Anda di halaman 1dari 131

Sistem Respirasi

Pneumonia

Sistem
Tuberkulosis
Respirasi

PPOK
Pneumonia
Pengertian

Etiologi

Pneumonia Mekanisme
mikroorganisme

Faktor risiko

Patofisiologi
mikroorganisme

Faktor risiko

Patofisiologi

Pneumonia Manifestasi klinis

Tipe pneumonia

Asuhan Keperawatan
Pneumonia

Pengertian
Infeksi yang menyebabkan
peradangan pada jaringan paru
Pneumonia

Etiologi
Bakteri: stetococcus pneumonia, haemophilus influenza,
mycobacterium tuberculosis

Virus: influenza virus, respiratory syncytial virus (RSV)

Fungi: pneumocystis jirovecii, coccidioides


Pneumonia

Mekanisme mikroorganisme
Aspirasi: flora normal dari nasofaring atau orofaring

Inhalasi: Menghirup mikroorganisme di udara; mycoplasma


pneumonia & fungal pneumonia

Hematogen: infeksi dari organ tubuh lain; staphylococcus


areus
Pneumonia

Faktor risiko
usia 65 >

penyakit kronis

sistem imun lemah

merokok
Pneumonia

Patofisiologi
Inflamasi parenkim paru
Pneumonia

Inflamasi parenkim
paru
z
Pneumonia

alveoli
Inflamasi parenkim...
terisi cairan
Pneumonia

alveoli terisi cairan


petukaran gas terganngu
Pneumonia

Manifestasi klinis
demam & menggigil

batuk kering

nyeri dada

Mual & muntah


Pneumonia

Tipe pneumonia
CAP (community acquired pneumonia): terjadi
sebelum pasien dirawat di RS

Medical care associated pneumonia (MCAP)

Aspiration penumonia
Pneumonia

Medical care associated p...


Hospital associated pneumonia (HAP): terjadi >48 jam
dirawat di RS

Ventilator associated pneumonia (VAP): terjadi >48 jam


intubasi

Health care associated pneumonia (HCAP)


Pneumonia

Aspiration penumonia
Terjadi akibat masuknya material
dari mulut atau lambung ke
dalam trachea dan paru
Pneumonia

Asuhan Keperawatan
Pengkajian

Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan
Pneumonia

Pengkajian
Skala CURB-68
Pneumonia

Skala CURB-
68: confusion,
Pengkajian BUN>20
mg/dl,Respirat
ory>30, systo...
Pneumonia

Skala CURB-68: confusion, BUN>20


mg/dl,Respiratory>30, systolic blood
pressure <90 mmHg or diastolic blood
pressure <60 mmHg
Pneumonia

Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas inefektif

gangguan pertukaran gas

risiko infeksi

Intoleransi aktivitas

Defisit nutrisi
Pneumonia

Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas inefektif

gangguan pertukaran gas

risiko infeksi

Intoleransi aktivitas

Defisit nutrisi
Pneumonia

Intervensi Keperawatan
Manajemen jalan napas

Terapi oksigen

Pencegahan infeksi

Manajemen Energi

Manajemen nutrisi
Pneumonia

Intervensi Keperawatan
Manajemen jalan napas

Terapi oksigen

Pencegahan infeksi

Manajemen Energi

Manajemen nutrisi
Tuberkulosis
Pengertian

Faktor risiko

Tuberkulosis Jenis

Manifestasi klinis

patofisiologi
Manifestasi klinis

patofisiologi

komplikasi
Tuberkulosis pemeriksaan

pengobatan

prinsip pengobatan
TB
patofisiologi

komplikasi
pemeriksaan

Tuberkulosis pengobatan

prinsip pengobatan
TB
Asuhan Keperawatan
Tuberkulosis

Pengertian
Pe
Tuberkulosis

Penyakit
infeksius yang
Pengertian disebabkan oleh
Mycobacterium...
Tuberkulosis

Penyakit infeksius yang disebabkan


oleh Mycobacterium tuberculosis
Tuberkulosis

Faktor risiko
Kontak erat

satus imunocompromized

penggunaan narkoba suntik dan alkoholisme

imigran dari negara dengan tingkat TBC yg


tinggi
kondisi medis sebelumnya yg sudah ada
Tuberkulosis

Faktor risiko
tinggi
kondisi medis sebelumnya yg sudah ada

Pekerjaan

faktor sosiodemografi: umur, jenis kelamin, status gizi,


tingkat pendidikan & pendapatan

faktor lingkungan rumah: luas ventilasi, kepadatan hunian,


intensitas cahaya, kelembapan rumah, suhu & jenis dinding
Tuberkulosis

Faktor
j
risiko
faktor sosiodemografi: umur, jenis kelamin, status gizi,
tingkat pendidikan & pendapatan

faktor lingkungan rumah: luas ventilasi, kepadatan hunian,


intensitas cahaya, kelembapan rumah, suhu & jenis dinding

perilaku: kebiasaan merokok & membuka jendela tiap pagi


Tuberkulosis

Jenis
TB primer( belum pernah terpajan dan tidak pernah
tersensitisasi)

