Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Kerangka Teori dan Hipotesis

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodeologi Penelitian

Dosen Pengampu : Ns. Yeni Koto, S.Kep., M.Kes

Disusun Oleh :

Reina Hapsari Putri

Semester VI

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU


JALAN HARAPAN NO. 50, RT 2/RW 7, LENTENG AGUNG KEC.
JAGAKRASA, KOTA JAKARTA SELATAN, DAERAH KHUSUS IBU KOTA
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Bismillahirahmanirahim, puji syukur kehadirat Ilahi Rabbi karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Makalah
Kerangka Teori dan Hipotesis, tidak lupa sholawat serta salam tercurah limpahkan
kepada baginda agung Rasulullah SAW. Dan juga penulis berterimakasih kepada Ns.
Yeni Koto, S.Kep., M.Kes selaku Dosen mata kuliah Metodeologi Penelitian yang
telah memberikan tugas.

Penulis sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai Kerangka Teori dan Hipotesis. Penulis juga
menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang kami harapkan.
Semoga tugas ini, dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Wassalamualaikum wr. wb.

Cianjur, 10 Mei 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN........................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG ...................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................. 4
C. TUJUAN ........................................................................................................... 5
BAB II .......................................................................................................................... 6
TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 6
A. KERANGKA TEORITIS ................................................................................ 6
1. Definisi ........................................................................................................... 6
2. Variabel .......................................................................................................... 6
3. Kerangka Teoritis dan Ciri Dasarnya ............................................................. 8
B. PENYUSUNAN HIPOTESIS.......................................................................... 8
1. Definisi ........................................................................................................... 8
2. Format Pernyataan Hipotesis .......................................................................... 8
3. Hipotesis Direksional dan Nondireksional ..................................................... 9
4. Hipotesis Nol dan Alternatif........................................................................... 9
BAB III ....................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................. 12
A. KESIMPULAN ............................................................................................... 12
B. SARAN ............................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Proses Penelitian merupakan proses yang panjang, berawal pada minat untuk
mengetahui fenomena atau kejadian tertentu kemudian berkembang menjadi
sebuah gagasan, teori, konseptualisasi, pemilihan metode penelitian yang sesuai,
dan seterusnya. Hal penting bagi seorang peneliti adalah adanya minat untuk
mengetahui masalah sosial atau fenomena sosial tertentu. Minat tersebut adapat
timbul dan berkembang karena rangasangan, bacaaan, diskusi, seminar,
pengamatan, atau campuran semuanya itu.
Dalam penyusunan karya ilmiah diperlukan adanya sebuah proses penelitian
yang dimana mengaharuskan seorang Penulis membuat Hipotesis Penelitian yang
dimana menurut Sugiyono (2014: 99), Merupakan sebuah jawaban sementara
terhadap sebuah rumusan masalah penelitian, dimana sebuah rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk sebuah pertanyaan. Dikatakan
sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang di peroleh melalui
pengumpulan data.
Sebelum menyusun sebuah hipotesis, Penulis harus mengidentifikasi sebuah
variabel yang penting dalam sebuah situasi dan menetapkan hubungan
antarvariabel melalui pemikiran logis dalam kerangka teoretis. Disini kita berada
dalam posisi untuk menguji apakah hubungan yang diteorikan benar-benar
terbukti kebenarannya. Dengan menguji hubungan tersebut secara ilmiah melalui
analisis statistik secara tepat.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Kerangka Teoritis ?
2. Jelaskan dan sebutkan variabel ?
3. Sebutkan 5 Ciri dasar Kerangka Teoritis ?
4. Apa yang dimaksud Hipotesis ?
5. Bagaimana menyusun Hipotesis ?

