Anda di halaman 1dari 13

HAK MILIK DAN AKAD

Makalah
Dipresentasikan oleh seminar kelas mata kuliah Fiqih Muamalah
Semester VI Program Studi AS IAI As’adiyah Sengkang
Tahun Akademik 2022/2023

Oleh :
Andi Muhammad Rafli (20410142)

DOSEN
Sri Wahyuni S.H.I, MH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ADIYAH SENGKANG

2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
tentang HAK MILIK DAN KEWIRAUSAHAAN

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfat
bagi para pembaca.

Sengkang, 30 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ 2

BAB I
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 3

A. Latar Belakang ............................................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................... 6

BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 7

A. Apa Yang Dimaksud Dengan Hak Milik…………………….……..….……………..8


B. Apa Saja Pembagian Dari Hak Milik……...………………………………………….9
C. Apa Sumber Dari Hak Milik…….....………..………...……………………..………10
D. Apa Yang Dimaksud Dengan Akad…………………………………………...……..11
E. Apa Kedudukan Dan Fungsi Akad………………………..…….....………………...12

BAB III
PENUTUP ...............................................................................................................................13

A. Kesimpulan ..................................................................................................................14
B. Saran ............................................................................................................................15

DAFTAR
PUSTAKA ..............................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak milik dan akad merupakan dua konsep yang erat kaitannya dalam hukum. Hak
milik merujuk pada hak seseorang untuk memiliki, menggunakan, dan memanfaatkan suatu
properti atau aset tertentu, sedangkan akad merujuk pada perjanjian atau kesepakatan antara
dua pihak yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing pihak terkait properti atau aset
yang dimaksud.

Pentingnya hak milik dan akad dalam kehidupan sosial dan ekonomi manusia sulit
dipungkiri. Hak milik memberikan rasa aman dan kepastian hukum bagi pemilik properti atau
aset, sehingga mendorong investasi dan pengembangan ekonomi. Sementara itu, akad
memungkinkan dua pihak untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan terkait
penggunaan atau kepemilikan properti atau aset, sehingga mendorong transaksi bisnis dan
kegiatan ekonomi lainnya.

Namun, meskipun hak milik dan akad memiliki manfaat yang signifikan, kedua
konsep ini juga seringkali menjadi sumber konflik dan perselisihan. Banyak kasus hukum
terkait kepemilikan properti atau aset yang berakhir di pengadilan, dan banyak juga kasus di
mana perjanjian atau kesepakatan tidak dihormati atau dilanggar oleh salah satu pihak.

Dalam makalah ini, kami akan membahas lebih dalam tentang hak milik dan akad,
termasuk definisi, jenis-jenis, perbedaan, serta tantangan dan solusi yang terkait dengan
konsep ini. Kami juga akan menyoroti beberapa contoh kasus hukum terkait hak milik dan
akad yang menarik perhatian dan memaparkan dampaknya pada masyarakat dan
perekonomian secara umum.
B. RUMUSAN MASALAH

1.     Bagaimana Yang Dimaksud Dengan Hak Milik

2. Bagaimana Pembagian Dari Hak Milik

3.        Bagaimana Sumber Dari Hak Milik

4. Bagaimana Yang Dimaksud Dengan Akad

5. Bagaimana Kedudukan Dan Fungsi Akad

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk Mengetahui bagaimana Yang Dimaksud Dengan Hak Milik

