Anda di halaman 1dari 3

Penyesalan

Aku seorang siswa SMAN 99 jakarta Selatan. Aku duduk dibangku kls 11 IPA 1. Usia ku
pada saat ini 17 Th. Rumahku berada di Jalan pangeran Antasari No 100A.Dirumah aku tinggal
bersama ibu,ayah,kakhalimah dan kakyuda.

Ayahku bekerja sebagai Anggota TNI.yang saat ini dinas diluar kota. Ibuku bekerja sebagai
dokter. Ia sering pulang bekerja larut malam.

Pada hari senin pukul 08.00 seperti biasa aku berangkat kesekolah dengan angkit. Saat tiba
disekolah aku meletakkan tasku diatas meja. Teman ku yang bernama Rayfon menyapaku dan
menghampiriku. Tak lama setelah itu Robby datang ia juga temanku.

Robby berkata "Bagaimana kalau kita bertiga tidak ikut upacara bendera".lalu akupun
bertanya kepada Robby "memangnya kenapa"? Robby pun menjawab. "kata osis setelah
upacara bendera guru guru akan melakukan razia barang barang siswa" Mendengar itu Rayfon
pun panik. Ia berkata "Gila mana gua bawa rokok lagi". Robby kembali bertanya "jadi gimna kita
bertiga ikut upacara bendera apa nggak? Aku dan Rayfon pun saling menatap menggelengkan
kepala. Kami bertiga pun menuju halaman belakang sekolah.

Saat kami bertiga sampai di pagar belakang sekolah, Rayfon yang bertubuh lebih besar
langsung jongkok. Tanpa memberi aba aba Robby langsung naik kepundak Rayfon. Saat posisi
siap Rayfon pun berangsur angsur berdiri. Robby berhasil nai ke atas pagar yg tinggi nya kira
kira tiga meter,ia dududuk berjuntai sambil tersenyum.Selanjutnya giliranku,aku duduk dipundak
Rayfon.Ia mengangkat ku sampai aku berhasil meraih puncak pagar.Dengan sedikit usaha aku
pun berhasil duduk di atas pagar. Tantangan selanjutnya adalah mengangkat Rayfon yg
bertubuh kekar.Robby dan aku bekerja sama untuk menganggkat Rayfon. Kami mengulurkan
tangan kami. Saat Rayfon berhasil meraih tangan kami kami berdua berusaha sekuat tenaga
untuk menganggkat Rayfon. Kamipun berhasil. Kami bertiga pun melompat ke luar lingkungan
sekolah. Kami pun menuju warnet untuk bersembunyi. Kami berangkat menggunakan angkot,
jarak antara sekolah dan warnet tak begitu jauh.

Sekitar lima belas menit duduk didalam angkot Sambil bercanda gurau, kami betiga sampai
di depan warnet. Kami bertiga bergegas masuk memesan tempat. Kami bermain Gem bersama
disana. Tak terasa jam menjukan pukul duabelas tigapuluh saat itu Adzan zuhur berkumandang.
Aku merasa lapar begitu juga teman temanku.Kami memesan Mie rebus diwarung yg
bersebelahan dengan warnet, tempat kami bermain. Kami bertiga pun melanjutkan bermain
Gem hingga jam tiga tepat. Kami sudah merasa puas bermain disana.Kamipun memutuskan
untuk kembali kesekolah.Saat sampai disekolah kami betiga berpisah menuju kelas masing
masing untuk mengambil tas dan pulang.

Saat sampai didepan pintu rumah aku melihat ibuku termenung di kursi teras. Aku berjalan
mendekati ibu dan bertanya"kenapa ibu melamun disini,sepertinya ibu sedih".Ibu pun menjawab
"sgera mandi dan makan kita berdua perlu bicara". Pada saat itu aku berfirasat buruk aku pun
bergegas mandi dan makan.

