Hukum Ketenagakerjaan
Hukum Ketenagakerjaan
TUGAS 1
hal tersebut sebenarnya masih perlu beberapa perbaikan dari pemerintah agarperusahaan
dan juga para pekerja mendapat hak yang selayaknya dan keuntunganyang sama
2. Dalam hal pekerja/buruh melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam perjanjian
kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama, pengusaha dapat melakukan pemutusan
hubungan kerja, setelah kepada pekerja/buruh yang bersangkutan diberikan surat peringatan.
Pada dasarnya melalui Pasal 151 ayat (1) UU Ketenagakerjaan telah disebutkan bahwa
pengusaha, pekerja/buruh, serikat pekerja/serikat buruh, dan pemerintah, dengan segala
upaya harus mengusahakan agar jangan terjadi PHK.
Jika PHK tidak bisa dihindarkan, tetap wajib dirundingkan oleh pengusaha dan serikat pekerja/serikat
buruh atau dengan pekerja/buruh apabila pekerja/buruh yang bersangkutan tidak menjadi
anggota serikat pekerja/serikat buruh.
Melihat hal tersebut, berarti PHK harus dilakukan melalui perundingan terlebih dahulu. Barulah
apabila hasil perundingan tersebut tidak menghasilkan persetujuan, pengusahahanya dapat
memutuskan hubungan kerja dengan pekerja/buruh setelah memperoleh penetapan dari lembaga
penyelesaian perselisihan hubungan industrial.Adapun lembaga penyelesaian perselisihan hubungan
industrial yang dimaksud adalah mediasi hubungan industrial, konsiliasi hubungan industrial,
arbitrase hubungan industrial dan pengadilan hubungan industrial.
Dari pernyataan diatas dapat kita simpulkan bahwa Angel telah melanggar perjanjian kerja pada
pasal 61 ayat 1 UU Ketenagakerjaan bagian D.
3. Dari kasus diatas perjanjian kerja yang di sepakati adalah Perjanjian Kerja Waktu Tertentu
artinya perjanjian yang lazimnya disebut dengan perjanjian kontrak atau perjanjian kerja
tidak tetap. Perjanjian kerja yang di buat untuk waktu tertentu harus dibuat secara tertulis Pasal 57
ayat 1 UU no. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Hal ini di buat untuk menjamin atau menjaga
hal hal yang tidak di inginkan sehubungan dengan berakhirnya kontrak kerja. Di tambah lagi dalam
pasal 59 ayat 1 UU no 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa
perjanjian kerja untuk waktu tertentu hanya dapat di buat untuk pekerjaan tertentu yang menurut
jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaanya akan selesai dalam waktu yang sudah di tentukan. Jadi
dapat kita lihat bahwa PT. Mundur Selalu tidak salah dalam hal ini karna sudah sesuai dengan aturan
ketenagakerjaan.