Anda di halaman 1dari 19

PROSES

KEWIRAUSAHAAN

Dian Anggreini Sahabuddin


220008301044
Kelas Komunitas Pendidikan
Fisika

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada kami tim penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Proses Kewirausahaan.
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu
dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati menerima masukan,
saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Barru, 25 April 2023


Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul .................................................................................................... i

Kata pengantar .................................................................................................... ii

Daftar isi ............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 4
D. Manfaat ........................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 5

A. Pengertian Wirausaha ................................................................................. 5


B. Proses Kewirausahaan ................................................................................ 6
C. Proses Pertumbuhan Wirausaha ................................................................. 8
D. Faktor Pendorong Proses Kewirausahaan .................................................. 9

BAB III PENUTUP ........................................................................................... 15

A. Kesimpulan .................................................................................................. 15
B. Saran ............................................................................................................ 15

Daftar Pustaka .................................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi ini, entrepreneur menjadi suatu trend atau
kebanggaan bagi orang yang baru atau sudah menjalankan usaha. Banyak orang
yang terpacu untuk menjalankan bisnis baik kuliner, handycraft, industri rumah
tangga, dan lain-lain. Terjadi peningkatan UMKM dari tahun ketahun. Jumlah
UMKM di tahun 2014 sebanyak 59,3 juta unit (99,9% unit usaha). UMKM
memberikan kontribusi yang begitu signifikan di dalam perekonomian nasional.
Pada tahun 1998 terjadinya krisis moneter, banyak perusahaan yang tidak
sanggup untuk mejalankan atau mengembangkan binis bahkan perusahaan besar
sekalipun mengalami kerugian atau penurunan laba. Daya beli konsumen menurun
drastis karena itu terjadi pemutusan hubungan tenaga kerja. Daya beli konsumen
menurun. Sedangkan untuk membeli bahan produksi berdasarkan harga dolar.
Terjadi penaikan yang drastis untuk mata uang dolar, karena itu perusahaan juga
harus menutupi semua biaya operasional tersebut, dengan cara menaikkan harga
barang yang akan dipasarkan. Dan masyarakat juga mengalami kesulitan untuk
membeli barang yang serba mahal, maka yang terjadi kurangnya minat beli
konsumen dan berpikir untuk mengeluarkan dana kecuali hal-hal yang penting atau
bersifat urgent.
Banyak karyawan yang diberhentikan atau di PHK, tetapi UMKM yang
masih berdiri kokoh. Karyawan yang pada awalnya di berada di zona yang nyaman,
bekerja dan setiap bulan mendapatkan gaji, akhirnya harus mengalami bahwa
mereka harus benar-benar siap untuk tidak lagi bekerja. Kekecewaan, kesedihan,
keputusasaan pasti terjadi pada situasi tersebut.
Pada saat tersebut UMKM lah yang masih berdiri kokoh. Sebagai contoh
usaha kuliner. Jika seseorang sudah merasa puas dan suka mengkonsumsi hasil atau
produk dari kuliner, masyarakat tidak akan sungkan-sungkan mengeluarkan biaya
untuk mendapatkannya walau dalam situasi yang sulit.

