Ahmad Rifaldi M - 150211602509 - Skripsi - Bhs - Dan.sastra - Indo
Ahmad Rifaldi M - 150211602509 - Skripsi - Bhs - Dan.sastra - Indo
SKRIPSI
OLEH
AHMAD RIFALDI MUSTAHID
150211602509
1
KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN
SKRIPSI
2
Diajukan kepada
Universitas Negeri Malang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan program Sarjana
Pendidikan Bahasa Indonesia
OLEH
AHMAD RIFALDI MUSTAHID
150211602509
Skripsi oleh Ahmad Rifaldi Mustahid ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan,
Pembimbing,
3
Lembar Persetujuan dan Pengesahan
Skripsi oleh Ahmad Rifaldi Mustahid ini telah dipertahankan di depan dewan penguji
pada tanggal…………..
Dewan Penguji
………………….., Ketua
………………….., Anggota
…………………..Anggota
4
Mengesahkan, Mengetahui,
Apabila di kemudian hari terbukti, atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
plagasi/falsifikasi/fabrikasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5
RINGKASAN
6
Kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Kota Sorong untuk indikator 5 (majas) mencapai ketuntasan 96.67% dengan
kualitas nilai sangat baik (85-100) mencapai 62 % dan kualifikasi nilai baik (75-84)
sebanyak 35%, dan kualifikasi cukup (65-74) sebanyak 3.33%, dengannilai rata-rata 90.
(6) Kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong untuk indikator 6 (kata kongkrit) mencapai ketuntasan 100%
dengan kualitas nilai sangat baik (85-100) mencapai 67 % dan untuk kualifikasi nilai
baik (75-84) sebanyak 33.33%, memiliki rata-rata nilai 91. (7) Kemampuan menulis
puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
untuk indikator 7 (rima) mencapai ketuntasan 83.33% dengan kualitas nilai sangat baik
(85-100) mencapai 3% dan kualifikasi nilai baik (75-84) sebanyak 80%, dan kualifikasi
cukup (65-74) sebanyak 16.67%, memiliki rata-rata nilai 72. (8) Kemampuan menulis
puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
untuk indikator 8 (citraan) mencapai ketuntasan 91.67% dengan kualitas nilai sangat
baik (85-100) mencapai 20 % dan kualifikasi nilai baik (75-84) sebanyak 71.67%, dan
kualifikasi cukup (65-74) sebanyak 8.33% nilai rata-rata 78. (9) Kemampuan menulis
puisi menggunakan media gambar berseri siswakelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
untuk indikator 9 (judul) mencapai ketuntasan 98.33% dengan kualitas nilai sangat baik
(85-100) mencapai 86.67 % dan kualifikasinilaibaik (75-84) sebanyak 1.67%, dan
kualifikasicukup (65-74) sebanyak 1.67% (55-64) dengan nilai ratata 96. (11)
kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Kota Sorong untuk seluruh indicator mencapai 92% dengan nilai rata 85.83.
Dengan demikian dari keseluruhan sampel penilitian dinyatakan telah berhasil karena
melebihi dari 75% sampel penilitian Kemampuan menulis puisi menggunakan media
gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, dari seluruh sampel
penelitian yang ada dianggap berhasil karena melebihi dari 75% sampel penelitian
mengalami ketuntasan.
7
BAB I
PENDAHULUAN
belajar dan proses pembelajaran supaya peserta didik dengan aktif mengembangkan
potensi yang dimiliki untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
Era globalisasi menuntut kualitas sumber daya manusia yang handal supaya
dapat bertahan dalam kehidupan yang penuh dengan persaingan. Usaha yang bisa
dilakukan guna menciptakan kualitas sumber daya manusia handal yaitu melalui dunia
kurikulum yang digunakan sebagai pengganti KTSP yaitu kurikulum 2013. Dalam
yang terakhir Peraturan Menteri Pendidikan No. 35 Tahun 2018 Tentang Perubahan atas
Peraturan Mendikbud No.58 tahun 2014 mengenai Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama / Madrasah Tsanawiyah. Dan Peraturan Menteri Pendidikan No. 35 Tahun 2018
Tentang Perubahan atas Peraturan Mendikbud No.58 tahun 2014 mengenai Kurikulum
mempunyai keterampilan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
8
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif dan mampu memberikan kontribusi dalam
meningkatkan kualitas karakter peserta didik hal ini dikarenakan dampak atau pengaruh
global yang memungkinkan akan berpengaruh secara negative pada karate peserta didik.
kurikulum tidak berubah menjadi kurikulum nasional tetapi tetap Kurikulum 2013 Edisi
Revisi yang berlaku secara Nasional. (2) di setiap mata pelajaran penilaian sikap KI 1 &
KI 2 ditiadakan hanya Agama dan PPKN tetapi KI tetap dicantumkan pada penulisan
RPP. (3) Jika terdapat 2 nilai praktik dalam 1 KD, yang diambil hanyalah nilai tertinggi.
diambil nilai rata-rata. Untuk pengetahuan, bobot penilaian harian, dan penilaian akhir
metode saat mengajar dan apabila dipakai maka susunannya tidak harus runtut. (5)
Silabus kurtilas edisi revisi lebih ramping hanya terdapat 3 kolom. Yaitu KD, materi
menjadi penilaian harian, uas menjadi penilaian akhir semester untuk semester 1 dan
penilaian akhir tahun untuk semester 2. kemudian tidak adalagi UTS, langsung pada
penilaian akhir semester. (7) Dalam RPP, nama metode pembelajaran tidak perlu
disebutkan dan materi dibuat dalam bentuk lampiran berikut dengan rubrik penilaian
(kalau ada). (8) Skala penilaian menjadi 1-100. Bentuk predikat dan deskripsi digunakan
dalam penilaian sikap. (9) peberian remedial hanya diberikan untuk siswa yang kurang
tetapi siswa diberikan pembelajaran ulang terlebih dahulu. Nilai Remedial yaitu nilai
9
Keterampilan berbahasa merupakan alah satu kemampuan yang perlu
tersebut tidak bisa dipisahakan serta saling melengkapi. Pembelajaran bahasa Indonesia
menitik beratkan pada keempat keterampilan tersebut. Jika siswa sudah menguasai
empat keterampilan tersebut berarti siswa telah berhasil dalam belajar bahasa Indonesia.
Oleh karenanya, peserta didik wajib menguasai kompetensi dasar dalam berkomunikasi
serta menulis. Tujuan tersebut adalah untuk membimbing siswa supaya dapat memakai
bahasa untuk belajar, mengekspresikan ide secara lancar dan jelas, serta berkomunikasi
secara efektif dengan orang lain (belajar menggunakan bahasa, belajar tentang bahasa,
dan belajar melalui bahasa) (Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010) tentang
Tujuan utama dari pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yakni (a) memakai
bahasa Indonesia sebagai bentuk perwujudan iman kepada Tuhan YME, berakhlak
mulia, dan berkepribadian luhur; (b) menguasai bahasa Indonesia sebagai bentuk
perwujudan manusia yang berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif; (c) memakai
bahasa Indonesia sebagai bentuk perwujudan manusia yang sehat, mandiri, dan percaya
diri serta (d) memakai bahasa Indonesia sebagai bentuk perwujudan dari sikap toleran,
Guna mencapai tujuan pembelajaran bahasa dan sastra indonesia, maka harus
adalah keterampilan paling penting bagi kehidupan pada saat menempuh pendidikan dan
10
kehidupan bermasyarakat. Pembelajaran menulis memiliki kedudukan strategis pada
pendidikan dan pengajaran oleh karenanya, keterampilan menulis wajib dikuasai peserta
pelajaran bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang memiliki peran
dalam mentransfer ilmu lain mencakup dua kegiatan, yaitu kegiatan bahasa serta sastra.
pelajaran sastra adalah hal terpenting pada pembelajaran bahasa Indonesia. Dengan
pengarang dalam wacana sastra karena pada hakikatnya sastra adalah hasil perenungan
jangkauan yang luas, seperti membuat surat, pengumuman atau laporan termasuk
modern ini. Keterampilan menulis adalah ciri seseorang yang terpelajar, menulis dipakai
dan mempengaruhi. Menulis memiliki arti penting dalam dunia pendidikan. Dengan
menulis siswa akan lebih terampil dan terarah kemampuan berekspresinya sehingga
11
menulis berada di urutan paling akhir karena menulis merupakan kegiatan berbahasa dan
berbahasa yang lain. Menulis adalah suatu pekerjaan yang berat karena membutuhkan
proses berpikir tinggi. Oleh karenanya, harus sering membiasakan diri untuk menulis
sastra di sekolah. Dengan adanya kegiatan menulis, peserta didik bisa mengungkapkan
ide, pikiran, perasaan, kemampuan dan dapat meningkatkan daya imajinasinya. Kegiatan
menulis sastra di sekolah diantarannya menulis puisi, menulis pantun, menulis puisi
serta menulis drama. Keterampilan menulis yaitu suatu keterampilan yang memiliki
tingkat kesukaran sama halnya dengan keterampilan menulis puisi. Dengan adanya
keterampilan menulis puisi setiap peserta didik diharuskan untuk mempunyai daya
imajinasi untuk menghasilkan tulisan yang menarik. Siswa beranggapan menulis adalah
sesuatu yang sulit untuk dikerjakan. Macam-macam kesulitan yang kerap kali ditemui
oleh siswa adalah kesulitan dalam menuangkan dan mengembangkan ide yang
diimilikinya. Oleh karenanya, diharapkan agar siswa rajin berlatih diri untuk
dimilikinya. Dengan demikian, menulis puisi dapat memotifasi siswa agar lebih kreatif
Sekolah menengah pertama siswa kelas VIII sudah menetapkan standar kompetensi
Proses pembelajaran menulis puisi siswa diharuskan bisa mencapai kompetensi dasar
(KD) yang berbunyi; dengan menulis ulang menggunakan bahasa puisi sendiri yang
12
Pada jenjang SMP pembelajaran menulis puisi erat kaitannya dengan latihan
menajamkan perasaan, penalaran, dan daya khayal, serta kepekaan pada masyarakat,
budaya, dan lingkungan hidup. Seperti yang dikatakan Pradopo (1987) bahwa puisi
merupakan ekspresi kreatif, yaitu ekspresi dari jiwa yang memfokuskan kesan-kesan
tentang menulis puisi adalah kegiatan yang sukar semestinya dihilangkan, terkhusus
untuk siswa SMP, sebab usia mereka kebanyakan berusia 13-14 tahun. Anak pada usia
tersebut mampu berpikir refleksif dan menyatakan operasi mentalnya dengan simbol-
simbol.
dituntut untuk memiliki persiapan yang matang karena keberhasilan dari pembelajaran
apresiasi sastra tergantung pada guru sastra. Persiapan dalam mengajar berguna untuk
pegangan guru. tetapi, dalam kehidupan nyata banyak guru yang mengajar
menggunakan teori-teori saja, sehingga pembelajaran jadi membosankan, oleh karena itu
sebelum mengajar guru perlu menguasai materi pembelajaran dengan sangat matang.
Penguasaan materi pelajaran yang baik bagi seorang guru sangat berperan dalam
pelajaran yang baik akan memunculkan ide dan gagasan bagi seorang guru dalam
kualitas pengajaran. Media pembelajaran berperan penting sebagai alat bantu pada
proses belajar mengajar yang berpengaruh pada iklim, kondisi, dan lingkungan belajar
yang diatur dan dibuat pendidik. Dalam penggunaan media pembelajaran sebaiknya
13
pendidik menggunakan media yang sejalan pada pembelajaran. Dalam penguasaan
kemampuan penulisan puisi dengan menggunakan media gambar berseri pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong. Penelitian ini berjudul “Kemampuan Menulis
Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota
kemampuan menulis puisi dengan menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII
SMP Negeri I Kota Sorong tahun pelajaran 2019/2020. Rumusan masalah diantaranya:
1) Bagaimana kemampuan siswa saat menuangkan amanat pada puisi ciptaannya baik
ciptaannya?
