Anda di halaman 1dari 20

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS PENGARUH SUMBER FOSFAT RAMAH


LINGKUNGAN DARI LIMBAH AIR DETERJEN TERHADAP
PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG
Disusun sebagai salah satu tugas Bahasa Indonesia

Guru Pembimbing:
Erna F.S.O Silalahi

Disusun Oleh:
Gabriella Elroi Stephanie Silalahi
Gideon Christoper Agustinus Gultom

SMAN 2 Balige
2023 / 2024
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan bimbingan-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya
ilmiah tentang “Pemanfaatan Sumber Fosfat Ramah Lingkungan Dari Limbah
Air Deterjen Terhadap Pertumbuhan Tanaman”.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, kami tak lepas dari pihak-pihak
yang telah membantu kami dari awal pembentukan karya tulis ilmiah ini hingga
dapat terselesaikan dengan baik. Oleh sebab itu, kami mengucapkan terimakasih
kepada: jajaran guru kami, tseluruh teman, serta keluarga kami, terutama Ibu Erna
F.S.O Silalahi selaku guru pembimbing kami.
Karya tulis ini membahas tentang bagaimana pengaruh dan
pemanfaatan fosfor yang terkandung dalam limbah air deterjen untuk
meningkatkan pertumuhan tanaman, yang mana hasil karya tulis ilmiah ini adalah
hasil penelitian kami sendiri.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa karya ilmiah kami ini
belum sempurna, baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam
karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Karya ilmiah yang kami susun ini diharapkan dapat membantu orang
lain dalam melanjutkan penelitian tentang hal ini, memberi manfaat, dan
menginspirasi para pembaca.

Balige, 3 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian.............................................................................................................................5
BAB II.........................................................................................................................................................6
LANDASAN TEORI..................................................................................................................................6
1. Fosfat...............................................................................................................................................6
1.1 Pengertian Fosfat.....................................................................................................................6
1.2 Terbentuknya Fosfat................................................................................................................7
1.3 Manfaat Fosfat.........................................................................................................................7
2. Limbah.............................................................................................................................................9
2.1 Pengertian Limbah...................................................................................................................9
2.2 Jenis jenis limbah...................................................................................................................10
3. Tanaman Kangkung.......................................................................................................................11
4. Deterjen.........................................................................................................................................12
BAB III......................................................................................................................................................14
METODOLOGI PENELITIAN................................................................................................................14
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................................................14
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................................................14
3.3 Alat dan Bahan..........................................................................................................................14
BAB IV.....................................................................................................................................................16
HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................................................................16
4.1 Hasil Penelitian......................................................................................................................16
4.2 Pembahasan...........................................................................................................................16
BAB V.......................................................................................................................................................18
KESIMPULAN.........................................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam kehidupan sekarang, generasi muda makin dipaksa untuk
menghadapi masalah pencemaran alam. Pencemaran yang semakin menggangu
kehidupan sekarang adalah pencemaran air. Pencemaran air di Indonesia menjadi
salah satu hal yang mendesak dikarenakan air merupakan kebutuhan utama,
bahkan sumber mengatakan standar kelayakan kebutuhan air bersih per orang
adalah 49,5 liter/kapita/hari.

Pencemaran air pada saat ini umumnya disebabkan oleh kontaminasi. Tak
hanya sampah, aliran air di Indonesia dicemari banyak limbah industri dan rumah
tangga. Salah satu yang banyak kita gunakan dan tak lepas dari kehidupan sehari-
hari adalah limbah bekas air deterjen. Limbah deterjen merupakan salah satu
ancaman yang cukup serius terkait pencemaran air. Sebab kandungan kimia
berbahaya dalam deterjen bisa merusak kualitas air, ketidakseimbangan ekosistem
di perairan, bahkan kematian biota biota di air.

Limbah detergen juga tidak hanya dihasilkan dari aktivitas mencuci di


rumah. Saat ini, dengan berkembangnya bisnis laundry juga mengakibatkan makin
banyaknya limbah detergen yang mencemari air. Apa lagi, kebanyakan dari kita
dan pengelola laundry tidak mengolah limbah detergen sebelum dibuang ke
saluran pembuangan.

Hasil kontaminasi limbah deterjen dari tiap rumah tangga akan


menimbulkan banyak masalah, baik pada lingkungan maupun pada kesehatan
masyarakat sendiri. Karena tiap aspek semua mahluk hidup tidak jauh dari air,
yang menyebabkan dampak pencemaran air sendiri sangat terasa sangat signifikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah kandungan di dalam limbah deterjen yang bisa medukung
pertumbuhan tanaman?
2. Bagaimana cara fosfor bekerja untuk membantu pertumbuhan tanaman?
3. Bagaimana pengaruh limbah air deterjen dalam memndukung pertumbuhan
tanaman?

