Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1

ADPU4333/ADMINISTRASI KEUANGAN

Nama : Alya Jamila Rimadani


Nim : 042456224

Soal !

1. Buatlah tulisan mengenai sumber-sumber pendapatan negara Indonesia saat ini berdasar
pada data APBN. Tulisan tersebut merupakan tulisan anda sendiri, dengan melihat data
pokok APBN terkini yang diterbitkan oleh Kementrian Keuangan. (Dapat disertakan juga
dengan data pendapatan negara beserta nominalnya)
2. Buatlah tulisan mengenai jenis-jenis belanja negara Indonesia saat ini berdasar pada data
APBN. Anda dapat merinci belanja negara tersebut berdasar pada 3 klasifikasi yaitu  :1)
Klasifikasi fungsi, 2) Klasifikasi Jenis Belanja, 3) Klasifikasi Organisasi.

Jawaban : 

1. Pendapatan negara, berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Perbendaharaan Negara, Pasal 1 Ayat 9 menyebutkan bahwa penerimaan negara adalah uang
yang masuk ke kas negara. Pada saat yang sama, pendapatan pemerintah merupakan hak
pemerintah yang dicatat sebagai net value creation. Aktiva bersih adalah pendapatan kena
pajak, pendapatan bebas pajak dan subsidi. Di Indonesia, pendapatan pemerintah
direncanakan dan dikelola dalam rancangan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara). Dalam APBN, sumber penerimaan negara adalah pajak, penerimaan negara bebas
pajak (PNBP), dan hibah. Nantinya, dana yang diterima dari pendapatan negara akan
digunakan untuk pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 

Sumber penerimaan negara menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan


Negara :

Realisasi
Pendapatan
Sumber Penerimaan Keuangan Negara
(Milyar
Rupiah)

2020 2021 2022

Penerimaan 1.628.950,53 1.733.042,80   1.845.556,80

Penerimaan perpajakan  1.285.136,32 1.375.832,70 1.510.001,20


Pajak dalam negeri  1.248.415,11 1.324.660,00  1.468.920,00

Pajak penghasilan 594.033,33 615.210,00  680.876,95

Pajak pertambahan nilai dan pajak penjualan  450.328,06 501.780,00 554.383,14


atas barang mewah

Pajak bumi dan bangunan   20.953,61  14.830,00 18.358,48

Bea perolehan hak atas tanah dan bangunan - - -

Cukai   176.309,31 182.200,00   203.920,00

Pajak lainnya   6.790,79 10.640,00 11.381,43

Pajak pedagangan internasional 36.721,21 51.172,70 41.081,20

Bea masuk    32.443,50 33.172,70 35.164,00

Pajak ekspor    4.277,71     18.000,00  5.917,20

Penerimaan bukan pajak  343.814,21 357.210,10    335.555,62

Penerimaan sumber daya alam 97.225,07    130.936,80 121.950,11

Pendapatan dari kekayaan negara yang 66.080,54 30.011,20 37.000,00


dipisahkan

Penerimaan bukan pajak lainnya   111.200,27   117.949,70   97.808,00

Pendapatan badan layanan umum  69.308,33 78.312,40   78.797,56

Hibah  18.832,82   2.700,00  579,90

Jumlah 1.647.783,34 1.735.742,80 1.846.136,70

Berdasarkan informasi di atas, bahwa pajak merupakan sumber pendapatan terbesar bagi
Indonesia. Pajak sendiri adalah pembayaran yang dipungut atas suatu objek, baik itu barang yang
bernilai guna, jasa, atau properti tertentu, dan menjadi pembayaran wajib bagi warga negara yang
memenuhi kriteria wajib pajak.

Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, sumber pendapatan
negara terbagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1) Pajak
Di Indonesia, sumber utama penerimaan negara berasal dari pajak. Dalam persentase,
pajak menghasilkan sekitar 80 persen dari total pendapatan negara. Pajak itu sendiri
didefinisikan sebagai pembayaran yang dikenakan atas barang, jasa, atau properti tertentu
yang bermanfaat. Di Indonesia, ada dua pihak yang memiliki kewenangan untuk
membayar pajak, yaitu pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dalam hal ini, Ditjen
Pajak berhak menuntut pajak pusat. Pada saat yang sama, pajak daerah adalah otoritas
pajak daerah. Dalam prakteknya, ada beberapa jenis pajak, antara lain sebagai berikut :

a) Pendapatan PPH/Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPH) adalah pajak yang dipungut
oleh orang pribadi atau badan atas penghasilan dalam tahun pajak. Penghasilan ini bisa
berupa keuntungan usaha, gaji, honorarium, bonus dan lain-lain.

b) Pendapatan pajak penjualan/Pajak Pertambahan Nilai (PPN) adalah pembayaran atas


penjualan dan pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh Badan Kena Pajak
(PKP).

c) Penerimaan Cukai, cukai adalah pungutan pemerintah atas produk tertentu yang
memiliki karakteristik yang ditentukan dalam Undang-Undang Cukai. Cukai sangat
berbeda, misalnya cerutu dan minuman beralkohol.

d) Bea Masuk dan Ekspor. Menurut UU Kepabeanan, bea masuk adalah pajak
pemerintah yang dipungut atas barang impor. Pajak ekspor, di sisi lain, adalah pajak
pemerintah yang dikenakan pada setiap produk yang diekspor.

e) Pendapatan PBB berupa pajak bumi wajib dan pajak bangunan gedung. Beberapa
contoh tanah kena pajak adalah sawah, tambang, kebun dan peternakan. Bangunan
termasuk pusat perbelanjaan, jalan tol, dan gedung bertingkat. Contoh tanah dan
bangunan yang tidak ditanggung PBB antara lain tempat ibadah, kuburan, dan hutang
yang dijaminkan.

2) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Seperti namanya, Penerimaan Negara Bukan Pajak merupakan pendapatan yang berasal
dari objek non-pajak. Menurut Undang-Undang No,9 Tahun 2018, PNBP adalah sumber
pendapatan negara dari individu atau badan tertentu yang memperoleh manfaat langsung
maupun tidak langsung atas pemanfaatan sumber daya. Adapun beberapa jenis
Pendapatan Negara Bukan Pajak adalah sebagai berikut :

a) Pemanfaatan Sumber Daya Alam adalah sumber pendapatan negara dari


pemanfaatan bumi air, udara, ruang angkasa dan kekayaan alam yang dimiliki
oleh sebuah negara, contohnya adalah minyak dan gas. Dalam hal ini, BUMN
memiliki peran besar yaitu sebagai salah satu pemasok PNBP yang didapatkan
dari pembayaran dividen, pengelolaan ladang migas serta pembayaran lisensi.
b) Pendapatan Kekayaan Yang Dipisahkan meliputi pengelolaan atas kekayaan
negara dari APBN dan dijadikan sebagai penyertaan modal negara maupun
perolehan lain yang sah. Contoh Pendapatan Kekayaan yang Dipisahkan adalah
laba pemerintah, hasil penjualan saham, sertifikat maupun dividen BUM dan
obligasi.
c) Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) sumber pendapatan negara ini
berbentuk penyediaan barang, jasa, dan pelayanan administratif yang menjadi
salah satu tanggung jawab pemerintah. Di Indonesia, contoh pendapatan Badan
Layanan Umum (BLU) adalah kereta api, pendidikan, kesehatan dan pemberian
hak paten.
d) Pengelolaan Barang Milik Negara adalah kegiatan penggunaan, pemanfaatan dan
pemindahtanganan seluruh barang yang akan dibeli maupun didapatkan atas
beban APBN dari perolehan nilai yang sah.
e) Pengelolaan Dana adalah pengelolaan dana pemerintah baik dari APBN maupun
pendapatan lain yang sah dengan tujuan tertentu. Contoh sumber pendapatan
negara dari pengelolaan dana adalah penerimaan jasa giro dan anggaran sisa
pembangunan.
f) Hak Negara Lainnya adalah sumber pendapatan negara PNBP selain beberapa
kategori di atas. Contohnya adalah pembayaran denda dari pelanggaran yang
dilakukan oleh masyarakat atau hasil lelang barang sitaan.
3) Hibah