1
Populasi masyarakat Indonesia semakin lama semakin bertambah
jumlahnya dari tahun ke tahun. Dan lulusan dari Akademi, Politeknik Negeri atau
Swasa, Universitas, setiap tahunnya bertambah jumlah kelulusannya. Perusahaan
tidak semua bisa menampung jumlah kelulusan tersebut. Oleh karena tersebut,
pemerintah menggalakkan kewirausahaan di semua bidang pendidikan. Agar
nantinya lulusan dari suatu kampus tidak hanya mengandalkan utuk bekerja di sutu
perusahaan, tapi nantinya dapat bekerja secara mandiri, menjadi seorang
entrepreneur dan akhirnya bisa membuka lapangan kerja dan memperkerjakan
orang lain, tidak menjadi seorang pengangguran. Sebagaimana kita ketahui dampak
pengangguran yang banyak, salah satu nya dapat menimbulkan suatu kejahatan atau
perbuatan yang tidak positif.
Tidak ada bangsa yang sejahtera dan dihargai bangsa lain tanpa
kemajuan ekonomi. Kemajuan ekonomi akan dapat dicapai jika ada spirit
kewirausahaan yang kuat dari warga bangsanya. China baik dijadikan contoh
konkret dan paling dekat. Setelah menggelar pesta akbar olimpiade 2008 yang
mencengangkan banyak orang beberapa waktu lalu, mereka kembali membuat
dunia berdecak dengan kesuksesan astronotnya berjalan-jalan di luar angkasa. Dan
kini dunia menantikan china turun tangan membantu mengatasi krisis keuangan
global. Tanpa kemajuan ekonomi, tentu semua itu tak mungkin dilakukan China.
Salah satu faktor kemajuan ekonomi China adalah semangat kewirausahaan
masyarakatnya, yang didukung penuh pemerintahnya. China, Korea Selatan, dan
India semakin berjaya mengibarkan produk-produknya sebagai bendera
nasionalnya di pentas global.
Negara maju umumnya memiliki wirausaha yang lebih banyak
ketimbang Negara berkembang, apalagi miskin. Amerika Serikat, misalnya.
memiliki wirausaha 11,5 persen dari total penduduknya. Sekitar 7,2 persen warga
Singapura adalah pengusaha sehingga negara kecil itu bisa maju.
Bangsa Indonesia semakin berpacu dengan bangsa lain yang sudah lebih
dulu maju. Bahkan negara - negara yang pernah mengalami krisis ekonomi seperti
Indonesia, yang menyebabkan mulai bergantinya pelaku aktif di dunia bisnis,
semakin jauh melesat. Koperasi baru terus bermunculan, dikendalikan kaum muda

2
dengan visi bisnis yang kuat jiwa kewirausahaan yang tangguh. Pemimpin bisnis
berusia muda terus bermunculan, siap membawa ekonominya melaju lebih pesat.
Banyak contoh pengusaha nasional antara lain Ciputra, Sofian Wanandi
,dan Arifin Panigoro. Bukan hanya mereka yang sudah senior dan telah mengenyam
banyak asam garamnya bisnis, tetapi juga kalangan muda generasi kini, seperti
Rachmat Gobel dan Anindya Bakrie. Mereka juga gemas karena melihat lambatnya
kebangkitan wirausaha di kalangan kaum muda sendiri.
Sampai saat ini belum ada negara sekaya dan selengkap sumber daya
alam Indonesia. Sejak zaman penjajahan, nusantara ini sudah menjadi sumber
utama dunia akan hasil bumi dan laut , komoditas primer. Komoditas pertanian,
perkebunan, laut, dan pantai Indonesia sudah jadi pembicaraan pebisnis global.
Berdatangannya partikelir untuk berdagang, dan sebagian berujung penjajahan,
adalah bukti otentik dari catatan sejarah masa silam itu.
Indonesia penghasil kakao terbesar ketiga di dunia, tapi bukan penghasil
cokelat terkemuka. Swiss yang tidak punya lahan untuk menanam kakao menjadi
produsen cokelat terkemuka. Swiss yang tidak punya lahan untuk menanam kakao
menjadi produsen cokelat terkemuka. Bangsa Jepang tak punya sumber daya alam
yang berlebihan tapi negara ini bagaikan pabrik raksasa yang memasok kebutuhan
hidup manusia sedunia. Semua itu karena kewirausahaan masyarakatnya yang kuat.
Oleh karena itu, untuk mempercepat pertumbuhan wirausaha di dalam
negeri, harus ada upaya serius untuk menciptakan orang – orang yang mampu
mengambil peluang yang ada dan menciptakan lapangan kerja untuk dirinya
maupun untuk orang lain. Lembaga pendidikan mesti bisa berperan lebih banyak
lagi untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan dan membentuk orang – orang
yang tahan banting dengan segala kesukaran yang dihadapi untuk membangun
kemandirian.
Menyimak persoalan – persoalan seperti dikemukakan tersebut, maka
dalam bab ini kita akan membahas tentang proses kewirausahaan dari segi
pemahaman yang paling dasar.