TB sekunder (muncul pada pejamu yg sebelumnya


tersensitisasi)
Tuberkulosis

Manifestasi klinis
demam

keletihan

anoreksia

penurunan BB

keringat malam
Tuberkulosis

Manifestasi klinis
anoreksia

penurunan BB

keringat malam

nyeri dada

batuk menetap
Tuberkulosis

patofisiologi
droplet memasuki jalan napas

droplet masuk ke paru

tertahan di alveolus

makrofag dan limfosit T menahan infeksi


dengan membentuk granuloma
Tuberkulosis

patofisiologi
tertahan di alveolus

makrofag dan limfosit T menahan infeksi


dengan membentuk granuloma

dinding alveolus kehilangan integritas

basil keluar dan menyebar ke alveolus atau organ lain


Tuberkulosis

komplikasi
haemoptosis

pneumotoraks

kolaps dari lobus

bronkietaksis

penyebaran infeksi ke organ lain


Tuberkulosis

komplikasi
pneumotoraks

kolaps dari lobus

bronkietaksis

penyebaran infeksi ke organ lain

cardio pulmonary insufficiency


Tuberkulosis

pemeriksaan
pemeriksaan fisik

pemeriksaan diagnostik
Tuberkulosis

pemeriksaan fisik
kepala: wajah pucat, konjungtiva anemis, mukosa bibir kering, adanya
pergeseran trakea

thorax

abdomen

ekstremitas
Tuberkulosis

thorax
inspeksi: bentuk dada tak simetris

palpasi: fremitus mengeras atau melemah

perkusi : terdengar perubahan suara perkusi

auskultasi : suara napas bronkial/ronki basah


Tuberkulosis

abdomen
perkusi: terdapat suara timpani

auskultasi: bising usus tak terdengar


Tuberkulosis

ekstremitas
ekstremitas atas: CRT>3 detik, akral dingin, pucat, tak ada
edema

ekstremitas bawah: CRT>3 detik, akral dingin, pucat, tak


ada edema
Tuberkulosis

pemeriksaan diagnostik
pemeriksaan mikroskopis kuman
TB
tes tuberkulin

foto torax

bronchografi

darah
Tuberkulosis

pemeriksaan diagnostik
darah

spirometri

ct scan

broncoskopi

biopsi pleura
Tuberkulosis

pemeriksaan diagnostik
darah

spirometri

ct scan

broncoskopi

biopsi pleura
Tuberkulosis

pengobatan
Lini pertama(TB sensitif obat)

Lini kedua (TB kebal obat)

non farmakologi
Tuberkulosis

Lini pertama(TB
sensitif obat)
RHZE selama 6 bulan
Tuberkulosis

Lini kedua (TB kebal obat)


drug resistant TB (DR-
TB)
Multi drug resistant TB (MDR-
TB)
extensively drug resistant (XDR-TB)
Tuberkulosis

Multi drug resistant


TB (MDR-TB)
resistant isoniazid+rifampisin
Tuberkulosis

extensively drug
resistant (XDR-TB)
MDR-TB+resisten terhadap obat lini 2
Tuberkulosis

non farmakologi
batuk efektif

clapping dan vibrasi

postural drainase
Tuberkulosis

prinsip pengobatan TB
Diberikan Dalam Bentuk KDT(Kombinasi Dosis
Tetap)
Dikonsumsi teratur dan diawasi oleh PMO

Pengobatan diberikan dalam jangka waktu 6-8 bulan

Pengobatan haus tuntas untuk mencegahTB kebal obat


Tuberkulosis

Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan

Intervensi Keperawatan
Tuberkulosis

Diagnosa Keperawatan
Bersihan Jalan Napas Inefektif

Gangguan Pertukaran Gas

Defisit Nutrisi

Manajemen Kesehatan Inefektif


Tuberkulosis

Intervensi Keperawatan
Manajemen Jalan Napas

Manajemen Isolasi

Pemantauan Respirasi

Terapi Oksigen

Manajemen Nutrisi
Tuberkulosis

Intervensi Keperawatan
Manajemen Isolasi

Pemantauan Respirasi

Terapi Oksigen

Manajemen Nutrisi

Edukasi Kesehatan
PPOK
Definisi

Gejala

PPOK Etiologi

Faktor resiko

Prevalensi
Faktor resiko

Prevalensi

Klasifikasi
PPOK Komplikasi

Pemeriksaan

Penatalaksanaan
Prevalensi

Klasifikasi
Komplikasi

PPOK Pemeriksaan

Penatalaksanaan

Diagnosa Keperawatan
PPOK

Definisi
Sekelompok penyakit paru yang
mempunyai gejala berupa
terhambatnya arus udara pernapasan
PPOK

