NIM : 2210516310002 PRODI : Teknologi Industri Pertanian
Jurnal
Agroindustri kelapa sawit di Indonesia telah memberikan banyak
kontribusi pada ekonomi Negara (Sipayung, 2012). Menurut NationalResearch Council, Amerika Serikat (2010) konsepdari agroindustri sawit harus mampu memenuhi tercapainya target sebagai penyedia pangan, papan, dan energi. Untuk mencapai target pemikiran tersebut, agroindustri kelapa sawit Indonesia harus mampu mengubah paradigma pengelolaannya. Titik perubahan itu dimulai dari hanya memproduksi Crude Palm Oil (CPO) dan membiarkan limbah industrinya, ke arah pendayagunaan limbah pabrik sawit menjadi produk bioenergi. Perubahan paradigma ini berarti bahwa agroindustri sawit harusmampu menggali sendiri atau menyerap kemajuan teknologi terkini dalam menghadapi masalahlingkungan dan sosial Perubahan paradigma ini akanmelahirkan strategi pendayagunaan teknologi dan sumberdaya manusia, pembukaan celah pasar dan peluncuran produk baru, serta intensifikasi perkebunan sawit sebagai bahan baku energi dan pangan. Singkat kata, perubahan paradigma itumenggiring masalah dan tantangan menjadi peluang bisnis baru di bidang energi tanpa meninggalkan bisnis utama dibidang perkebunan sawit (Heryani et al., 2021). Perkembangan industri pengolahan CPO dan turunannya sejalan dengan pertumbuhan luas areal perkebunan dan produksi minyak sawit sebagai sumber bahan baku industri minyak goreng, minyak industri (pengganti mentega kakao, margarin/ shortening). oleochemical, dan sabun) dan bahan bakar (biodiesel)(Lee et al., 2014; Hasibuan et al., 2018; Hidayati et al., 2018; Syahza & Asmit, 2019). (Heryani, Legowo, et al., 2022). Menurut Booyens (2012) industri yang memanfaatkan kreativitas, inovasi dan keterampilan yang dimiliki seseorang dalam menghasilkan ide, gagasan ataupun produk yang dihasilkan merupakan industri kreatif yang mengarah pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terkait dengan produksi, distribusi, pertukaran serta konsumsi produk atau jasa. (Heryani et al., 2020). Sumberdaya merupakan peran utama dalam industri kreatif, dengan demikian pembangunan industri kreatif Indonesia yang kompetitip dilandasi Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, terlatih, berpengetahuan dan memiliki kreativitas. Menurut Lestariningsih et al. (2017) tiga dimensi dalam pembangunan berkelanjutan antara lain pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan kelestarian lingkungan. (Heryani et al., 2020). Pada proses pemurnian minyak sawit skala industri, biasanya proses degumming dan bleaching dilakukan sekaligus untuk mengefisienkan proses produksi. Proses degumming bertujuan untuk menghilangkan komponen fosfolipid yang terdiri dari fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air serta resin yang menimbulkan warna gelap pada crude palm oil (CPO) tanpa mengurangi jumlah asam lemak yang terkandung di dalamnya sedangkan bleaching diutamakan untuk memperbaiki warna minyak sesuai standar mutu (Heryani dan Nugroho, 2017). Warna merupakan parameter utama dalam penentuan kualitas minyak dan digunakan sebagai dasar dalam penentuan apakah minyak tersebut diterima atau tidak dalam dunia perdagangan. Warna yang gelap menandakan kualitas minyak yang rendah, sehingga perlu dilakukan pencegahan dengan menambahkan bleachig earthdalam proses Degumming dan Bleaching (Low, Lee, dan Kong, 1998). Kemampuan untuk memucatkan tergantung pada perbandingan antara komponen SiO2 dan Al2O3 yang terdapat dalam bleaching earth tersebut yang dapat menyerap pigmen pada minyak dengan baik (Tsai et al., 2002). (Yanti, Putra, et al., 2019). Sebagian besar kegiatan manusia menghasilkan limbah sisa yang dihasilkan dari sektor industri, agribisnis dan agroindustri seiring bertambahnya jumlah penduduk . Sampah merupakan bahan yang tidak terpakai yang berdampak negatif menimbulkan resiko terhadap kesehatan, dampak lingkungan bahkan dampak sosial bagi masyarakat jika tidak dikelola dengan baik (Heryani & Yanti, 2020a). Limbah pertanian belum dimanfaatkan terutama di pedesaan karena kurangnya pengetahuan dan teknologi (Marshall & Farahbakhsh, 2013). (Heryani, Ghofur, et al., 2022). Pada Agroindustri kelapa sawit, limbah yang dihasilkan dari produksi Crude Palm Oil (CPO) adalah tandan kosong, serabut, cangkang sawit, serta limbah cair Palm Oil Mill Effluent (POME) yang diolah pabrik (Nur, 2014). Selanjutnya, untuk biodiesel dapat diproduksi dari bahan baku minyak nabati seperti Crude Palm Oil (CPO Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO), Refined Bleached Deodorized Olein (RBD Olein), Refined Bleached Deodorized Palm Stearin (RBD Stearin) dan Palm Fatty Acid Destilled secara transesterifikasi lemak dan minyak dengan metanol menggunakan katalis basa yang menghasilkan limbah berupa seperti air, gliserida bebas dan terikat, asam lemak bebas, katalis, alkohol residu, dan bahan yang tidak mudah disambungkan (sterol, tokoferol, dan hidrokarbon) (Hidayatno et al., 2015; Songtawee et al., 2014; Wang et al., 2010). (Heryani et al., 2021). Lemna perpusilla Torrey, cangkang sawit, batang pisang, sekam polong Enterolobium cyclocarpum, sekam polong kacang kola, dan kulit tucuma) efektif dan sangat efisien dalam produksi biodiesel. Transesterifikasi dapat mengkatalisasi minyak dengan kandungan Asam Lemak Bebas (FFA) tinggi hingga 3% atau lebih dan dapat beroperasi dalam kondisi ringan dengan waktu tinggal yang singkat. Produk akhir murni dan tidak menimbulkan kesulitan selama proses pemisahan dan pemurnian. Disitu ada peningkatan besar dalam penemuan bahan biomassa baru dengan daya katalitik yang efektif, tetapi kebanyakan dari mereka belum dipelajari. Oleh karena itu, perlu dikembangkan database bahan limbah biomassa dengan potensi katalitik yang efektif untuk memanfaatkan sumber limbah biomassa untuk pengembangan katalisis heterogen untuk sintesis biodiesel (Sharma et al., 2012; Chouhan & Sarma, 2013; Abdullah et al. ., 2017a; Balajii & Niju, 2019; Falowo et al., 2019; Betiku et al., 2019; Mendonça et al., 2019; Etim et al., 2020). (Heryani, Ghofur, et al., 2022). Energi terbarukan merupakan istilah yang disusun berdasarkan tiga wujud energi terbarukan berbasis biomassa dalam bentuk cair yang disebut biodiesel, berwujud padat disebut biosolid, dan dalam wujud gas disebut biogas (Nur dan Jusuf, 2014). (Heryani et al., 2021). Biodiesel merupakan pilihan potensial di antara teknologi produksi biofuel yang ada. Ini memiliki sifat terbarukan, toksisitas rendah, dan dampak lingkungan jika dibandingkan dengan diesel berbasis minyak bumi (Daud et al., 2015). Proses biodiesel adalah produksi untuk mengolah Refined Bleached Deodorized Palm Oil (RBDPO) menjadi Fatty Acid Methyl Ester (biodiesel). Ada beberapa manfaat biodiesel bagi lingkungan, seperti mengurangi CO22emisi, partikulat, dan hidrokarbon yang tidak terbakar. Manfaat tersebut membuatnya menjanjikan (Mahmudul et al., 2017). (Heryani, Ghofur, et al., 2022). Biodiesel diproduksi dengan transesterifikasi menggunakan katalis basa yang menghasilkan produk samping seperti air, gliserida bebas dan terikat, asam lemak bebas, katalis, sisa alkohol, dan bahan yang tidak tersabunkan (sterol, tokoferol dan hidrokarbon) (Wanget al, 2010). Glikosida sterol berupa endapan putih yang terbentuk pada stasiun akhir produksi biodiesel yaitu tangki pematangan (Songtaweeet al., 2014). (Yanti, Putra, et al., 2019). Salah satu produk sampingan dari industri biodiesel adalah gliserol mentah. Crude gliserol dengan proses esterifikasi dibantu dengan penggunaan katalis