3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada maka dapat diambil beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian kewirausahaan?
2. Bagaimana proses kewirausahaan?
3. Bagaimana proses pertumbuhan wirausaha?
4. Apa faktor-faktor pendorong proses kewirausahaan?

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini yakni
menjelaskan beberapa permasalahan tentang kewirausahaan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari kewirausaaan.
2. Untuk mengetahui proses kewirausahaan.
3. Untuk mengetahui proses pertumbuhan wirausaha.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor pendorong proses kewirausahaan.

D. Manfaat
Berdasarkan tujuan yang telah diambil maka makalah ini dapat memberi
beberapa kegunaan sebagai berikut:
1. Dapat menjadi sumber referensi bagi siapa saja yang nantinya akan
membutuhkan materi tentang kewirausahaan.
2. Memberikan motivasi bagi mahasiswa agar mau berwirausaha.
3. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses dari kewirausahaan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Wirausaha
Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship dalam bahasa
Inggris, unternehmer dalam bahasa Jerman, ondernemen dalam bahasa Belanda.
Sedangkan di Indonesia diberi nama kewirausahaan . Kata entrepreneur berasal dari
bahasa Perancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pengambil risiko,
kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan suatu pekerjaan tertentu), dan
pencipta yang menjual hasil ciptaannya. Kewirausahaan sebagai Etika Ekonomi
Modern, kewirausahaan sebagai etika (akhlak, moralitas) ekonomi/bisnis (etika
kewirausahaan) berkaitan dengan makna kewirausahaan sebagai resep bertindak
guna menumbuh kembangkan sistem perekonomian (bisnis) yang modern.
Pemaknaan seperti ini tidak saja berlaku secara tekstual, tetapi dikenal pula secara
umum dalam masyarakat. Pandangan tekstual bahwa kewirausahaan terkait dengan
etika ekonomi (bisnis) dapat dicermati pada pendapat Salim Siagian dan Asfahani
(1995) yang menyatakan sebagai berikut: Kewirausahaan adalah semangat, pelaku
dan kemapuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang
memperoleh keuntungan diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada
pelanggan/masyarakat, dengan selalu berusahan mencari dan melayani lebih
banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih
bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian
mengambil risiko, kreativitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.
Ada enam hakekat penting kewirausahaan sebagai berikut (Suryana,
2003:13) :
1. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang
dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis (Acad Sanusi, 1994)
2. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru dan berbeda ( Drucker, 1959)

5
3. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan (Zimmerer, 1996)
4. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha
dan perkembangan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
5. Kewirausahaan adalah suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan
sesuatu yang berbeda yang bermanfaat member nilai lebih
6. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk
memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara
mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan
cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk
memberikan kepuasan baru kepada konsumen.

B. Proses Kewirausahaan
Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang berani
mengembangkan ide-ide usaha atau ide-ide barunya. Proses kewirausahaan
meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan
peluang dan penciptaan organisasi usaha, oleh sebab itu wirausaha adalah orang
yang memperoleh peluang dan menciptakan suatu organisasi untuk mengejar
peluang itu (Bigrave, 1955).
Sri Edi Swasono (1978:38) mengatakan dalam konteks bisnis, wirausaha
adalah Pengusaha, tetapi tidak semua pengusaha adalah wirausaha. Wirausaha
adalah pelopor dalm bisnis, inovator, peenanggung resiko, yang mempunyai visi
kedepan, dan memiliki keunggulan dalam berprestasi dibidang usaha.
Pada dasarnya di dalam proses kewirausahaan tidak hanya menjalankan
kegiatan untuk memecahkan permasalahan di dalam manajemen. Ketika kita
menjadi wirausahawan maka kita harus selalu mencari, mengevaluasi dan
mengembangkan peluang yang ada dengan mengatasi sejumlah tantangan untuk
berinovasi dan berkreasi. Model proses perintisan dan pengembangan

