Makalah Dasar Dasar BK Kelompok 7.....
Makalah Dasar Dasar BK Kelompok 7.....
Disusun Oleh:
Kelompok 7
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulilah atas kehendak Allah SWT ,dengan rahmat
Dan karunia-NYA lah kami mampu menyelsaikan penulisan Makalah ini. Yang membahas
berdasarkan mata kuliah DASAR DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING.
Adapun tujuan makalah ini hanyalah untuk membantu perkembangan wawasan penalaran
bagi pembaca agar lebih mengetahui tentang Landasan bimbingan dan konseling di tinjau
dari segi filosofis , religious , paikologis ,sosial budaya ,ilmiah dan teknologi , paedagogis.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini tentu masih terdapat kekurangan
mengingat kemampuan serta keterbatasan kami. Karena itu kepada para pembaca
yang telah memberikan kritik dan saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan isi
makalah ini kami sampaikan banayak terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………
A. Latar belakang………………………………………………………………………..
B. Rumusan masalah…………………………………………………………………….
C. Tujuan masalah………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………...
1. Landasan Filosofis………………………………………………………….................
2. Landasan Religius…………………………………………………………………….
3. Landasan Psikologis……………………………………………………………………
6. Landasan Paedagogis…………………………………………………………………...
A.Kesimpulan………………………………………………………………………………
B.Saran……………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai
sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan
secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh,
yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya
pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan bimbingan dan konseling,
baik dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa
dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya
bagi para penerima jasa layanan (klien). .
Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk
penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak para penerima jasa
layanan (klien) maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling
khususnya oleh para konselor tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak
adanya..
Berbagai kesalahkaprahan dan kasus malpraktek yang terjadi dalam layanan bimbingan dan
konseling selama ini,– seperti adanya anggapan bimbingan dan konseling sebagai “polisi
sekolah”, atau berbagai persepsi lainnya yang keliru tentang layanan bimbingan dan
konseling,- sangat mungkin memiliki keterkaitan erat dengan tingkat pemahaman dan
penguasaan konselor tentang landasan bimbingan dan konseling. Dengan kata lain,
penyelenggaraan bimbingan dan konseling dilakukan secara asal-asalan, tidak dibangun di
atas landasan yang seharusnya.
Oleh karena itu, dalam upaya memberikan pemahaman tentang landasan bimbingan dan
konseling, khususnya bagi para konselor, melalui tulisan ini akan dipaparkan tentang
beberapa landasan yang menjadi pijakan dalam setiap gerak langkah bimbingan dan
konseling.
B.Rumusan masalah
C.Tujuan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
Sedangkan menurut pakar, Bimbingan yaitu suatu proses pemberian bantuan yang terus
menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian
dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri dalam
mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungan.
Adapun Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik sebagai pelayanan maupun
sebagai teknik. Konseling suatu jenis pelayanan yang merupakan bagian terpadu dari
bimbingan. Konseli merupakan bagian terpadu dari bimbingan dua orang individu, dimana
konselor berusaha membantu konseli untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri
dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.
Jadi , Landasan dalam bimbingan dan konseling pada hakekatnya merupakan faktor-faktor
yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan khususnya oleh konselor selaku pelaksana
utama dalam mengembangkan layanan bimbingan dan konseling. Ibarat sebuah bangunan,
untuk dapat berdiri tegak dan kokoh tentu membutuhkan fundasi yang kuat dan tahan lama.
Apabila bangunan tersebut tidak memiliki fundasi yang kokoh, maka bangunan itu akan
mudah goyah atau bahkan ambruk. Demikian pula, dengan layanan bimbingan dan konseling,
apabila tidak didasari oleh fundasi atau landasan yang kokoh akan mengakibatkan
kehancuran terhadap layanan bimbingan dan konseling itu sendiri dan yang menjadi
taruhannya adalah individu yang dilayaninya (klien).
Membicarakan tentang landasan dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya tidak
jauh berbeda dengan landasan-landasan yang biasa diterapkan dalam pendidikan, seperti
landasan dalam pengembangan kurikulum, landasan pendidikan non formal atau pun
landasan pendidikan secara umum. Landasan Bimbingan dan Konseling menunjukkan
urgensi diadakannya BK. Berikut beberapa Landasan BK:
1.Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman
khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang
lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.Landasan filosofis dalam
bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki
atas pertanyaan filosofis tentang : apakah manusia itu ? Untuk menemukan jawaban atas
pertanyaan filosofis tersebut, tentunya tidak dapat dilepaskan dari berbagai aliran filsafat
yang ada, mulai dari filsafat klasik sampai dengan filsafat modern dan bahkan filsafat post-
modern. Dari berbagai aliran filsafat yang ada, para penulis Barat .(Victor Frankl, Patterson,
Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telah mendeskripsikan
tentang hakikat manusia sebagai berikut :
Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untuk
meningkatkan perkembangan dirinya.
Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusaha
memanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.
Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upaya
untuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrol
keburukan.
Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara mendalam.
Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia terwujud
melalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri.
Manusia adalah unik dalam arti manusia itu mengarahkan kehidupannya sendiri.
Manusia adalah bebas merdeka dalam berbagai keterbatasannya untuk membuat pilihan-
pilihan yang menyangkut perikehidupannya sendiri. Kebebasan ini memungkinkan manusia
berubah dan menentukan siapa sebenarnya diri manusia itu adan akan menjadi apa manusia
itu.
Manusia pada hakikatnya positif, yang pada setiap saat dan dalam suasana apapun, manusia
berada dalam keadaan terbaik untuk menjadi sadar dan berkemampuan untuk melakukan
sesuatu.