Dalam UU PNBP, Hibah merupakan sebagai penerimaan diluar PNBP meskipun


merupakan penghasilan non pajak. Oleh karena itu, hibah memiliki klasifikasi dan aturan
tersendiri. Hibah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Tata
Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah. Hibah diartikan setiap
penerimaan negara dalam bentuk devisa, devisa yang dirupiahkan, rupiah, barang, jasa,
dan/atau surat berharga yang diperoleh dari Pemberi Hibah yang tidak perlu dibayar
kembali, yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Adapun jenis-jenis adalah
sebagai berikut :

 Hibah terencana merupakan mekanisme hibah yang direncanakan dan dicatat melalui


Daftar Rencana Kegiatan Hibah (DRKH).
 Hibah langsung atau disebut sebagai hibah non-DRKH, ialah hibah tanpa melalui
mekanisme perencanaan
 Hibah melalui KPPN yaitu hibah yang penarikannya dilakukan di Bendahara Umum
Negara (BUN) atau Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
 Hibah tanpa melalui KPPN, sesuai dengan namanya, proses penarikan dana hibah jenis
ini tidak dilaksanakan di BUN atau KPPN
 Hibah dalam negeri ialah hibah yang berasal dari lembaga keuangan maupun non-
keuangan dalam negeri, pemerintah daerah,  perusahaan atau orang asing yang
melakukan kegiatan atau berdomisili di Indonesia.
 Hibah luar negeri yaitu hibah yang bersumber atau diberikan oleh negara asing, lembaga
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),lembaga internasional, lembaga keuangan asing, atau
lembaga lainnya serta perusahaan atau orang Indonesia yang berdomisili dan melakukan
kegiatan di luar negeri.
 Hibah daerah ialah hibah yang merupakan pengalihan atau pelimpahan hak atas sesuatu
dari pemerintah atau pihak lain kepada Pemerintah Daerah atau sebaliknya yang secara
spesifik telah ditetapkan peruntukannya dan dilakukan melalui perjanjian.

Hibah biasanya memilik tujuan untuk mendukung program pembangunan nasional atau lebih
spesifik seperti apabila suatu keadaan negara dalam keadaan genting atau membutuhkan
misalnya bencana atau pandemi.

2. Buatlah tulisan mengenai jenis-jenis belanja negara Indonesia saat ini berdasar pada data
APBN. Anda dapat merinci belanja negara tersebut berdasar pada 3 klasifikasi yaitu  :1)
Klasifikasi fungsi, 2) Klasifikasi Jenis Belanja, 3) Klasifikasi Organisasi.

a) Klasifikasi Fungsi, pengelompokkan anggaran belanja negara berdasarkan fungsi-fungsi


pemerintahan yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga.

Tabel Anggaran Belanja Pemerintah Pusat Berdasarkan Fungsi (Milyar Rupiah), 2021-2023

Fungsi APBN Tabel Anggaran Pusat Berdasarkan Fungsi (Miliyar Rupiah)


Pemerintah

2021 2022 2023

Pelayanan umum 526 181,30 627 121,30 663 052,90

Pertahanan 137 185,60 134 645,40 131 784,80

Ketertiban dan 166 632,20 176 676,40 175 701,60


keamanan

Ekonomi 511 338,10 399 963,60 630 514,00

Lingkungan hidup 16 689,90 14 109,20 13 132,30

Perumahan dan fasilitas 33 217,30 17 291,70 31 726,50


umum

Kesehatan 111 666,70 139 502,10 97 621,20

Pariwisata dan budaya 5 261,40 3 725,70 3 559,70

Agama 11 075,80 10 598,60 11 168,70

Pendidikan 175 236,50 169 230,40 230 728,40

Perlindungan social 260 063,60 251 678,00 241 035,20

Jumlah 1 954 548,50 1 944 542,30 2 230 025,10


b) Klasifikasi Jenis Belanja, adalah pengelompokan anggaran belanja negara berdasarkan
jenis belanja pada kementerian/Lembaga. Klasifikasi jenis belanja :