6
kewirausahaan ini di gambarkan oleh Bygrave menjadi urutan langkah-langkah
berikut ini:
1. Innovation (Inovasi)
Faktor personal yang mendorng inovasi adalah: keinginan berprestasi, adanya
sifat penasaran, keinginan menanggung resiko, faktor pendidikan dan faktor
pengalaman. faktor lingkungan yang medorong inovasi adalah: adanya
peluang, pengalaman, kreativitas.
2. Triggering Event (pemicu)
Beberapa faktor personal yang mendorong pemicu artinya yang memicu atau
memaksa seseorang untuk terjun kedunia bisnis adalah: adanya ketidakpuasan
terhadap pekerjaan yang sekarang, adanya pemutusan hubungan kerja (PHK),
tidak ada pekerjaan lain, dorongan karena faktor usia, keberanian menanggung
resiko, komitmen dan minat tinggi terhadap bisnis.
3. Implementasi (pelaksanaan)
Beberapa faktor personal yang mendorong pelaksanaan dari sebuah binis
adalah sebagai berikut: siap mental secara total, adanya manaer pelaksana
sebagai tangan kanan, pembantu utama, adanya komitmen yang tinggi terhadap
bisnis, adanya visi, pandangan yang jauh ke depan guna mencapai
keberhasilan.
4. Growth (Proses Pertumbuhan)
Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha sehingga semua rencana
dan pelaksanaan operasional berjalan produktif. Adanya strategi yang mantap
sebagai produk dari tim yang kompak, adanya roduk yang di banggakan, atau
keitimewaan yang dimiliki misalnya kualitas makanan, lokasi usaha,
manajemen, personalia, adanya konsumen dan pemasok barang yang continue,
adanya pihak investor yang memberikan fasilitas keuangan, adanya
kebujaksanaan pemerintahan yang menunjang berupa peraturan bidang
ekonomi yang menguntugkan.
Proses kewirausahaan memiliki 4 (empat) tahapan khusus, yaitu:
1. Indentifikasi dan evaluasi peluang yang tersedia

7
Mengevaluasi peluang adalah bagian terpenting dan vital didalam proses
kewirausahaan karena seorang wirausahawan bisa memprediksi apakah produk
atau jasa yang dihasilkan dan juga mengidentifikasi peluang usaha yang ada.
2. Mengembangkan bisnis
Ketika membuat dan menyusun perencanaan bisnis, sangatlah penting untuk
memahami persoalan inti yang terdapat didalammnya. Berbagai karakteristik
dan luasnya segmen pasar, syarat produksi, rencana keuangan, rencana
manajemen, dll.
3. Sumber daya yang dibutuhkan
Sumber daya yang di butuhkan untuk merealisasikan peluang yang ada maka
harus dimulai dari penilaian sumber daya yang dimiliki. Beragam sumber daya
yang dimiliki ini tidak hanya mengidentifikasi suplier sumber daya tapi juga
kebutuhan dan keinginan mereka. Dengan memahami kebutuhan pada suplier
sumber daya maka wirausahawan akan dapat membuat persetujuan yang
memungkinkan untuk mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan dengan
harga yang serendah mungkin.
4. Menjalankan manajemen usaha
Setelah wirausahawan mencari sumber daya maka mereka harus mulai
menjalankan dan merealisikan rencana bisnis mereka.

C. Proses Pertumbuhan Wirausaha


Proses pertumbuhan kewirausahaan pada usaha kecil menurut Suryana
memiliki 3 (tiga) ciri-ciri penting:
1. Imitasi dan duplikasi
Pada tahapan imitasi dan duplikasi, wirausahawan dapat meniru ide orang lain
seperti memulai usaha dengan meniru usaha orang lain. Mereka dapat mencoba
untuk membuat barang atau jasa dengan meniru produk yang sudah ada atau juga
meniru teknik produksi desain, strategi pemasaran, dan lain-lain.
2. Duplikasi dan pengembangan
Tahapan wirausaha selanjutnya adalah duplikasi dan pengembangan dimana
wirausahawan akan mengembangkan ide-ide barunya. Selain itu, wirausahawan

8
mulai untuk mengembangkan strategi pemasaran sendiri walau terkadang di
dalam tahapan ini perkembangan usaha akan cenderung melambat dan kurang
dinamis.
3. Menciptakan barang dan jasa baru sendiri yang berbeda. Setelah proses
wirausaha telah melalui tahapan duplikasi dan pengembangan maka proses
selanjutnya mereka akan melalui tahapan menciptakan produk sendiri dan
berbeda dari ide sendiri. Pada tahapan ini biasanya seorang wirausahawan tidak
puas dengan produk yang sudah ada dan mulai ingin memasarkan produk yang
memiliki keunggulan dibandingkan produk yang lain. Produk-produk yang
mereka ciptakan dapat berasal dari pengamatan pasar, kebutuhan konsumen
ataupun keinginan untuk menjadi penantang pasar atau penguasa pasar.

