan objektif tersebut, maka untuk
memahami jati diri bangsa Indonesia serta identitas nasional Indonesia
maka tidak dapat dilepaskan dengan akar-akar budaya yang mendasari
identitas nasional Indonesia. Proses terbentuknya nasionalisme yang
berakar pada budaya ini menurut Yamin diistilahkan sebagai fase
terbentuknya nasionalisme lama, dan oleh karena itu secara objektif
sebagai dasar identitas nasionalisme Indonesia. Dasar-dasar pembentukan
nasionalisme modern menurut Yamin dirintis oleh para pejuang
kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh
pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicetuskan pada
Sumpah Pemuda pada tahun 1928. Akhirnya, titik kulminasi sejarah
perjuangan bangsa Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya
sendiri, membentuk suatu bangsa dan Negara Indonesia tercapai pada
tanggal 17 Agustus 1945 yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu
kemerdekaan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, akar-akar nasionalisme
Indonesia yang berkembang dalam perspektif sejarah sekaligus juga
merupakan unsur-unsur identitas nasional, yaitu nilai-nilai yang tumbuh
dan berkembang dalam sejarah terbentunya bangsa Indonesia.
Identitas nasional Indonesia merujuk pada keadaan bangsa yang
majemuk. Kemajemukan atau keanekaragaman itu merupakan gabungan
unsur-unsur pembentukan identitas (Winoto, 2012) yaitu:
1) Suku Bangsa: Suku bangsa adalah salah satu unsur yang membentuk
identitas nasional Indonesia. Begitu kita mengatakan orang Indonesia,
maka komunitas yang terbayang adalah suku-suku bangsa atau
kelompok etnis/ras yang mendiami wilayah nusantara, antara lain
suku Aceh, Batak, Nias, Mentawai, Melayu, Padang, Sunda, Jawa,
Bali, Sasak, Sumbawa, Bima, Banjar, Bugis, Ambon, Asmat, orang

5
Tionghoa, dan masih banyak lagi. Keberadaan kelompok-kelompok
etnis ini tidak dapat diabaikan hanya karena telah bertekad untuk
menjadi bangsa Indonesia. Keragaman suku bangsa/etnis ini adalah
kekayaan sumber daya manusia Indonesia yang dapat menjadi salah
satu modal dasar pembangunan nasional. Golongan sosial yang ada
sejak lahir, yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin.

2) Agama: Seperti halnya dengan identitas etnis, bangsa Indonesia juga


terbentuk dari kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda agama
dan kepercayaan. Ada yang mayoritas beragama Islam, ada yang
Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Kong Hu Cu, dan ada pula yang
menganut kepercayaan lainnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Menjadi Indonesia tidaklah harus melebur keyakinan beragama dan
berkepercayaan Kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk menjadi satu
agama baru. Tidak juga harus menganut satu agama mayoritas.
Menjadi Indonesia juga tidaklah harus menganut asas negara agama
atau negara theokrasi. Begitu pula tidaklah harus menjadi sekuler.
Menjadi Indonesia dapat terus mempertahankan identitas agama,
tetapi tidak menyamakan identitas agama dengan identitas bangsa.
Dalam kehidupan berbangsa Indonesia asas yang dianut adalah
negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan asas ini
setiap penduduk berhak dan bebas untuk memeluk agamanya masing-
masing dan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing. Dengan demikian identitas agama diakui dan
dihormati.

3) Kebudayaan: Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang paling


kaya dengan unsur ragam kebudayaan etnis dan agamanya, serta
memiliki ragam kebudayaan nasional. Sama dengan keberadaan
identitas etnis dan agama, identitas budaya etnis dan agama tidak
harus dihapuskan dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional
Indonesia. Untuk mengembangkan kebudayaan nasional sebagai
identitas budaya nasional bangsa Indonesia, sudah sepatutnya kita
melestarikan dan mengembangkan hasil-hasil kebudayaan nasional.

4) Bahasa: Bahasa juga merupakan salah satu unsur pembentuk


identitas nasional. Bahasa sebagai sarana komunikasi dan sarana
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek
kebudayaan yang memberikan karakteristik unik pada identitas

6
nasional. Sungguh beruntung bangsa Indonesia memiliki bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi dan sebagai bahasa persatuan. Bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Melayu dan telah sejak lama menjadi
bahasa linguafranca bagi suku-suku bangsa di Indonesia. Dengan
peristiwa sumpah pemuda pada tahun 1928, maka resmilah bahasa
melayu menjadi bahasa Indonesia dan menjadi salah satu media
pemersatu bagi tumbuh dan berkembangnya bangsa Indonesia,
bahasa sebagai sistem perlambangan secara arbriter dibentuk atas
unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan digunakan sebagai sarana
interaksi.2

Faktor-faktor yang mendukung kelahiran identitas nasional bangsa


Indonesia adalah:

 Faktor objektif
Faktor objektif sendiri meliputi faktor geografis, dan
demografis, kondisi geografis ekologis yang membentuk
Indonesia sebagai wilayah kepulauan yang beriklim tropis dan
terletak di persimpangan jalan komunikasi antar wilayah dunia
di Asia Tenggara, ikut memengaruhi per kembangan kehidupan
demografis, ekonomis, osial dan cultural bangsa.