4) Bagaimana kemampuan siswa dalam menghadirkan ada atau sikap penulis dalam
puisi ciptaannya?
5) Bagaimana kemampuan siswa dalam menggunakan diksi yang menarik dalam puisi
hasil ciptaaannya?
ciptaannya?
7) Bagaimana kemampuan siswa dalam menggunakan kata kongkrit pada puisi hasil
ciptaannya?
14
8) Bagaimana kemampuan siswa dalam menggunakan rima pada puisi hasil
ciptaaannya?
ciptaannya?
10) Bagaimana kemampuan siswa dalam menuliskan judul untuk puisi hasil puisi
ciptaannya?
menafsirkan pembaca pada variabel atau kata dan istilah teknis yang terdapat pada judul,
ada dalam diri seseorang akan ikut dalam menentukan perilaku dan hasilnya.
Kemampuan yang dimaksudkan disini yaitu bakat yang terdapat pada diri
seseorang guna melaksanakan suatu kegiatan baik secara phisik atau mental yang
3) Tema menurut Jabrohim (2003:65) yaitu segala hal yang menjadi pikiran penulis,
dan pemikiran tersebut menjadi dasar untuk puisi yang diciptakan oleh penulis.
4) Jabrohim menyatakan (2003:67) amanat atau tujuan yaitu sesuatu yang menjadi
5) Nilai rasa menurut Kosasih (2012:108), puisi ialah sebuah karya sastra yang
sang Khalik.
15
6) Nada menurut Waluyo (1987:125) menjelaskan dalam menuliskan sebuah puisi,
penyair memiliki sikap tertentu pada pembaca, apakah dia bersikap menggurui,
menasihati, mengejek, menyindir, atau harus bersikap tegas. Sikap penyair ini
7) Diksi merupakan bentuk dari serapan kata diction. Dalam bukunya Keraf
mengatakan cara menulis kreatif, nama lain diksi yaitu pilihan kata. Selanjutnya
makna yang tepat dengan gagasan yang akan disampaikan dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa pada
8) Majas disebut juga bahasa figurative atau disebut juga bahasa kiasan.Pradopo
10) Rima yaitu pengulangan bunyi dalam sebuah puisi. Rosdianto (2006:64). Rima
berasal dari bahasa Inggris rhyme yang berarti pengulangan bunyi dalam baris
atau larik puisi pada akhir atau keseluruhan baris dalam bait puisi. Dengan
16
adalah citraan penglihatan, pendengaran, perabaan, pencecapan, penciuman,
12) Judul adalah identitas atau nama sebuah hasil ciptaan seseorang oleh sebab itu
1.4 TujuanPenelitian
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan dalam penelitian ini
adalah.
ciptaannya?
ciptaannya?
puisi ciptaannya?
(4) Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menghadirkan nada atau sikap
(5) Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menggunakan diksi yang menarik
(6) Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menggunakan majas pada puisi
hasil ciptaannya?
(7) Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menggunakan kata kongkrit pada
(8) Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menggunakan rima pada puisi
hasil ciptaaannya?
(9) Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menggunakan citraan pada puisi
hasil ciptaannya?
17
(10) Untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menuliskan judul untuk puisi hasil
ciptaannya?
1.5 ManfaatPenelitian
peneliti dan untuk orang lain. Hasil dalam penelitian diharapkan dapat memberikan
manfaat di antarannya.
(1) Sebagai peneliti, calon tenaga pendidik bahasa Indonesia mampu menumbuhkan
sebuah puisi.
(3) Sebagai peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, hendaknya dapat
gambar berseri.
18
BAB II
KAJIAN TEORI
Puisi adalah hasil cipta karya manusia yang mempunyai bahasa yang indah.
Dikatakan mempunyai bahasa yang indah karena proses terjadinya puisi melalui tahap
pemilihan diksi atau kosakata dengan cara yang selektif artinya bahwa penulisan kata-
kata dalam puisi melalui proses prenungan, pemikiran, dan imajinatif pengarangnya atau
penulisnya. Tentunya dalam proses kreatif tersebut seorang pengarang atau pencipta
puisi telah memikirkan bagaimana proses penulisan puisi mengalami pemadatan diksi.
Inilah perbedaan antara karya sastra dengan karya sastra lainnya. Dalam hal ini Waluyo
(2002:1) mengatakan bahwa puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang
dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan bunyi yang padu dan pemilihan kata-
kata kias (imajinatif). Dalam proses kreatif puisi seorang penyair puisi tentunya tidak
terlepas dari fenomena kehidupan sosisal di sekitarnya, baik secara langsung maupun
tidak lansung.
ungkapan kembali atas peristiwa yang pernah ada dalam kehidupan kita. Hal senada juga
diungkapkan Jalil, 1990:2) yang mengatakan bahwa Puisi yaitu pancaran dalam
kehidupan sosial, gejolak kejiwaan serta segala aspek yang diakibatkan oleh adanya
juga dari latar belakang penyair itu sendiri, baik pendidikan atau latar belakang
19
budayanya. Karena beberapa faktor itulah sehingga puisi hasil ciptaan para penyair
mempunyai ciri khas dan aliran yang berbeda-beda. Sehingga imajinatif yang
ditimbulkan oleh seorang penyair dalam puisinya juga berbeda. Menurut Pradopo
merangsang imajinasi pancaindra pada susunan berirama. Hal ini, menunjukkan tahapan
Berdasarkan uraian dan pendapat beberapa ahli jika disimpulkan puisi adalah
hasil cipta manusia yang mempunyai bahasa yang indah sebagai hasil perenungan dan
imajinasi dari penyairnya dengan ba kedua unsur tersebut menunjukan hubungan antar
Terbentuknya sebuah puisi tentunya tidak terlepas pada unsur pembangunya baik
unsur intrinsik maupun unsur ektrinsik kedua unsur tersebut menunjukan hubungan
antar struktur yang tidak dapat di pisahkan. Menurut Waluyo (1987:27) pembagian
struktur puisi ada dua jenis diantarannya ada struktur fisik dan juga struktur batin.
Dua unsur penting yang terdapat dalam puisi adalah bentuk dan isi (konsep
tradisional). Para ahli memberikan istilah yang berbeda diantaranya (Dick Hartoko),
membagi istilah unsur tematik atau semantik dan unsur sintatik. (MS. Hutagalung),
membagi istilah tema dan struktur, (Marjorie Baoulton), memberi istilah bentuk fisik
dan bentuk bathin, selanjutnya (L.A. Richards) memberi istilah hakikat dan metode
unsur pembangun puisi itu terdiri atas unsur makna / nilai yang terkandung pada puisi
(unsur yang tidak aktif secara estetis) dan struktur yakni unsur pembangun puisi yang
20
bisa dipahami melalui citraan penglihatan (faktor yang aktif untuk menciptakan kesan
estetis). Unsur struktur ini lebih tampak dalam aspek kebahasaan yang dipakai oleh
2.2.1.1 Diksi
Diksi merupakan bentuk serapan kata diction. Oleh Keraf dalam buku Cara
Menulis Kreatif. Selanjutnya Kosasih (2012:97) berpendapat bahwa diksi adalah kata-
kata yang dipakai pada puisi adalah hasil pemilihan yang sangat teliti. Kata yang
digunakan adalah hasil pertimbangan, baik makna, susunan bunyi, maupun hubungan
kata dengan kata yang lain pada baris serta baitnya. Kata mempunyai tingkatan penting
pada puisi. Kata pada puisi bersifat konotatif dan kata berlambang. Arti dari kata
tersebut lebih dari satu. Katayang digunakan bersifat puitis, dan mempunyai efek
keindahan. Bunyi pada puisi harus indah dan mempunyai keharmonisan dengan kata-
kata lainnya.
kata yang dipakai seorang pengarang dalam puisi ciptaanya, sebab puisi adalah sebuah
karya sastra berisi kata serta bisa menyatakan makna yang luas, oleh sebab itu dalam
Penggunaan kata pada puisi berhubungan dengan makna, kesamaan bunyi, serta
urutan kata. Triningsih (2009:15) berpendapat bahwa diksi adalah kemampuan individu
saat memilih dan memakai kata harus sesuai dengan situasi dan kondisi. Ketepatan ini
pada imajinasi pembaca atau pendengar seperti hal-hal yang sedang dipikirkan maupun
dirasakan penulis.
21
Selain itu, Barfield (dalam Pradopo 2012:54) berpendapat bahwa kata dipilih
serta disusun sedemikian rupa sampai artinya menumbuhkan imajinasi estetis, oleh
urjen untuk menghadirkan suasana puitis sehingga pembaca dapat menjiwai secara
menyeluruh.
Selain itu, Waluyo (1987:72) mengemukakan bahwa penyair harus teliti saat
memilah kata yang ditulis karena perlu mempertimbangkan maknanya, komposisi bunyi
dalam rima dan irama, tingkatan kata di tengah konteks kata lainnya, serta kedudukan
kata pada puisi tersebut. Disamping melilah kata yag sesuai, pengrang harus
mempertimbangkan susunan kata serta kekuatan / daya magis pada kata tersebut. Kata
tersebut diberikan arti baru serta kata yang tidak bermakna diberikan makna menurut
kemauan pengarang.
Selain pemilihan diksi yang tepat saat menciptakan puisi perlu juga
dipertimbangkan penggunaan kata kongkrit. Kata kongkrit merupakan kata yang dipakai
meningkatkan imaji pembaca. Kata kongret merupakan lawan dari abstrak. Kata
kongkrit adalah kata yang memiliki rujukan berupa objek yang bisa diserap pancaindra.
Kata kongrit mempunyai kekhasan dapat dinikmati, dapat dilihat, diraba, didengar, dan
22
bisa dicium. Kata-kata tersebut diantaranya kata sawah, banjir, hutan, kebakaran,
Jabrohim, dkk (2009:41) berpendapat bahwa, kata kongkrit yaitu kata yang
dipakai seorang pengarang guna melukiskan sebuah suasana batin tujuannya yaitu untuk
atau merasa apa yang digambarkan pengarang. Pembaca dapat mengandaikan dengan
Untuk meningkatkan imaji pembaca, maka kata yang digunakan harus kongkrit.
Maksudnya adalah kata yang digunakan bisa mengena pada keseluruhan arti.
