Anda di halaman 1dari 52

Matematika IV

Turunan Parsial
Pokok Bahasan
1. Pengertian Turunan Parisal

2. Terapan Turunan Parsial


Pengertian Turunan Parsial
Jika f adalah fungsi dua atau lebih variabel bebas, dan satu dari variabel
tersebut merupakan nilai yang tetap, maka turunan terhadap variabel tetap
tersebut dinamakan turunan parsial fungsi f.
Jika fungsi f dinotasikan sebagai f (x0, y0) dan nilai f (x0, y0) yang dihasilkan
merupakan nilai pada sembarang titik (x,y). Untuk menghasilkan fx (x, y) kita
melakukan proses turunan pada terhadap ni lai x dengan menganggap nilai y
sebagai konstanta. Sebaliknya, untuk menghasilkan fy (x, y) kita melakukan
proses turunan terhadap nilai y dengan menganggap nilai x sebagai konstanta.
Penulisan untuk menyatakan turunan parsial fungsi f terhadap x dan
penulisan untuk menyatakan turunan parsial fungsi f terhadap y kadang kala
membuat bingung. Untuk itu penulisan simbol turunan parsial dilakukan
seperti di bawah ini.
Pengertian Turunan Parsial

CONTOH:
1. Carilah turunan parsial fungsi f(x,y) = x2 +xy + y2 terhadap x & y
pada titik (1,2)?
2. Carilah turunan parsial fungsi f(x,y) = x3 + y3 – 2x2y terhadap x &
y pada titik (1,2)?
3. Carilah turunan parsial fungsi z = (2x - y) (x + 3y) terhadap x & y?
4. Carilah turunan parsial fungsi z = (2x - y)/(x + y) terhadap x & y?
5. Carilah turunan parsial fungsi z = tan (3x + 2y) terhadap x & y?
6. Carilah turunan parsial fungsi z = (sin (3x + 2y))/xy terhadap
x & y?
Pengertian Turunan Parsial
1. Carilah turunan parsial fungsi f(x,y) = x2 +xy + y2 terhadap x dan
y pada titik (1,2)?
Penyelesaian:
Turunan parsial fungsi f terhadap x, maka y dianggap konstan
z  2

x x

x  xy  y 2   2 x  y ....................... f (1,2)  2 (1)  (2)  4

Turunan parsial fungsi f terhadap y, maka x dianggap konstan


z  2

y y

x  xy  y 2   x  2 y ....................... f (1,2)  (1)  2(2)  5
Pengertian Turunan Parsial
2. Carilah turunan parsial fungsi f(x,y) = = x3 + y3 – 2x2y terhadap
x dan y pada titik (1,2)?
Penyelesaian:
Turunan parsial fungsi f terhadap x, maka y dianggap konstan
z  3

x x

x  y 3 – 2x 2 y   3x 2
 4 xy ....................... f (1,2)  3 (12 )  4(1) (2)  5

Turunan parsial fungsi f terhadap y, maka x dianggap konstan


z  3

y y

x  y 3 – 2x 2 y  3y 2
 2 x 2 ....................... f (1,2)  3 (2 2 )  2(12 )  10
Pengertian Turunan Parsial
3. Carilah turunan parsial fungsi z = (2x - y) (x + 3y) terhadap x & y?
Penyelesaian:
Turunan parsial fungsi f terhadap x, maka y dianggap konstan
z 
 (2x - y) (x  3y)   (2 x  y ) (1  0)  ( x  3 y ) (2  0)
x x
 2x  y  2x  6 y

 4x  5 y

Turunan parsial fungsi f terhadap y, maka x dianggap konstan


z 
 (2x - y) (x  3y)   (2 x  y ) (0  3)  ( x  3 y ) (0  1)
y y
 6x  3y  x  3y

 5x  6 y
Pengertian Turunan Parsial
4. Carilah turunan parsial fungsi z = (2x - y)/(x + y) terhadap x & y?
Penyelesaian:
Turunan parsial fungsi f terhadap x, maka y dianggap konstan
z   (2x - y)  (x  y)(2 - 0) - (2x - y)(1  0)
   
x x  (x  y)  (x  y)2

3y

(x  y)2

Turunan parsial fungsi f terhadap y, maka x dianggap konstan


z   (2x - y)  (x  y)(0 - 1) - (2x - y)(0  1)
   
y y  (x  y)  (x  y)2

 3x

(x  y)2
Pengertian Turunan Parsial
5. Carilah turunan parsial fungsi z = tan (3x + 2y) terhadap x & y
Penyelesaian:
Turunan parsial fungsi f terhadap x, maka y dianggap konstan
z 
 tan (3x  2y)  3 sec 2 (3 x  2 y )
x x