1.3 Tujuan Penelitian


Dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penulis dapat
memberitahukan tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kandungan dalam limbah deterjen yang bermanfaat
dalam pertumbuhan tanaman
2. Untuk mengetahui cara kerja fosfor sehingga bisa membantu
pertumbuhan tanaman
3. Untuk mengetahui cara memanfaatkan limbah air deterjen dalam
mendukung pertumbuhan tanaman

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Praktis
a. Memberikan sumbangan pemikiran bagi masyarakat dalam
rangka menemukan pengaruh fosfor pada air deterjen yang
diperkirakan bisa membantu pertumbuhan tanaman.
b. Memperluas wawasan bagi masyarakat tentang bagaimana
pengaruh limbah air deterjen bagi tanaman dan sebagai umpan
balik dari masyarakat.
2. Manfaat Teoretis
Selain manfaat praktis yang telah dikemukakan di atas, penelitian ini
juga memiliki manfaat teoritis yaitu untuk memberikan landasan bagi
para peneliti lain dalam melakukan penelitian lain yang sejenis dalam
rangka memanfaatkan limbah air deterjen yang sering menjadi salah
satu permasalahan lingkungan.

BAB II
LANDASAN TEORI
1. Fosfat
1.1 Pengertian Fosfat

Fosfat merupakan salah satu unsur makro esensial bagi


kehidupan tumbuhan dan biota tanah (Raharjo dkk., 2007). Kesuburan tanah,
ketersediaan unsur hara esensial seperti fosfat, keberadaan akan mikroba
yang berperan dalam proses pelarutan fosfat di dalam tanah mempengaruhi
tingkat produksi dalam bidang pertanian (Ilham dkk., 2014). Fosfat
sebenarnya terdapat dalam jumlah yang melimpah dalam tanah, namun
sekitar 95-99% terdapat dalam bentuk fosfat tidak terlarut sehingga tidak
dapat digunakan oleh tanaman (Raharjo dkk., 2007).
1.2 Terbentuknya Fosfat

Proses terbentuknya endapan fosfat ada tiga, yaitu:


a. Fosfat Primer, terbentuk dari pembekuan magma alkalin pada
inrtusi hidrotermal yang terkadang berasosiasi dengan batuan
beku alkalin yang mengandung fosfat apatit. Terutama flour
apatit (Ca₅(Po₄)₃F) dalam keadaan murni mengandung 42%
P₂O₅ DAN 3,8% F₂.
b. Fosfat Sendimen, merupakan endapan fosfat sendimen yang
terendapkan di laut dalam. Endapan laut terbentuk dari hasil
penguraian berbagai kehidupan yang ada di laut, atau akibat
erosi mineral-mineral yang mengandung fosfat oleh aliran
sungai yang kemudian dibawa ke laut dan masuk ke dalam urat-
urat batu gamping.
c. Fosfat Guano, merupakan hasil akumulasi sekresi hewan-hewan
darat, burung pemakan ikan dan kelelawar yang terlarut dan
bereaksi dengan batu gamping karena pengaruh air hujan dan
air tanah.

1.3 Manfaat Fosfat

a. Pupuk Fosfat
Penggunaan paling umum dari fosfat adalah sebagai
pupuk. Umumnya pupuk yang dipakai untuk tanaman adalah
SP36 dengan kadar P₂O₅ sebesar 36% dan pupuk TSP
meskipun jenis TSP sudah absen dari di pasar Indonesia. Pupuk
tersebut diproduksi dengan bahan baku dari tambang fosfat.
Manfaat fosfat untuk tanaman melalui pupuk fosfat adalah
untuk menyuplai unsur fosfor (P) yang mana unsur ini sangat
penting bagi tanaman. Unsur tersebut adalah penyusun material
genetik dari tanaman dan menjadi komponen penghantar energi
untuk tanaman.

b. Korek Api
Sebelum korek gas dikenal masyarakat lua, mereka
menggunakan korek api gesek, walaupun sebenarnya kita masih
bisa menemukan korek api gesek di pasaran luas. Dalam
pembentukan korek api ini fosfat yang didapat dari alam diolah
menjadi senyawa fosfor pentasulfida (P₄S₅) dan fosfor
sesquisulfida (P₄S₃) yang digunakan untuk melapisi ujung
batang kayu korek dan pinggiran kotak kertas pada korek api