Kata yang diperkonkret erat kaitanya dengan penggunaan kiasan atau lambang.
pengarang yang pandai dalam menkonretkan kata, sehingga pembaca seakan melihat,
Dari beberapa pendapat para ahli di atas di ambil kesimpulan bahwa kata
kongkrit adalah penggunaan kata-kata yang dapat mengacu secara langsung terhadap arti
secara menyeluruh.
khusus, lebih hidup gambaran dalam pikiran dan penginderaan, menarik perhatian,
disebut juga dengan citraan. Menurut Pradopo (2002:81) Citraan dikelompokkan atas 7
23
Menurut Kosasih (2012:100) pengimajian yaitu aturan kata yang bisa
mendengar, / melihat sesuatu yang diungkapkan pengarang. melalui kata yang dipakai
pengarang, pembaca seakan: (1) mendengar suara (imajinasi auditif), (2) melihat benda
(imajinas ivisual), / (3) menyentuh benda (imajinasi taktil). Senada dengan pendapat
Kosasih, Waluyo (1987:78) berpendapat bahwa pengimajian yaitu aturan kata yang
dan perasaan.
yang jelas, menghadirkan suasana khusus, membuat hidup gambaran pada pikiran dan
angan. Gambaran angan, gambaran pikiran, kesan mental / bayangan visual dan bahasa
yang menggambarkan dikatakan sebagai istilah citra atau imaji. Cara yang digunakan
dalam membentuk kesan mental / gambaran dinamakan juga citraan. Sesuatu yang
sesuatu yang konkret yang bisa dimengerti oleh pembacanya. Usaha membuat sesuatu
yang awalnya abstrak menjadi konkret sehingga bisa dengan mudah dipahami oleh
menimbulkan suasana puitis yang bisa menghantarkan pembaca pada kenikmatan serta
pemahaman secara menyeluruh. Penyair senang menggunakan kata biasa, yaitu kata
sederhana yang dipakai pada dalam kehidupan kita sehari-hari. Kata-kata seperti ini
tidak sukar dipahami pembaca sebab menunjukkan kejelasan bersifat langsung (Sayuti
2002:144). Pendapat yang senada juga disampaikan oleh Djojosuroto (2005:20), yang
24
mengemukakan bahwa pengimajian yaitu sebuah ungkapan pengalaman sensoris
pengarang pada kata dan ungkapan, sehingga terjadi gambaran suasana konkret.
pengimajian yaitu kata yang bisa menimbulkan imajinasi bagi pembaca sehingga
2.2.1.3 Majas
Majas disebut juga bahasa figurative atau disebut juga bahasa kiasan. Jenis-jenis
figurative membuat puisi seakan prismatic artinya banyak makna. Bahasa figurative
adalah bahasa yang dipakai pengarang saat mengungkapkan sesuatu melalui cara yang
unik, yaitu secara tidak langsung dalam mengemukakan makna. Kata / bahasanya
bermakna kias / makna lambang (Waluyo 1987:83). Selain itu, Jabrohim, dkk (2009:43)
agar lebih mengkonkretkan dan lebih condong pada mengekspresikan perasaan yang
abstrak terasa dekat pada pembaca dikarenakan pada bahasa figuratif seorang pengarang
pengarang.
bahasa kiasan (figurative language) yaitu bahasa yang mebuat puisi semakin indah,
25
Bahasa kiasan menyamakan sesuatu dengan yang lain supaya gambaran terasa jelas,
Maksudnya, supaya benda yang dibandingkan itu terasa jelas. Sesuai dengan
hakikat puisi yaitu sebagai pemusatan serta pemadatan ekspresi, bahasa kias pada puisi
berguna sebagai sarana terdepan berdimensi jamak dalam bentuk yang sesingkat. Di
samping itu, sebagai akibat dari bentuknya yang sangat singkat, bahasa kias berguna
yang bersifat abstrak dan sukar dimengerti oleh pembaca menjadi lebih konkret dan
merupakan bahasa yang dipakai sebagai pembanding kata dengan benda lain yang
Versifikasi terdiri atas ritma, rima serta metrum. Secara umum kata ritma
bersumber dari bahasa Inggris rhythm berarti dikenal sebagai iramanya itu pergantian
turun naik, pendek panjang nada ucapan bunyi bahasa secara teratur. Rima yaitu bunyi
berulang pada puisi. Rosdianto (2006:64). Dalam bahasa Inggris rhyme yaitu bunyi yang
diulang pada baris / larik puisi di akhir baris puisi maupun keseluruhan baris pada bait
puisi. Adanya rima, puisi menjadi lebih indah. Sedangkan metrum ialah irama yang
26
sama dikarenakan jumlah suku kata tetap, tekanan tetap, alunan suara turun dan naik
yang tetap.
Menurut Jabrohim (2003:53) verifikasi terdiri atas ritma, rima, dan metrum.
Secara umum ritma disebut dengan irama yaitu pergantian naik turun dan panjang
pendek, keras lembut bunyi bahasa secara teratur. Panuti Sujiman dalam Jabrohim
dikesankan oleh perulangan dan pergantian kesatuan bunyi pada panjang pendek bunyi,
keras lembut tekanan, dan tinggi rendah nada. Rima yaitu bunyi berulang pada baris dan
bait puisi. Metrum yaitu irama yang bersifat tetap, yang berarti pergantiannya tetap
menurut pola tertentu karena jumlah suku kata yang tetap, tekanan yang tetap, dan alun
Menurut Suharianto (2005:45) rima yaitu sebuah kata yang digunakan dalam
persajakan / persamaan bunyi, sedangkan irama yaitu rendah tinggi, pendek panjang,
dalam sajak disebut rima. Berdasarkan tempatnya, rima dibagi menjadi rima awal, rima
tengah, dan rima akhir. Persamaan bunyi (rima) ada yang secara keseluruhan sama, dan
ada yang sebagian saja yang sama. Menurut sempurna dan tidak sempurnanya
persamaan bunyi, rima terdiri atas rima sempurna dan rima tidak sempurna.
mengatakan rima yaitu bunyi berulang pada puisi. Dengan rima puisi akan lebih indah.
bahwa rima adalah persamaan atau pengulangan bunyi. Maksud dari persamaan bunyi
yaitu bunyi berulang sehingga terlihat merdu, indah, serta bisa mendorong suasana yang
27
Senada dengan pendapat Jabrohim, dkk dan Kosasih, Sayuti (2012:104)
menjelaskan tentang sajak (rima) yaitu pengulangan bunyi dalam puisi. Dala arti luas
sajak disebut kesamaan bunyi antara dua kata / lebih, terletak di akhir kata, ataupun
bunyi berulang pada rentangan tertentu secara teratur. Selain itu, Waluyo (1987:90)
berpendapat bahwa rima yaitu bunyi yang berulang guna membentuk musikalitas /
orkestrasi. dengan bunyi yang berulang akan membuat puisi menjadi indah saat
pengulangan bunyi. Dengan begitu, pemilihan bunyi akan mendukung perasaan serta
suasana puisi.
Selain rima, unsur versifikasi yang selanjutnya adalah ritma dan metrum.
berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Ritma diibaratkan
seperti tembang mocopat pada tembang Jawa. Dalam tembang irama berupa
pemotongan baris puisi secara berulang setiap 4 suku kata dalam baris puisi sehingga
mengakibatkan gelombang yang beraturan. Dalam hal ini irama dikatakan periodisitet
bersifat statis. Jabrohim, dkk (2009:54) juga menjelaskan bahwa metrum yaitu irama
bersifat tetap, maksudnya pergantiannya sudah tetap berdasarkan pola tertentu. Hal
tersebut dikarenakan (1) jumlah suku kata yang tetap, (2) tetapnya tekanan (3) alunan
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, disimpulkan bahwa rima yaitu bunyi
berulang bersifat sama pada puisi yang dapat memberikan kesan merdu apabila puisi
secara teratur sedangkan metrum yaitu tekanan berulang yang bersifat statis.
28
2.2.1.5 Tipografi
Tipografi adalah suatu pembeda terdapat di awal dilihat untuk membedakan puisi
dengan prosa fiksi dan drama. Baris pada puisi tidak selalu dimulai dari tepi kiri serta
berakhir pada tepi kanan. Suharianto (1981:37) berpendapat bahwa tipografi dikatakan
sebagai ukiran bentuk susunan baris maupun bait dalam sebuah puisi. Tipografi yaitu
pemakaian huruf yang digunakan dalam menuliskan kata dalam sebuah puisi. Tipografi
adalah pembeda penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik pada puisi tidak
Menurut Badrun (1989:44 sarana retorika adalah tingkatan kata yang artistic
guna mendapatkan tekanan serta efek tertentu. Selanjutnya Cuddon dalam Badrun
(1989:44) mengemukakan bahwa sarana retorika tidak merubah arti kata contohnya
metafora. Gaya adalah keistimewaan, ciri khas penyair. Walaupum penyair memiliki
gaya dan cara yang khas, ada juga beberapa macam pola yang dipakai sebagian penyair.
Jenis bentuk / pola gaya tersebut dinamakan sarana retorika (rhetorical devices)
(Jabrohim 2003:57).
kepuitisan seperti muslihat pikiran. Dengan muslihat seorang pengarang berupaya untuk
mengambil perhatian, pikiran hingga pembaca berkontemplasi serta tersugesti atas apa
ketegangan puitis, sebab pembaca harus memikirkan efek yang ditimbulkan penyair.
Sarana retorika yaitu muslihat pikiran. Muslihat pikiran dapat berupa bahasa rapi guna
mengajak pembaca berpikir. Sarana retorika beda dengan bahasa kiasan dan citraan.
Bahasa figuratif dan citraan bertujuan untuk menjelaskan suatu gambaran serta
menciptakan perspektif baru melalui perbandingan, sedangkan sarana retorika yaitu alat
29
yang digunakan untuk mengajak pembaca berpikir agar lebih menghayati dan meresapi
Struktur batin puisi, seperti yang diungkapkan Richards yang dikutip oleh
Jabrohim disebut sebagai hakikat puisi, sedangkan Waluyo yang dikutip oleh Jabrohim
menyebutkan bahwa struktur batin puisi terdiri dari tema, perasaan penyair, nada / sikap
2.2.2.1 Tema
Menurut Jabrohim (2003:65) tema dalah segala hal yag dipikirkan pengarang
gagasan pokok yang diutarakan pengarang. Pokok persoalan sangat mendesak dalam
menambahkan bawha tema berpusat pada pengarang. Pembaca wajib memahami latar
belakang penyair supaya dalam menafsirkan tema puisi tersebut tidak salah. Bersifat
khusus (diacu dari penyair), dan lugas (bukan makna kias) merupakan sifat dari tema.
Menurut Suharianto (2005:39) tema yaitu inti permasalahan, tema dalam puisi
dinyatakan mengarangnya melalui cara tersirat. Jalil (1990:41) berpendapat bahwa tema
adalah sesuatu hal yang dipikirkan pengarang, masalah yang akan / telah diungkapkan.
Dari temalah kita bisa membaca mimic dari permasalahan karya puisi.
gagasan pokok yang diungkapkan seorang pengarang dalam puisi. Fungsi tema yaitu
patokan penyair dalam karyanya. Kerangka pengembangan puisi disebut tema. Jika dari
awal landasanya ialah ketuhanan, maka selanjutnya struktur puisi tersebut tidak jauh dari
ungkapan atas eksistensi Tuhan. Pada dasarnya tema dalam puisi dibagi atas tema
30
ketuhanan, kemanusian, patriotisme/ kebangsaan, kedaulatan rakyat, serta keadilan
sosial.
dijadikan dasar oleh penulis atau pengarang dalam menuangkan ide dan gagasannya
2.2.2.2Amanat
(2003:67) mengemukakan kalau amanat tersirat dibalik kata-kata yang disusun, dan ada
dibalik tema yang diungkapkan. Pada puisi, tema memiliki keterkaitan dengan arti,
sementara itu amanat memiliki keterkaitan dengan makna karya sastra. Waluyo
(2003:40) berpendapat bahwa amanat yaitu kesan yang dimengerti oleh pembaca setelah
membaca puisi. Amanat disimpulkan sendiri oleh pembaca. Sikap dan pengalaman
pembaca begitu berpengaruh pada amanat puisi. Menyimpulkan amanat dalam puisi
berhubungan dengan cara pandang pembaca, amanat tidak lepas dari tema serta isi dari
Menurut Kosasih (2012:108), puisi yaitu hasil karya sastra yang mewakili
perasaan penyair harus dihayati oleh pembaca. Guna mengungkapkan tema yang sama,
antara penyair satu dengan penyair lain harus memiliki perasaan yang berbeda agar hasil
31
Suharianto (2009:47) mengemukakan bahwa puisi dapat diibaratkan sebagai
pokok perasaan dan pikiran pengarang. melalui puisi yang diciptakan penyair sebisa
mungkin perasaan dan pikirannya harus terwakili. sebab hanya katalah senjata yang
kemampuan kata tersebut. Selain itu, Jabrohim, dkk (2009:66-67) menjelaskan bahwa
perasaan penyair akan diekspresikan dalam puisi. Oleh sebab itu, kesamaan pada tema
akan menghasilkan puisi yang berbeda jika perasaan pengarang yang menuiskan puisi
itu berbeda.
penyair. Nada dan perasaan penyair bisa ditangkap kalau puisi tersebut dibacakan
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perasaan
adalah bentuk ekspresi yang dirasakan penulis saat menyampaikan gagasannya pada
puisi.
lugas hanya menceritakan sesuatu ke pembaca. Sikap seperti itu dinamakan dengan nada
puisi. Nada adalah sikap penyair kepada pembaca, sedangkan suasana yaitu keadaan dari
jiwa pembaca setelah membaca puisi. saat membahas sikap penyair, berarti kita
32
membahas nada, jika membahas suasana jiwa pembaca yang timbul setelah membaca
puisi, berarti kita membahas suasana. Nada dan suasana puisi memiliki keterkaitan sebab
mempunyai hubungan sangat erat, karena nada adalah sikap penulis kepada pembaca,
sedangkan suasananya yaitu suasana jiwa yang timbul setelah membaca puisi tersebut.
pembelajaran, (b) jenis media pembelajaran, serta (c) fungsi dari media pembelajaran.