Pada saat aku makan ibu duduk di kursi meja makan. Ibu berkata "tadi walikelas mu
menghubungi ibu, ia memberi tahu ibu bahwa tadi kamu bolos bersama teman mu,dan akhir
akhir ini nilaimu menurun drastis" Ibu bertanya kepada ku Apakah kamu masih ingin sekolah
nak"? Ibu pun meneteskan airmata nya. Di saat itu aku pun merasa bersalah, aku hanya mampu
membawab "masih". Ibu kembali berkata sambil menangis "jika itu maumu maka lakukan
lah".Aku pun Menangis meminta maaf kepada ibu sambil memeluknya. Ibu memaafkan ku
dengan syarat nilai ulangan Matematika ku besok harus bagus. Jika tidak aku akan dipaksa
untuk les matematika.

Saat dikamar aku bingung sekali,aku sama sekali tidak tahu materi yang akan digunakan
untuk ulangan besok. Dulu aku benar benar malas, aku tidak pernah mengerjakan tugas ku
sendiri apalagi belajar. Akupun duduk melamun di kursi meja belajar ku. Aku bingung jika tidak
tuntas,jam belajar ku bertambah aku tak mau itu terjadi.

Aku melihat buku matematika di depan ku."Uh"mata ku langsung berkurang kunang melihat
rumus rumus di dalam nya. Akupun berpikir apakah ada cara agar pintar matematika tampa
harus belajar. "hmmmm".

Aku keluar kamar menuju kamar kak Haliamah. Aku bertanya kepada kak Halimah "kak ada
tidak cara pintar Matematika tampa harus belajar ". Kak Halimah menjawab "ada ada saja kamu
dek kalau mau pintar ya harus rajin belajar apalagi matematika, kita harus menghafal rumus dan
kita harus banyak melakukan latihan latihan soal".Yah adek lihat satu halaman saja sudah
pusing kak apalagi latihan soal. Yaudeh adek coba tanya kak yuda saja. Aku pun menuju kamar
kak yuda.

Di dalam kamar aku melihat kak Yuda sedang mengulang hafalan Alquran nya. Kak Yuda
sudah hafal tigabelas jus. Aku bertanya kepada kakYuda.kak adek besok ada ulangan
matematika? Tapi adek Ngggak mau belajar. Ada nggak sih caranya supaya adek dapat nilai
bagus tampa harus belajar. Kak yuda menjawab "gampang sekali, adek latihan soal kalau ada
yg tidak mengerti baru tanya kak Halimah atau Kak Yuda.Hmmm sama saja aku belajar dong.
Aku pun kembali kekamar ku. kakYuda geleng geleng kepala melihat sikapku.

Aku berbaring di kasur kamar ku. Saat ulangan aku lancar dalam mengerjakan soal soal.
Aku bingung dan berfikir,ini pasti gara gara semalam aku meletakkan buku Matematika di
bawah bantalku tadi malam. Aku medapat Nilai Seratus, nilai tertinggi dikelas ku. Teman teman
ku dan guru kagum padaku.

Akupun terbang "loh cuma mimpi".Aku berfikir apa nanti saat tidur aku letakan saja buku
Matematika di bawah bantalku. Agar besok aku bisa ulangan Matematika tanpa harus belajar.
"HAHAHA,aku memang jenius".

Keesokan harinya saat aku akan berangkat sekolah.ibu bertanya apakah aku sudah belajar
untuk ulangan. Akupun berbohong menjawab sudah. Saat disekolah aku cukup percaya diri
untuk ulangan. Saat soal ulangan di bagikan, perut ku mules dan kepala ku pusing saat melihat
soal ulangan. Tak ada satu soalpun yang aku pahami.

Saat hasil ulangan dibagikan nilai ku nol. Saat jam pulang sekolah. Aku pulang ke rumah
dengan lesu. Saat sampai di rumah, aku memberikan kertas hasil ulangan kepada ibu tanpa ia
minta. Ibu berkata "mulai besok kamu ikut les Matematika .

Saat itu penyesalan datang pada diriku. Ternyata jurus meletakkan buku dibawah bantal
hanya berhasil didalam mimpi. Aku menyesal karena tak mau belajar. Akhirnya aku harus
menerima nasehat ibu yang panjang dan bersiap untuk ikut les Matematika. Aku kapok ,aku
tidak akan bermalas malasan lagi apalagi mencari cara aneh aneh agar pintar.

Anda mungkin juga menyukai