D. Faktor Pendorong Proses Kewirausahaan


1. Tahap Perintisan
Ketika proses kewirausahaan seseorang berada pada tahap perintisan,
terdapatdua macam faktor yang mendorongnya untuk menjadi wirausaha, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari individu seseorang.
Terdapat beberapa faktor individu yang mendorong seseorang untuk terjun
ke dunia bisnis pada tahap perintisan, di antaranya adalah:
1) Ide
Ide merupakan faktor krusial dalam seseorang memulai bisnis.
Sumber ide dapat berasal dari pekerjaan dan pengalaman terdahulu,
hobi dankesukaan, adanya peluang, pendapat orang lain, pendidikan
atau kursus, serta bisnis keluarga (Adhi dan Bawono, 2009:61).
2) Toleransi Terhadap Resiko (Bygrave, 1994:3)
Mill (1848) dalam Carland, et al. (1984) meyakini bahwa faktor kunci
yang membedakan seorang manajer dari seorang wirausaha adalah
keberanian dalam menanggung resiko.

9
3) Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin kecil
pengaruhnya terhadap keinginan untuk memilih pengusaha sebagai
jalan hidupnya. Rata-rata justru mereka yang tingkat pendidikan tidak
terlalu tinggi yang mempunyai hasrat yang kuat untuk memilih karier
menjadi seorang pengusaha (Hendro, 2011:62).
4) Pengalaman
Pengalaman yang didapat oleh seseorang pada pekerjaannya yang
terdahulu dapat menjadi sumber ide untuk memulai usaha. Hasil
penelitian yang dikeluarkan LPPM menunjukkan bahwa 43%
entrepreneur memulai bisnis berdasarkan pekerjaan dan pengalaman
terdahulu (Adhi dan Bawono, 2009:61). Menurut Wood dalam
Zimmerer dan Scarborough (1998), kurangnya pengalaman adalah
salah satu penyebab kegagalan usaha.
5) Kebutuhan untuk berprestasi
Seseorang yang menjadi wirausahawan cenderung memiliki
keinginan yang tinggi untuk menjadi individu yang bertanggung
jawab, dapat memecahkan masalah, melakukan pengaturan dan
mencapai tujuan. Hal ini menunjukkan bahwa dia memiliki kebutuhan
untuk berprestasi (Allen 2003:10 dalam Mazubane 2009).
6) Ketidakpuasan kerja
Adanya ketidakpuasan terhadap pekerjaan sekarang (Setiadji,
2010:6). Seseorang dapat menjadi wirausaha karena sudah tidak
memiliki masa depan yang cerah dalam karirnya (Bygrave, 1994;4).
7) Keinginan untuk merdeka (Allen 2003:10 dalam Mazubane 2009)
Wirausahawan memulai bisnis sehingga menjadi bos bagi diri mereka
sendiri, dan dengan memiliki bisnis akan memperkuat perasaan
otonomidan kebebasan mereka (Bygrave, 1994).
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu
seseorang seperti lingkungan, sosiologi dan organisasi. Terdapat beberapa