Belanja pegawai, kompensasi dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan kepada
pegawai negeri, pejabat negara, dan pensiunan serta pegawai honorer yang akan diangkat
sebagai pegawai lingkup pemerintahan baik yang bertugas di dalam maupun di luar
negeri sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan dalam rangka mendukung
tugas dan fungsi unit organisasi pemerintah. Belanja Pegawai dipergunakan untuk :

 Belanja Gaji dan Tunjangan yang melekat pada pembayaran Gaji Pegawai Negeri
meliputi PNS dan TNI/POLRI

 Belanja Gaji Dokter Pegawai Tidak Tetap

 Belanja Gaji dan Tunjangan yang melekat pada Pembayaran Gaji Pejabat Negara

 Belanja Uang Makan PNS, Belanja Uang Lauk Pauk TNI/POLRI

 Belanja Uang Tunggu dan Pensiun Pegawai Negeri dan Pejabat Negara yang
disalurkan melalui PT. Taspen dan PT. ASABRI

 Belanja Asuransi Kesehatan Pegawai Negeri yang disalurkan melalui PT.


ASKES, Belanja Uang Lembur PNS

 Belanja Pegawai Honorer yang diangkat dalam rangka mendukung tugas pokok
dan fungsi unit organisasi pemerintah, Pembayaran Tunjangan Sosial bagi
Pegawai Negeri melalui unit organisasi/Lembaga/Badan tertentu Pembayaran
uang vakasi

 Pembayaran tunjangan khusus merupakan pembayaran kompensasi kepada


Pegawai Negeri yang besarannya ditetapkan oleh Presiden/Menteri Keuangan

 Belanja pegawai transito merupakan alokasi anggaran belanja pegawai yang


direncanakan akan ditarik/dicairkan namun database pegawai pada Kementerian
Negara/Lembaga berkenaan menurut peraturan perundangundangan belum dapat
direkam pada Aplikasi Belanja Pegawai Satuan Kerja (Satker) karena belum
ditetapkan sebagai Pegawai Negeri pada Satker berkenaan

 Pembayaran untuk Uang Duka Wafat/Tewas yang besarannya ditetapkan


berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. Dikecualikan untuk
pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal dan/atau kegiatan yang
mempunyai output dalam kategori belanja barang.
Belanja barang, pengeluaran untuk pembelian barang dan/atau jasa yang habis pakai
untuk memproduksi barang dan/atau jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan
serta pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada
masyarakat di luar kriteria belanja bantuan sosial serta belanja perjalanan.

Belanjan modal, pengeluaran untuk pembayaran perolehan aset dan/atau menambah nilai
aset tetap/aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan
melebihi batas minimal kapitalisasi aset tetap/aset lainnya yang ditetapkan pemerintah.
Dalam pembukuan nilai perolehan aset dihitung semua pendanaan yang dibutuhkan
hingga aset tersebut tersedia dan siap untuk digunakan. Termasuk biaya operasional
panitia pengadaan barang/jasa yang terkait dengan pengadaan aset berkenaan.

Belanja bunga utang, pembayaran kewajiban atas penggunaan pokok utang (principal
outstanding), baik utang dalam negeri maupun utang luar negeri yang dihitung
berdasarkan ketentuan dan persyaratan dari utang yang sudah ada dan perkiraan utang
baru, termasuk untuk biaya terkait dengan pengelolaan utang.

Belanja subsidi, alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan/lembaga untuk


memproduksi, menjual, mengekspor, atau mengimpor barang dan jasa, yang memenuhi
hajat hidup orang banyak sedemikian rupa sehingga harga jualnya dapat dijangkau oleh
masyarakat. Belanja subsidi diberikan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara. Belanja subsidi terdiri dari :

 Energi : Alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan atau lembaga yang
menyediakan dan mendistribusikan bahan bakar minyak (BBM) jenis tertentu,
liquefied petroleum gas (LPG) konsumsi rumah tangga dan usaha mikro serta
tenaga listrik sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat yang
membutuhkan.