 Faktor subjektif
Faktor subjektif meliputi faktor historis, sosial, politik, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Faktor historis ini
memengaruhi proses pembentukan masyarakat dan bangsa Indo
nesia, beserta identitasnya, melalui interaksi berbagai faktor
yang terlibat di dalamnya. Hasil dari interaksi dari berbagai
faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat,
bangsa dan Negara bangsa beserta identitas bangsa di
Indonesia.

3. Identitas Negara Indonesia


Setelah Indonesia lahir maka dibentuk terkait karakteristik
negara Indonesia yang di dalamnnya berisikan Identitas nasional
Indonesia. Setiap negara Indonesia memiliki identitas untuk
melambangkan keagungan suatu negara. Seperti negara Indoenesia
yang memiliki identitas yang dapat menjadi penciri atau pembangun

2
Nengah Suastika dan Sukadi. Pendidikan Kewarganegaraan, (Yogyakarta: ANDI,
2017). 20-27

7
jati diri bangsa Indonesia. Identitas Indonesia menjadikan bangsa
Indonesia sebagai pemersatu dan simbol kehormatan negara. Selain itu
identitas Nasional menjadikan negara Indonesia yang bermartabat
diantara negara-negara lain yang memiliki beragam kebudayaan,
agama dan memiliki jiwa toleransi maupun solidaritas tinggi.

Di samping itu, ada tiga bagian identitas yaitu:


1). Identitas Fundamental, yaitu Pancasila yang merupakan falsafah
bangsa, dasar negara, dan ideologi negara.
2). Identitas Instrument, yaitu UUD 1945 dan tata perundangannya,
bangsa Indonesia, lambang negara, bendera negara, lagu kebangsaan
Indonesia Raya.
3). Identitas Alamiah, yaitu negara kepulauan (archipelago) dan
pluralitas dalam suku, bahasa, budaya dan agama serta kepercayaan.

Berikut penjelasan mengenai identitas Negara Indonesia yaitu


bendera negara Sang Merah Putih, Bahasa indonesia, Lambang Negara
Indonesia beserta simbol-simbol Pancasila, lagu kebangsaan dan
Hukum:
a) Bendera Negara Sang Merah Putih
Warna bendera Merah Putih memiliki makna yang sakral. Secara
psikologis, warna merah melambangkan sikap yang gagah berani
bangsa Indonesia. Warna putih, mencerminkan niat bangsa
Indonesia yang suci, tulus, ikhlas dan kesungguhan dalam
memperjuangkan kemerdekaan.
Bendera negara diatur dalam Undang-Undang No. 24 Tagun 2009
pasal 4 sampai 24, bendera warna merah putih dikibarkan pertama
kali pada tanggal 17 Agustus 1945. Bendera Pusaka Sang Saka
Merah Putih disimpan dan dipelihara di Monumen Nasional
Jakarta.

b) Bahasa Nasional
Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara merupakan hasil
kesepakatan para pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa melayu
yang dipergunakan sebagai bahasa pergaulan (lingua franca),
setelah itu diangkat dan diikrarkan srbagai bahasa persatuan pada
kongkres Pemuda II tanggal 28 oktober 1928. Bangsa Indonesia
merupakan bahasa nasional sekaligus jati diri dan Identitas
nasional Indonesia.

8
c) Lambang Negara
Negara Indonesia mempunyai lambang negara, yaitu Garuda
Pancasila dengan semboyannya Bhinneka Tunggal Ika, artinya
berbeda-beda tetap satu. Lambang negara Indonesia berbentuk
burung Garuda, yang kepalanya menoleh kesebelah kanan (dari
sudut pandang Garuda). Lambang negara Burung Garuda dirancang
oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, lalu disempurnakan oleh
Presiden Soekarno. Diresmikan pemakaian sebagai lambang negara
pertama kali pada Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat
tanggal 11 Februari 1950. Dalam mitologi kuno, Garuda digunakan
sebagai kendaraan Wishnu yang menyerupai burung elang rajawali.
Secara filosofis menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa
yang besar dan negara yang kuat. Warna keemasan pada burung
Garuda melambangkan keagungan dan kejayaan. Paru, sayap, ekor
dan cakar melambangkan kekuatan dan tenaga pembangunan.
Jumlah bulu Garuda Pancasila melambangkan hari proklamasi
kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, dengan rincian:
 17 helai bulu pada masing-masing sayap
 8 helai bulu pada ekor
 19 helai bulu di bawah prisasi atau pada pangkal ekor
 45 helai bulu di leher.
Pada burung Garuda Pancasila terdapat Perisai merupakan tameng
yang telah lama dikenal dalam kebudayaan dan peradaban
Indonesia sebagai bagian senjata yang melambangkan perjuangan,
pertahanan dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan.
Dalam prisai terdapat lima ruang sebagai manifestasi dari dasar
negara Pancasila, yaitu terdiri dari bintang, rantai, beringin, kepala
banteng dan padikapas, merupakan uraian dari lima sila dalam
Pancasila.

