Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KEWIRAUSAHAAN

Nama Mahasiswa : Dian Anggreini Sahabuddin

NPM : 220008301044

Kelas : Komunitas Pendidikan Fisika

SOAL

1. Amati berbagai gejala atau fenomena yang berkaitan dengan pengembangan nilai
kewirausahaan di sekolah atau satuan pendidikan lainnya.
2. Uraikan atau deskripsikan fenomena tersebut dengan membandingkan dengan apa
yang seharusnya terjadi.
3. Berdasarkan uraian nomor 1 dan nomor 2, identifikasi masalah pengembangan nilai
kewirausahaan yang terjadi.
JAWABAN :
Pembelajaran Berbasis Proyek Kewirausahaan di Sekolah
Beberapa sekolah menerapkan metode pembelajaran berbasis proyek di
mana siswa bekerja dalam tim untuk merancang dan menjalankan proyek bisnis.
Melalui pengalaman ini, siswa dapat belajar tentang aspek-aspek praktis
kewirausahaan dan menerapkan pengetahuan mereka dalam konteks nyata.
Fenomena pembelajaran berbasis proyek kewirausahaan adalah
pendekatan di mana siswa terlibat dalam proyek nyata yang melibatkan
pengembangan ide bisnis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Dalam konteks
ini, siswa belajar tentang kewirausahaan melalui pengalaman langsung dalam
merancang dan menjalankan bisnis kecil. Namun, terdapat beberapa perbedaan
antara fenomena yang sebenarnya terjadi dalam pembelajaran berbasis proyek
kewirausahaan dan apa yang seharusnya terjadi. Berikut ini adalah
perbandingannya :
1. Fokus pada Proses versus Fokus pada Produk :
 Seharusnya : Pembelajaran berbasis proyek kewirausahaan seharusnya fokus
pada proses pembelajaran yang terlibat dalam pengembangan bisnis, seperti

Kewirausahaan/Dian Anggreini Sahabuddin 1


penelitian pasar, analisis persaingan, merancang strategi pemasaran, dan
mengelola keuangan bisnis.
 Fenomena yang sebenarnya : Dalam beberapa kasus, fokus pada hasil akhir
atau produk dari proyek kewirausahaan menjadi lebih penting daripada proses
pembelajaran. Siswa mungkin terlalu terpaku pada mencapai hasil yang
sempurna tanpa memperhatikan pengembangan keterampilan dan pemahaman
yang lebih dalam tentang kewirausahaan.
2. Pembimbingan dan Dukungan yang Tepat versus. Minimnya Bimbingan:
 Seharusnya : Pembelajaran berbasis proyek kewirausahaan seharusnya
melibatkan pembimbingan yang terarah dan dukungan dari pendidik atau
mentor yang berpengalaman dalam kewirausahaan. Pembimbingan ini
membantu siswa dalam merencanakan dan menjalankan bisnis mereka dengan
baik.
 Fenomena yang sebenarnya : Terkadang, siswa mungkin tidak mendapatkan
bimbingan yang memadai selama proses pembelajaran berbasis proyek
kewirausahaan. Kurangnya pengawasan dan bimbingan dapat menyebabkan
kesulitan dalam menghadapi tantangan yang muncul atau membuat keputusan
yang tepat dalam mengembangkan bisnis.
3. Kolaborasi dan Kerjasama versus Individualisme:
 Seharusnya : Pembelajaran berbasis proyek kewirausahaan seharusnya
mendorong siswa untuk bekerja secara kolaboratif dan saling berbagi ide dalam
tim. Ini mencerminkan situasi dunia nyata di mana kewirausahaan sering
melibatkan kerjasama tim yang efektif.
 Fenomena yang sebenarnya : Terkadang, siswa cenderung bekerja secara
individu dan fokus pada pencapaian pribadi mereka dalam pembelajaran
berbasis proyek kewirausahaan. Kurangnya kerjasama dan kolaborasi dapat
mengabaikan potensi belajar dari perspektif dan kontribusi yang berbeda dari
rekan tim.