Turunan parsial fungsi f terhadap y, maka xy dianggap konstan


z 
 tan (3x  2y)  2 sec 2 (3 x  2 y )
y y
Pengertian Turunan Parsial
6. Carilah turunan parsial fungsi z = sin (3x + 2y)/xy terhadap x dan
terhadap y?
Penyelesaian:
Turunan parsial fungsi Z terhadap x, maka y dianggap konstan
z   sin (3x  2y)  (xy) 3 cos (3x  2y) - sin (3x  2y)y
  
x x  xy  x 2 y2

3x cos (3x  2y) - sin (3x  2y)



x2y
Turunan parsial fungsi Z terhadap y, maka x dianggap konstan
z   sin (3x  2y)  (xy) 2 cos (3x  2y) - sin (3x  2y)x
 
y y  xy  x 2 y2

2y cos (3x  2y) - sin (3x  2y)



xy 2
Pengertian Turunan Parsial
7. Carilah turunan parsial fungsi z = x4sin (xy3) terhadap x dan
terhadap y?
Penyelesaian:
Pengertian Turunan Parsial
7. Carilah turunan parsial fungsi z = x4sin (xy3) terhadap x dan
terhadap y?
Penyelesaian:
Turunan parsial fungsi Z terhadap x, maka y dianggap konstan
z  4

x x
  
x sin( xy3 )  sin( xy3 ). ( x 4 )  x 4 .
x

x

sin( xy3 ) 
z 
 4 x 3 sin( xy3 )  x 4 . cos(xy3 ) ( xy3 )
x x
z
 4 x 3 sin( xy 3 )  x 4 y 3 . cos(xy 3 )
x
Pengertian Turunan Parsial
Turunan parsial fungsi Z terhadap y, maka x dianggap konstan
z  4

y y
  
x sin( xy3 )  sin( xy3 ). ( x 4 )  x 4 .
y

y

sin( xy3 ) 
z 
 0 sin( xy3 )  x 4 . cos(xy3 ) ( xy3 )
y y
z
 3x 5 y 2 . cos(xy3 )
y
Pengertian Turunan Parsial
Seperti pada penyelesaian turunan biasa, turunan parsial juga mengenal
turunan tingkat tinggi, yaitu turunan parsial yang dilakukan beberapa
kali. Untuk turunan tingkat dua dinotasikan sebagai
Pengertian Turunan Parsial

CONTOH:
1. Carilah turunan parsial kedua z = 5x3 + 3x2y + 4y3?
2. Carilah turunan parsial kedua z = x cos y – y cos x?
3. Jika V = f(x2 + y2) tunjukkan bahwa x V  y V 0 ?
y x
V V
4. Jika V = f(y/x) tunjukkan bahwa x y 0 ?
x y
5. Jika z = ln(ex + ey) tunjukkan bahwa z  z  1 ?
x y
6. Jika z = x f(xy) nyatakanlah x z  y z dalam bentuk yang paling
x y
senderhana ?
Pengertian Turunan Parsial
1. Carilah turunan parsial kedua z = 5x3 + 3x2y + 4y3?
Penyelesaian:
terhadap x terhadap y
z z
 15 x 2  6 xy  3 x 2  12 y 2
x y
2z 2z
 30 x  6 y  24 y
x 2
y 2

2z 2z
 6x  6x
y x x y
Pengertian Turunan Parsial
2. Carilah turunan parsial kedua z = x cos y – y cos x?
Penyelesaian:
terhadap x terhadap y
z z
 cos y  y sin x   x sin y  cos x
x y
2z 2z
 y cos x   x cos y
x 2
y 2