Medius yaitu bahasa latin dari kata media, secara harfiah kata media memiliki
verbal”. Serupa dengan itu, Asnawir dan Usman (2002:11) media mempunyai sifat
menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien
(siswa) agar bisa mendorong proses belajar untuk dirinya. pemakaian media yang
menarik akan membangkitkan semangat belajar siswa menjadi baik serta menaikkan
perantara yang dipakai dalam menyalurkan pesan yang dapat meningkatkan semangat
belajar siswa untuk lebih baik dalam menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi yang didapatkan. Media dipakai untuk menarik perhatian siswa dalam
memperhatikan pembelajaran.
33
Sudjana dan Ahmad Rivai (2013:3-4) berpendapat terdapat delapan jenis media
yang biasa dipakai saat pembelajaran berlangsung yaitu, media grafis seperti gambar,
foto, grafik, diagram, poster, kartun, dan komik. Selanjutnya ada media tiga dimensi
yaitu dalam bentuk model seperti model padat, model penampang, model susun, model
kerja, mock up, dan diorama. Kemudian ada media proyeksi seperti slide, film strips,
film, dan penggunaan OHP. Yang terakhir terdapat penggunaan lingkungan sebagai
media pengajaran.
yaitu Pertama, media audio (media yang cuma bisa didengarkan), contohnya seperti
radio dan rekaman suara. Kedua, media visual (yaitu media yang cuma bisa dilihat
menggunakan indera penglihatan). Ketiga, media audio visual (media yang memiliki
suara serta gambar yang bisa dilihat), contohnya rekaman video, dan film. Keempat,
orang (yang menyimpan sumber informasi dan berperan sebagai sumber belajar).
Kelima, bahan ( format yang dipakai untuk menyimpan pesan pembelajaran), contohnya
buku paket, dan alat peraga. Keenam, alat (benda yang berbentuk fisik yang sering
pembelajaran), contohnya komputer, dan radio. Ketujuh, teknik (cara yang dipakai
Kedelapan, latar (lingkungan yang ada dalam sekolah maupun luar sekolah disiapkan
secara khusus untuk pembelajaran), contohnya ruang kelas, studio, dan perpustakaan.
dalam mengajar; (2) memberi pengalaman yang banyak; (3) mengambil perhatian
34
peserta didik serta membuat proses pembelajaran lebih menarik; (4) semua indra pada
diri murid dapat diaktifan, dan kelemahan pada satu indra dapat terimbangi dengan
kekuatan indra lain; dan (5) bisa membangkitkan dunia teori dengan realitanya.
Landasan teoritis dalam media gambar ini diantarannya: (a) pengertian dari
media gambar; (b) kelebihan yang terdapat pada media gambar, (c) pengaruh media
gambar dalam menulis puisi (d) langkah-langkah penerapan dalam media gambar, (e)
pusi.
Teknik pembelajaran menulis gambar membuat peserta didik bisa menulis secara
cepat dan tepat sesuai dengan gambar yang ada. Contohnya seperti, seorang guru
gambar itu peserta didik diharapkan bisa menuliskan secara runtut dan logis sesuai
Subana dan Sunarti (2011:322) juga menyatakan bahwa gambar adalah media
visual dua dimensi di atas bidang yang tidak transparan. Pendidik bisa memakai gambar
Dari pendapat ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa media gambar ialah
media visual yang dihasilkan melalui fotografi. Media gambar juga memberikan
35
dengan menjabarkanmenggunakan kata-kata. Gambar yang dihasilkan adalah berupa
media gambar ada lima. Pertama, gambar mudah untuk didapatkan daripada buku,
majalah, Koran, album, dan foto. Kedua, bisa menterjemahkan ide abstrak dalam bentuk
nyata. Ketiga, mudah dipahami gambarnya sebab tidak memerlukan bantuan peralatan
lain. Keempat, gambar relative murah. Kelima, gambar bisa dipakai untuk berbagai hal
mudah dan murah didapatkan serta digunakan. Media gambar juga memilki sifat yang
konkret atau tidak berubah-ubah. Media gambar juga baik dipakai untuk media
pembelajaran.
Pemakaian media yang digunakan saat menulis puisi yaitu dengan menggunakan
media gambar yang merupakan satu komponen media visual. Hubungan pembelajaran
menulis dengan media yaitu terdapat dalam cara pembelajarannya. cara yang digunakan
guru adalah menyediakan sebuah gambar sebagai media. Teknik pembelajaran menulis
dengan gambar yang diberikan bermaksud supaya siswa bisa menulis dengan cepat dan
tepat berdasarkan gambar yang dia lihat. Guru memberikan contoh dari gambar
kebakaran yang mengenai sebuah desa. Berdasarkan gambar yang ada siswa dituntut
untuk untuk dapat membuat tulisan dengan runtut serta logis berdasarkan gambar yang
2004: 81).
36
Dalam penerapannya cara yang digunakan dalam menulis puisi yaitu yang
papan tulis. Ketiga, setelah semua siswa melihat kemudian siswa akan memulai menulis
kata-kata yang ada di dalam gambar. Keempat, siswa menyusun kata-kata tersebut
Menulis Puisi
Setelah itu baru melakukan penelitian, adapun cara yang digunakan saat pembelajaran
menulis puisi yaitu yang pertama, pendidik memberi pengantar sebelum pembelajaran
menanyakan informasi yang ada di dalam gambar. Keempat, siswa menyusun kata-kata
tersebut dalam bentuk puisi. Kelima, guru menanyakan hasil kerja siswa.
pengertian kemampuan menulis; (b) menulis kreatif puisi; (c) lngkah dalam menulis
puisi.
beberapa factor yang dapat mempengaruhi kemampuan tersebut seperti kondisi fisik,
37
kecerdasan, kekuatan, kecakapan, kemampuan. Seseorang tidak bisa melakukannya
dengan baik tanpa adanya faktor tersebut. Kemampuan yaitu kecakapan, kesanggupan,
bersama seseorang. cara agar dapat mengungkapkan tentang sesuatu yang terdapat pada
konsep pemikiran ke dalam bentuk bahasa tulis maupun tulisan. Oleh karenanya,
yang dipakai dalam berkomunikasi dengan cara tidak langsung.” Tarigan ( 2008:21 )
menggambarkan suatu bahasa yang dapat dimengerti seseorang hingga orang tersebut
bisa membaca lambang grafik jika mereka paham dengan bahasa serta gambaran grafik.
yaitu suatu proses penulisan.maksudnya adalah dalam melakukan kegiatan itu ada
Kemampuan menulis yaitu bagian bahasa berbentuk tulis menulis dalam rangka
menyampaikan gagasan kepada pembaca (Fajri, 2005). Menulis bukanlah hal yang
dianggap asing. Tetapi banyak orang tidak menyukai aktivitas menulis. Graves dalam
Yunus ( 2009 : 14 ) mengemukakan bahwa manusia tidak mau untuk menulis sebab
tidak mengerti apa yang akan ditulisnya, menganggap tidak mempunyai bakat menulis
dan tidak memahami teknik dalam menulis. Ketidaksukaan tidak jauh dari pengaruh
yang ada pada lingkungan keluarga, masyarakat dan pengalaman dalam pembelajaran
menulis di sekolah yang terbilang jauh dari memotivasi serta meransang minat siswa.”
38
Kemampuan menulis yaitu kemampuan yang digunakan untuk mencurahkan
buah pikiran, ide, gagasan, melalui rangkaian bahasa tulis yang baik lagi benar. Pada
dasarnya tulisan terdiri dari dua hal. Pertama, isi tulisan menyampaikan hal yang ingin
diungkapkan. Kedua, unsur mekanik karangan seperti ejaan, kata, kalimat, dan alenia.
pengarang serta pembaca dalam bentuk tulisan, guna menyampaikan pikiran, gagasan,
kumpulan paragraf yang membentuk wacana atau karangan yang utuh serta memiliki
makna.
Salah satu jenis keterampilan menulis yaitu menulis kreatif puisi. Jabrohim, dkk
Menurut pendapat ahli di atas, jika disimpulkan maka menulis kreatif puisi yaitu
gagasan tersebut penulis harus menggunakan imajinasi supaya gagasan yang akan
39
2.4.3 Langkah-Langkah Menulis Kreatif Puisi
diperhatikan seorang pencipta puisi. Hal ini tentunya akan berdampak pada kualitas
sebuah puisi hasil ciptaan penyairnya. Dalam hal ini Wardoyo (2013:73) berpendapat
bahwa dalam proses menulis sebuah puisi dikatakan bahwa proses kreatif yaitu sebuah
metode yang harus dilalu dalam menuliskan sebuah puisi dari memperoleh ide agar
ditulis menjadi puisi yang utuh. Terdapat empat langkah dalam menulis kreatif puisi.
Ide merupaan sumber tuliasan. Tanpa ide, kita tidak bisa menuliskan apapun.
Oleh karenanya, dalam menuliskan sebuuah puisi, seorang penyair wajib memiliki ide.
Menjadi seorang penulis yang produktif syarat mutlaknya adalah harus mempunyai ide
yang banyak agar bisa diungkapkan lewat tulisan. Jika tidak bisa berfikir karena belum
mendapatkan ide sebagai bahan untuk menulis puisi maka wajib memiliki ide.
Adapun sumber bisa dari pengalaman, sesuatu yang berkesan, dan imajinasi
imajinasi yang dimiki seseorang. Agar bisa mendapatkan ide, kita dituntut untuk bisa
memaknai pengalaman yang mengikut sertakan inderanya. Proses penemuan ide tersebut
membutuhkan upaya konkret supaya ide tersebut dapat digali serta mencul dalam diri
seorang penyair.
maka pada tahap mencari ide, siswa diminta untuk mencari ide sesuai dengan
pengalaman pribadi siswa dan imajinasi siswa tentang keindahan alam Indonesia.
penting dalam memudahkan siswa menemukan ide serta menuliskan idenya dalam puisi.
40
Merenungkan sebuah ide artinya bahwa ide tersebut dimatangkan lalu
dikembangkan agar lebih sempurna. Proses perenungan sebuah ide terkait dengan
bagaimana penyair menyikapi ide yang muncul, bagaimana kata yang akan dipakai
perenungan sebuah ide, yang harus dikembangkan adalah diksi yang akan digunakan.
