Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN HUJAN-ALIRAN

NILNA AMAL, S.T., M. ENG


• Dalam pembuatan bendung, bendungan, tanggul, jembatan, dinding penahan tanah, debit puncak
menjadi hal yang penting. Hal ini karena pada saat debit puncak, bahaya yang ditimbulkan paling
besar, baik akibat debitnya maupun akibat dari ketinggian air pada saat debit puncak tersebut. Aliran
dari waktu ke waktu penting dalam perencanaan penyediaan air seperti irigasi, air minum, PLTA,
dan lain-lain, untuk mengetahui tingkat pemenuhan kebutuhan dari waktu ke waktu
• Analisis data hujan dimaksudkan untuk mendapatkan besaran curah hujan. Perlunya menghitung
curah hujan wilayah adalah untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan
pengendalian banjir
Metode yang digunakan dalam perhitungan curah hujan rata-rata wilayah daerah aliran sungai (DAS) ada tiga
metode, yaitu metode rata-rata aritmatik (aljabar), metode poligon Thiessen dan metode Isohyet
METODE RATA-RATA ALJABAR

Metode ini paling sederhana, pengukuran yang dilakukan di beberapa stasiun dalam waktu yang bersamaan
dijumlahkan dan kemudian dibagi jumlah stasiun. Stasiun hujan yang digunakan dalam hitungan adalah yang
berada dalam DAS, tetapi stasiun di luar DAS tangkapan yang masih berdekatan juga bisa diperhitungkan.

Stasiun hujan tersebar secara merata di


Metode rata-rata aljabar DAS
memberikan hasil baik apabila Distribusi hujan relatif merata pada
seluruh DAS.
METODE THIESSEN
Metode ini memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang mewakili
luasan di sekitarnya. Pada suatu luasan di dalam DAS dianggap bahwa hujan
adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun yang terdekat, sehingga hujan
yang tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut.

stasiun hujan minimal yang digunakan untuk


Metode ini digunakan apabila
perhitungan adalah tiga stasiun hujan
penyebaran stasiun hujan di
daerah yang ditinjau tidak
Hitungan curah hujan rata-rata dilakukan dengan
merata
memperhitungkan daerah pengaruh dari tiap stasiun
Rata-rata aljabar (mean arithmetic)
Gambar disamping menunjukkan suatu
Apabila terdapat n daerah hipotetik berbentuk empat persegi
stasiun hujan, dengan panjang. Misalnya luas daerah tersebut
masing-masing memiliki 27 km2 dan pada suatu hari terjadi hujan
data hujan Pi, maka tebal yang tercatat di penakar 1, 2, dan 3
hujan rerata dapat sebesar 16 mm, 11 mm, dan 19 mm.
dihitung dengan Dengan cara hitungan rerata aljabar nilai
persamaan berikut rerata hujan pada daerah tersebut pada
hari itu adalah:
(16 + 11 + 19)
𝑃1 + 𝑃2 + ⋯ + 𝑃𝑛 𝑅= = 15.33 𝑚𝑚
𝑅= 3
𝑛
𝑖=𝑛
1
𝑅 = ෍ 𝑃𝑖
𝑛 volume hujan yang jatuh pada daerah 27 km2 pada hari itu adalah
𝑖=1
15,33mm 27 km2 = (15,3310-3 m)  (27106 m)
= 413,91103 m3 atau 0,414 juta m3
Metode Poligon Thiessen

Hitungan rerata tebal hujan dengan Cara Poligon


Thiessen

𝑃1 𝐴1 + 𝑃2 𝐴2 + ⋯ + 𝑃𝑛 𝐴𝑛
𝑅=
𝐴

𝑖=𝑛
1
𝑅 = ෍ 𝑃𝑖
𝑛
𝑖=1
Metode Isohyet

dilakukan dengan membuat kontur, berupa garis-garis yang


menunjukkan nilai ketebalan hujan sama. Luas daerah yang
diwakili oleh satu garis kontur adalah daerah di sebelah
menyebelah kontur itu, dengan batas-batas jarak tengah antara
dua kontur

Kelemahan utama Metode Isohyet ini adalah pembuatan garis


kontur yang sangat dipengaruhi oleh si pembuat kontur, jadi
bersifat subyektif
DURASI DAN INTENSITAS HUJAN

Intensitas hujan memiliki sifat hubungan dengan durasi hujan. Durasi hujan adalah
lamanya suatu kejadian hujan. Intensitas hujan (laju hujan) yang tinggi pada umumnya
berlangsung dengan durasi pendek dan meliputi daerah yang tidak terlalu luas.