10
faktor eksternal yang mendorong seseorang untuk terjun ke dunia bisnis,
di antaranya adalah:
1) Peluang
Peter Drucker mengatakan bahwa entrepreneur adalah orang yang
memaksimalkan peluang-peluang. Jika seseorang belum memiliki
pengalaman baik bekerja maupun dalam berwirausaha, dia dapat
memulai bisnis dengan memanfaatkan peluang-peluang yang ada
(Adhi danBawono, 2009:61).
2) Persaingan
Adanya persaingan dalam dunia kehidupan menjadi salah satu faktor
lingkungan yang mendorong menjadi pemicu bisnis (Setiadji,
2010:6). Berkarier di dunia pekerjaan dirasakan sangat berat,
mengingat persaingan yang sangat ketat dan masih banyak lulusan
yang berpotensi yang belum mendapatkan pekerjaan (Hendro,
2011:62).
3) Jaringan
Adanya hubungan-hubungan atau relasi-relasi dengan orang lain
menjadi pemicu pelaksanaan bisnis (Setiadji, 2010:6).
4) Tim
Adanya tim yang dapat diajak kerjasama dalam berusaha (Setiadji,
2010:6).
5) Keluarga
Seringkali terlihat bahwa ada pengaruh dari orang tua yang bekerja
sendiri,dan memiliki usaha sendiri cenderung anaknya jadi pengusaha
pula (Setiadji, 2010:3). Menurut Duchesneau et al. dalam Staw
(1991), wirausaha yang berhasil adalah mereka yang dibesarkan oleh
orang tua yang juga wirausaha, karena mereka memiliki pengalaman
luas dalamusaha.
6) Kebijakan Pemerintah
Adanya kemudahan-kemudahan dalam lokasi berusaha ataupun
fasilitas kredit dan bimbingan usaha yang dilakukan oleh Depnaker

11
(Setiadji, 2010:6).
7) Keterpaksaan dan Keadaan (Hendro, 2011:63)
Kondisi yang diciptakan atau yang terjadi, misal PHK, pensiun
(retired), dan menganggur atau belum bekerja akan dapat membuat
seseorangmemilih jalan hidupnya menjadi wirausaha, karena memang
sudah tidak ada pilihan lagi untuknya.
2. Tahap Pengembangan
Ketika proses kewirausahaan seseorang berada pada tahap
pengembangan, terdapat tiga macam faktor yang mendorongnya untuk
menjadi wirausaha, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan faktor strategi
berwirausaha.
a. Faktor Internal
Terdapat beberapa faktor internal yang mendorong proses
pengembanganusaha, diantaranya adalah:
1) Wirausahawan
Adanya seorang wirausaha yang siap mental secara total (Setiadji,
2010:6).
2) Kreatifitas
Wirausahawan akan selalu mencari suatu cara yang lebih baik dalam
melakukan sesuatu (Saputro, 2011). Tanpa kreativitas, kesuksesan
akan sulit dicapai dan jalan bisnis anda akan semakin terjal (Hendro,
2011:68).
3) Kepemimpinan
Seorang wirausahawan adalah seorang pemimpin dan dan di mana
pun dia berada, wirausahawan mempunyai beban untuk
mempertanggungjawabkankepada para pengikutnya, yaitu bawahan-
bawahannya (Hendro, 2011:180).
4) Komitmen
Adanya komitmen yang tinggi terhadap pekerjaan, dan menyadari
pentingnya hubungan bisnis yang mendasar (Zimmerer dan
Scarborough, 1998).

12
5) Visi
Adanya visi atau pandangan yang jauh ke depan guna mencapai
keberhasilan (Bygrave, 1994 dalam Azzahra 2009).
b. Faktor Eksternal
Terdapat beberapa faktor eksternal yang mendorong proses
pengembangan. Di antaranya adalah:
1) Pesaing
Adanya unsur persaingan yang cukup menguntungkan. Dunia
persaingan sekarang ini sangat tajam. Ada berbagai bentuk persaingan
yang ada di pasar mulai dari pengusaha pasar yang sangat dominan,
yang mempunyai kekuatan yang sedang dan yang lemah (Setiadji,
2010:7).
2) Mitra Bisnis
Sebuah bisnis dapat berjalan dengan baik apabila memiliki jaringan
yang melibatkan mitra-mitra yang dapat bekerja sama. Mitra yang
memungkinkan bisnis berlangsung di antaranya pelanggan, principal
(pemilik merk), vendor atau supplier, agen, retailer, adviser bidang
finansial, legal, asuransi, mentor, dan dukungan keluarga (Adhi dan
Bawono, 2009:106)
3) Investor dan Bankir
Adanya bantuan dari pihak investor dan bank yang memberikan
fasilitas keuangan (Bygrave, 1994 dalam Azzahra 2009).
4) Tim
Adanya tim yang kompak dalam menjalankan usaha senhingga semua
rencana dan pelaksanaan operasional berjalan produktif (Bygrave,
1994 dalam Azzahra 2009).
c. Faktor Strategi Berwirausaha
Terdapat beberapa faktor strategi berwirausaha yang mendorong
proses pengembangan, diantaranya adalah:
1) Memecahkan Masalah
Wirausahawan akan selalu melihat ke pilihan-pilihan untuk