Hal tersebut berhubungan erat dengan cara yang digunakan dalam menciptakan sebuah
peneliti, pada tahap mengendapkan dan merenungkan ide, siswa diminta untuk
mematangkan dan merenungkan ide yang telah didapatkan dengan memperkirakan kata-
2.4.3.3 Menulis
Tahap selanjutnya dari proses menulis puisi yaitu menuliskan ide yang ada dalam
bentuk puisi. Proses menulis memiliki arti menuangkan ide yang ada dalam diri
pengarang dalam bentuk puisi. Dalam proses menuangkan ide, gangguan yang kerap kali
muncul yaitu kebuntuan saat menulis. Maksudnya, sudah tidak ada ide yang akan
dituangkan. Jika terdapat masalah ini, penyair harus memikirkan cara menyelesaikan
Jika ide yang ada tidak bisa untuk dilanjutkan, tetapi jika ditinjau dari tulisan
yang diciptakan adalah sebuah bentuk yang utuh dan tidak terpotong. Dari tulisan utuh
itulah, diharapkan nantinya penulis dapat mengolah menjadi suatu sajak utuh dengan
dilakukan proses editing dan revisi. Namun, sebaliknya, jika pada proses penulisan
penyair berhenti di tengah jalan tanpa usaha untuk menyelesaikan tulisannya, maka hasil
tulisannya akan menjadi tulisan yang belum sempurna. Jika kita biarkan hal itu terjadi,
41
Pada pembelajaran keterampilan menulis puisi yang dilakukan oleh peneliti,
pada tahap menulis, siswa diminta guru untuk menuliskan puisi sesuai dengan ide yang
Ide yang telah didapatkan oleh siswa melalui dengan bantuan metode video critic
dan media video photo essay kemudian ditulis dalam bentuk puisi dengan tema yang
2.4.3.4 Merevisi
Hasil tulisan yang utuh dan telah selesai ditulis penyair, bukan berarti tulisan
dipublikasikan dengan dilakukan proses editing dan merevisi. Proses editing dan revisi
yaitu proses memperbaiki bentuk atau hasil tulisan yang diciptakan. Proses editing
berkaitan dengan perbaikan dari segi kebahasaan dan penulisannya. Sedangkan revisi
pada tahap merevisi, siswa diminta guru untuk memperhatikan kembali kata yang
tertulis pada puisi. Apabila terdapat pilihan kata ataupun hal-hal yang kurang sesuai,
siswa diminta guru untuk memperbaikinya agar dapat tercipta sebuah puisi yang baik
BAB III
METODE PENELITIAN
42
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dan menggunakan
menyertakan angka, dimulai dari pengumpulan data, penafsiran pada data serta
aktual dan fenomena yang terjadi sekarang dengan bentuk hasil penelitian berupa angka
yang memiliki makna. Sebagai mana Nana Sudjana (1997:53) mengemukakan bahwa:
mendeskripsikan peristiwa yang sedang terjadi dalam bentuk angka yang bermakna”.
menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong.
Pada tahap kedua atau post test, setelah siswa diberi penjelasan tentang puisi serta
penggunaan media gambar berseri, kemudian peserta didik menuliskan puisi dengan
Dalam peneitian ini populasi yang digunakan yaitu siswa kelas VIII SMP Negeri
1 Sorong terdaftar pada tahun pelajaran 2019/2020. Jumlah siswa 300 orang, terdiri dari
sepuluh rombongan belajar yaitu VIIIA, VIIIB, VIIIC,VIIID, VIIIE, VIIIF, VIIIG,
VIIIH, VIII I, dan VIII J. karena jumlah populasi melebihi 100 orang, maka diperlukan
teknik penarikan sampel penelitian. Sampel yaitu beberapa dari populasi yang akan
bahwa Pengambilan sampel dalam penelitian yaitu, kalau subjek kurang dari 100 orang
maka diambil semuanya, namun jika subjeknya melebihi 100 orang dapat diambil 10-
43
15% atau 20-25% atau lebih. penjelasan mengenai populasi dan sampel perhatikan tabel
di bawah ini:
Tabel 01
Populasi dan Sampel
sebagai sampel. Siswa kelas VIII Adan VIII G yang berjumlah 64 siswamerupakan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Pengambilan kedua rombongan belajar
tersebut disebabkan untuk mendapatkan validitas hasil penelitian yang bervariasai dan
akurat. Selain itu, hasil wawancara dengan guru yang bersangkutan menyatakan bahwa,
kedua rombongan belajar tersebut memiliki kemampuan menulis puisi yang agak
berbeda.
subjek bukan atas strata, random, daerah, melainkan didadasarkan atas adanya tujuan
tertentu. Menurut Arikunto (2010:183) teknik ini biasanya digunakan karena adanya
sehingga tidak dapat mengambil sampel yang lebih besar dan jauh. Dengan demikian
agar bisa memecahkan suatu permasalahan dalam penelitian dan bisa memberikan
44
penilaian yang bersifat representatif. Sehingga teknik yang digunakan dapat memenuhi
SMP Negeri 1 Kota Sorong, Jalan Kesehatan No. 6 Kelurahan Kampung Baru,
DistrikSorong Kota, Kota Sorong Papua Barat merupakan tempat dimana penelitian ini
Kondisistrategis SMP Negeri 1 Kota Sorong yang dapat dilalui oleh angkutan umum
memudahkan peneliti untuk menuju tempat penelitian. Alasan lain mengapa SMP negeri
1 Kota Sorong sebagai tempat penelitian karena tempatnya tidak terlalu jauh dari alamat
rumah peneliti yang berjarak satu kilometer, selain itu peneliti merupakan alumni dari
pos test. Adapun pelaksanaan pre observasi dan pos test dapat kita temukan dalam tabel
di bawah ini:
Tabel. 02
Pelaksanaan Observasi dan Post Test
penelitian / sesuatu yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian. Penelitian ini
memiliki dua variabel yaitu variabel y (variabel terikat) dan variabel x (variabel bebas).
Variabel y yaitu kemampuan menulis puisi, sedangkan variabel x adalah media gambar
45
seri. Data penelitian ini dapat berupa hasil tulisan puisi siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Kota Sorong, Papua Barat. Arikunto (2010:) menjelaskan bahwa data yaitu hasil
pencacatan peneliti, baik dalam bentuk fakta maupun angka. Data tersebut didapatkan
dengan cara memberi tes unjuk kerja terhadap siswa, yang bertujuan untuk mengetahui
Untuk memperoleh gambaran atau pengertian secara jelas atas variabel penelitian
yang diidentifikasi, maka variabel perlu dijabarkan secara operasional yaitu, kemampuan
menulis puisi merupakan tingkat kemampuan dan keterampilan yang dimiliki peserta
didik untuk menuangkan ekspresi serta imajinasi pada tulisan berupa puisi sesuai dengan
struktur fisik dan struktur batin puisi. kemudian arti dari media gambar seri yaitu media
Arikunto (2010:203) berpendapat bahwa instrumen yaitu suatu alat yang dipakai
mendapatkan hasil terbaik, maksudnya lebih teliti, lengkap, dan berurutan supaya
gampang dalam mengolahnya. Instrumen pada penelitian diukur dengan hasil kerja
siswa. Dalam tes menulis puisi ada 10 aspek yang akan dinilai yaitu tema, amanat, rasa,
nada, diksi, majas, kata kongkrit, ritme/ irama, citraan, dan judul. Penilaian puisi
Tabel 03
Rubrik PenilaianKemampuanMenulisPuisi
46
01 ISI Keseusuaian Sangat sesuai 4
dengan tema Temadikembangkan secara optimal.
(01) Semua kalimat sangat sesuai dengan tema.
setiap baris dan bait memiliki keterkaitan
Sesuai 3
Temadikembangkan secara optimal. Ada
kata yang tidak sesuai dengan tema. setiap
baris dan bait ada yang tidak memiliki
keterkaitan
Cukup 3
Temadikembangkan secara terbatas. Ada
beberapa diksi yang tidak sesuai dengan
tema. setiap baris dan bait ada yang tidak
memiliki keterkaitan
Kurang 1
Tema tidak ada pengembangan. Banyak
beberapa baris yang tidak sesuai dengan
tema
Amanat Sangat baik 4
(02) Amanat yang disampaikan secara tersirat
dan tersurat sangat mudah ditafsirkan
sertadapat dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari
Baik 3
Amanat yang disampaikan secara tersirat
dan tersurat mudah ditafsirkan serta dapat
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari
Cukup 2
Amanat yang disampaikan secara tersirat
dan tersurat cukup mudah ditafsirkan serta
dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-
hari
Kurang 1
Tidak ada amanat yang disampaikan
secara tersirat dan tersurat
Rasa Sangat Baik 4
(03) Perasaan penulis sangat kuat sehingga
dapat dirasakan dalam setiap baris dan
baitnya
Baik 3
Perasaan penulis dapat dirasakan dalam
setiap baris dan baitnya
Cukup 2
Perasaan penulis hanya dapat dirasakan
pada baris atau bait tertentu
Kurang 1
Perasaan Peneliti tidak dapat dirasakan
pada tiap baris dan bait puisi
Nada SangatBaik 4
(04) Sikap penyair /penulis sangat kuat dapat
dirasakan dalam puisi
Baik 3
Sikap penyair /penulis dapat dirasakan
dalam baris dan bait puisi
Cukup 2
Sikap penyair /penulis hanya dapat
dirasakan dalam baris / bait tertentu
Kurang 1
Sikap penyair /penulis tidak dapat
dirasakan dalam puisi
47
02 Bentuk / Menggunakan SangatBaik 4
Tipografi Majas Menggunakan 3 majas dalam baris atau
(05) bait puisi
Baik 3
Menggunakan 2 majas dalam baris atau
bait puisi
Cukup 2
Menggunakan 1 majas dalam baris atau
bait puisi
Tidak menggunakan majas dalam baris 1
atau bait puisi
Penggunaan Sangat Baik 4
Kata Kongkret Lebih dari 3 kata kongkrit
(06)
Baik 3
Menggunakan 3 kata kongkrit
Cukup 2
Menggunakan 2 kata kongkrit
Kurang 1
Tidak Menggunakan kata kongkrit
03 Rima/Ritme/ Sangat Baik 4
Irama Ritme/irama yang digunakan dalam puisi
(07) sangat teratur dan konsisten
Baik 3
Ritme/irama yang digunakan dalam puisi
teratur dan konsisten
Cukup 2
Ritme/irama yang digunakan dalam puisi
cukup teratur dan konsisten
Kurang 1
Ritme/irama yang digunakan dalam puisi
tidak teratur
Citraan Sangat Baik 4
(08) Mengandung 3 citraan puisi yang berbeda
dan sesuai dengan imajinasi yang
dihasilkan
Baik 3
Mengandung 2 citraan puisi yang berbeda
dan sesuai dengan imajinasi yang
dihasilkan
Cukup 2
Mengandung 1 citraan puisi yang berbeda
dan sesuai dengan imajinasi yang
dihasilkan
Tidak mengandung citraan puisi sama 1
sekali
Judul Sangat Baik 4
(09) Judulmenggunakan kata yang indah dan
menggambarkan isi puisi
Baik 3
Judul ditulis dengan dua kata dan
menggambarkan isi puisi
Cukup 2
Judul ditulis dengan dua kata dan tidak
menggambarkan isi puisi
Kurang 1
Judul puisi tidak ada
Total Skor Maksimal 36
48
Tabel 04
PedomanPenilaian
Interval Kategori Nilai Keterangan
85-100 A BaikSekali
75-84 B Baik
60-74 C Cukup
40-59 D Kurang
01-39 E Kurang Sekali
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dikumpulkan melalui tes dalam
bentuk unjuk kerja, untuk mendapatkan data mengenai kemampuan siswa dalam menulis
puisi.