d) Falsafah Negara
Indonesia mempunyai falsafah negara yaitu Pancasila. Falsafah
Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa Indonesia.
Ketetapan MPR No. II/MPR/1979 menyatakan bahwa Pancasila
merupakan jiwa, kepribadian dan pandangan hidup bangsa serta
sebagai dasar negara Indonesia. Kepribadian bangsa Indonesia
merupakan ciri-ciri atau identitas khas bangsa Indonesia, yang
membedakannya dengan bangsa-bangsa lain.
Adapun makna yang terkandumg dalam simbol-simbol Pancasila

9
1. Bintang yang memiliki lima sudut melambangkan sila
pertama pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.
Bintang melambangkan sebuah cahaya, seperti cahaya yang
dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia.
2. Rantai melambangkan sila kedua Pancasila yaitu
kemanusian yang adil dan beradab. Rantai tersebut terdiri
atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran
yang saling berkaitan membentuk lingkaran. Mata rantai
segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang
lingkaran melambaikan perempuan mata rantai yang saling
berkaitpun melambangkan bahwa setiap manusia, laki-laki
dan perempuan, menumbuhkan satu sama lain dan perlu
bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
3. Pohon beringin melambangkan sila ketiga, yaitu persatuan
Indonesia. Pohon beringin melambaikan pohon besar yang
bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh
dibawahnya. Hal ini mewakili keragaman suku bangsa yang
menyatu di Indonesia.
4. Kepala banteng melambangkan sila keempat pancasila,
yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan perwakilan. Kepala banteng
melambangkan hewan sosial yang suka berkumpul, seperti
halnya musyawarah dimana orang-orang harus berkumpul
untuk mendiskusikan sesuatu.
5. Padi dan kapas melambangkan sila kelima pancasila yaitu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Padi dan
kapas dapat mewakili sila kelima, karena padin dan kapas
merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan
dan sandang sebagai syarat utama untuk mencapai
kemakmuran.

e) Lagu Kebangsaan Indonesia Raya


Lagu Kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam undang-undang
No. 24 Tahun 2009 mulai Pasal 58-64, sebagai lagu kebangsaan
pertama kali dinyanyikan pada Kongres pemuda II tanggal 28
Oktober 1928. Selanjutnya menjadi lagu kebangsaan yang
diperdengar pada setiap upacara kenegaraan. Lagu kebangsaan
Republik Indonesia adalah Indonesia Raya. Syair lagu kebangsaan
Indonesia Raya, sarat dengan semangat, motivasi dan gelora
kebangsaan yang sangat kental.

10
f) Hukum atau Konstitusi Negara
Negara indonesia adalah negara hukum, demikian bunyi pasal 1
Ayat 3 UUD 1945 setelah diamandemen ketiga disahkan 10
November 2001. Penegasan ketentuan konstitusi ini bermakna,
bahwa segala aspek kehidupan dalam kemasyarakatan, kenegaraan
dan pemerintahan harus senantiasa berdasarkan hukum.3
Secara historis, Indonesia pernah mengalami beberapa kali
perubahan konstitusi. Bila diurut sejak kemerdekaan, maka
konstitusi sudah mengalami beberapa kali perubahan, yaitu:
a. UUD 1945, 18 Agustus 1945 - 27 Desember 1949
b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS), 27 Desember
1949 – 17 Agustus 1950.
c. Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) Republik
Indonesia 1950, 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959.
d. Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahan (amandemen)
I, 19 Oktober 1999 – 18 Agustus 2000.
e. Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahan (amandemen)
II, 18 Agustus 2000 – 9 Nopember 2001.
f. Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahan (amandemen)
III, 9 Nopember 2001 – 10 Agustus 2002.
g. Undang-Undang Dasar 1945 dan Perubahan (amandemen)
IV, 10 Agustus 2002.

g) Semboyan Negara
Negara Indonesia memiliki semboyan atau moto yang sangat khas,
yaitu Bhinneka Tunggal Ika, artinya berbeda-beda atau beraneka
ragam, tetapi tetap satu. Tulisan Bhinneka Tunggal Ika, bersasal
dari bahasa Jawa Kuno merupakan kutipan dari Kakawin
Sutasoma, karangan Mpu Tantular pada masa kerajaan Majapahit
abad ke-14 (Santoso dan Soewito Sutasmoa. 1975 : 578).
Semboyan bangsa Indonesia ini tertulis pada lambang negara
Indonesia, yaitu pada pita yang dicengkram oleh kaki burung
Garuda Pancasila.

h) Bentuk Negara
Menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, bentuk negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik. Lazim disebut sebagai Negara Kesatuan
3
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2018). 33-38.