2. Untuk Mengetahui bagaimana Pembagian Dari Hak Milik

3. Untuk Mengetahui bagaimana Sumber Dari Hak Milik

4. Untuk Mengetahui bagaimana Kedudukan Dan Fungsi Akad


BAB II
PEMBAHASAN

A. Apa Yang Dimaksud Dengan Hak Milik


Menurut Pasal 20 ayat (1) UUPA pengertian hak milik adalah sebagai berikut: hak
turun-temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah dengan mengingat
ketentuan dalam Pasal 6. Berdasarkan ketentuan tersebut bahwa sifat-sifat hak milik
membedakan dengan hak-hak lainnya. Hak milik adalah hak turun-temurun, terkuat dan
terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah. Pemberian sifat ini tidak berarti bahwa hak
itu merupakan hak yang mutlak, tak terbatas dan tidak dapat diganggu-gugat. Kata-kata
turun–temurun berarti bahwa hak milik atas tanah tidak hanya berlangsung selama hidup
pemegang hak, akan tetapi apabila terjadi peristiwa hukum yaitu dengan meninggalnya
pemegang hak dapat dilanjutkan oleh ahli warisnya. Kata terkuat berarti bahwa hak milik atas
tanah dapat dibebani hak atas tanah lainnya, misalnya dibebani dengan Hak Guna Bangunan,
hak pakai, dan hak lainnya. Hak milik atas tanah ini wajib didaftarkan. Sedangkan kata
terpenuh berarti bahwa hak milik atas tanah telah memberi wewenang yang luas kepada
pemegang hak dalam hal menggunakan tanahnya.
.

B. Apa Saja Pembagian Dari Hak Milik


Hak milik adalah hak yang dimiliki seseorang atau badan hukum atas suatu benda
atau hak tertentu. Pembagian hak milik dapat dibagi menjadi beberapa kategori, yaitu:

1. Hak Milik Pribadi: Hak milik pribadi adalah hak milik yang dimiliki oleh individu
atau kelompok individu. Contohnya seperti hak atas tanah, hak atas kendaraan
bermotor, hak atas bangunan, dan lain-lain.

2. Hak Milik Bersama: Hak milik bersama adalah hak milik yang dimiliki oleh beberapa
orang dalam satu objek yang sama. Contohnya adalah hak milik atas warisan, hak
milik atas properti bersama seperti gedung, tanah, atau fasilitas umum.
3. Hak Milik Negara: Hak milik negara adalah hak milik yang dimiliki oleh pemerintah
atau negara atas suatu benda atau wilayah tertentu. Contohnya seperti wilayah udara,
laut teritorial, hutan negara, dan lain-lain.

4. Hak Milik Intelektual: Hak milik intelektual adalah hak milik atas karya cipta atau
karya seni, seperti hak cipta, hak paten, hak desain industri, dan hak merek dagang.

5. Hak Sewa: Hak sewa adalah hak milik untuk menggunakan atau memanfaatkan suatu
benda atau properti untuk jangka waktu tertentu dengan membayar sejumlah uang
atau biaya sewa. Contohnya seperti menyewa rumah, menyewa kendaraan, atau
menyewa tanah.

6. Hak Guna Bangunan: Hak guna bangunan adalah hak milik yang memberikan hak
kepada seseorang untuk membangun di atas tanah yang bukan miliknya selama
jangka waktu tertentu dengan membayar sejumlah uang atau biaya sewa.

Pembagian hak milik adalah proses membagi kepemilikan atas suatu aset atau properti
antara dua atau lebih pihak. Hal ini bisa terjadi dalam berbagai situasi, seperti dalam
pembagian warisan, pembagian aset dalam perusahaan yang dibubarkan, atau pembagian
hak atas properti setelah perceraian. Pada umumnya, proses pembagian hak milik
melibatkan beberapa tahap, seperti identifikasi aset yang akan dibagi, penilaian nilai aset
tersebut, pembagian aset sesuai dengan kesepakatan atau perintah pengadilan, dan
transfer kepemilikan. Proses pembagian hak milik bisa menjadi rumit tergantung pada
jumlah dan jenis aset yang harus dibagi, serta keinginan dan persetujuan dari setiap pihak
yang terlibat. Oleh karena itu, penting untuk memiliki bantuan dari ahli hukum atau
penasihat keuangan untuk memastikan bahwa proses pembagian hak milik dilakukan
dengan adil dan sesuai dengan hukum yang berlaku.

C. Apa Sumber Dari Hak Milik


Hak milik atau kepemilikan adalah suatu konsep yang diterapkan dalam hukum untuk
memberikan hak legal atas suatu properti atau aset kepada individu atau kelompok tertentu.
Sumber hak milik dapat bervariasi tergantung pada konteksnya, namun beberapa sumber
umum dari hak milik adalah:
1. Pembelian: Hak milik dapat berasal dari pembelian suatu properti atau aset, di mana
seseorang membayar uang atau memberikan barang atau jasa lain sebagai gantinya.