13
memecahkan setiap masalah yang menghalangi di jalan (Saputro,
2011).
2) Perencanaan
Dalam tahap pengembangan usaha, seorang wirausaha harus
memiliki tujuan yang akan dicapai dalam jangka waktu tertentu dan
merencanakan bagaimana cara untuk mencapainya.
3) Bernegosiasi
Negosiasi berarti terjadinya konsensi, kesepakatan atau perjanjian
antar perbedaan dari dua orang, dua kelompok, atau dua badan
hukum (Harvard Bussines Essentials. Harvard Business School,
2003 dalam Hendro, 2011:426). Sepanjang proses pengembangan
usaha tentunya banyak berhubungan dengan pihak lain, oleh sebab
itu kemampuan bernegosiasi yang baik sering diperlukan untuk
melancarkan proses pengembangan usaha.
4) Pengambilan Keputusan
Dalam hal menyelesaikan problem tertentu, perlu diambil banyak
keputusan. Adakalanya solusi masalah memerlukan suatu rangkaian
rantai keputusan (Winardi, 2004: 130).
5) Inovasi
Inovasi adalah karakteristik utama dari kewirausahaan. Seseorang
berperilaku sebagai seorang wirausahawan ketika dia melakukan
inovasi (Schumpeter, 1934 dalam Carland, et al., 1984)
6) Strategi Manajerial
Dalam proses pengelolaan usaha dan manajemen organisasi bisnis,
seorang wirausahawan dengan pola pikir yang ingin tetap menjadi
pemilik sekaligus harus bisa melakukan transformasi pola pikir
kewirausahaannya, yaitu menjadi wirausaha saat menjadi pemilik
dalam rapat pemegang saham dan menjadi profesional saat menjadi
pemimpin organisasi (Hendro, 2011:312).

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan yang ada adalah sebagai
berikut:
1. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda
2. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi, aktivitas dan tindakan yang
berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi usaha, oleh
sebab itu wirausaha adalah orang yang memperoleh peluang dan menciptakan
suatu organisasi untuk mengejar peluang itu
3. Proses pertumbuhan kewirausahaan meliputi proses imitasi, proses
pengembangan dan proses penciptaan.
4. Ada berbagai faktor yang mendorong terjadinya proses kewirausahaan baik pada
tahap perintisan maupun pada tahap pengembangan. Faktor tersebut meliputi
berbagai faktor internal dan faktor eksternal.

B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam menulis makalah ini yaitu:
1. Mari kita ciptakan lapangan kerja baru dengan menjadi seorang wirausahawan.
2. Menjadi seorang wirausawan tidaklah mudah karena memiliki banyak tantangan
sebelum sampai pada tujuan yang ingin dicapai.

15
DAFTAR PUSTAKA

Aditi, SE, M.Si, Bunga. 2018. Buku Ajar Entrepreneurship dan Startup
Entrepreneur yang Unggul. Deli Serdang: Perdana Medika
Dinar, Muhammad, dkk. 2020. Kewirausahaan. Bandung: Media Sains
Indonesia.
M.T, Dr. Ir. Hasanah. 2015. ENTREPRENEURSHIP, Membangun Jiwa
Entrepreneur Anak Melalui Pendidikan Kejuruan. Makassar: CV. Misvel Aini
Jaya.
Samad, Yusuf A. Karyono, Otong. 2020. ENTREPRENEURSHIP,
Persfektif Ilmu Pengetahuan, Empiris dan Agama. Klaten: Lakeisha.
Suarlin. Ali, M. ichsan. 2018. Membangun Jiwa Kewirausahaan.
Makassar: Global Research And Consoulting Institute.

16

Anda mungkin juga menyukai