11
Republik Indonesia (NKRI). Sifat negara kesatuan adalah tunggal,
biasanya terdiri dari beberapa gugusan pulau besar dan pulau kecil,
disebut juga archipelago. Gugusan pulau-pulau tersebut
dihubungkan oleh perairan (laut) sebagai pemersatu, laut bukan
pemisah wilayah pulau satu dengan pulau lain sebagaimana
ordenatie 1939. Di dalam wilayahnya tidak ada negara bagian
dan/atau negara-negara kecil (negara dalam negara) yang memiliki
kedaulatan tersendiri.4

4. Hubungan Antara Identitas Nasional Dengan Karakter Bangsa


Identitas kebangsaan (political unity) merujuk pada bangsa dalam
pengertian politik, yaitu bangsa negara. Bisa saja dalam negara hanya ada
satu bangsa (homogen), tetapi umumnya terdiri dari banyak bangsa
(heterogen). Karena itu negara perlu menciptakan identitas kebangsaan
atau identitas nasional, yang merupakan kesepakatan dari banyak bangsa
di dalamnya. Identitas nasional dapat berasal dari identitas satu bangsa
yang kemudian disepakati oleh bangsa-bangsa lainnya yang ada dalam
negara itu atau juga dari identitas beberapa bangsa-negara. Kesediaan dan
kesetiaan warga bangsa-negara untuk mendukung identitas nasional perlu
ditanamkan, dipupuk, dan dikembangkan terus-menerus. Warga lebih dulu
memiliki identitas kelompoknya, sehingga jangan sampai melunturkan
identitas nasional. Di sini perlu ditekankan bahwa kesetiaan pada identitas
nasional akan mempersatukan warga bangsa itu sebagai “satu bangsa”
dalam negara. Sebagai warga negara Indonesia, kita perlu mengetahui
proses terjadinya pembentukan negara ini, sehingga dapat menambah
kecintaan kita pada tanah air ini. Para pendiri negara Indonesia (the
founding fathers) menyadari bahwa negara Indonesia yang hendak
didirikan haruslah mampu berada di atas semua kelompok dan golongan
yang beragam. Hal yang diharapkan adalah keinginan hidup bersatu
sebagai satu keluarga bangsa karena adanya persamaan nasib, citacita, dan
karena berasal dalam ikatan wilayah atau wilayah yang sama. Kesadaran
demikian melahirkan paham nasionalisme, paham kebangsaan, yang pada
gilirannya melahirkan semangat untuk melepaskan diri dari belenggu
penjajahan. Selanjutnya nasionalisme memunculkan semangat untuk
mendirikan negara bangsa dalam merealisasikan cita-cita, yaitu merdeka
dan tercapainya masyarakat yang adil dan makmur. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang penting bagi pembentukan
bangsa Indonesia antara lain:

4
Syamsu Ridhuan, Identitas Nasinonal, (Jakarta, Universitas Esa Unggul, 2019). 12-20

12
 Adanya persamaan nasib, yaitu penderitaan bersama di bawah
penjajahan bangsa asing lebih kurang selama 350 tahun.
 Adanya keinginan bersama untuk merdeka, melepaskan diri
dari belenggu penjajahan.
 Adanya kesatuan tempat tinggal, yaitu wilayah nusantara yang
membentang dari Sabang sampai Merauke.
 Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran dan
keadilan suatu bangsa.

B. Hak Serta Kewajiban Warga Negara Indonesia


1. Pengertian Hak Warga Negara
Hak warga negara merupakan seperangkat hak yang melekat dalam
diri manusia dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara.
Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi
manusia. Karena itu, hak asasi manusia itu berbeda pengertiannya dengan
hak warga negara. Hak asasi sifatnya universal, tidak terpengaruh status
kewarganegaraan seseorang. Akan tetapi hak warga negara dibatasi oleh
status kewarganegaraannya. Dengan kata lain, tidak semua hak warga
negara adalah hak asasi manusia. Akan tetapi, dapat dikatakan bahwa
semua hak asasi manusia juga merupakan hak warga negara, misalnya hak
setiap warga negara untuk menduduki jabatan dalam pemerintahan
Republik Indonesia adalah hak asasi warga negara Indonesia. Hak ini tidak
berlaku bagi orang yang bukan warga negara Indonesia.

2. Pengertian Kewajiban Warga Negara


Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu
yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan
demikian, kewajiban warga negara dapat diartikan sebagai tindakan atau
perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang warga negara sebagaimana
diatur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kewajiban asasi manusia merupakan kewajiban dasar setiap orang.
Dengan kata lain, kewajiban asasi terlepas dari status kewarganegaraan
yang dimiliki oleh orang tersebut. Sementara itu, kewajiban warga negara
dibatasi oleh status kewarganegaran seseorang. Akan tetapi, meskipun
demikian, konsep kewajiban warga negara memiliki cakupan yang lebih
luas, karena meliputi pula kewajiban asasi. Misalnya, di Indonesia
menghormati hak hidup merupakan kewajiban setiap orang terlepas
apakah ia warga negara Indonesia atau bukan. Adapun, kewajiban bela