Hujan yang meliputi daerah luas, jarang sekali dengan intensitas tinggi, tetapi dapat
berlangsung dengan durasi cukup panjang

Frekuensi kejadian hujan deras dapat dinyatakan dengan kala ulang.

Langkah pertama dalam perencanaan bangunan keairan adalah menentukan kala ulang
yang akan memberikan penyelesaian ekonomis dalam penentuan ukuran konstruksi
ALIRAN AIR DI DAS
Alur yang terkecil disebut orde 1, gabungan dari orde 1 menjadi
orde 2, dan seterusnya

Cara Strahler

Tempat ukur debit I berkaitan dengan sub DASI, dan tempat ukur debit II berkaitan dengan sub DAS II
REPRESENTASI ALIRAN DI DAS

Pos Tinggi Muka Air adalah pos hidrologi yang


Absis memiliki skala waktu, dan ordinat
mencatat ketinggian muka air pada suatu sungai tertentu Data
adalah debit aliran dengan skala debit.
diperoleh dari bacaan grafik AWLR yang merupakan hasil
Dimensi waktu dapat menit, jam atau hari,
pencatatan ketinggian muka air sungai dalam waktu tertentu
dan dimensi debit umumnya (m3/detik)
dalam bentuk hidrograf yang menunjukkan Tinggi Muka Air /
TMA (meter) dan waktu (jam)
(persamaan rating curve-nya), sebagai rangkaian titik yang menunjukkan hubungan antara nilai absis
dan ordinat harus dicari

Contoh rating curve kurva/ lengkung debit


KARAKTER HIDROGRAF

Sebenarnya, karakter hidrograf dipengaruhi oleh banyak faktor. Kalau faktor-faktor


yang mempengaruhi karakter hidrograf dikelompokkan menjadi 4 (empat) faktor yang
berarti suatu bentuk 'lump-parameter' (parameter gabungan); kita dapat menuliskan suatu
kerangka pemikiran sebagai berikut
HDG = f (IK,TN,TT,TOP)

hidrograf merupakan fungsi dari iklim, tanah, tata guna tanah, dan topografi
Perbandingan antara volume aliran akibat satu peristiwa hujan dengan volume hujan
(pada suatu daerah) merupakan suatu koefisien yang lazim disebut sebagai koefisien aliran
(runoff coefficient)
Rumus Rasional Contoh soal 1

Diketahui:
Rumus rasional digunakan untuk
Lebar daerah 2 km
menghitung debit puncak akibat
Panjang 5 km (lihat Gambar)
hujan di suatu daerah yang tidak
Kecepatan rerata di permukaan
terlampau luas (beberapa km2)
tanah vl = 0,1 m/detik
Rumus ini menggunakan anggapan
Kecepatan rerata dalam saluran v2
bahwa debit maksimum akibat
=1,0 m/detik.
hujan dengan intensitas tertentu
Seluruh daerah terkena hujan,
dicapai pada saat lamanya hujan
dengan intensitas i = 10 mm/jam
telah sama dengan waktu
Koefisien aliran c = 0,4
konsentrasi.
Lama waktu hujan : 250 menit

Pertanyaan:
Berapakah debit puncak dan
bagaimanakah bentuk hidrograf?
Penyelesaian

t1= 1.000 m/(0,1 m/detik) = 10.000 detik (dari ujung daerah ke awal saluran T-U)
t2= 5.000 m/(1 m/detik) = 5.000 detik (dari awal saluran ke outlet U-A)

Langkah 1) yaitu menghitung waktu konsentrasi (tc)


Waktu konsentrasi 𝑡𝑐 = 𝑡1 + 𝑡2 = 10.000 + 5000 = 15.000 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘 (250 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡)

Langkah 2) yaitu memperhatikan lamanya waktu hujan dibandingkan terhadap


waktu konsentrasi (tc) lama hujan= tc

Langkah 3) menghitung debit maksimum dengan rumus rasional


Qmax = c i A
Q = 0,4 10mm/ jam  (2  5km2 )
= 0,4 10 10-3 m / jam 10 106 m2
= 40 103 m3 / jam = 40 103 /(3.600) m3 / detik
= 11,11m3 / detik

Langkah 4) membuat gambar hidrograf


Contoh soal 2

Diketahui:
Lebar daerah 2 km
Panjang 5 km (lihat Gambar)
Kecepatan rerata di permukaan
tanah vl = 0,1 m/detik
Kecepatan rerata dalam saluran v2
=1,0 m/detik.
Seluruh daerah terkena hujan,
dengan intensitas i = 10 mm/jam
Koefisien aliran c = 0,4
Lama waktu hujan : 6 jam

Pertanyaan:
Berapakah debit puncak dan
bagaimanakah bentuk hidrograf?

Anda mungkin juga menyukai