2z 2z
  sin y  sin x   sin y  sin x
y x x y
Pengertian Turunan Parsial
V V
3. Jika V = f(x2 + y2) tunjukkan bahwa x y 0 ?
y x
Penyelesaian:
V V u 
  f ' (x2  y2 )x (x2  y2 )
x u x x
 f ' (x2  y2 ) 2x
V V u 
  f ' (x2  y2 )x (x2  y2 )
y u y y

 f ' (x2  y2 ) 2 y

V V
x y 0
y x
( x f ' ( x 2  y 2 ) 2 y )  ( y f ' ( x 2  y 2 ) 2 x)  0
Pengertian Turunan Parsial
4. Jika V = f(y/x) tunjukkan bahwa x V  y V 0 ?
x y
Penyelesaian:
V V u 
  f ' ( y / x) x ( y / x)
x u x x
 f ' ( y / x) ( y / x 2 )
V V u 
  f ' ( y / x) x ( y / x)
y u y y
 f ' ( y / x) (1 / x)

V V
x y 0
x y
( x f ' ( y / x) ( y / x 2 ))  ( y f ' ( y / x) (1 / x))  0
Pengertian Turunan Parsial
5. Jika z = ln(ex + ey) tunjukkan bahwa z  z  1 ?
x y
Penyelesaian:
z V u 1
  x .e x
x u x e  e y

z V u 1
  x .e y
y u y e  e y

z z
 1
x y
ex ey ex  e y
 x  x 1
e e
x y
e e y
e e y
Pengertian Turunan Parsial
z z
6. Jika z = x f(xy) nyatakanlah x y dalam bentuk yang paling
x y
senderhana ?
Penyelesaian:
z V u
  x ( f ' ( xy ) y )  f ( xy )
x u x
z V u
  x ( f ' ( xy ) x)  0
y u x

z z
x y 0
x y
( x ( x ( f ' ( xy ) y )  f ( xy ))  ( y ( x ( f ' ( xy ) x))  0
dari persamaan diatas tertinggal x f(xy), maka bentuk yang paling
sederhana dari x z  y z adalah x f(xy) atau sama dengan z
x y
Pengertian Turunan Parsial

CONTOH:
1. Carilah turunan parsial kedua z = 3x2 + 2xy + 4y2?
2. Carilah turunan parsial kedua z = sin xy ?
3. Carilah turunan parsial kedua z = (x + y)/(x – y) ?
4. Jika V = ln (x2 + y2)tunjukkan bahwa ?
Pengertian Turunan Parsial
1. Carilah turunan parsial kedua z = 3x2 + 2xy + 4y2?
Penyelesaian:
terhadap x terhadap y
Pengertian Turunan Parsial
2. Carilah turunan parsial kedua z = sin xy ?
Penyelesaian:
terhadap x terhadap y

2 2
Pengertian Turunan Parsial
3. Carilah turunan parsial kedua z = (x + y)/(x – y) ?
Penyelesaian:
terhadap x

2
Pengertian Turunan Parsial
terhadap y

2
Pengertian Turunan Parsial
4. Jika V = ln (x2 + y2) tunjukkan bahwa ?
Penyelesaian:

Maka
Terapan Turunan Parsial
Ada beberapa penerapan dari turunan parsial. Diantaranya dapat
digunakan untuk menghitung perubahan kecil yang terjadi pada suatu
fungsi dengan dua variabel bebas seperti volume benda. Selain itu
turunan parsial juga dapat diterapkan dalam menghitung perubahan
kecepatan.
Untuk kedua terapan ini ada rumus umum yang penting untuk diingat:
1. Perubahan kecil