13
negara hanya merupakan kewajiban warga negara Indonesia saja,
sementara warga negara asing tidak dikenakan kewajiban tersebut.
Hak warga negara adalah suatu kewenangan yang dimiliki oleh warga
negara guna melakukan sesuatu sesuai peraturan perundang-undangan.
Dengan kata lain hak warga negara merupakan suatu keistimewaan yan
menghendaki agar warga negara diperlakukan sesuai keistimewaan
tersebut. Sedangkan Kewajiban warga Negara adalah suatu keharusan
yang tidak boleh ditinggalkan oleh warga negara dalam kehidupan
bermasyarkat berbangsa dan bernegara.
Kewajiban warga negara dapat pula diartikan sebagai suatu sikap atau
tindakan yang harus diperbuat oleh seseorang warga Negara sesuai
keistimewaan yang ada pada warga lainnya. Erat kaitannya dengan kedua
istilah ini ada beberapa istilah lain yang memerlukan penjelasan yaitu:
tanggung jawab dan peranwarga negara. Tanggunjawab warga negara
merupakan suatu kondisi yang mewajibkan seorang warga negara untuk
melakukan tugas tertentu. Tanggung jawab itu timbul akibat telah
menerima suatu wewenang. Sementara yang dimaksud dengan peran
warga negara adalah aspek dinamis dari kedudukan warga negara. Apabila
seorang warga negara melaksanakan hak dan kewajiban sesuai
kedudukannya maka warga tersebut menjalankan suatu peranan. Istilah
peranan itu lebih banyak menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri dan
sebagai suatu proses.

Hak dan kewajiban warga negara juga tidak dapat dipisahkan,


karena bagaimanapun dari kewajiban itulah muncul hak-hak dan
sebaliknya. Akan tetapi, sering terjadi pertentangan karena hak dan
kewajiban tidak seimbang. Misalnya, setiap warga negara memiliki hak
dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, akan tetapi
pada kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan
kesejahteraan dalam menjalani kehidupannya. Hal ini disebabkan oleh
terjadinya ketidakseimbangan antara hak dan kewajiban. Jika
keseimbangan itu tidak ada maka akan terjadi kesenjangan sosial yang
berkepanjangan.
Istilah peranan mencakup 3 hal yaitu:
 Peranan meliputi norma yang dihubungkn dengn posisi seseorang
dalam masyarakat. Dalam konteks ini peranan merupakan
rangkaian peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
kemasyarakatan.
 Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan
oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

14
 Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku individu yang
penting bagi struktur sosial masyarakat.

Dari pengertian di atas tersirat suatu makna bahwa hak dan kewajiban
warga negara itu timbul atau bersumber dari negara. Maksudnya negaralah
yang memberikan ataupun membebankan hak dan kewajiban itu kepada
warganya. Pemberian/pembebanan dimaksud dituangkan dalam peraturan
perundang-undangan sehingga warga negara maupun penyelenggara
negara memiliki peranan yang jelas dalam pengaplikasian dan penegakkan
hak serta kewajiban tersebut.5

3. Jenis-jenis Hak dan Kewajiban Warga Negara


Jika menelaah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, baik naskah sebelum maupun setelah perubahan, akan
dengan mudah menemukan ketentuan mengenai warga negara dengan
segala hal yang melekat pada dirinya. Ketentuan tersebut dapat kalian
identifikasi mulai dari Pasal 26 sampai dengan Pasal 34. Dalam ketentuan
tersebut juga diatur mengenai jenis hak dan kewajiban warga negara
Indonesia. Berikut ini diuraikan beberapa jenis hak dan kewajiban yang
diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.

1) Hak atas Kewarganegaraan


Pasal 26 Ayat (1) dan (2) dengan tegas menjawab pertanyaan tersebut.
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut bahwa yang menjadi warga negara
ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Adapun, yang
menjadi penduduk Indonesia ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia. Pasal 26 ini merupakan
jaminan atas hak warga negara untuk mendapatkan status
kewarganegaraannya yang tidak dapat dicabut secara semena-mena. Pasal
26 ini juga merupakan salah satu pencerminan dari pokok pikiran
kedaulatan rakyat, penjabaran sila keempat yang menjadi landasan
kehidupan politik di negara kita, Indonesia tercinta.

2) Hak Kesamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintahan

5
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada,1990). 269

15
Negara Republik Indonesia menganut asas bahwa setiap warga negara
mempunyai kedudukan yang sama di hadapan hukum dan pemerintahan.
Ini adalah konsekuensi dari prinsip kedaulatan rakyat yang bersifat
kerakyatan. Pasal 27 Ayat (1) menyatakan bahwa “Segala warga negara
bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya “.
Hal ini menunjukkan adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban dan
tidak adanya diskriminasi di antara warga negara mengenai kedua hal ini.
Pasal 27 Ayat (1) ini merupakan jaminan hak warga negara atas
kedudukan yang sama dalam hukum dan juga merupakan kewajiban warga
negara untuk menjunjung hukum dan pemerintahan.
Pasal 27 Ayat (2) menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan “. Pasal ini
memancarkan asas keadilan sosial dan kerakyatan yang merupakan hak
warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak. Berbagai
peraturan perundang-undangan yang mengatur hal ini misalnya terdapat
dalam Undang-Undang Agraria, Perkoperasian, Penanaman Modal, Sistem
Pendidikan Nasional, Tenaga Kerja, Perbankan, dan sebagainya yang
bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja agar warga negara
memperoleh penghidupan yang layak.