heterogen dapat menghasilkan triasetin. Pada umumnya proses produksi triasetin menggunakan katalis homogen. Kelemahannya adalah katalis homogen sulit dipisahkan dan dimurnikan produknya selain dapat menimbulkan korosi pada peralatan industri dan berdampak toksik terhadap lingkungan. Katalis homogen dapat diganti dengan katalis heterogen yang ramah lingkungan karena berbahan dasar biomassa dan mudah dipisahkan dari hasil reaksi serta dapat digunakan kembali (Heryani, Aulia, et al., 2022). Gliserol sebagai produk sampingan dari produk biodiesel yang efektif menjadi bahan kimia yang bermanfaat diperlukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan (Srithar et al., 2017). Baru-baru ini, konversi gliserol menjadi produk seperti triasetin melalui proses esterifikasi sedang dikembangkan. Triasetin sangat diminati karena aplikasinya yang luas dalam poliester, kriogenik, kosmetik, sebagai aditif dalam biodiesel, dan sebagai bahan bakar tambahan untuk biodiesel bekas memasak (Khayoon & Hameed, 2011; San Kong et al., 2016; Zare et al. ., 2016). (Yanti, Heryani, et al., 2019). Kelemahan dari katalis homogen adalah sulit dipisahkan dari larutan yang dihasilkan sehingga diperlukan proses dan biaya tambahan pada tahap produksi [3]. Katalis homogen dapat digantikan dengan katalis heterogen yang lebih ramah lingkungan, stabil pada suhu tinggi, dan memiliki pori yang besar. Namun, penggunaan katalis heterogen komersial masih didominasi oleh katalis komersial yang memiliki harganya yang cukup mahal namun tetap menjadi primadona di industri. (Heryani & Yanti, 2020). Lingkungan yang tercemar akan berdampak terhadap kesehatan para pekerja dan masyarakat sekitar industri sawit. Salah satu penyakit yaitu, penyakit degeneratif (jantung, hipertensi, dan diabetes) menjadi penyebab utama angka kematian di Indonesia. Hal ini merupakan salah satu isu strategis di bidang kesehatan. Gaya hidup salah satunya pola konsumsi yang tidak sehat menjadi pemicu utama meningkatnya kasus tersebut. Madu merupakan produk pangan fungsional yang digunakan sebagai obat terapi. Madu mengandung antioksidan yang terdiri dari antioksidan enzimatik dan non enzimatik. Antioksidan enzimatik terdiri dari katalase, peroksidase, dan glukosa oksidase. Antioksidan non enzimatik terdiri dari protein, karotenoid, organic asam amino, produk reaksi Maillard, dan lebih dari 150 senyawa polifenol, termasuk flavonol, flavonoid, katekin, asam fenolat, dan turunan asam sinamat. Pengolahan madu dengan fortifikasiE.hirtaekstrak dianggap memiliki potensi untuk mengatasi penyakit degeneratif di Indonesia (Nugroho et al., 2021). Euphorbia hirtaL. merupakan gulma tropis yang termasuk dalam famili Euphorbiaceae. Tanaman ini biasanya tumbuh di padang rumput terbuka, pinggir jalan, dan juga di antara paving block. Ini dapat dibedakan dari gulma lain dengan daun berbulu dan batangnya yang menghasilkan getah putih. Bunganya berkelamin tunggal dan ditemukan di ketiak daun pada setiap buku daun. Secara tradisional, ramuan dariE.hirtatelah digunakan untuk meredakan beberapa penyakit seperti asma, batuk, dan lesi mulut. Ramuan ini juga terdaftar di Chinese Pharmacopoeia sebagai obat untuk mengobati demam, diuretik, anti racun, dan juga untuk meningkatkan produksi ASI.Euphorbia hirtaL. merupakan salah satu sumber potensial bahan pangan fungsional karena aktivitas biologisnya yang cukup berasal dari aktifnya flavonoid. Analisis HPLC menunjukkan bahwa quercitrin dan myricitrin merupakan flavonoid paling dominan pada daun, bunga, dan batang tanaman.E.hirta. Daun menunjukkan hasil quercitrin dan myricitrin tertinggi (masing-masing 27,55 mg/g dan 8,43 mg/g). Itu lebih dari dua kali lipat kandungan zat tersebut di bunga dan batang. Dengan demikian, dapat ditentukan bahwa