Dengan memahami hakikat manusia tersebut maka setiap upaya bimbingan dan konseling
diharapkan tidak menyimpang dari hakikat tentang manusia itu sendiri. Seorang konselor
dalam berinteraksi dengan kliennya harus mampu melihat dan memperlakukan kliennya
sebagai sosok utuh manusia dengan berbagai dimensinya.
2. Landasan Religius
b.Sikap keberagamaan
Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi isi dari sikap
keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan pada agama itu sendiri,
agama harus dipandang sebagai pedoman penting dalam hidup, nilai-nilainya harus diresapi
dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan iptek sebagai upaya lanjut dari penyeimbang
kehidupan dunia dan akhirat.
c. Peranan agama
1) Memelihara fitrah
2) Memelihara jiwa
3) Memelihara akal
4) Memelihara keturunan
Dalam pembahasan ini kita dapat mengetahui beberapa point yang berhubungan dengan
agama kita yaitu Islam, seperti keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta adalah
makhluk Tuhan, sama halnya dengan kita yang diciptakan oleh Allah SWT. Kemudian sikap
yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan ke arah dan sesuai
dengan kaidah-kaidah agama, sebagaimana kita telah diajarkan dalam Islam kaidah-kaidah
apa saja yang seharusnya dipakai dalam kehidupan bermasyarakat.
3Landasan psikologis
Peserta didik sebagai individu yang dinamis dan berada dalam proses perkembangan,
memiliki kebutuhan dan dinamika dalam interaksi dengan lingkungannya. Di samping itu,
peserta didik senantiasa mengalami berbagai perubahan sikap dan tingkah lakunya. Proses
perkembangan tidak selalu berlangsung secara linier (sesuai dengan arah yang diharapkan
atau norma yang dijunjung tinggi), tetapi bersifat fluktuatif dan bahkan terjadi stagnasi atau
diskontinuitas perkembangan.
Kebudayaan akan bimbingan timbul karena terdapat faktor yang menambah rumitnya
keadaan masyarakat dimana individu itu hidup. Faktor-faktor tersebut seperti perubahan
kontelasi keuangan, perkembagan pendidikan, dunia-dunia kerja, perkembangan komunikasi
dan lain-lain.
MC Daniel memandang setiap anak, sejak lahirnya harus memenuhi tidak hanya tuntutan
biologisnya, tepapi juga tuntutan budaya ditempat ia hidup, tuntutan Budaya itu menghendaki
agar ia mengembangkan tingkah lakunya sehingga sesuai dengan pola-pola yang dapat
diterima dalam budaya tersebut.
Tolbert memandang bahwa organisasi sosial, lembaga keagamaan, kemasyarakatan,
pribadi, dan keluarga, politik dan masyarakat secara menyeluruh memberikan pengaruh yang
kuat terhadap sikap, kesempatan dan pola hidup warganya. Unsur-unsur budaya yang
ditawarkan oleh organisasi dan budaya lembaga-lembaga tersebut mempengaruhi apa yang
dilakukan dan dipikirkan oleh individu, tingkat pendidikan yang ingin dicapainya, tujuan-
tujuan dan jenis-jenis pekerjaan yang dipilihnya, rekreasinya dan kelompok-kelompok yang
dimasukinya.
Bimbingan konseling harus mempertimbangkan aspek sosial budaya dalam
pelayanannya agar menghasilkan pelayanan yang lebih efektif.
6.Landasan paedagosis
Pendidikan itu merupakan salah satu lembaga sosial yang universal dan berfungsi
sebagai sarana reproduksi sosial.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Landasan adalah dasar dasar yang harus kita ketahui untuk mengetahui macam-macam
kategori masalah yang sedang dihadapi oleh klien. Dan bimbingan dan konseling
memerlukan sejumlah landasan yaitu; landasan filosofis, landasan historis. landasan religius,
landasan psikologis, landasan sosial budaya, landasan ilmiah dan tekhnologi serta landasan
pedagogis.
B.SARAN
Landasan adalah hal yang pokok didalam mencapai suatu tujuan. Dengan mengetahui
landasan-landasan dalam bimbingan dan konseling diharapkan dapat membantu peserta didik
didalam pelaksanaan pembelajarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Luddin, Abu Bakar M. Dasar-dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktek. Bandung:
Citapustaka Media Peirntis. 2010.
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta : PT Rineka Cipta.
2004
Sukardi, Dewa Ketut & Desak P.E. Nila Kusumawati, Proses Bimbingan dan Konseling Di
Sekolah .Jakarta: Rineka Cipta. 2008.
Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal. Yogyakarta:
CV.Andi Offset. 2013.
Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi). Jakarta:
Raja Grafindo Persada. 2013.
Yusuf, Syamsu & A. Juntika Narihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung:
Remaja Rosdakarnya. 2006.
[1] Dewa Ketut Sukardi dan Desak P.E. Nila Kusumawati, Proses Bimbingan Dan Konseling
Di Sekolah (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), 2.
[3] Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta : PT Rineka
Cipta, 2004), 135-180
[4] Syamsul Yusuf, A. Juntika Narihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling (Bandung:
Remaja Rosdakarnya, 2006), hal. 106
[5] Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal.
(Yogyakarta: CV.Andi Offset, 2013), 36-38.
[7] Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan Dan Konseling, (Bandung:
Remaja Rosdakarya. 2009), 157-158
[10] Ibid
[11] Abu Bakar M. Luddin, Dasar-dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktek, (Bandung:
Citapustaka Media Peirntis, 2010), 29
[12] Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi),
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 11