dilakukan pada kelas yang menjadi sampel penelitian yaitu kelas VIII A dan VIII G
dengan jumlah sampel 64 siswa. Penelitian ini dikerjakan peneliti sendiri kemudian
dipandu oleh guru yang bersangkutan yaitu guru mata pelajaran bahasa dan sastra
Saat proses pengambilan data terdapat empat (4) siswa yang tidak hadir
dikarenakan sakit.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik deskriptif
49
Skor mentah yang ditetapkan berdasarkan aspek yang dinilai dari pekerjaan
peserta didik. menentukan aspek yang dinilai dalam puisi yang dibuat oleh peserta didik
menurut teori mengenai struktur fisik dan struktur batin puisi yang diungkapkan oleh
Data tes yang didapatkan melalui kerja koreksi, pada dasarnya masih dalam
keadaan tidak menentu. Dalam memudahkan proses analisis, maka disusunlah distribusi
3. Mengolah skor
diberi skor, kegiatan berikutnya adalah mengolah skor tersebut. Pengolahan skor penting
artinya agar hasil tes ditafsirkan sebagaimana adanya. Skor yang telah diolah akan
SM
N= x Smax
SI
Keterangan :
N = Tingkat penguasaan
dengan aspek-aspek yang diteliti, yang tertuang dalam rubrik penilaian. adalah tema,
50
amanat, rasa, nada, ketepatan pilihan kata (diksi), kata kongkrit, majas, citraan, rima,
dan judul. Dengan pedoman penilaian hasil yang digunakan menggunakan predikat
siswa disebut tuntas jika persentase siswa sampel yang memperoleh nilai 75 ke atas
yaitu 75% atau lebih serta dikatakan tidak tuntas apabila siswa sampel yang mendapat
nilai 75 ke atas tidak mencukupi dari 75% (Tata Usaha SMP Negeri 1 Kota Sorong,
BAB IV
51
Dalam bab IV akan diuraian mengenai hasil dari penelitian yang terdapat pada
kelas yang akan diamati. Hal yang akan dibahas pada bab ini yaitu 1) mendeskripsikan
data penilitian; 2) deskripsi hasil penelitian yang meliputi seluruh aspek penilaian yang
berjumlah sembilan aspek meliputi tema, amanat, nilai rasa, nada, majas, kata konkrit,
rima, citraan dan judul puisi; 3) analisis hasil penelitian 4) persentase keberhasilan
Hasil perolehan data penelitian yang terdapat pada kelas VIII A dan VIII G
disebut sebagai deskripsi data penelitian. Adapun deskripsi data penelitian yang
dimaksud adalah data skor yang didapatkan siswa pada aspek penilian di dalam
penelitian. Baik hasil perolehan skor pre test maupun pos tes. Data tersebut diperoleh
secara objektif hasil uji tes yang dilaksanakan pada kelas penelitian. Hasil uji tes ini
nantinya akan menjadi bahan analisis peneliti guna mencari tau kemampuan peserta
didik dalam hal menuliskan puisi dengan menggunakan media gambar berseri. Hal ini
Tabel 05
HASIL POST TEST
KEMAMPUAN MENULIS PUISI
MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA VIII
SMP NEGERI 1 KOTA SORONG
52
PEROLEHAN SKOR JML SKOR
NO NAMA SISWA TM AM RAS NAD MJS KTK RIM CIT JDL SKOR ST.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 A01 4 4 4 4 4 4 3 3 4 34 94.44
2 A02 4 4 3 4 4 4 3 3 4 33 91.67
3 A03 3 4 3 4 4 4 3 3 4 32 88.89
4 A04 4 4 3 4 4 4 3 4 4 34 94.44
5 A05 4 4 3 4 4 4 3 4 4 34 94.44
6 A06 4 4 3 4 4 4 3 4 4 34 94.44
7 A07 4 4 3 4 4 4 3 4 4 34 94.44
8 A08 4 4 4 4 4 4 2 4 4 34 94.44
9 A09 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35 97.22
10 A10 4 4 3 4 4 4 3 3 4 33 91.67
11 A11 4 4 3 4 2 4 3 4 4 32 88.89
12 A12 4 4 3 4 4 4 3 4 4 34 94.44
13 A13 4 3 4 4 4 4 3 4 4 34 94.44
14 A14 4 3 3 4 4 4 3 3 4 32 88.89
15 A15 4 4 3 4 3 4 3 3 4 32 88.89
16 A16 4 3 4 4 4 4 3 3 4 33 91.67
17 A17 4 4 3 4 4 4 3 3 4 33 91.67
18 A18 4 4 3 3 4 3 3 3 4 31 86.11
19 A19 4 4 3 4 4 4 3 3 4 33 91.67
20 A20 4 4 3 4 4 4 4 3 4 34 94.44
21 A21 4 4 3 3 3 3 3 3 4 30 83.33
22 A22 4 4 3 4 4 4 3 3 4 33 91.67
23 A23 4 4 3 4 3 4 3 3 4 32 88.89
24 A24 4 4 3 3 2 3 3 2 4 28 77.78
25 A25 4 4 3 4 4 4 3 3 4 33 91.67
26 A26 4 4 3 4 4 3 3 3 4 32 88.89
27 A27 4 4 3 4 4 4 3 3 4 33 91.67
28 A28 4 4 3 4 3 4 3 3 4 32 88.89
29 A29 4 4 4 4 4 3 3 3 4 33 91.67
30 A30 3 4 3 3 4 4 3 3 3 30 83.33
31 A31 4 4 4 4 4 4 3 3 4 34 94.44
32 A32 3 4 3 3 4 4 3 3 3 30 83.33
33 G01 4 4 3 4 4 3 3 4 4 33 91.67
34 G02 4 2 3 3 4 4 3 2 4 29 80.56
35 G03 0
36 G04 4 4 3 4 4 4 3 3 4 33 91.67
37 G05 3 3 3 3 3 3 2 3 3 26 72.22
38 G06 0
39 G07 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 75
40 G08 0
41 G09 4 3 3 4 3 4 3 3 4 31 86.11
42 G10 3 4 3 3 3 3 3 2 4 28 77.78
43 G11 3 3 3 3 3 3 3 3 4 28 77.78
44 G12 3 2 3 2 3 3 2 3 3 24 66.67
53
45 G13 4 4 3 4 4 4 3 3 4 33 91.67
46 G14 3 3 3 3 3 3 2 2 2 24 66.67
47 G15 4 4 3 4 4 4 3 4 4 34 94.44
48 G16 4 2 3 3 3 4 3 2 4 28 77.78
49 G17 4 3 3 4 4 4 3 3 4 32 88.89
50 G18 4 3 3 2 4 3 2 3 4 28 77.78
51 G19 3 3 3 3 3 3 2 4 4 28 77.78
52 G20 4 3 3 4 4 3 3 3 4 31 86.11
53 G21 3 2 3 3 3 4 2 3 3 26 72.22
54 G22 4 3 3 4 3 4 4 4 4 33 91.67
55 G23 4 2 3 3 3 3 3 3 4 28 77.78
56 G24 4 2 3 3 3 3 2 3 4 27 75
57 G25 3 3 3 3 4 4 3 3 4 30 83.33
58 G26 4 4 3 4 4 4 3 3 4 33 91.67
59 G27 3 3 3 3 3 3 2 3 4 27 75
60 G28 4 4 3 4 4 4 3 3 4 33 91.67
61 G29 0
62 G30 3 2 3 3 3 3 3 3 3 26 72.22
63 G31 4 4 3 4 3 4 3 3 4 32 88.89
64 G32 4 2 3 3 3 3 2 3 4 27 75
Total Skor 226 209 187 216 215 220 172 188 231 5178
Rata-rata 94 87 78 90 90 91 72 78 96 86.3
Nilai Tertinggi 97.22
Nilai Terendah 66.67
Jumlah Siswa Tuntas (T) 55
Jumlah Siswa Tidak Tuntas (TT) 5
Ketuntasan Klasikal 92%
Berdasarkan data dalam tabel 05 hasil post tes kemampuan dalam menuiskan
puisi dengan menggunakan media gambar berseri untuk siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Kota Sorong, dapat dideskripsikan perolehan skor kemampuan menulis puisi per
indikator dan secara keseluruhan yang diteliti setelah dianalisis dengan menggunakan
54
1. Indikator 1 (tema)
Berdasarkan data pada tabel 05 hasil post tes, dapat dikemukakan dalam
kemampuan menuliskan puisi berbantuan media gambar SMP Negeri 1 Kota Sorong
untuk indikator 1 (kesesuaian tema dengan isi) dengan skor berkisar antara 3 - 4 dengan
kata lain skor tertinggi yang siswa peroleh adalah skor 4 dan skor terendah adalah skor
3.
Perolehan skor secara lengkap untuk indikator 1 ini yaitu (a) siswa memperoleh
skor 4 berjumlah 47 sampel (78.33 %) , (b) siswa dengan perolehan skor 3 sebanyak 13
siswa (21,67%), (c) siswa dengan perolehan skor 2 nihil. Dengan demikian dapat
gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, untuk indikator 1 mencapai
60 sampel penelitian atau sama dengan 100%, dengan nilai rata-rata 94.00.
gambar berseri pada siswa kelas VIII SMP negeri 1 Sorong indikator 1 apabila
Diagram 01
Hasil Post Test Indikator 1 (Tema)
Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
55
Indikator 1
60
50
40
Indikator 1
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
2. Indikator 2 (amanat)
(amanat dituangkan secara tersirat atau tersurat, tidak sulit ditafsirkan dan bisa
dilaksanakan dalam kehidupan nyata) antara lain berkisar antara 2 – 4 dengan rincian
skor, (a) skor 4 berjumlah 37 sampel atau 61.67%, (b) skor 3 sebanyak 16 sampel
penelitian atau 26.67%, (c) skor 2 sebanyak 7 sampel atau 11.67%, dan (d) untuk skor 1
ketuntasan kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong indikator 2 hasil post test mencapai 53 sampel
menulis puisi dengan menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri
1 Kota Sorong.
56
Diagram 02
Hasil Post Test Indikator 2 (Amanat)
Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 2
60
50
40
Indikator 2
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
Perasaan penulis yang begitu kuat bisa diresapi pada setiap baris dan baitnya.
Berdasarkan data pada tabel 05, dapat dikemukakan kalau kemampuan menulis puisi
menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, untuk
indikator 3 (nilai rasa) berkisar antara 3 - 4 dengan kata lain, skor tertinggi siswa yaitu 4
serta skor terendahnya adalah 3. pendapatan skor lengkap pada indikator ini adalah, (a)
hasil skor 4 berjumlah 7 sampel (12%), (b) hasil skor 3 berjumlah 53 sampel (88.33%),
(c) siswa yang memperoleh skor 2 nihil. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa
siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong indikator 3 seluruhnya berjumlah 60
57
Berikut ini merupakan diagram batang capaian indikator 3 (nilai rasa)
kemampuan menulis puisi dengan menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII
Diagram 03
Hasil Post Test Indikator 3 (Rasa)
Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
4. Indikator 4 (nada)
Pada indikator ke-4 penulis diharapkan mempunyai sikap sangat kuat dapat
dirasakan dalam puisi. Berdasarkan tabel 05 tersebut perolehan skor indikator ke-4 dapat
diuraikan bahwa perolehan skor indikator (nada) berkisar antara 2 - 4 dengan kata lain,
skor terbesar yang didapatkan peserta didik yaitu 4 dan skor terendahnya adalah 2.
pendapatan skor lengkap pada indikator ini yaitu, (a) siswa yang mendapat skor 4
berjumlah 38 sampel penelitian atau (63.33%), (b) siswa memperoleh skor 3 berjumlah
20 sampel atau 33.33%), peserta didik yang mendapatkan skor 2 ada 2 sampel / 3.33%.
oleh karena itu persentase ketuntasan kemampuan menulis puisi menggunakan media
58
gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong indikator 4 mencapai 58
puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong.
Diagram 04
Hasil Post Test Indikator 4 (Nada)
Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 4
60
50
40
Indikator 4
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
5. Indikator 5 (majas)
puisi. Adapun perolehan skor indikator 5 yaitu skor berkisar antara 2- 4. Dengan rincian
(a) skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 4 sejumlah 37 sampel atau 62%, (b) siswa
yang mendapatkan skor 3 sebanyak 21 sampel atau 35%, (c) siswa yang mendapatkan
skor 2 berjumlah 2 sampel atau 3%, dan siswa yang mendapat skor 1 sebanyak 2 sampel
penelitian atau 3.33%. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa persentase ketuntasan
kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri peserta didik kelas VIII
59
SMP Negeri 1 Kota Sorong indikator 5 mencapai berjumlah 58 sampel atau 97%,
puisi menggunakan media gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota
Sorong.