2. Perubahan kecepatan
Terapan Turunan Parsial
1. Perubahan kecil
Pada aplikasinya, konsep turunan parsial dapat digunakan untuk
memperkirakan perubahan yang terjadi pada suatu fungsi apabila
terdapat beberapa variable bebas/berubah.
Contoh, misalkan pada sebuah silinder, jika r mengalami
pertambahan menjadi r + 𝜹r dan h mengalami pertambahan
menjadi h + 𝜹h, dimana 𝜹r dan 𝜹h bernilai kecil, maka Volume
silinder tersebut (V) akan mengalami pertambahan kecil menjadi
V + 𝜹V. Volume yang baru menjadi:
𝑉 + 𝛿𝑉 = 𝜋(𝑟 + 𝛿𝑟) 2 (h + 𝛿h)
𝑉 + 𝛿𝑉 = 𝜋(𝑟 2 +2𝑟𝛿𝑟+𝛿𝑟 2 ) (h + 𝛿h)
𝑉 + 𝛿𝑉 = 𝜋(𝑟 2 ℎ + 2𝑟ℎ𝛿𝑟+h𝛿𝑟 2 + 𝑟 2 𝛿ℎ + 2𝑟𝛿𝑟𝛿ℎ +𝛿𝑟 2 𝛿h)
Terapan Turunan Parsial
Bila V kita pindah ruaskan maka:
𝛿𝑉 = 𝜋(𝑟 2 ℎ + 2𝑟ℎ𝛿𝑟+h𝛿𝑟 2 + 𝑟 2 𝛿ℎ + 2𝑟𝛿𝑟𝛿ℎ +𝛿𝑟 2 𝛿h) − 𝑉
𝛿𝑉 = 𝜋(𝑟 2 ℎ + 2𝑟ℎ𝛿𝑟+h𝛿𝑟 2 + 𝑟 2 𝛿ℎ + 2𝑟𝛿𝑟𝛿ℎ +𝛿𝑟 2 𝛿h) − 𝜋𝑟 2 ℎ
𝑉 = 𝜋(2𝑟ℎ𝛿𝑟+h𝛿𝑟 2 + 𝑟 2 𝛿ℎ + 2𝑟𝛿𝑟𝛿ℎ +𝛿𝑟 2 𝛿h)

karena 𝜹r dan 𝜹h bernilai kecil maka semua suku yang lain


memiliki nilai yang lebih kecil lagi sehingga persamaan diatas dapat
dituliskan:
𝛿𝑉 = 2𝜋𝑟ℎ𝛿𝑟 + 𝜋𝑟 2 𝛿ℎ
𝜕𝑉 𝜕𝑉
Ingat, = 2𝜋𝑟ℎ dan = 𝜋𝑟 2, maka:
𝜕𝑟 𝜕ℎ

𝜕𝑉 𝜕𝑉
𝛿𝑉 = 𝛿𝑟 + 𝛿ℎ
𝜕𝑟 𝜕ℎ
Terapan Turunan Parsial
Contoh:
1. Jika y = ws3/d4, tentukanlah persentase pertambahan y, jika w
bertambah 2 %, s berkurang 3 % dan d bertambah 1 %?
2. Diketahui suatu fungsi pengukuran adalah p = w2hd. Apabila
kesalahan pengukuran w, h dan d dapat mencapai 1 % (plus atau
minus), tentukan persentase kesalahan maksimum yang akan
diperoleh untuk harga P yang dihitung?
3. Kedua sisi lurus sebuah segitiga siku-siku dinyatakan dengan a dan
b dan sisi miringnya dinytakan dengan h. Jika kesalahan
pengukuran a dan b yang mungkin dapat terjadi berkisar ± 5 %,
tentukan kesalahan maksimum yang akan diperoleh dalam
menghitung luas segitiga tersebut?
Terapan Turunan Parsial
1. Jika y = ws3/d4, tentukanlah persentase pertambahan y, jika w
bertambah 2 %, s berkurang 3 % dan d bertambah 1 %?
Penyelesaian:
Karena terdapat 3 variabel, maka persamaan menjadi:
𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑦
𝛿𝑦 = 𝛿𝑤 + 𝛿𝑠 + 𝛿𝑑
𝜕𝑤 𝜕𝑠 𝜕𝑑
Didapatkan:
𝜕𝑦 𝑠 3 𝜕𝑦 3𝑤𝑠 2 𝜕𝑦 4𝑤𝑠 3
= ; = 4 ; =− 5
𝜕𝑤 𝑑 4 𝜕𝑠 𝑑 𝜕𝑑 𝑑