Gejala
Batuk atau wheezing

Adanya produksi sputum

Dispnea

Obstruksi saluran napas yang progresif

Fatique, penurunan BB, anoreksia, depresi, ansietas,


PPOK

Gejala
Adanya produksi sputum

Dispnea

Obstruksi saluran napas yang progresif

Fatique, penurunan BB, anoreksia, depresi, ansietas,


pingsan
PPOK

Etiologi
Merokok

Polusi udara

Lingkungan kerja berdebu

Defisiensi alfa 1 tripsin

Riwayat asma
PPOK

Etiologi
Merokok

Polusi udara

Lingkungan kerja berdebu

Defisiensi alfa 1 tripsin

Riwayat asma
PPOK

Faktor resiko
Gen

Stress

Tumbuh kembang paru

Sosial ekonomi

Asap rokok
PPOK

Faktor resiko
Stress

Tumbuh kembang paru

Sosial ekonomi

Asap rokok

Polusi udara di dalam dan di luar ruangan


PPOK

Prevalensi
Usia >40 th

Laki-laki > perempuan


PPOK

Klasifikasi
Stabil

Eksaserbasi

Menurut Gold
PPOK

Stabil
Tidak dalam kondisi gagal napas akut

Dahak tidak berwarna/jernih

Aktivitas terbatas

Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan

AGD pH normal, pCO2 < 50, pO2 >50


PPOK

Stabil
Tidak dalam kondisi gagal napas akut

Dahak tidak berwarna/jernih

Aktivitas terbatas

Penggunaan bronkodilator sesuai rencana pengobatan

AGD pH normal, pCO2 < 50, pO2 >50


PPOK

Eksaserbasi
Menurut
Anthonisen
Menurut Gold
PPOK

Menurut
Anthonisen
Tipe I Eksaserbasi berat

Tipe II Eksaserbasi sedang

Tipe III Eksaserbasi ringan


PPOK

Tipe I Eksaserbasi
berat
sesak bertambah, peningkatan produksi
sputum, perubahan warna sputum
PPOK

Tipe II Eksaserbasi
sedang
memiliki 2 gejala dari tipe I
PPOK

Tipe III Eksaserbasi


ringan
memiliki 1 gejala ditambah dengan minimal 1 gejala
berikut: infeksi saluran napas>5 hari, demam tanpa
sebab, frekuensi nadi/napas>20% nilai normal
PPOK

