Anda di halaman 1dari 2

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : GABRIEL JOAN BRUNO

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042327045

Kode/Nama Mata Kuliah : HUKUM4304/HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

Kode/Nama UPBJJ : KUPANG

Masa Ujian : 2020/21.2 (2022.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN TMK 1 HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
NOMOR 1
Contoh Kasus : Riska adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang tertarik untuk membeli franchise
minuman kekinian asal Taiwan. Setelah melakukan diskusi dan mempelajari proposal penawaran perusahaan
tersebut, Riska merasa yakin dan ia pun berangkat ke Taiwan untuk melihat langsung produk tersebut dan
menandatangani kontrak franchise tersebut. Riska juga telah menyewa sebuah ruko di kota Bandung untuk
dijadikan lokasi penjualan minuman tersebut. Setelah 2 bulan berlalu Riska mengalami masalah, pertama,
peralatan dan bahan minuman tak kunjung datang bahkan telah lewat satu bulan dari batas waktu
perjanjian, kedua ruko yang disewa Riska masih ditempati penyewa lain padahal Riska sudah melunasi biaya
sewa dan seharusnya sudah bisa menempati ruko tersebut sejak 2 minggu setelah pelunasan. Pertanyaan :
Kasus Riska yang manakah yang dapat dikategorikan sebagai kasus HPI? Uraikan analisis anda!
Jawab :
Kasus Hukum Perdata Internasional(HPI) yang dialami Riska adalah adanya permasalah yang disebabkan oleh
peralatan serta bahan minuman yang tak kunjung datang bahkan sudah lewat satu bulan dari waktu
perjanjian dan ia telah menandatangani kontrak/perjanjian untuk bekerjasama membeli minuman asal
Taiwan yang artinya menyebabkan masalah hukum antara perorangan dengan konteks perdata
internasional.
NOMOR 2
Berdasarkan kasus Riska yang merupakan kasus HPI, uraikan mana sajakah yang merupakan titik pertalian
primernya!
Jawab :
Berdasarkan pengertiannya, titik pertalian primer merupakan titik taut pembeda yang menunjukkan
peristiwa hukum itu mengandung unsur- unsur asing dan karena itu, peristiwa hukum yang dihadapi adalah
peristiwa Hukum Perdata Internasional dan bukan peristiwa hukum intern/domestik semata. Jadi yang
merupakan HPI adalah kasus yang dialami Riska dengan perusahaan waralaba minuman asal Taiwan dimana
terjadi keterlambatan dalam pengiriman peralatan dan bahan minuman lewat satu bulan dari waktu yang
ada didalam perjanjian, kemudian hukum perdata biasa adalah dimana Riska mengalami kasus antara
perorangan yang disebabkan oleh ruko yang telah ia sewa dan telah ia lunasi pembiayaan sewanya ternyata
ditempati oleh orang lain.
NOMOR 3
Dalam menyelesaikan kasus HPI Riska, apakah dapat menggunakan hukum negara Taiwan? Jelaskan jawaban
anda dan teori yang anda gunakan!
Jawab :
Teori yang bisa digunakan dari kasus diatas adalah Conflict of Laws atau dapat diartikan konflik terjadi jika
hukum tunduk pada hukum yang berbeda dalam domisili atau kebangsaan, perbuatan hukum yang dilakukan
di negara asing, dan konsekuensi hukum yang terjadi di negara-negara asing. Dalam kasus HPI dapat
diselesaikan dengan menggunakan hukum dari negara yang terlibat seperti kasus diatas yaitu Hukum Negara
Taiwan atau dengan Choice of Laws (Pilihan Hukum) yaitu kebebasan yang diberikan kepada para pihak
dalam menentukan atau memilih hukum mana yang akan berlaku dalam perjanjian mereka yang bersifat
internasional.
Sumber :
https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/f5c880712d01b2b23abeac92928e02f5.pdf
http://repository.ubharajaya.ac.id/4548/4/Kuliah%204%20HPI%20Dhoni%20Yusra.pdf

Anda mungkin juga menyukai