2. Pewarisan: Hak milik dapat diteruskan dari generasi ke generasi melalui pewarisan.

3. Pemberian: Hak milik dapat diberikan sebagai hadiah atau pemberian dari pihak lain,
seperti keluarga atau organisasi.

4. Penemuan: Hak milik atas suatu penemuan atau penemuan teknologi dapat diperoleh
melalui proses paten atau hak cipta.

5. Pemilikan bersama: Dalam beberapa kasus, hak milik dapat dibagi oleh beberapa
orang atau organisasi, seperti dalam bentuk pemilikan bersama atau kemitraan.

6. Kebijakan publik: Hak milik juga dapat dipengaruhi oleh kebijakan publik, seperti
peraturan zonasi dan peraturan pemerintah tentang kepemilikan tanah atau properti
lainnya.

Sumber hak milik dapat bervariasi tergantung pada jenis properti atau aset dan lingkungan
hukum dan sosial di mana hak milik tersebut diterapkan.

D. Apa Yang Dimaksud Dengan Akad


Akad adalah kata yang berasal dari bahasa Arab yang berarti perjanjian atau kontrak
antara dua belah pihak yang berisi kesepakatan mengenai suatu hal tertentu. Dalam konteks
Islam, akad seringkali mengacu pada akad nikah atau pernikahan yang merupakan perjanjian
antara seorang pria dan seorang wanita untuk hidup bersama sebagai suami istri dalam ikatan
pernikahan. Selain itu, dalam Islam, terdapat pula berbagai macam akad lainnya, seperti akad
jual beli, akad hibah, akad wakaf, dan sebagainya.
Akad jual beli adalah perjanjian antara penjual dan pembeli mengenai suatu barang
atau jasa yang akan diperjualbelikan. Akad hibah adalah perjanjian pemberian hadiah atau
sumbangan dari seorang pemberi hibah kepada penerima hibah tanpa adanya imbalan atau
pembayaran.
Dalam proses akad, terdapat beberapa unsur yang harus dipenuhi, yaitu kesepakatan
antara kedua belah pihak, obyek atau barang yang akan diperjanjikan, serta cara atau syarat
yang harus dipenuhi oleh masing-masing pihak dalam pelaksanaan akad tersebut. Setelah
semua unsur telah terpenuhi, maka akad dianggap sah dan menjadi dasar hukum bagi
pelaksanaan perjanjian tersebut.

Berikut beberapa ayat dan hadits yang berkaitan dengan akad:

 Ayat tentang akad:


"Dan janganlah kalian campur adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kalian
sembunyikan kebenaran sedangkan kalian mengetahui." (QS. Al-Baqarah: 42)

Ayat di atas menunjukkan pentingnya menjaga kejujuran dalam berakad dan tidak
mencampur adukkan antara yang haq dan yang bathil.

 Hadits tentang akad:


"Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
'Tidak sah suatu jual beli kecuali dengan adanya seorang penjual, seorang pembeli, dan
barang yang dijual, dan persetujuan dari keduanya.'" (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas menunjukkan bahwa suatu akad jual beli harus memenuhi syarat-syarat yang
telah ditentukan oleh syariat Islam, seperti kehadiran penjual, pembeli, barang yang dijual,
dan persetujuan dari keduanya.

 Hadits tentang akad nikah:


"Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, 'Ketika seorang laki-laki meminta seorang wanita untuk dinikahinya, maka jika ia
dapat memeriksa tentang agama dan akhlaknya, maka hendaklah ia melakukannya.'" (HR.
Ahmad dan Abu Daud)

Hadits di atas menunjukkan pentingnya memeriksa tentang agama dan akhlak calon pasangan
sebelum melakukan akad nikah.
 Ayat tentang akad hutang:
"Allah akan memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap
orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa." (QS. Al-Baqarah: 276)

Ayat di atas menunjukkan hukum riba yang haram dalam Islam, sehingga akad hutang harus
dilakukan dengan cara yang halal tanpa mengandung unsur riba.

 Hadits tentang akad amanah:


"Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, 'Ada tiga perkara yang jika terdapat pada seseorang, maka ia akan menjadi seorang
munafik, yaitu jika ia dipercayakan, ia berkhianat; jika ia berbicara, ia berdusta; dan jika ia
berjanji, ia memungkiri janjinya.'" (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadits di atas menunjukkan pentingnya menjaga amanah dan kepercayaan dalam melakukan
akad, sehingga kita harus benar-benar memenuhi janji dan tanggung jawab yang telah
diamanahkan kepada kita.