Diagram 05
Hasil Post Test Indikator 5 (Majas)
Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 5
60
50
40
Indikator 5
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
menuangkan kata kongkrit pada larik atau bait puisi. Berdasarkan tabel 05 tersebut dapat
diuraikan bahwa perolehan skor indikator 6 (kata kongkrit) berkisar antara 3 - 4 dengan
kata lain, skor terbesar yang didapatkan peserta didik yaitu 4 dan skor terendahnya
adalah 3. pendapatan skor keseluruhan untuk indikator ini yaitu, (a) siswa memperoleh
skor 4 berjumlah 40 sampel atau 67%, (b) siswa memperoleh skor 3 berjumlah 20
sampel atau 33.33%. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa persentase ketuntasan
60
menulis puisi menggunakan media gambar berseri kelas VIII SMP Negeri 1 Kota
Sorong, untuk indikator 7 mencapai 60 sampel penelitian atau 100%, dengan nilai rata-
rata 91.00.
kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP
Diagram 06
Hasil Post Test Indikator 6 (Kata Kongkrit)
Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 6
60
50
40
Indikator 6
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
7. Indikator 7 (citraan)
menuangkan citraan dalam larik atau bait puisi. Berdasarkan tabel 05 tersebut dapat
diuraikan bahwa perolehan skor indikator ke-7 (citraan) berkisar antara 2 - 4 dengan kata
lain, skor terbesar yang didapatkan peserta didik yaitu 4 dan skor terendahnya adalah 2.
Pendapatan skor keseluruhan pada indikator ini adalah, (a) siswa mendapatkan skor 4
berjumlah 12 sampel penelitian atau 20%, (b) siswa memperoleh skor 3 berjumlah 43
61
sampel penelitian atau 71.67%, (c) peserta didik yang mendapat skor 2 ada 5 sampel /
media gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, untuk indikator 9
menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota
Sorong.
Diagram 07
Hasil Post Test Indikator 7 (Citraan)
Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 7
60
50
40
Indikator 7
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
menuangkan ritme/irama yang dipakai dalam puisi amat teratur dan konsisten.
Berdasarkan tabel 8 tersebut dapat diuraikan bahwa perolehan skor indikator 8 (rima)
berkisar antara 2 - 4 dengan kata lain, skor terbesar yang didapatkan peserta didik yaitu
4 serta skor terendahnya adalah 2. Pendapatan skor keseluruhan pada indikator iniyaitu,
62
(a) siswa memperoleh skor 4 berjumlah 2 sampelatau 3%, (b) siswa memperoleh skor 3
berjumlah 48 sampel penelitian atau 80%, (c) peserta didik yang mendapatkan skor 2
kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong mencapai 50 sampel penelitian atau 83.33%, dengannilai
rata-rata 72.00.
puisi menggunakan media gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota
Sorong.
Diagram 08
Hasil Post Test Indikator 8 (Rima)
KemampuanMenulisPuisiMenggunakan Media Gambar Berseri
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 8
60
50
40
Indikator 8
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat
Kurang
Indikator ke-9 sampel diharapkan judul memakai kata yang bagus dan
menggambarkan isi dari puisi. Berdasarkan tabel 5 tersebut dapat diuraikan bahwa
perolehan skor indikator ke-9 (judul) berkisar antara 2 - 4 dengan kata lain, skor terbesar
63
yang didapatkan peserta didik yaitu 4 serta skor terendahnya adalah 2. Pendapatan skor
keseluruhan pada indikator ini adalah, (a) siswa mendapatkan skor 4 berjumlah 52
sampel penelitian atau 86.67%, (b) siswa memperoleh skor 3 berjumlah 7 sampel atau
11.67%, (c) peserta didik yang mendapatkan skor 2 ada 1 sampel / 1.67%. oleh
gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, indikator 10
Berikut ini merupakan diagram capaian indikator ke-9 (judul) dalam kemampuan
menulis puisi menggunakan media gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri
1 Kota Sorong.
Diagram 9
Hasil Post Test Indikator Ke-9 (Judul)
Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 9
60
50
40
Indikator 9
30
20
10
0
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang
Berdasarkan uraian capaian post test dari indikator satu (1) sampai dengan indikator
sepuluh (10) dapat dijelaskan bahwa dari enam puluh (60) sampel penelitian yang telah
diambil datanya dapat dijelaskan bahwa 55 sampel penelitian atau 92% tuntas,
64
selanjutnya hanya 5 sampel penelitian atau 8.33% yang tidak tuntas. Dengan demikian
dari hasil post test dapat dinyatakan kalau kemampuan menulis menggunakan media
gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong mencapai
keberhasilan yang siginifikan bila dibandingkan dengan hasil capaian ketuntasan skor
pre test yang hanya mencapai 12% dari kesuluruhan sampel penelitian.
Tabel 6
Frekuensi Hasil Post Test
Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP negeri 1 Kota Sorong, post test dapat
dijelaskan bahwa hasil penilaian pada masing-masing capaian per indikator dapat
Tabel 7
Hasil Kemampuan Menulis Puisi
Menggunakan Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong Post Test
Indikator 1
65
No Perolehan Nilail Kualifikasi Frekuens Persentase
i
01 85 – 100 Sangat Baik 47 78%
02 75 – 84 Baik 13 22%
03 65 – 74 Cukup -
04 55 – 64 Kurang -
05 <55 Sangat Kurang
Persentase Ketuntasan 60 100%
gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong dapat diuaraikan
bahwa hasil penilaian pada indikator 1 pada saat post test mempunyai frekuensi atau
persentase ketuntasan yang menggembirakan. Hal ini, ditandai dengan hasil perolehan
nilai kualifikasi nilai sangat baik dan baik. Berikut ini merupakan penjelasan secara
terperinci perbedaan perolehan nilai indikator 1 pada saat post test; (a) Hasil nilai
rentang 85 – 100 saat post test mencapai 47 sampel atau 78.33%. (b) selanjutnya sampel
yang memperoleh nilai rentang 75 – 84 kualifikasi baik pada pelaksanaan saat post test
sebanyak 13 sampel atau 22%. (c) sampel yang memperoleh hasil nilai rentang 65 – 74
menggunakan media gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota
Sorong, untuk indikator 1 pada saat pelaksanaan post test seluruhnya atau 100% sampel
Tabel 8
Hasil Post Test Kemampuan Menulis Puisi
Menggunakan Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 2
66
01 85 – 100 Sangat Baik 37 61.67%
02 75 – 84 Baik 16 26.67%
03 65 – 74 Cukup 7 11.67%
04 55 – 64 Kurang -
05 <55 Sangat Kurang
Persentase Ketuntasan 60 88.33%
berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong dapat diuaraikan kalau hasil
penilaian pada indikator 2 pada saat post test 53 sampel dinyatakan tuntas dan 7 sampel
masih masuk kategori cukup. Semua ini berdasar pada hasil pendaptan nilai pada
Berikut ini merupakan penjelasan secara terperinci nilai indikator 2 pada saat
post test; (a) hasil skor rentang nilai 85 – 100 (kualifikasi sangat baik) post test mencapai
37 sampel atau 61.67%. (b) selanjutnya hasil skor yang memperoleh rentang nilai 75 –
84 (kualifikasi baik) post test sebanyak 16 sampel penelitian atau 26.67%. (c) hasil skor
rentang nilai 65 – 74 (kualifikasi cukup) sebanyak 7 sampel penelitian atau 11.67%, (d)
kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, untuk indikator 2 hasil skor nilai post test
Tabel 9
Hasil Post Test Kemampuan Menulis Puisi
Menggunakan Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 3
67
04 55 – 64 Kurang -
05 <55 Sangat Kurang
Persentase Ketuntasan 100%
gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong dapat diuaraikan
bahwa hasil penilaian pada indikator 3 pada saat post test amat menggembirakan. Hal
ini, ditandai dengan hasil perolehan nilai berkisar pada kualifikasi nilai sangat baik dan
baik.
pada saat post test; (a) hasil skor rentang nilai 85 – 100 (kualifikasi sangat baik) hasil
post test mencapai 7 sampel penelitian atau 11.67% (b) selanjutnya hasil skor yang
rentang nilai 75 – 84 (kualifikasi baik) sebanyak 53 sampel penelitian atau 88.33%. (c)
hasil skor rentang nilai 65 – 74 (kualifikasi cukup) dan rentang nilai 55 – 64 (kualifikasi
kurang) nihil.
berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, hasil skor nilai post test
Tabel 10
Hasil Post Test Kemampuan Menulis Puisi
Menggunakan Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 4
68
Berdasarkat tabel 10 kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar
berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong dapat diuaraikan bahwa hasil
penilaian pada indikator 4 pada saat post test. Hal ini, ditandai dengan hasil perolehan
indikator 4 pada saat post test; (a) hasil skor rentang nilai 85 – 100 (kualifikasi sangat
baik) mencapai 38 sampel penelitian atau 63.33% (b) selanjutnya hasil skor rentang
nilai 75 – 84 (kualifikasi baik) mencapai 20 sampel penelitian atau 33.33%, (c) hasil
skor post tes nilai rentang nilai 65 – 74 (kualifikasi cukup) sebanyak 2 sampel penelitian
atau 3.33%, (d) dan hasil skor rentang nilai 55 – 64 (kualifikasi kurang) maupun nihil.
kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, untuk indikator 4 hasil skor nilai. Hasil skor nilai
post test untuk indikator 4 sebanyak hanya 2 sampel penelitian yang dinyatakan tidak
Tabel 11
Hasil Post Test Kemampuan Menulis Puisi
Menggunakan Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator
69
Berdasarkat tabel 11 kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar
berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong dapat diuaraikan bahwa
hasil penilaian pada indikator 6 pada saat post test pada kualifikasi nilai sangat baik dan
baik.
pada saat post test; (a) hasil skor post test rentang nilai 85 – 100 (kualifikasi sangat baik)
mencapai 37 sampel penelitian atau 61.67%. (b) selanjutnya hasil post test yang
35%, (c) hasil skor post test rentang nilai 65 – 74 (kualifikasi cukup) 2 sampel
penelitian atau 3.33%, (d) selanjutnya hasil skor post test rentang nilai 55 – 64
kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, untuk indikator 6 hasil skor nilai post test untuk
indikator 6 hanya 2 sampel penelitian atau 3.33% yang dinyatakan tidak tuntas dan
Tabel 12
Hasil Post Test Kemampuan Menulis Puisi
Menggunakan Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 6
70
Berdasarkat tabel 12 kemampuan menulis puisi dengan menggunakan media
gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong dapat diuraikan
bahwa hasil penilaian pada indikator 6 pada saat post test hasil nilai sangat memuaskan.