Sumber: Wikipedia
(https://id.wikipedia.org/wiki/Fosforus_pentoksida)

c. Cat dan Pelapis


Cat dan pelapis yang memanfaatkan fosfor dalam
pembuatannya adalah cat yang berbasis air bukan cat bebasis
minyak. Dalam pemanfaatanya kali ini, fosfor digunakan untuk
membasahi pigmen dan filler, memecah gumpalan cat yang
ada, serta untuk menstabilkan pigmen deri cat itu sendiri.

d. Keramik
Beberapa jenis fosfat juga digunakan dalam prosea
pembentukan berbagai jenis keramik. Seperti biasanya dalam
proses pembentukan keramik diawali dengan bahan mentah
berupa lempung yang cenderung cair, disitulah beberapa jenis
polifosfat digunakan untuk menjaga kekentalan bahan baku.
Beberapa jenis ortofosfat juga ditambahkan dalam
pembentukan keramik untuk menguatkan ikatan kimia dari
keramik yang dihasilkan.
e. Pemadam api dan Perlindungan terhadap air
Beberapa jenis turunan fosfat juga memiliki sifat tahan
api yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti
contohnya ammonium fosfat yang umumnya digunakan pada
alat pemadam api untuk skala rumah tangga. Bahkan fosfat juga
digunakan untuk penanganan kebakaran skala besar. Pada
penanganan kebakaran hutan, ammonium fosfat disebarkan dari
jalur udara menggunakan pesawat untuk mencegah meluasnya
api.

2. Limbah
2.1 Pengertian Limbah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999,


limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha danatau
kegiatan manusia. Limbah adalah bahan buangan tidak terpakai yang
berdampak negatif terhadap masyarakat jika tidak dikelola denganbaik.
Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak
dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.

2.2 Jenis jenis limbah

Berdasarkan wujudnya limbah terbagi menjadi tiga, yaitu:


1) Limbah Padat
Limbah padat adalah limbah yang bentuknya padat dan
berasal dari sisa hasil kegiatan domestik atau aktivitas
industri. Contoh-contoh limbah padat, seperti kertas, serbuk
besi, kain, plastik, kayu-kayuan, dan serbuk besi.
Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi enam
bagian, yaitu sampah organik mudah busuk (garbage),
sampah anorganik dan organik tidak membusuk (rubbish),
sampah abu (ashes), sampah bangkai binatang (dead
animal), sampah sapuan (street sweeping), dan sampah
industri (industrial waste).
2) Limbah Cair
Limbah cair adalah limbah yang bentuknya cari dan
berasal dari sisa-sisa hasil buangan kegiatan domestik atau
proses produksi. Limbah cair itu sendiri berupa air yang
sudah tercampur atau tersuspensi dengan bahan-bahan
buangan hasil dari sisa-sisa produksi.
Limbah cair dapat diklasifikasikan menjadi empat
kelompok, yaitu limbah cair domestik (domestic
wastewater), limbah cari industri (industrial wastewater),
rembesan dan luapan (infiltration and inflow), dan air hujan
(strom water).
3) Limbah Gas
Limbah gas adalah limbah yang dimana udara sebagai
medianya. Semakin banyak limbah gas yang naik ke udara,
maka kualitas udara semakin menurun. Bahkan, limbah gas
yang dibiarkan di udara bisa membuat kesehatan manusia
dan makhluk hidup lainnya terganggu. Limbah gas itu
sendiri bisa berasal dari asap kendaraan bermotor, asap
kebakaran hutan, asap pabrik, dan lain lain.
Contoh-contoh limbah gas seperti Karbon Monoksida
(CO), Karbon Dioksida (CO2), Nitrogen Oksida (NOx).

3. Tanaman Kangkung
Kangkung (Ipomoea aquatica) adalah tumbuhan yang termasuk
jenis sayur-sayuran yang berasal dari India. Namun sekarang
kangkung telah menyebar keberbagai penjuru dunia dan telah menjadi
salah satu jenis sayuran yang umummenjadi bahan pangan
manusia.Kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan cabang-
cabangnya dapatmenyebar luas. Batang kangkung bulat dan berongga,
berbuku-buku, dan banyakmengandung air (herbaceous). Setiap buku
batangnya terdapat tangkai daun danpada ketiak daunnya terdapat
mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan baru. Bentuk
daun runcing. Kangkong menghasilkan buah berbentuk bulat telur
yang berisi 3 butir biji coklat kehitaman.
Klasifikasi dan identifikasi daun kangkong darat adalah sebagai
berikut:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus: Ipomoea
Spesies: Ipomoea reptans Poir.