Untuk nilai perubahan dari variabel, ingat bahwa perubahan nilai


yang terjadi sebesar persentase dari variabel, maka:
2 3 1
𝛿𝑤 = 𝑤; 𝛿𝑠 = − 𝑠; 𝛿𝑑 = d
100 100 100
Terapan Turunan Parsial
Sehingga dapat diketahui bahwa:
𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑦
𝛿𝑦 = 𝛿𝑤 + 𝛿𝑠 + 𝛿𝑑
𝜕𝑤 𝜕𝑠 𝜕𝑑
𝑠 3 2𝑤 3𝑤𝑠 2 3𝑠 4𝑤𝑠 3 1𝑑
𝛿𝑦 = 4 − 4 − 5
𝑑 100 𝑑 100 𝑑 100
2𝑤𝑠 3 9𝑤𝑠 3 4𝑤𝑠 3
𝛿𝑦 = 4 − −
𝑑 100 𝑑 4 100 𝑑 4 100
𝑤𝑠 3 2 9 4
𝛿𝑦 = 4 − −
𝑑 100 100 100
11
𝛿𝑦 = 𝑦 −
100
Jadi dengan perubahan variabel tersebut maka nilai y akan turun
sebesar 11%.
Terapan Turunan Parsial
2. Diketahui suatu fungsi pengukuran adalah p = w2hd. Apabila
kesalahan pengukuran w, h dan d dapat mencapai 1 % (plus atau
minus), tentukan persentase kesalahan maksimum yang akan
diperoleh untuk harga P yang dihitung??
Penyelesaian:
Karena terdapat 3 variabel, maka persamaan menjadi:
𝜕𝑝 𝜕𝑝 𝜕𝑝
𝛿𝑝 = 𝛿𝑤 + 𝛿ℎ + 𝛿𝑑
𝜕𝑤 𝜕ℎ 𝜕𝑑
Didapatkan:
𝜕𝑝 𝜕𝑝 𝜕𝑝
= 2𝑤ℎ𝑑; = 𝑤 2 𝑑; = 𝑤2ℎ
𝜕𝑤 𝜕ℎ 𝜕𝑑
Untuk nilai perubahan dari variabel, ingat bahwa perubahan nilai
yang terjadi sebesar persentase dari variabel.
Terapan Turunan Parsial
Perubahan dari variabel dapat mencapai 1 % (plus atau minus)
𝑤 ℎ 𝑑
𝛿𝑤 = ± ; 𝛿ℎ = ± ; 𝛿𝑑 = ±
100 100 100
Sehingga dapat diketahui bahwa:
𝜕𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑦
𝛿𝑝 = 𝛿𝑤 + 𝛿𝑠 + 𝛿𝑑
𝜕𝑤 𝜕𝑠 𝜕𝑑
𝑤 2
ℎ 2
𝑑
𝛿𝑦 = 2𝑤ℎ𝑑 ± +𝑤 𝑑 ± +𝑤 ℎ ±
100 100 100
Dilihat dari persamaan diatas, kesalahan maksimum bila semua
perubahan (+), maka:
2𝑤 2 ℎ𝑑 𝑤 2 ℎ𝑑 𝑤 2 ℎ𝑑
𝛿𝑝 = + +
100 100 100
2
4
𝛿𝑦 = 𝑤 ℎ𝑑
100
Terapan Turunan Parsial
4
𝛿𝑝 = 𝑝
100
Jadi kesalahan maksimum yang dapat terjadi adalah sebesar 4%.
Terapan Turunan Parsial
3. Kedua sisi lurus sebuah segitiga siku-siku dinyatakan dengan a dan
b dan sisi miringnya dinytakan dengan h. Jika kesalahan
pengukuran a dan b yang mungkin dapat terjadi berkisar ± 5 %,
tentukan kesalahan maksimum yang akan diperoleh dalam
menghitung luas segitiga tersebut?
Penyelesaian:

