Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 1

Nama Mahasiswa : M. Juliardi Kurniawan

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 042836564

Kode/Nama Mata Kuliah : HKUM4304/Hukum Perdata


International

Kode/Nama UPBJJ : 17/JAMBI

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. Hukum Perdata Internasional (HPI) merupakan badan hukum yang mengatur


interaksi antarnegara, yang meliputi organisasi negara dan nonnegara,
organisasi internasional, dan individu atau perusahaan. Bidang ini cukup
kompleks. Bahkan dapat menjadi cukup rumit.

Prof. J.G. Sauveplanne berpendapat bahwa hukum perdata internasional atau


Internationale Privaat Recht (Nederlandse) adalah keseluruhan aturan-aturan
yang mengatur hubungan-hubungan hukum perdata yang mengandung elemen-
elemen internasional dan hubungan-hubungan hukum yang memiliki kaitan
dengan negaranegara asing, sehingga dapat pertanyaan apakah penundukan
langsung ke arah hukum asing itu tanpa harus menundukkan diri pada hukum
intern (hukum Belanda).

Sementara itu, Prof. Mochtar Kusumaatmadja mendefinisikan hukum perdata


internasional sebagai keseluruhan kaidah dan asas hukum yang mengatur
hubungan perdata yang melintasi batas negara. Dengan perkataan lain, hukum
yang mengatur hubungan hukum perdata antara para pelaku hukum yang
masing-masing tunduk pada hukum perdata (nasional) yang berlainan.

Berkenaan dengan kasus riska yang menjadi fokus hukum perdata internasioal
ialah perjanjian riska dengan perusahaan frenchise di taiwan yang tidak
memenuhi perjanjian sesuai dengan kontrak yanng telah disepakati, kasus riska
juga pernah dialami oleh sebuah perusahaan ekspor indonesia Sebuah kontrak
jual beli antara sebuah perusahaan ekspor dari Indonesia dengan sebuah
perusahaan importir di negara bagian Florida Amerika Serikat mengenai barang-
barang yang harus diangkut dari pelabuhan Tanjung Perak Surabaya ke Miami
Florida. Perjanjian dibuat di Jakarta. Ketika barang siap dikirimkan, ternyata
importir tidak memenuhi janjinya untuk melakukan pembayaran pada waktunya.
Eksportir Indonesia kemudian berniat untuk mengajukan gugatan wanprestasi
dan menuntut ganti rugi melalui Pengadilan di kota Miami, Florida.
2. Titik Taut atau Pertalian Primer adalah faktor-faktor dan keadaan- keadaan yang
menciptakan persoalan Hukum Perdata Internasional (HPI). Faktor-faktor yang
menimbulkan isu HPI yaitu: 1) kewarganegaraan, 2) domisili (de jure) atau
tempat kediaman (de facto), dan 3) tempat kedudukan badan hukum

Kasus riska yang menjadi pertalian primiernya tempat kedudukan riska yang
berada di indonesia dan perusahaan tersebut berada di taiwan.

Dengan terdapatnya unsur-unsur asing yang menimbulkan isu HPI dalam


perkara-perkara pembatalan perjanjian berbahasa asing tersebut di atas, maka
penyelesaian perkara-perkara tersebut layak mempertimbangkan kaidah Hukum
Perdata Internasional.

3. Melihat Dari Sudut Pandang Hukum Perdata Innternasional Kasus Yang Dialami
Riska Bisa Diselesaikan Dengan Menggunakan Hukum Negara Taiwan
Mengingat Semua Kontrak Yang Ditanda Tangani Oleh Riska Maupun
Perusahaan Frenchise Tersebut Berada Di Taiwan.

Anda mungkin juga menyukai