4. Deterjen
Deterjen adalah bahan kimia pembersih yang dibuat dari suatu
bahan dasar surfaktan dengan penambahan bahan lain yang diijinkan.
Deterjen merupakn produk formulasi campuran zat kimia yang
bertujuan untuk meingkatkan kemampuan daya bersih. Menurut data
ICN (Indonesian Commercial Newsletter), total konsumsi detergen
untuk wilayah Indonesia pada tahun 2010 mencapai 449.100 ton dan
diperkirakan akan terus meningkat dengan meningkatnya jumlah
penduduk di Indonesia setiap tahun (Hie, 2010).
Berikut adalah bahan bahan yang terkandung dalam deterjen:
 Surfaktan
Surfaktan merupakan kandungan utama deterjen yang
biasa anda gunakan. Surfaktan sendiri merupakan zat
pembasah sampai pengemulsi yang memungkinkan
deterjen mengangkat kotoran dari kain dan mencegah
kotoran tersebut kembali menempel dalam proses
pencuciannya.
 Enizim
Ada beberapa jenis enzim yang membuat deterjen
berfungsi dengan baik, seperti enzim protease, amilase,
sampai lipase. Enzim enzim tersebut menghancurkan
kotoran membandel.
 Pemutih
Deterjen pakaian yang biasa dijual di komersial bukanlah
deterjen yang khusus untuk memutihkan, tetapi pasti ada
kandungan pemutih pasti tetap ada. Pemutih dalam
deterjen mampu mengangkat noda yang membandel dan
mebunuh bakteri.
 Pengisi atau Filler
Salah satu pendukung kegunaan deterjen tersebut karena
adanya kandungan pengisi atau filler yang melengkapi
kandungan zat aktif lainnya. Seperti natrium sulfat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian mempunyai peranan sangat penting sebelum sebuah
penelitian di lakukan.
3.1Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi objek: Benih biji tumbuhan kangkung air
Sampel objek: ±3 butir biji tanaman kangkung air

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi:
Kegitan penelitian ini dilaksanakan di Yayasan TB Soposurung pada
Tahun Ajaran 2012/2013.
Waktu:
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan penliti pada saat semester genap
2023/2024 yaitu dari tanggal 28 April 2023 s.d 8 Mei 2023

3.3 Alat dan Bahan


Alat:
- Pollybag atau botol air mineral
- Penggaris
- Alat tulis
Bahan:
- Benih kangkung air berumur 1 minggu
- Tanah atau media tanam
- Air
- Deterjen bubuk
3.4 Prosedur Kerja
1. Siapkan 3 pot tanam, bisa menggunakan polybag langsung atau botol
bekas air mineral yang bagian perutnya dipotong.
2. Masukan tanah atau media tanam yang digunakan ke dalam pot lalu
gemburkan tanahnya.
3. Tanam benih kangkung yang sudah berumur 1 minggu ke dalam 3 pot
yang berbeda
4. Berikan label pada tiap pot. Pot pertama tanpa deterjen, pot kedua 5%
deterjen, pot ketiga 10% deterjen
5. Letakan pot yang sudah ditanam bibit di tempat yang terkena matahari.
6. Siram bibit dengan 100 ml air sekali sehari saat sore hari
7. Siapkan air deterjen dengan kadar yang berebeda yaitu 5% dan 10%
8. Siram tanaman kangkung sesuai label pada potnya. Pot 1 disiram dengan
air murni tanpa deterjen, pot 2 disiram dengan air deterjen 5%, pot 3
disiram dengan air deterjen 10%. Siram satu kali sehari sebanyak 100 ml.
9. Ukur dan amati perbedaan pertumbuhan tinggi tanaman pada tiap-tiap
pot.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1Hasil Penelitian

Hari Pot 1 (tanpa air deterjen) Pot 2 (dengan deterejen 5%) Pot 3 (dengan deterjen 10%)
ke- Tinggi tumbuhan kangkung air (cm)
1 5 5 5
2 6 6 6
3 7 6 6
4 8 7 7
5 8 7 8
6 10 8 8
7 12 9 9
8 14 10 9
Keterangan Gambar Penjelasan
Percobaan Pot 1 = keadaan segar,
dimulai pertumbuhan normal,
berukuran 5 cm
Pot 2 = keadaan segar,
pertumbuhan normal,
berukuran 5 cm
Pot 3 = keadaan segar,
pertumbuhan normal,
berukuran 5 cm