Hal ini, ditandai dengan hasil perolehan nilai pada kualifikasi nilai sangat baik dan baik.
pada saat post test; (a) hasil skor post test rentang nilai 85 – 100 (kualifikasi sangat baik)
mencapai 40 sampel penelitian atau 66.67%, (b) selanjutnya hasil skor post test rentang
nilai 75 – 84 (kualifikasi baik) mencapai 20 sampel penelitian atau 33.33 (c) hasil skor
post test rentang nilai 65 – 74 (kualifikasi cukup) dan (d) selanjutnya hasil skor post test
kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, hasil skor nilai post test untuk indikator 7 seluruh
Tabel 13
Hasil Post Test Kemampuan Menulis Puisi
Menggunakan Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 7
berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong jika diuraikan maka hasil
71
penilaian pada indikator 7 saat post test masih tersedia beberapa sampel penelitian yang
pada saat post test; (a) hasil skor post test rentang nilai 85 – 100 (kualifikasi sangat baik)
mencapai 2 sampel penelitian atau 3.33%, (b) selanjutnya hasil skor post test rentang
nilai 75 – 84 (kualifikasi baik) mencapai 48 sampel penelitian atau 80%, (c) hasil skor
post test rentang nilai 65 – 74 (kualifikasi cukup) sebanyak 10 sampel penelitian atau
16.67%, (d) selanjutnya hasil skor post test rentang nilai 55 – 64 (kualifikasi kurang)
nihil.
kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, hasil skor nilai post test untuk indikator 7
sebanyak 10 sampel penelitian atau 16.67% dinyatakan tidak tuntas dan 50 sampel
Tabel 14
Hasil Post Test Kemampuan Menulis Puisi
Menggunakan Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 8
gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong dapat diuraikan
72
bahwa hasil penilaian pada indikator 8 pada saat post test ada sekitar 8.33% yang perlu
mendapat perhatian.
pada saat post test; (a) hasil skor post test rentang nilai 85 – 100 (kualifikasi sangat baik)
mencapai 12 sampel penelitian atau 20%, (b) selanjutnya hasil skor post test rentang
nilai 75 – 84 (kualifikasi baik) mencapai 43 sampel penelitian atau 71.67%, (c) hasil
skor post test rentang nilai 65 – 74 (kualifikasi cukup) sebanyak 5 sampel penelitian
atau 8.33% (d) selanjutnya hasil skor post test rentang nilai 55 – 64 (kualifikasi kurang)
nihil.
kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, hasil skor nilai post test untuk indikator 8
sebanyak 5 sampel penelitian atau 8.33% belum dinyatakan tuntas dan sebanyak 55
Tabel 15
Hasil Post Test Kemampuan Menulis Puisi
Menggunakan Media Gambar Berseri Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong
Indikator 9
berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong dapat diuraikan bahwa hasil
73
penilaian pada indikator 9 pada saat post test ada satu sampel yang memunyai nilai
cukup.
pada saat post test; (a) hasil skor post test rentang nilai 85 – 100 (kualifikasi sangat baik)
mencapai 52 sampel penelitian atau 86.67%, (b) selanjutnya hasil skor post test rentang
nilai 75 – 84 (kualifikasi baik) mencapai 7 sampel penelitian atau 11.67, (c) hasil skor
post test rentang nilai 65 – 74 (kualifikasi cukup) sebanyak 1 sampel penelitian atau
1.67%, (d) selanjutnya hasil skor post test rentang nilai 55 – 64 (kualifikasi kurang)
nihil.
kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, hasil skor nilai post test untuk indikator 9 hanya
1 sampel penelitian atau 1.67% dinyatakan tidak tuntas dan 59 sampel penelitian atau
Setelah dilakukan analisis pencapaian skor nilai pada pelaksanan post test
kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri peserta didik kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong dapat dijelaskan bahwa persentase ketuntasan minimal
sebagai berikut:
menggunakan media gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
per indikator bisa kita lihat dalam tabel distribusi frekuensi skor nilai.
Tabel 16
Distribusi Frekuensi
Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri
Siswa SMP Negeri 1 Kota Sorong
Per Indikator
Post Test
74
Distribusi Frekuensi Nilai Persentase
No Indikator
S. Baik Baik Cukup Kurang Rata-Rata Ketuntasan
01 1 47 13 - - 94 100%
02 2 37 16 7 - 87 88.33%
03 3 7 53 - - 78 100%
04 4 38 20 2 - 90 96.67%
05 5 37 21 2 - 90 96.67%
06 6 40 20 - - 91 100%
07 7 2 48 10 - 72 83.33%
08 8 12 43 5 - 78 91.67%
09 9 52 7 1 - 96 98.33%
menggunakan media gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorang
menggunakan media gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
dinyatakan berhasil karena dari keseluruhan indikator tersebut seluruh sampel penelitian
puisi menggunakan media gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota
Sorong mengalami keberhasilan yang meraih ketuntasan 92% maka nilai rata-rata yang
media gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong.
Diagram 12
Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Berseri
75
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
60
50
40
Sangat Baik
30 Baik
Cukup
Kurang
20
10
0
Tm Am Rs Nd Dik Mjs KtK Rm Cit Jdl
Diagram 13.
Hasil Post Tes Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
menggunakan media gambar berseri peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
Tabel 23
Persentase Ketuntasan
Kemampuan Menulis Puisi Menggunakan Media Gambar Berseri
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong
76
5 <55 Sangat kurang - - - -
-
J u m l ah 60 5,177.79 Rata-rata
86.30
berseri dapat dijelaskan bahwa dari hasil skor pada post test sebanyak 55 atau 92%
sampel penelitian telah dinyatakan tuntas dengan nilai rata-rata 85.83. Selanjutnya
jumlah sampel penelitian yang tidak tuntas sebanyak 5 sampel penelitian atau 8.33%.
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, dinyatakan berhasil karena lebih
dari 75% sampel penelitian telah melewati kriteria ketuntasan minimal SMP Negeri 1
Kota Sorong.
77
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota
1. Kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong untuk indikator 1 (tema) mencapai ketuntasan 100%
dengan rincian kualitas nilai sangat baik (85-100) mencapai 47 sampel penelitian
atau 78.33 % dan untuk kualifikasi nilai baik sebanyak 13 sampel penelitian atau
2. Kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII
88.33% dengan rincian kualitas nilai sangat baik (85-100) mencapai 37 sampel
penelitian atau 61.673 % dan untuk kualifikasi nilai baik (75-84) sebanyak 16
sampel penelitian atau 26.67%, dan kualifikasi cukup (65-74) sebanyak 7 sampel
3. Kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong untuk indikator 3 (rasa) mencapai ketuntasan 100%
dengan rincian kualitas nilai sangat baik (85-100) mencapai 7 sampel penelitian atau
12 % dan untuk kualifikasi nilai baik (75-84) sebanyak 53 sampel penelitian atau
88.33%, dan kualifikasi cukup (65-74) dan kualifikasi kurang nihil, memiliki rata-
78
4. Kemampuan menulis puisi dengan menggunakan media gambar berseri siswa kelas
VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong untuk indikator 4 (nada) mencapai ketuntasan
96.67% dengan rincian kualitas nilai sangat baik (85-100) mencapai 38 sampel
penelitian atau 63.33 % serta untuk kualifikasi nilai baik (75-84) sebanyak 20
sampel penelitian atau 33.33%, dan kualifikasi cukup (65-74) sebanyak 2 sampel
5. Kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong untuk indikator 6 (majas) mencapai ketuntasan 96.67%
dengan rincian kualitas nilai sangat baik (85-100) mencapai 37 sampel penelitian
atau 62 % dan untuk kualifikasi nilai baik (75-84) sebanyak 21 sampel penelitian
atau 35%, dan kualifikasi cukup (65-74) sebanyak 2 sampel penelitian atau 3.33%,
6. Kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong untuk indikator 7 (kata kongkrit) mencapai ketuntasan
100% dengan rincian kualitas nilai sangat baik (85-100) mencapai 40 sampel
penelitian atau 67 % dan untuk kualifikasi nilai baik (75-84) sebanyak 20 sampel
penelitian atau 33.33%, dan kualifikasi cukup (65-74) dan kualifikasi kurang (55-
7. Kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong untuk indikator 8 (rima) mencapai ketuntasan 83.33%
dengan rincian kualitas nilai sangat baik (85-100) mencapai 2 sampel penelitian atau
3 % dan untuk kualifikasi nilai baik (75-84) sebanyak 48 sampel penelitian atau
80%, dan kualifikasi cukup (65-74) sebanyak 10 sampel penelitian atau 16.67% dan
8. Kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong untuk indikator 9 (citraan) mencapai ketuntasan 91.67%
79
dengan rincian kualitas nilai sangat baik (85-100) mencapai 12 sampel penelitian
atau 20 % dan untuk kualifikasi nilai baik (75-84) sebanyak 43 sampel penelitian
atau 71.67%, dan kualifikasi cukup (65-74) sebanyak 5 sampel penelitian atau
8.33% dan kualifikasi kurang (55-64) nihil, dengan capaian nilai rata-rata 78.
9. Kemampuan menulis puisi menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII
SMP Negeri 1 Kota Sorong untuk indikator 10 (judul) mencapai ketuntasan 98.33%
dengan rincian kualitas nilai sangat baik (85-100) mencapai 52 sampel penelitian
atau 86.67 % dan untuk kualifikasi nilai baik (75-84) sebanyak 7 sampel penelitian
atau 11.67%, dan kualifikasi cukup (65-74) sebanyak 1 sampel penelitian atau
1.67% dan kualifikasi kurang (55-64) nihil, dengan capaian nilai rata-rata 96.
ketuntasan kemampuan menulis puisi dengan menggunakan media gambar berseri siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong untuk seluruh indikator mencapai 92% dengan
nilai rata 85.83. Oleh karena itu penelitian kemampuan menulis puisi dengan
menggunakan media gambar berseri siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong, dari
seluruh sampel penelitian yang ada dianggap berhasil karena melebihi dari 75% sampel
5.2 Rekomendasi
Pertama disarankan kepada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Kota Sorong agar
lebih banyak latihan menulis agar kemampuan menulis puisi semakin terasah dan dapat
Kedua, untuk guru mata pelajaran bahasa indonesia siswa kelas VIII SMP Negeri
1 Kota Sorong agar lebih baik memilih media atau teknik pembelajaran, pada saat
80
pembelajaran menulis puisi, karenakan media pembelajaran begitu penting dalam
Pembelajaran menulis puisi harus ditingkatkan agar kemampuan siswa dalam menulis
puisi meningkat serta dapat mengasah proses kreatif siswa dalam menulis karya sastra
untuk peneliti, digunakan sebagai bahan perbandingan dan pedoman yang sejenis
81
DAFTAR PUSTAKA
Abdurahman dan Elya Ratna. 2003. Bahan Ajar. Evaluasi Pembelajaran Bahasa Dan
Sastra Indonesia. Padang: UNP Press.
Asnawir dan M. Basyirudin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Press.
Badrun, Ahmad. 1989. Teori Puisi. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Herman J. Waluyo. (2002). Apresiasi Puisi Untuk Pelajar dan Mahasiswa. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Jalil, Dianie Abdul. 1990. Teori dan Periodisasi Puisi Indonesia. Bandung: Angkasa.
Mihardja, Ratih. 2012. Buku Pintar Sastra Indonesia. Jakarta: Laskar Aksara.
Sudjana, Nana dan Rifai Ahmad. (1990). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
82
Pradopo, Rachmat Djoko. 2012. Pengkajian Puisi. Yoyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Subana dan Sunarti. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Sudjana, N. 2008. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Wardoyo, Sigit Mangun. 2013. Teknik Menulis Puisi: Panduan Menulis Puisi untuk
Siswa, Mahasiswa, Guru, dan Dosen. Yogyakarta: Graha Ilmu.
83
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Peneliti adalah anak dari pasangan Mustahid dan Ratnah Rakka. Peneliti adalah anak
pertama dari tiga bersaudara. Peneliti pertama kali menginjakkan kakinya di dunia
pendidikan formal pada tahun 2002 – 2003 di Raudhatul Athfal AnnurYapis Kota
tahun 2003 - 2009. Pendidikan tingkat menengah pertama di SMP Negeri 1 Kota Sorong
pada tahun 2009 – 2012. Pendidikan tingkat menengah atas di MAN Model Sorong pada
tahun 2012 – 2015. Lalu Peneliti melanjutkan ke perguruan tinggi jenjang strata satu
(S1) di Universitas Negeri Malang (UM) pada tahun 2015 melalui jalur undangan
SNMPTN dan tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Sastra Indonesia, program studi
84