a A h

b
Luas segitiga adalah A= ½ ab, dari pers. ini dapat dihitung
pertambahan:
𝜕𝐴 𝜕𝐴
𝛿𝐴 = 𝛿𝑎 + 𝛿𝑏
𝜕𝑎 𝜕𝑏
Terapan Turunan Parsial
𝜕𝐴 𝑏 𝜕𝐴 𝑎
= ; =
𝜕𝑎 2 𝜕𝑏 2
Perubahan dari variabel dapat mencapai 5 % (plus atau minus)
5𝑎 5𝑏
𝛿𝑎 = ± ; 𝛿𝑏 = ±
100 100
Sehingga dapat diketahui bahwa:
𝜕𝐴 𝜕𝐴
𝛿𝐴 = 𝛿𝑎 + 𝛿𝑏
𝜕𝑎 𝜕𝑏
𝑏 5𝑎 𝑎 5𝑏
𝛿𝐴 = ± + ±
2 100 2 100

Dilihat dari persamaan diatas, kesalahan maksimum bila semua


perubahan (+)
Terapan Turunan Parsial
Sehingga:
𝜕𝐴 𝜕𝐴
𝛿𝐴 = 𝛿𝑎 + 𝛿𝑏
𝜕𝑎 𝜕𝑏
𝑏 5𝑎 𝑎 5𝑏
𝛿𝐴 = ± + ±
2 100 2 100
5𝑎𝑏 5𝑎𝑏
𝛿𝐴 = +
200 200
1 10
𝛿𝐴 = 𝑎𝑏
2 100
10
𝛿𝐴 = 𝐴
100
Jadi kesalahan maksimum yang dapat terjadi adalah sebesar 10 %.
Terapan Turunan Parsial
2. Perubahan kecepatan
Selain untuk pertambahan kecil, turunan parsial juga dapat
digunakan untuk memprediksi kecepatan perubahan yang terjadi.
Contoh, misalkan pada sebuah silinder, jika r mengalami
pertambahan sebesar 𝜹r dan h sebesar 𝜹h, maka akan didapat:
𝜕𝑉 𝜕𝑉
𝛿𝑉 = 𝛿𝑟 + 𝛿ℎ
𝜕𝑟 𝜕ℎ