Menurut Gold
Populasi
A
Populasi B

Populasi C

Populasi D
PPOK

Populasi
AResiko rendah, gejala sedikit
Kelompok PPOK stadium I dan II

Eksaserbasi 0-1 kali/tahun

Skor mMRC 0-1/skor CAT


<10
PPOK

Populasi B
Resiko rendah, gejala banyak

Kelompok PPOK stadium I dan II

Eksaserbasi 0-1x/tahun

Skor mMRC> atau sama 2, dan skor CAT >10


PPOK

Populasi C
Resiko tinggi, gejala sedikit

Kelompok PPOK stadium III dan IV

Eksaserbasi >2x/tahun atau 1x masuk RS

Skor mMRC >2/CAT >10


PPOK

Menurut Gold
Derajat 1 : PPOK ringan

Derajat II : PPOK sedang

Derajat III : PPOK berat

Derajat IV : Sangat berat


PPOK

Komplikasi
gagal napas

kor pulmonal

infeksi berulang
PPOK

Pemeriksaan
Fisik

Diagnostik
PPOK

Fisik
Purse lip breathing

Barrel chest

Penggunaan otot bantu napas

Terlihat distensi vena jugularis dan edema tungkai

Penampilan pink puffer/blue bloater


PPOK

Fisik
Penggunaan otot bantu napas

Terlihat distensi vena jugularis dan edema tungkai

Penampilan pink puffer/blue bloater

Fremitus melemah, perkusi hipersonor

Terdapat ronki dan mengi


PPOK

Diagnostik
Pemeriksaan Arus Puncak Respirasi
(APE)
Spirometri

Bodyplethysmography

Rontgen thorax

CT
PPOK

Diagnostik
Bodyplethysmography

Rontgen thorax

CT
scan
Ventilation perfusion scanning

AGD
PPOK

Penatalaksanaan
Edukasi

Berhenti merokok

Obat-obatan

Terapi oksigen

Rehabilitasi
PPOK

Penatalaksanaan
Berhenti merokok

Obat-obatan

Terapi oksigen

Rehabilitasi

Ventilasi mekanik
PPOK

Obat-obatan
Bronkodilator

Antiinflamasi

Antibiotik

Antioksidan

Mukolitik
PPOK

Obat-obatan
Antioksidan

Mukolitik

Antitusif

Phospodiesterase-4 inhibitor

Rehabilitasi
PPOK

Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas inefektif

Gangguan pertukaran gas

Intoleransi aktivitas

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

Resiko infeksi
PPOK

Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas

Intoleransi aktivitas

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan

Resiko infeksi

Kurang pengetahuan ttg terapi


Asma
Asma
Definisi

Faktor resiko

Faktor pemicu

Patofisiologi

Manifestasi klinis
Asma
Manifestasi klinis

Klasifikasi

Penatalaksanaan

Pengkajian

Diagnosa Keperawatan
Asma
Manifestasi klinis

Klasifikasi

Penatalaksanaan

Pengkajian

Diagnosa Keperawatan
Asma

Definisi
Penyakit obstruksi saluran napas akibat penyempitan saluran napas dan
bersifat reversibel

Episode asma : bronkokontriksi, pembengkakan mukosa bronkus dan


hipersekresi lendir karena hiperaktivitas saluran napas thdp beberapa
stimulus
Asma

Faktor resiko
Keturunan

Polusi

Infeksi

Debu

Binatang peliharaan
Asma

Faktor resiko
Polusi

Infeksi

Debu

Binatang peliharaan

Makanan
Asma

Faktor pemicu
Udara dingin

Stress

Makanan

Jamur

Polusi
Asma

Faktor pemicu
Polusi

Serbuk bunga

Binatang peliharaan

Infeksi

Tungau
Asma

Faktor pemicu
Infeksi

Tungau

Asap rokok

Latihan/olahraga

Obat-obatan
Asma

Patofisiologi
adanya faktor predisposisi, faktor penyebab atau faktor yang berkontribusi
menyebabkan inflamasi

respon inflamasi menyebabkan hiperrespon pada jalan napas, erbatasnya


aliran udara, sehingga menimbulkan gejala wheezing, batuk, sesak dan
dada terasa sempit

inhalasi alergen mengaktifkan sel mast di saluran napas, yang selanjutnya


akan dilepaskan mediator inflamasi seperti histamin, leukotrien dan sitokin
Asma

Patofisiologi
dada terasa sempit

inhalasi alergen mengaktifkan sel mast di saluran napas, yang selanjutnya


akan dilepaskan mediator inflamasi seperti histamin, leukotrien dan sitokin

respon inflamasi mengakibatkan spasme bronkus, kongesti vaskuler,


edema, sekresi mukus dan penebalan dinding jalan napas

reaksi ini terjadi 30-60 menit pasca terpapar alergen


Asma

Manifestasi klinis
Batuk yang sering

Napas pendek

Lelah

Napas wheezing

Demam
Asma

Manifestasi klinis
Lelah

Napas wheezing

Demam

Alergi

Sulit tidur
Asma

Klasifikasi
Intermitten

Ringan

Sedang

Berat
Asma

Intermitten
gejala <2 hari/mggu
Asma

Ringan
gejala >2 hari/mggu
Asma

Sedang
gejala muncul tiap hari
Asma

Berat
gejala berlangsung terus
menerus
Asma

Penatalaksanaan
Inhaler dan spacer

berikan oksigen

nebulizer

long term control


Asma

long term control


kortikosteroid hirup

long acting beta2 agonis

modifiers leukotriene
Asma

Pengkajian
Anamnesa

Pemeriksaan

Penunjang
Asma

Anamnesa
Gejala
Asma

Gejala
Kontrol gejala
Asma

Kontrol gejala
Terkontrol

Terkontrol sebagian

Tidak terkontrol
Asma

Pemeriksaan
Fisik
Asma

Penunjang
Saturasi oksigen

Tes fungsi paru

Laboratorium

Rontgen thorax
Asma

Tes fungsi paru


spirometri
Asma

Laboratorium
Darah lengkap

AGD
Asma

Diagnosa Keperawatan
Bersihan jalan napas inefektif

Gangguan pertukaran gas

Intoleransi aktifitas

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Resiko infeksi
Asma

Diagnosa Keperawatan
Intoleransi aktifitas

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Resiko infeksi

Fatique

Kurang pengetahuan ttg terapi


Dwi Setyawati, 2206102343, Kelas
A
Thank you

Anda mungkin juga menyukai