Percobaan Pot 1 = keadaan segar,


dihentikan pertumbuhan normal,
berukuran 14 cm
Pot 2 = keadaan daun
layu, muncul daun yang
mulai menguning,
berukuran10 cm
Pot 3 = keadaan batang
mengering,
pertumbuhan berhenti,
daun menguning,
berukuran 9 cm
4.2Pembahasan

Berdasarkan data penelitian di atas, dengan memberikan perlakuan yang berbeda


pada ketiga pot tanaman uji tersebut. Pot pertama yang disiram dengan air murni
tanpa deterjen. Pot kedua disiram dengan air yang mengandung deterjen 5%.
Sedangkan pot uji ketiga disiram dengan air yang mengandung deterjen 10%.
Berdasarkan data yang dicatat, pertumbuhan kangkung air pada pot II dan III
mengalami gangguan setelah terpapar air deterjen. Laju pertumbuhan tinggi
tanaman berkurang, teutama pada pot uji III. Bahkan pada percobaan hari ke-6 dan
ke-7 tanaman kangkung air pada pot III daunnya berubah menjadi kekuningan dan
mengalami efek terbakar. Dan tanaman kangkung air pada pot uji II mengalami
keberhentian pertumbuhan dan sedikit mengering di bagian batang dan akar.
Sedangkan tumbuhan kangkung air pada pot uji I tetap mengalami pertumbuhan
secara normal.
Berdasarkan penelitian dan pengamatan yang telah dilakukan, fosfor yang
terkandung dalam limbah air deterjen tidak membantu pertumbuhan. Tidak hanya
menghambat pertumbuhan tanaman limbah air deterjen malah membawa pengaruh
negative kepada tanaman kangkung air itu sendiri, tanaman kangkung itu berubah
menjadi kering, daunnya menguning, dan mengalami efek terbakar.

Ada beberapa teori yang mungkin menjelaskan peristiwa hal tersebut.


1. pH tanah yang menjadi salah satu faktor yang sangat berpengaruh.
Mineral tertentu hanya dapat larutan pada kondisi pH tertentu.
Dengan penyiraman air deterjen menyebabkan pH tanah meningkat
menjadi lebih basa karena pH deterjen yang cenderung basa. Hal itu
menyebabkan tumbuhan tidak dapat memperoleh nutrisi tertentu
2. Menurut riset yang dilakukan penulis, deterjen tak hanya
mengandung fosfat (PO₄3-). Namun juga mengandung senyawa
kimia yang berbahaya dan dapat menggangu metabolisme tumbuhan.
Oleh karena itu, ditemukan tumbuhan kangkung kering dan
menguning.

BAB V
KESIMPULAN

Pada dasarnya seluruh makhluk hidup termasuk tanaman membutuhkan air


untuk hidup dan bertumbuh. Tanaman sendiri membutuhkan air untuk proses
fotosintesis dan melakukan metabolisme. Namun seperti yang kita ketahui saat ini
sumber-sumber air sudah mulai tercemar dengan berbagai zat-zat yang berbahaya.
Seperti yang diangkat pada penelitian kali ini hamper seluruh sumber air tecemar
dengan limbah air deterjen yang berasal dari limbah rumah tangga. Padahal
kandungan zat terlarut dalam air sangat mempengaruhi terhadap pertumbuhan
tanaman. Seperti yang kami lakukan dalam penelitian kali ini ternyata fosfor yang
berada dalam limbah air deterjen belum bisa dimanfaatkan menjadi pupuk yang
membantu pertumbuhan tanaman yang diwakilkan dengan tanman kangkung air.
Oleh karena itu, marilah kita hendaknya Bersama-sama menjaga lingkungan kita.
Hal itu dimulai dengan hal kecil unuk tidak membuang sampah dan limbah ke
lingkungan perairan yang dapat menyebabkan pencemaran air dan rusaknya ekosist

DAFTAR PUSTAKA

https://www.cleanipedia.com/id/pengertian-deterjen-jenis-serta-kegunaannya
%20.html
https://media.neliti.com/media/publications/229073-biodegradasi-dan-toksisitas-
deterjen-ec76b5c9.pdf
https://www.geologinesia.com/2018/01/manfaat-fosfat.html
https://www.gramedia.com/literasi/jenis-limbah/#Jenis_Limbah

Anda mungkin juga menyukai