daun merupakan bagian yang menonjolE.hirta, terutama untuk produksi ekstrak kaya bioflavonoid yang dapat digunakan sebagai zat aktif pangan fungsional Ekstraksi dengan refluks dilakukan dengan mengikuti metode ekstraksi flavonoid dari C. papaya seperti yang dijelaskan oleh Nugroho dkk [19]. Dua puluh gram dari setiap bagian tanaman kering diekstraksi menggunakan 200 ml etanol 70% selama 4 jam pada suhu 80°C. Setelah diekstraksi, larutan ekstrak disaring menggunakan kertas saring dan diuapkan dalam keadaan vakum menggunakan rotary evaporator. Penguapan dihentikan hingga tidak ada pelarut yang menguap dan mengembun, serta diperoleh ekstrak dalam bentuk semi-padat. Ekstrak yang diperoleh ditimbang untuk mengukur persentase rendemen masing-masing sampel. Replikasi dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap sampel untuk mendapatkan hasil yang konsisten. (Nugroho et al., 2019). Daftar Pustaka
Heryani, H. (2019). QUALITY DETERMINATION OF DEGUMMED BLEACHED
PALM OIL (DBPO)AND REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM OIL(RBDPO)BY GIVING BLEACHING EARTHON INDUSTRIAL SCALE. 29(1), 11–18. https://doi.org/10.24961/j.tek.ind.pert.2019.29.1.11 Heryani, H., Aulia, M., Ghofur, A., & Chairunnisa, N. (2022). Implementation of a New Wetland Material for the Production of the Additive Triacetin Using Biodiesel By-products. 7(3). http://www.pertanika.upm.edu.my/pjst/browse/regular-issue?article=JST- 3286-2021 Heryani, H., Dewi, E. A., Legowo, A. C., Ghofur, A., & Chairunnisa, N. (2021). The Study Of Synergy Between Palm Oil Agroindustry And Small Micro Enterprises To Produce Renewable Energy. 31(3), 249–259. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/39730 Heryani, H., Ghofur, A., & Chairunnisa, N. (2022). Esterification of Acetin Production from By-Products of Biodiesel Industry Using Heterogeneous Catalysts Based on Wetland Commodities. Pertanika Journal of Science and Technology, 30(3), 1861–1882. https://doi.org/10.47836/pjst.30.3.06 Heryani, H., Legowo, A. C., & Nugroho, I. P. (2020). Creative Industry Development Strategy For Innovation. 30(3), 290–298. https://journal.ipb.ac.id/index.php/jurnaltin/article/view/34744 Heryani, H., Legowo, A. C., Yanti, N. R., Marimin, Raharja, S., Machfud, Djatna, T., Martini, S., Baidawi, T., & Afrianto, I. (2022). Institutional Development in the Supply Chain System of Oil Palm Agroindustry in South Kalimantan. International Journal of Technology, 13(3), 643–654. https://doi.org/10.14716/ijtech.v13i3.4754 Heryani, H., & Yanti, N. R. (2020a). Assessment and determination of potential sustainable biomass waste using the analytic network process method. https://doi.org/10.1088/1755-1315/499/1/012008 Heryani, H., & Yanti, N. R. (2020b). Potentials of biomass waste sources for heterogeneous catalyst production. https://doi.org/10.1088/1755- 1315/472/1/012035 Nugroho, A., Heryani, H., & Istikowati, W. T. (2019). Quantitative determination of quercitrin and myricitrin in three different parts of Euphorbia hirta as bioflavonoid source for functional food. https://doi.org/10.1088/1755- 1315/443/1/012042 Nugroho, A., Heryani, H., & Istikowati, W. T. (2021). Feasibility Analysis of Establishment of Euphorbia hirta Extract-Fortified Honey Industry. https://doi.org/10.1088/1755-1315/757/1/012073 Yanti, N. R., Heryani, H., Putra, M. D., & Nugroho, A. (2019). TRIACETIN PRODUCTION FROM GLYCEROL USING HETEROGENEOUS CATALYSTS PREPARED FROM PEAT CLAY. 10(5), 970–978. http://doi.org/10.14716/ijtech.v10i5.2685 http://ijtech.eng.ui.ac.id/article/view/2685 Yanti, N. R., Putra, M. D., Nugroho, A., & Heryani, H. (2019). UTILIZATION OF STEROL GLYCOSIDES IN FAME (Fatty Acid Methyl Ester) BY-PRODUCTS FROM THE BIODIESEL INDUSTRY. https://doi.org/10.20527/es.v15i1.6327