Sekarang bila kita menghitung kecepatan perubahan yang terjadi,


sehingga variable V, r dan h merupakan turunan terhadap fungsi
waktu (dt). Maka persamaan sebelumya akan menjadi:
𝑑𝑉 𝜕𝑉 𝑑𝑟 𝜕𝑉 𝑑ℎ
= ∙ + ∙
𝑑𝑡 𝜕𝑟 𝑑𝑡 𝜕ℎ 𝑑𝑡
Terapan Turunan Parsial
Contoh:
1. Jari-jari suatu silinder bertambah dengan kecepatan 2 cm/det,
sementara tingginya berkurang dengan kecepatan 3 cm/det.
Tentukan kecepatan perubahan volumenya saat r = 10 cm dan
h = 16 cm?
2. Sebuah segitiga siku-siku dinyatakan dengan a sebagai sisi datar, b
sebagai sisi tegak dan h sebagai sisi miring. Jika h mengalami
pertambahan 2 cm/det dan b berkurang 3cm/det, tentukan
perubahan a ketika h = 5 cm dan b = 3 cm?
3. Sebuah kerucut tegak memiliki jari-jari alas r dan tinggi h. Luas
permukaan total adalah : 𝑆 = 𝜋𝑟 2 + 𝜋𝑟 √ 𝑟 2 + ℎ2 . Jika r dan h
bertambah dengan kec. 0.25 cm/det, tentukan kecepatan
pertambahan S pada saat r = 3 cm dan h = 4 cm?
Terapan Turunan Parsial
1. Jari-jari suatu silinder bertambah dengan kecepatan 2 cm/det, sementara
tingginya bekurang dengan kecepatan 3 cm/det. Tentukan kecepatan
perubahan volumenya saat r = 10 cm dan h = 16 cm?
Penyelesaian:
Volume silinder = πr2h, dari pers. ini dapat dihitung kec. perubahan:
𝑑𝑉 𝜕𝑉 𝑑𝑟 𝜕𝑉 𝑑ℎ
= ∙ + ∙
𝑑𝑡 𝜕𝑟 𝑑𝑡 𝜕ℎ 𝑑𝑡
Didapatkan:
𝜕𝑉 𝜕𝑉
= 2𝜋𝑟ℎ 𝑑𝑎𝑛 = 𝜋𝑟 2
𝜕𝑟 𝜕ℎ
Adapun perubahan kecepatan variabel r dan h adalah:
𝑑𝑟 𝑑ℎ
=2 𝑑𝑎𝑛 = −3
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Terapan Turunan Parsial
Sehingga dapat diketahui kecepatan perubahan volumenya saat r = 10 cm
dan h = 16 cm :
𝑑𝑉 𝜕𝑉 𝑑𝑟 𝜕𝑉 𝑑ℎ
= ∙ + ∙
𝑑𝑡 𝜕𝑟 𝑑𝑡 𝜕ℎ 𝑑𝑡
𝑑𝑉
= 2𝜋𝑟ℎ ∙ 2 + 𝜋𝑟 2 ∙ −3
𝑑𝑡
𝑑𝑉
= 2𝜋1016 ∙ 2 + 𝜋102 ∙ −3
𝑑𝑡
𝑑𝑉
= 2𝜋1016 ∙ 2 + 𝜋102 ∙ −3
𝑑𝑡
𝑑𝑉
= 2009.6 − 942
𝑑𝑡
𝑑𝑉 𝑐𝑚3
= 1067.6
𝑑𝑡 𝑑𝑒𝑡
Terapan Turunan Parsial
2. Sebuah segitiga siku-siku dinyatakan dengan a sebagai sisi datar, b sebagai
sisi tegak dan h sebagai sisi miring. Jika h mengalami pertambahan 2
cm/det dan b berkurang 3cm/det, tentukan kecepatan perubahan
a ketika h = 5 cm dan b = 3 cm?
Penyelesaian:
Sisi a dapat diketahui dengan rumus a = (h2 – b2)½, maka:
𝑑𝑎 𝜕𝑎 𝑑ℎ 𝜕𝑎 𝑑𝑏
= ∙ + ∙
𝑑𝑡 𝜕ℎ 𝑑𝑡 𝜕𝑏 𝑑𝑡
Didapatkan:
𝜕𝑎 1 2 2 1
−2 𝜕𝑎 1 2 2 1
−2
= h –b ∙ 2ℎ; 𝑑𝑎𝑛 = h –b ∙ −2b
𝜕ℎ 2 𝜕𝑏 2
Adapun perubahan kecepatan variabel b dan h adalah:
𝑑𝑏 𝑑ℎ
= −3 𝑑𝑎𝑛 =2
𝑑𝑡 𝑑𝑡
Terapan Turunan Parsial
Dapat diketahui kecepatan perubahan a ketika h = 5 cm dan b = 3 cm:
𝑑𝑎 𝜕𝑎 𝑑ℎ 𝜕𝑎 𝑑𝑏
= ∙ + ∙
𝑑𝑡 𝜕ℎ 𝑑𝑡 𝜕𝑏 𝑑𝑡
𝑑𝑉 1 2 2 −1 1 2 2 −
1
= h –b 2 ∙ 2ℎ ∙ 2 + h –b 2 ∙ −2b ∙ −3
𝑑𝑡 2 2
𝑑𝑉 2ℎ 3𝑏
= +
𝑑𝑡 √ h2 – b2 √ h2 – b2
𝑑𝑉 2ℎ + 3𝑏
=
𝑑𝑡 √ h2 – b2
𝑑𝑉 2.5 + 3.3
=
𝑑𝑡 √ 52 – 32
𝑑𝑉 19
= = 4.75 𝑐𝑚/𝑑𝑒𝑡
𝑑𝑡 4
Terapan Turunan Parsial
3. Sebuah kerucut tegak memiliki jari-jari alas r dan tinggi h. Luas
𝑆 = 𝜋𝑟 2 + 𝜋𝑟 √ 𝑟 2 + ℎ2
permukaan total adalah : . Jika r dan h
bertambah dengan kec. 0.25 cm/det, tentukan kecepatan pertambahan S
pada saat r = 3 cm dan h = 4 cm?
Penyelesaian:
dari pers. Luas permukaan dapat dihitung kec. perubahan:
𝑑𝑆 𝜕𝑆 𝑑ℎ 𝜕𝑆 𝑑𝑟
= ∙ + ∙
𝑑𝑡 𝜕ℎ 𝑑𝑡 𝜕𝑟 𝑑𝑡