Kewirausahaan/Dian Anggreini Sahabuddin 2


4. Evaluasi Komprehensif versus Penilaian Berbasis Hasil Akhir:
 Seharusnya : Evaluasi dalam pembelajaran berbasis proyek kewirausahaan
seharusnya mencakup penilaian komprehensif terhadap pemahaman dan
penerapan konsep kewirausahaan, keterampilan kolaborasi.
 Fenomena yang sebenarnya : Beberapa sekolah atau lembaga pendidikan lebih
cenderung menggunakan penilaian berbasis hasil akhir daripada evaluasi
komprehensif. Ini berarti penilaian lebih difokuskan pada produk atau hasil
akhir proyek bisnis yang dihasilkan oleh siswa, seperti presentasi bisnis,
rencana bisnis tertulis, atau produk atau layanan yang mereka kembangkan.
Dalam pendekatan penilaian berbasis hasil akhir, penekanan diberikan pada
penilaian produk akhir, sementara aspek pemahaman konsep, keterampilan
kolaborasi, dan proses pembelajaran mungkin tidak mendapatkan perhatian
yang sama. Ini dapat mengarah pada situasi di mana siswa mungkin lebih fokus
pada pencapaian target akhir atau hasil bisnis semata, daripada benar-benar
memahami konsep-konsep kewirausahaan atau belajar keterampilan kolaborasi
yang diperlukan.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa masalah yang terjadi dalam
pengembangan nilai kewirausahaan, antara lain:
1. Kurangnya fokus pada proses pembelajaran: Fenomena yang sebenarnya
menunjukkan bahwa siswa terlalu terfokus pada hasil akhir atau produk dari proyek
kewirausahaan, sehingga mengabaikan pentingnya proses pembelajaran yang
melibatkan pemahaman dan pengembangan keterampilan kewirausahaan. Hal ini
dapat mengurangi nilai edukatif dari pengalaman pembelajaran.
2. Minimnya bimbingan dan dukungan: Terdapat kurangnya pembimbingan yang
memadai dari pendidik atau mentor yang berpengalaman dalam kewirausahaan.
Siswa mungkin menghadapi kesulitan dalam menghadapi tantangan yang muncul
atau membuat keputusan yang tepat dalam pengembangan bisnis mereka.
Kurangnya bimbingan dapat menghambat perkembangan siswa dalam
mengembangkan keterampilan kewirausahaan.
3. Individualisme yang dominan: Fenomena yang sebenarnya menunjukkan bahwa
siswa cenderung bekerja secara individu dan fokus pada pencapaian pribadi mereka

Kewirausahaan/Dian Anggreini Sahabuddin 3


dalam pembelajaran berbasis proyek kewirausahaan. Hal ini dapat menghambat
pengembangan keterampilan kerjasama dan kolaborasi yang penting dalam konteks
kewirausahaan, di mana kerjasama tim yang efektif seringkali menjadi kunci
keberhasilan.
4. Penilaian yang terfokus pada hasil akhir: Evaluasi dalam pembelajaran berbasis
proyek kewirausahaan cenderung lebih berfokus pada penilaian hasil akhir daripada
penilaian yang komprehensif terhadap pemahaman dan penerapan konsep
kewirausahaan serta keterampilan kolaborasi. Hal ini dapat mengesampingkan
pentingnya proses pembelajaran dan memberikan insentif kepada siswa untuk
hanya berorientasi pada mencapai hasil akhir yang baik, tanpa benar-benar
memahami dan mengembangkan nilai kewirausahaan secara holistik.
Dalam rangka pengembangan nilai kewirausahaan yang lebih efektif,
perlu adanya penekanan yang lebih besar pada proses pembelajaran, peningkatan
bimbingan dan dukungan bagi siswa, promosi kerjasama dan kolaborasi, serta
evaluasi yang komprehensif yang mencakup aspek-aspek kunci kewirausahaan.

Kewirausahaan/Dian Anggreini Sahabuddin 4

Anda mungkin juga menyukai