3) Hak dan Kewajiban Bela Negara


Pasal 27 Ayat (3) menyatakan bahwa “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Ketentuan tersebut
menegaskan hak dan kewajiban warga negara menjadi sebuah kesatuan.
Dengan kata lain, upaya pembelaan negara merupakan hak sekaligus
menjadi kewajiban dari setiap warga negara Indonesia.

4) Hak Kemerdekaan Berserikat dan Berkumpul


Pasal 28 menetapkan hak warna negara dan penduduk untuk berserikat
dan berkumpul, mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan, dan
sebagainya. Syarat-syaratnya akan diatur dalam undang-undang. Dalam
ketentuan ini terdapat tiga hak warga negara, yaitu hak kebebasan
berserikat, hak kebebasan berkumpul, serta hak kebebasan untuk
berpendapat.

5) Hak Kemerdekaan Memeluk Agama


Pasal 29 Ayat (1) menyatakan bahwa “Negara berdasar atas ketuhanan
Yang Maha Esa “. Ketentuan ayat ini menyatakan kepercayaan bangsa
Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian Pasal 29 Ayat (2)

16
menyatakan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan
kepercayaan itu “. Hal ini merupakan hak warga negara atas kemerdekaan
beragama dan berkepercayaan di Indonesia. Dalam konteks kehidupan
bangsa Indonesia, kebebasan beragama ini tidak diartikan bebas tidak
beragama, tetapi bebas untuk memeluk satu agama sesuai dengan
keyakinan masing-masing, serta bukan berarti pula bebas untuk
mencampuradukkan ajaran agama.

6) Hak Pertahanan dan Keamanan Negara


Pertahanan dan keamanan negara dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan dalam bentuk hak dan
kewajiban yang dirumuskan dalam Pasal 30 Ayat (1) dan (2). Ketentuan
tersebut menyatakan hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta
dalam sistem pertahanan dan keamanan negara Republik Indonesia.

7) Hak Mendapatkan Pendidikan


Sesuai dengan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
tercermin dalam alinea keempat pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu bahwa “Pemerintah negara
Indonesia antara lain berkewajiban mencerdaskan kehidupan bangsa “.
Pasal 31 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menetapkan bahwa “Setiap warga negara berhak mendapat
Pendidikan “. Ketentuan ini merupakan penegasan hak warga negara untuk
mendapatkan pendidikan.

Selanjutnya dalam Pasal 31 Ayat (2) ditegaskan bahwa “Setiap warga


negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya “. Pasal ini merupakan penegasan atas kewajiban warga
negara untuk mengikuti pendidikan dasar. Untuk maksud tersebut, pasal
menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang
diatur dengan undang-undang.

8) Hak Kebudayaan Nasional Indonesia


Pasal 32 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 menetapkan bahwa “Negara memajukan kebudayaan nasional
Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan
masyarakat dalam memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai

17
budayanya “. Hal ini merupakan penegasan atas jaminan hak warga negara
untuk mengembangkan nilai-nilai budayanya. Kemudian dalam Pasal 32
Ayat (2) disebutkan “Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah
sebagai kekayaan budaya nasional “. Ketentuan ini merupakan jaminan
atas hak warga negara untuk mengembangkan dan menggunakan bahasa
daerah sebagai bahasa pergaulan.

9) Hak Perekonomian Nasional


Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 mengatur tentang perekonomian nasional. Pasal 33 yang terdiri atas
lima ayat menyatakan sebagai berikut.
 Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan.
 Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
 Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
 Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan
dan kesatuan ekonomi nasional.
 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur
dalam undang-undang.
Ketentuan pasal 33 ini merupakan jaminan hak warga negara atas
usaha perekonomian dan hak warga negara untuk mendapatkan
kemakmuran.

10) Hak Kesejahteraan Sosial


Masalah kesejahteraan sosial dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 diatur dalam Pasal 34. Pasal 34 terdiri
atas empat ayat, yaitu.
 Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.
 Negara mengembangkan sistim jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan
martabat kemanusiaan.
 Negara bertanggungjawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan
dan fasilitas pelayanan umum yang layak.

18
 Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam
undang-undang.

Pasal 34 ini memancarkan semangat untuk mewujudkan keadilan sosial.


Ketentuan dalam pasal ini memberikan jaminan atas hak warga negara untuk
mendapatkan kesejahteraan sosial yang terdiri atas hak mendapatkan jaminan
sosial, hak mendapatkan jaminan kesehatan, dan hak mendapatkan fasilitas
umum yang layak.

4. Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


Pelanggaran hak warga negara terjadi ketika warga negara tidak dapat
menikmati atau memperoleh haknya sebagaimana mestinya yang ditetapkan
oleh undang-undang. Pelanggaran hak warga negara merupakan akibat dari
adanya pelalaian atau pengingkaran terhadap kewajiban, baik yang dilakukan
oleh pemerintah maupun oleh warga negara sendiri. Misalnya, kemiskinan
yang masih menimpa sebagian masyarakat Indonesia, penyebabnya dapat
berasal dari pemerintah ketika program pembangunan tidak berjalan
sebagaimana mestinya, atau dapat juga disebabkan oleh perilaku warga negara
sendiri yang malas untuk bekerja atau tidak mempunyai keterampilan
sehingga mereka hidup di garis kemiskinan.
Pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara di antaranya
disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
 Sikap Egois atau Terlalu Mementingkan Diri Sendiri
Sikap ini akan menyebabkan seseorang untuk selalu menuntut haknya,
sementara kewajibannya sering diabaikan. Seseorang yang mempunyai
sikap seperti ini akan menghalalkan segala cara agar haknya dapat
terpenuhi, meskipun caranya tersebut dapat melanggar hak orang lain.

 Rendahnya Kesadaran Berbangsa dan Bernegara


Hal ini akan menyebabkan pelaku pelanggaran berbuat seenaknya. Pelaku
tidak mau tahu bahwa orang lain pun mempunyai hak yang harus
dihormati. Sikap tidak mau tahu ini berakibat munculnya perilaku atau
tindakan penyimpangan terhadap hak dan kewajiban warga negara.

 Sikap tidak Toleran


Sikap ini akan menyebabkan munculnya perilaku tidak saling menghargai
dan tidak menghormati atas kedudukan atau keberadaan orang lain. Sikap
ini pada akhirnya akan mendorong orang untuk melakukan diskriminasi
kepada orang lain
 Penyalahgunaan Kekuasaan

19
Di dalam masyarakat terdapat banyak kekuasaan yang berlaku. Kekuasaan
di sini tidak hanya menunjuk pada kekuasaan pemerintah, tetapi juga
bentuk-bentuk kekuasaan lain yang terdapat dalam masyarakat. Salah satu
contohnya adalah kekuasaan di dalam perusahaan. Para pengusaha yang
tidak memedulikan hak-hak buruhnya jelas melanggar hak warga negara.
Oleh karena itu, setiap penyalahgunaan kekuasaan mendorong timbulnya
pelanggaran hak dan kewajiban warga negara.

 Ketidaktegasan Aparat Penegak Hukum


Aparat penegak hukum yang tidak bertindak tegas terhadap setiap
pelanggaran hak dan kewajiban warga negara, tentu saja akan mendorong
timbulnya pelanggaran lainnya. Penyelesaian kasus pelanggaran yang
tidak tuntas akan menjadi pemicu bagi munculnya kasus-kasus lain. Para
pelaku tidak akan merasa jera, dikarenakan mereka tidak menerima sanksi
yang tegas atas perbuatannya itu. Selain hal tersebut, aparat penegak
hukum yang bertindak sewenang-wenang juga merupakan bentuk
pelanggaran hak warga negara dan menjadi contoh yang tidak baik, serta
dapat mendorong timbulnya pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat
pada umumnya.

 Penyalahgunaan Teknologi
Kemajuan teknologi dapat memberikan pengaruh yang positif, tetapi dapat
juga memberikan pengaruh negatif bahkan dapat memicu timbulnya
kejahatan. Kita tentunya pernah mendengar terjadinya kasus penculikan
yang berawal dari pertemanan dalam situs jejaring sosial di internet. Kasus
tersebut menjadi bukti, apabila kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan
untuk hal-hal yang sesuai aturan, tentu saja akan menjadi penyebab
timbulnya pelanggaran hak warga negara. Selain itu juga, kemajuan
teknologi dalam bidang produksi ternyata dapat menimbulkan dampak
negatif, misalnya munculnya pencemaran lingkungan yang dapat
mengakibatkan terganggunya kesehatan manusia.

5. Upaya Penanggulangan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran


Kewajiban Warga Negara
Upaya Pemerintah dalam Penanggulangan Kasus Pelanggaran Hak dan
Pengingkaran Kewajiban Warga Negara merupakan tindakan terbaik
dalam penegakan hak dan kewajiban warga adalah dengan mencegah
timbulnya semua faktor penyebab pelanggaran hak dan pengingkaran
kewajiban warga negara. Apabila faktor penyebabnya tidak muncul,

20
pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara dapat
diminimalisir atau bahkan dihilangkan.

Berikut ini upaya pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi


berbagai kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara.
 Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan. Pendekatan hukum
dan pendekatan dialogis harus dikemukakan dalam rangka melibatkan
partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Para
pejabat penegak hukum harus memenuhi kewajiban dengan memberikan
pelayanan yang baik dan adil kepada masyarakat, memberikan
perlindungan kepada setiap orang dari perbuatan melawan hukum, dan
menghindari tindakan kekerasan yang melawan hukum dalam rangka
menegakkan hukum.
 Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga selain lembaga tinggi negara
yang berwenang dalam penegakan hak dan kewajiban warga negara seperti
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Lembaga Ombudsman Republik
Indonesia, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), dan Komisi Nasional Anti
Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan).
 Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya
berbagai bentuk pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga
negara oleh pemerintah.
 Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik
terhadap setiap upaya penegakan hak dan kewajiban warga negara.
 Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip kesadaran bernegara kepada
masyarakat melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi)
maupun non-formal (kegiatan-kegiatan keagamaan dan kursus-kursus).
 Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
 Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan
dalam masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati
keyakinan dan pendapat masing-masing.
 Selain melakukan upaya pencegahan, pemerintah juga menangani berbagai
kasus yang sudah terjadi. Tindakan penanganan dilakukan oleh lembaga-
lembaga negara yang mempunyai fungsi utama untuk menegakkan hukum,
seperti berikut.
 Kepolisian melakukan penanganan terhadap kasus-kasus yang berkaitan
dengan pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapatkan rasa
aman, seperti penangkapan pelaku tindak pidana umum (pembunuhan,
perampokan, penganiayaan, dan sebagainya) dan tindak pidana terorisme.