 Non Energi Alokasi anggaran yang diberikan kepada perusahaan atau lembaga
yang menyediakan dan mendistribusikan barang publik yang bersifat non energi
sehingga harga jualnya terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan.

Belanja hibah, merupakan belanja pemerintah pusat dalam bentuk transfer uang/barang
kepada pemerintah negara lain, organisasi internasional, BUMN/D, dan pemerintah
daerah yang bersifat sukarela, tidak wajib, tidak mengikat, dan tidak perlu dibayar
kembali serta tidak terus menerus dan dilakukan dengan naskah perjanjian antara pemberi
hibah dan penerima hibah dengan pengalihan hak dalam bentuk uang, barang, atau jasa.
Termasuk dalam belanja hibah adalah pinjaman dan/atau hibah luar negeri yang
diterushibahkan ke daerah.

Belanja bantuan social, transfer uang atau barang yang diberikan oleh Pemerintah
Pusat/Daerah kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko
sosial. Bantuan sosial dapat langsung diberikan kepada anggota masyarakat dan/atau
lembaga kemasyarakatan termasuk didalamnya bantuan untuk lembaga non pemerintah
bidang pendidikan, keagamaan, dan bidang lain yang berperan untuk melindungi
individu, kelompok dan/atau masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial.
Risiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya
kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok, dan atau
masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam,
dan bencana alam yang jika tidak diberikan belanja bansos akan semakin terpuruk dan
tidak dapat hidup dalam kondisi wajar.

Belanja lain-lain, pengeluaran negara untuk pembayaran atas kewajiban pemerintah yang
tidak masuk dalam kategori belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, belanja
bunga utang, belanja subsidi, belanja hibah, dan belanja bantuan sosial serta bersifat
mendesak dan tidak dapat diprediksi sebelumnya.

Transfer ke daerah, semua pengeluaran negara yang dialokasikan kepada daerah untuk
membiayai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi Rincian transfer
ke daerah antara lain :

 Transfer Dana Bagi Hasil Pengeluaran negara yang dialokasikan kepada daerah
atas penerimaan negara yang dilakukan oleh pemerintah daerah kepada
pemerintah pusat berdasarkan besaran alokasi yang ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

 Transfer Dana Alokasi Khusus Pengeluaran negara yang dialokasikan kepada


daerah untuk pendanaan kegiatan-kegiatan daerah yang bersifat prioritas nasional.

 Transfer Dana Alokasi Umum Pengeluaran negara yang dialokasikan kepada


daerah untuk pendanaan kebutuhan operasional rutin pemerintahan daerah.

 Transfer Dana Penyesuaian Pengeluaran anggaran yang dialokasikan kepada


daerah berdasarkan prioritas kebijakan pemerintah pusat.

 Transfer Otonomi Khusus Pengeluaran anggaran yang dialokasikan kepada


daerah yang ditetapkan sebagai daerah otonomi yang dikhususkan berdasarkan
Undang-Undang.

c) Klasifikasi Organisasi, pengelompokan anggaran belanja negara berdasarkan struktur


organisasi Kementerian Negara/Lembaga. Klasifikasi anggaran menurut organisasi
merupakan pengelompokan alokasi anggaran belanja sesuai dengan struktur organisasi
K/L. Klasifikasi anggaran belanja berdasarkan organisasi menurut K/L disebut Bagian
Anggaran (BA). Bagian anggaran merupakan kelompok anggaran menurut nomenklatur
K/L, oleh karenanya setiap K/L mempunyai kode bagian anggaran tersendiri. Sebagai
contoh kode BA untuk LIPI adalah 079. Kode BA ini tersusun atas 3 digit angka. Adapun
kode unit eselon 1 untuk LIPI adalah 01, sehingga jika digabung menjadi 079.01.

Anda mungkin juga menyukai