Didapatkan:
𝜕𝑆 1 2 1
−2
= 𝜋𝑟 𝑟 + h2 ∙ 2ℎ; 𝑑𝑎𝑛
𝜕ℎ 2
𝜕𝑆 1 2 1
−2
= 2𝜋𝑟 + 𝜋𝑟 𝑟 + h2 ∙ 2r + 𝜋√ 𝑟 2 + ℎ2
𝜕𝑟 2
Terapan Turunan Parsial
Kecepatan variabel b dan h adalah dh/dt = db/dt = 0.25. Maka dapat
diketahui kecepatan perubahan S pada saat r = 3 cm dan h = 4 cm :
𝑑𝑆 𝜕𝑆 𝑑ℎ 𝜕𝑆 𝑑𝑟
= ∙ + ∙
𝑑𝑡 𝜕ℎ 𝑑𝑡 𝜕𝑟 𝑑𝑡
𝑑𝑉 1 2 2 −
1
= 𝜋𝑟 𝑟 + h 2 ∙ 2ℎ ∙ 0.25 +
𝑑𝑡 2
𝑑𝑉 1 2 1
−2
= 2𝜋𝑟 + 𝜋𝑟 𝑟 + h 2 ∙ 2r + 𝜋√ 𝑟 2 + ℎ2 ∙ 0.25
𝑑𝑡 2
𝑑𝑉 0.25𝜋. 3.4 0.25𝜋32 2 + 42
= + 0.5𝜋. 3 + + 0.25𝜋√ 3
𝑑𝑡 √ 32 + 42 √ 32 + 42
𝑑𝑉 9,42 7,065
= + 4,71 + + 3,925
𝑑𝑡 5 5
𝑑𝑉 𝑐𝑚2
= 11,93
𝑑𝑡 𝑑𝑒𝑡
Terapan Turunan Parsial

CONTOH:
1. Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5cm dan h = 10cm. Tentukan harga
pertambahan volume jika r bertambah 0,2 cm dan h berkurang 0.1 cm?
2. Jika I = V/R, dengan V = 250 volt dan R= 50 ohm, tentukan perubahan I
jika V bertambah 1 volt dan R bertambah 0.5 ohm?
3. Jari-jari suatu silinder bertambah dengan kecepatan pertambahan 0.2
cm/det, sementara tingginya berkurang dengan kecepatan
pengurangan 0.5 cm/det. Tentukan kecepatan perubahan volumenya
saat r = 8cm dan h = 12cm.
Terapan Turunan Parsial
1. Sebuah silinder memiliki ukuran r = 5cm dan h = 10cm. Tentukan harga
pertambahan volume jika r bertambah 0,2 cm dan h berkurang 0.1 cm?
Penyelesaian:
Terapan Turunan Parsial
2. Jika I = V/R, dengan V = 250 volt dan R= 50 ohm, tentukan perubahan I
jika V bertambah 1 volt dan R bertambah 0.5 ohm?
Penyelesaian:

Turun sebesar 0.03 ampere


Terapan Turunan Parsial
3.Jari-jari suatu silinder bertambah dengan kecepatan pertambahan 0.2
cm/det, sementara tingginya berkurang dengan kecepatan pengurangan 0.5
cm/det. Tentukan kecepatan perubahan volumenya saat r = 8cm dan h =
12cm.
Penyelesaian:
Terapan Turunan Parsial
Turunan Parsial dapat juga digunakan untuk mencari Koefisien
Differensial dari suatu fungsi implisit dan Perubahan Variabel. Untuk
kedua terapan ini ada rumus umum yang penting untuk diingat:
1. Fungsi implisit
dz z z dy
  .
dx x y dx

2. Perubahan Variabel
z z x z y
 .  .
u x u y u
z z x z y
 .  .
v x v y v

Anda mungkin juga menyukai