E. Kedudukan Dan Fungsi Akad


Akad adalah perjanjian atau kontrak antara dua belah pihak yang dilakukan dengan
tujuan untuk mencapai kesepakatan bersama. Akad dalam konteks hukum Islam dikenal
dengan istilah 'aqd' dan merupakan bagian penting dalam hukum Islam.

Adapun kedudukan dan fungsi akad adalah sebagai berikut:

1. Kedudukan Akad:
 Akad memiliki kedudukan yang sangat penting dalam hukum Islam karena ia
merupakan salah satu rukun atau unsur sahnya sebuah perjanjian.
 Akad juga menjadi dasar sahnya transaksi dalam hukum Islam, sehingga tanpa akad,
transaksi tersebut tidak sah secara syariah.

2. Fungsi Akad:
 Mengikat kedua belah pihak yang terlibat dalam perjanjian. Dalam hal ini, akad
menjadi bukti yang kuat atas kesepakatan antara kedua belah pihak.
 Menentukan hak dan kewajiban dari kedua belah pihak yang terlibat dalam perjanjian.
 Memberikan kepastian hukum bagi kedua belah pihak, sehingga masing-masing dapat
melakukan tindakan hukum apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya.
 Menjaga keadilan dan keberlangsungan hubungan antara kedua belah pihak, karena
akad yang dibuat harus memenuhi prinsip-prinsip keadilan dan tidak merugikan pihak
manapun.
Dalam Islam, akad menjadi dasar penting dalam melaksanakan berbagai transaksi, seperti
jual beli, sewa menyewa, pinjam meminjam, hibah, wasiat, dan lain-lain. Oleh karena itu,
penting bagi setiap muslim untuk memahami dan menjalankan akad dengan baik dan benar,
sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam hukum Islam.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa hak milik dan akad merupakan
dua hal yang sangat penting dalam hukum Islam. Hak milik merujuk pada kepemilikan
seseorang atas suatu barang atau harta benda, sementara akad merujuk pada perjanjian atau
kontrak yang dibuat untuk mencapai kesepakatan bersama. Dalam konteks hukum Islam, hak
milik dan akad memiliki keterkaitan yang erat. Sebab, dalam melaksanakan berbagai
transaksi atau pemilikan harta, dibutuhkan suatu perjanjian atau akad yang sah dan sesuai
dengan prinsip-prinsip Islam. Akad menjadi dasar sahnya transaksi dalam hukum Islam dan
tanpa akad, transaksi tersebut tidak sah secara syariah. Oleh karena itu, sangat penting bagi
setiap muslim untuk memahami dan menjalankan hak milik dan akad dengan baik dan benar,
sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam hukum Islam. Sebagai saran, setiap
muslim sebaiknya melakukan transaksi atau pemilikan harta secara sah dengan membuat
akad yang jelas dan mengikat kedua belah pihak. Selain itu, perlu juga untuk memahami dan
mematuhi prinsip-prinsip keadilan dalam menjalankan hak milik dan akad, agar hubungan
antar manusia tetap berjalan dengan baik dan tidak merugikan pihak manapun.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta : Yayasan Penyelenggara
Peterjemahan al-Qur’an, 1983)
Departemen Agama RI, Al-Quran Tajwid Dan Terjemahannya, Bandung : PT. Syaamil Cipta
Mulia.
Muhammad as-Sayyid Yusuf, Ahmad Durrah, Manhaj al-Quran al-Karim fi Islah al-
Mujtama’, Qasas al-Ilm fi al-Quran, Mesir : Dar as-Salam Maktabah al-Usrah, t.t., terj : Abu
Akbar Ahmad, Pustaka Pengetahuan Al-Quran, Edisi Indonesia : PT. Rehal Publika.
Syamsu Yusuf, Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
cetakan pertama, 2007.
Tafsir Ibnu Katsir Jilid I, Surabaya : PT. Bina Ilmu, cetakan keempat, 2004.

Anda mungkin juga menyukai