Jounal
Jounal
Oleh:
Ruwaida Hasibuan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Email:ruwaidaahasibuan@gmai.com
Abstrak
Dalam tulisan ini, penulis mencoba mendudukan masalah ayat-ayat
mengeluarkan pendapat. Masalah kebebasan manusia sudah menjadi
perbincangan para pemikir dan negarawan sejak dahulu. Kebebasan manusia
yang paling ramai dibicarakan adalah kebebasan berpiir dan mengeluarkan
pendapat. Sebab berpikir dan mengeluarkan buah pikiran merupakan ciri
utama manusia. Namun kita sendiri tentu sadar, bahwa hidup di dunia ini tidak
sendiri melainkan bersama orang-orang lain. Mereka pun tentu saja ingin
hidup bebas dan nyaman, tanpa gangguan. Di sinilah kita menghadapi masalah
terutama dalam mengeluarkan pendapat. Sebab bisa jadi pendapat yang kita
sampailan mengganggu kebebasan orang lain yang ingin hidup tenang dan
tenteram. Penggunaan kebebasan mengeluarkan pendapat dewasa ini telah
semakin marak, termasuk di dalamnya ujaran kebencian. Dengan demkian
potensi gangguan kebebasan mengeluarkan pendapat terhadap orang yang
ingin hidup nyaman semakin besar karena didukung pesatnya kemajuan media
masa dan media sosial. Di sini perlu kita memahami sejauhmana kebebasan
mengeluarkan pendapat seharusnya kita terapkan dalam kehidupan.
Abstract
The problem of human freedom has been the talk of thinkers and statesmen for a
long time. The most widely discussed human freedom is the freedom to think
and express opinions. Because thinking and bringing out ideas is the main
characteristic of humans. However, we ourselves are certainly aware that we do
not live in this world alone but with other people. They also of course want to
live freely and comfortably, without distractions. This is where we face
problems, especially in issuing opinions. Because it could be that the opinions
we convey interfere with the freedom of other people who want to live in peace
and quiet. The use of freedom of expression today has become increasingly
widespread, including hate speech. Thus, the potential for disruption of freedom
JAQFI | 1
JAQFI: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam, Vol. 3, No. 2, 2018 | h. 35-54 Riky Yudha
Permana
p-issn 2541-352x e-issn 2714-9420
of expression to people who want to live comfortably is increasing because it is
supported by the rapid advancement of mass media and social media. Here we
need to understand how far we should apply freedom of expression in life.
Keywords: freedom, opinion, law, al-Quran, Hadith.
A. Latar Belakang
1. PENDAHULUAN
MACAM-MACAM KEBEBASAN
PELAKSANAAN KEBEBASAN
Mengungkapkan buah pikiran dan pandangan baik secara lisan maupun
tulisan merupakan bentuk pelaksanaan kebebasan mengeluarkan pendapat.
Dalam Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia dan Kewarganegaraan (DHAMK)
Perancis 1789 Pasal 10, dinyatakan bahwa tidak boleh ada yang ditakutkan
(oleh seseorang) karena pendapatnya, bahkan karena pendapatnya mengenai
JAQFI | 5
JAQFI: Jurnal Aqidah dan Filsafat Islam, Vol. 3, No. 2, 2018 | h. 35-54 Riky Yudha
Permana
p-issn 2541-352x e-issn 2714-9420
agama sekalipun, asalkan pendapatnya itu tidak mengganggu ketertiban
umum yang ditetapkan oleh undang-undang. Kemudian dalam Deklarasi
Umum Hak Asasi Manusia (DUHAM) PBB 1948 Pasal 19 dinyatakan bahwa
setiap orang berhak atas kebebasan memiliki dan mengeluarkan pendapat:
dalam hal ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan dan
untuk mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan buah pikiran
melalui media apa saja dan denga tidak memandang batas-batas (wilayah).
Selanjutnya dalam Deklarasi Kairo (DK) Pasal 22a dinyatakan bahwa setiap
orang berhak mengungkapkan pendapatnya secara bebas dengan cara yang
tidak bertentangan degan syari’ah.Sedangkan Pasal 22b menyatakan bahwa
setiap orang berhak mempertahanan haknya, menyebarkan apa yang baik,
memberi peringatan
Bahkan Firman Allah dalam surat al-An’am: 108 juga sudah jelas
mengatur hal ini:
( ْي ٍء#ش َ ا َز ْعتُ ْم ِفي#َِإن تَن#َ ِر ِمن ُك ْم ف#و َل َوُأ ْولِي اَأل ْم#س
ُ و ْا ال َّر#و ْا هّللا َ َوَأ ِطي ُع#و ْا َأ ِطي ُع#ُا الَّ ِذينَ آ َمن#يَا َأ ُّي َه
ْأ
ًسنُ تَ ِويال َأ َ ْ هّلل
َ سو ِل ِإن ُكنتُ ْم تُْؤ ِمنُونَ بِا ِ َواليَ ْو ِم اآل ِخ ِر ذلِ َك َخ ْي ٌر َو ْح ُ )فَ ُردُّوهُ ِإلَى هّللا ِ َوال َّر
(ول
ِ سُ )فَِإن تَنَا َز ْعتُ ْم فِي ش َْي ٍء فَ ُردُّوهُ ِإلَى هّللا ِ َوال َّر
Kedua: keringanan dan kemudahan itu datang dari syariat Allah dalam
kitab-Nya dan sunnah Rasul-Nya. Adapun mengambil pendapat yang
bertentangan dengan Kitabullah dan sunnah Rasul itu adalah kebinasaan.
Allah Ta’ala berfirman:
“dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus,
maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain),
karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian
itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa” (QS. Al An’am: 153).
(ا##دُو ْا ِإلَ ًه#ُ ُرو ْا ِإالَّ لِيَ ْعب#ا ُأ ِم##يح ابْنَ َم ْريَ َم َو َم
َ سِ ات ََّخ ُذو ْا َأ ْحبَا َر ُه ْم َو ُر ْهبَانَ ُه ْم َأ ْربَابًا ِّمن دُو ِن هّللا ِ َوا ْل َم
ْ ُس ْب َحانَهُ َع َّما ي
َش ِر ُكون ُ احدًا الَّ ِإلَهَ ِإالَّ ُه َو ِ )و َ
(ك#ال فتل# ق. بلى:ال#ه ق# َّل هللا فتح ِّرمون#ا أح#ون م#ه ويح ِّرم# َّرم هللا فتحلّون#ا ح#أليسوا يحلّون م
)عبادتهم
Dan ada pula orang yang mengatakan bahwa “di masa sekarang ini
banyak perselisihan, maka yang lebih tepat adalah kita mengambil pendapat
yang sesuai dengan selera orang-orang di zaman ini“. Perkataan ini memiliki
makna bahwa syariat tidak cocok untuk semua masa dan tempat. Dan juga
bermakna bahwa syariat Allah tidak bersifat umum untuk manusia dari awal
hingga akhir yaitu hingga hari kiamat. Padahal Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
(فإنه من يعش منكم فسيرى اختالفا ً كثيراً فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين المهديين من
)بعدي
“tidaklah baik generasi terakhir umat ini, kecuali dengan apa yang
membuat baik generasi awalnya”
Simpulan
Daftar Pustaka
JAQFI | 13