21
Selain itu kepolisian juga menangani kasus-kasus yang berkaitan dengan
pelanggaran peraturan lalu lintas.
Tentara Nasional Indonesia melakukan penanganan terhadap kasus-kasus
yang berkaitan dengan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar
dan sebagainya.
 Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan penanganan terhadap kasus-
kasus korupsi dan penyalahgunaan keuangan negara.
 Lembaga peradilan melakukan perannya untuk menjatuhkan vonis atas
kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban warga negara.
 Membangun Partisipasi Masyarakat dalam Pencegahan Terjadinya
Pelanggaran Hak dan Kewajiban Warga Negara
Upaya pencegahan dan penanganan pelanggaran hak dan
pengingkaran kewajiban warga negara yang dilakukan oleh pemerintah
tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sikap dan perilaku warga
negaranya, yang mencerminkan penegakan hak dan kewajiban warga
negara. Sebagai warga negara dari bangsa dan negara yang beradab sudah
sepantasnya sikap dan perilaku kita mencerminkan sosok manusia beradab
yang selalu menghormati keberadaan orang lain secara keseluruhan. Sikap
tersebut dapat ditampilkan dalam perilaku di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa dan negara.6

6
Suryadi Karim, dan Idrus Affandi, Hak Asasi Manusia (HAM),(Jakarta : Universitas
Terbuka,2008).12-15

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi identitas merupakan jati diri, cita-cita atau tanda-tanda,


penanda yang melekat pada seseorang atau sesuatu, sehingga mampu
membedakannya dengan yang lain. untuk mempertahankan Identitas
Nasional, yaitu dengan cara setiap warga negara seharusnya menanamkan
kesadaran dalam diri mereka untuk bisa memfilter informasi, budaya, dan
paham-paham luar yang dapat mengancam Identitas Nasional bangsa
Indonesia. Selain itu yang perlu kita sadari bahwa pengaruh globalisasi
tidak hanya mendatangkan dampak negative, namun juga dapat
menimbulkan dampak positif bagi bangsa Indonesia dengan adanya
kemajuan teknologi yang sedang meningkat dengan pesat. perjuangan
bangsa Indonesia untuk menemukan identitas nasionalnya sendiri,
membentuk suatu bangsa dan Negara Indonesia tercapai pada tanggal 17
Agustus 1945 yang kemudian diproklamasikan sebagai suatu kemerdekaan
bangsa Indonesia.
Didalam sebuah negara itu harus ada hak serta kewajiban kita
sebagai warga negara Indonesia. Hak dan kewajiban warga negara juga
tidak dapat dipisahkan, karena bagaimanapun dari kewajiban itulah
muncul hak-hak dan sebaliknya. Namun dalam pelaksanaan hak dan
kewajiban sering terjadinya pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban.
Maka upaya Pemerintah dalam Penanggulangan Kasus Pelanggaran Hak
dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara merupakan tindakan terbaik
dalam penegakan hak dan kewajiban warga

B. Saran
Oleh karena itu, sebagai wujud penghargaan kita pada pahlawan
bangsa yang telah mengorbankan jiwa dan raga mereka, maka kita harus
merasa bangga pada apa yang telah ditinggalkan oleh mereka, yaitu
Identitas Nasional. Serta dalam pelaksanaan Hak dan kewajiban warga
negara Indonesia haruslah seimbang agar tidak terjadinya penyimpangan.
Demikian makalah yang dapat kami uraikan. Kami menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan karena
sesungguhnya kesempurnaan itu hanya milik allah dan kekurangan bagian
dari kita. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
membina kami untuk memperbaiki makalah berikutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat dan menambah referensi pengetahuan kita.

23
DAFTAR PUSTAKA

Arafah, M. L. (2018). Pembelajaran PPKN. Yogyakarta: Samudra Biru.

Karim, S., & Affandi, I. (2008). Hak Asasi Manusia. Jakarta: Universitas terbuka.

Ridhuan, S. (2019). Identitas Nasional. Jakarta: Universitas Esa Unggul.

Soekanto, S. (1990). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo


Persada.

Suastika, N., & Sukadi. (2017). Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta:


Andi.

Sudiantara, & yosephus. (2019). Kewarganegara Indonesia. Semarang:


Universitas Katolik Soegijapranata.

24

Anda mungkin juga menyukai