4
C. TUJUAN
Tujuan Proses Penelitian, yaitu Menentukan variabel dan jenis-jenisnya,
menentukan hubungan antara variabel, menyusun kerangka teoritis, menentukan
hubungan antara kerangka teoritis dengan hipotesis, membuat hipotesis.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KERANGKA TEORITIS
1. Definisi
kerangka teoretis adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Secara singkat,
kerangka teoritis adalah membahas saling ketergantungan antar variabel
yang dianggap perlu untuk melengkapi situasi yang akan diteliti.
Penyusunan kerangka yang berkonsep akan membantu kita untuk
menghipotesiskan dan menguji hubungan tertentu.
Kerangka teoritis akan memberikan dasar konseptual bagi penelitian,
dan kerangka teoritis adalah mengidentifikasikan jaringan hubungan antar
variabel yang dianggap penting bagi studi terhadap situasi masalah apapun.
Oleh karena itu, sangat penting untuk kita mengetahui apa arti variabel dan
apa saja jenis variabel yang ada (Sekaran, 2014).
Sebuah Kerangka Teoritis terdiri atas Model dan teori. Model
mempresentasikan bagaimana fenomena/variabel/konsep saling berkorelasi.
Adapun teori menjelaskan mengapa fenomena/variabel/konsep tersebut
saling berkolerasi. Kerangka teoritis dibangun melalui tahapan-tahapan
proses sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi variabel/konsep pada model yang akan digunakan.
b. Mengembangkan model yang menyatakan korelasi antar
variabel/konsep yang telah didefinisikan sebelumnya.
c. Menyajikan teori yang menjelaskan korelasi antar variabel/konsep
sebagaimana dinyatakan dalam model yang telah dikembangkan
sebelumnya.
Kerangka teoritis adalah sesuatu yang sangat penting karena merupakan
fondasi untuk dapat menyusun hipotesis. Bahkan, dalam kasus tertentu yang
dirasa tidak perlu untuk menyusun hipotesis, kerangka teoritis tetap penting
disusun sebagai dasar untuk memeriksa permasalahan yang akan diteliti.
2. Variabel
a. Definisi
Variabel adalah segala sesuatu yang memiliki nilai yang dapat berubah-
ubah, misalnya unit, produksi, ketidakhadiran dll. besaran yang bisa
diubah dan selalu berubah sehingga mempengaruhi kejadian dari hasil
penelitian. Dengan menggunakan variabel ini kita bisa menghitung data
apa saja yang masih dibutuhkan.
b. Jenis-Jenis Variabel
1) Variabel Terikat ( Criterion Variable/Dependent Variable )
Variabel terikat merupakan variabel yang menjadi perhatian
utama periset karena periset bertujuan untuk

6
menjelaskan/mendeskripsikan variabel tersebut atau menjelaskan
dan memprediksikan perubahan-perubahannya. Dalam sebuah
riset mungkin terdapat satu atau lebih variabel terikat.
2) Variabel Bebas ( Predictor Variable/Independent Variable )
Variabel Bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
variabel terikat baik secara positif maupun negative. Dengan
demikian, terdapat hubungan kausalitas antara variabel bebas
dan variabel terikat. Berikut adalah beberapa kriteria yang harus
dipenuhi menyatakan ahwa dua variabel atau lebih memiliki
hubungan kausalitas, yaitu :
a) Baik variabel bebas maupun terikat harus bersifat kovarian,
yaitu peruahan variabel bebas dapat diasosiasikan dengan
perubahan varabel terikat.
b) Variabel bebas harus mendahului variabel terikat.
c) Tidaak terdapat faktor-faktor lain yang mempengaruhi
variabel terikat.
d) Terdapat teori yang menjelaskan secara logis pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat.
3) Moderating Variable
Moderating Variable merupakan sebuah variabel yang memiliki
pengaruh kuat terhadap korelasi di antara variabel bebas dan
terikat. Artinya,moderating variabletersebut dapat memperkuat
ataupun memperlemah korelasi di antara variabel bebasdan
terikat tersebut.
4) Mediating Variable ( Intervening Variable )
Variabel yang akan mengalami perubahan setelah adanya
perubahan variabel bebas, tetapi sebelum terjadinya perubahan
variabel terikat.
Pasangan-pasangan korelasi diantara variabel-variabel tersebut adalah

K
e

7
3. Kerangka Teoritis dan Ciri Dasarnya
Kerangka teoritis menjelaskan sangkut-paut hubungan antarvariabel
tersebut. Disini diuraikan tentang hubungan variabel terikat, variabel bebas,
variabel moderator serta variabel antara. Jika terdapat variabel moderator,
wajib kita jelaskan bagaimana dan hubungan spesifik yang seperti apa yang
terjadi dalam sebuah penelitian. Sebaiknya dijelaskan juga mengapa variabel
tersebut berperan sebagai moderator. Jika ada variabel antara, perlu
dijelaskan bagaimana dan mengapa variabel tersebut dibutuhkan. Serta
saling ketergantungan antara variabel bebas dan terikat sebaiknya juga
diinformasikan dengan tepat dan dijelaskan secara benar.
Secara singkat, Sekaran (2014:129) menyatakan ada lima hal mendasar yang
perlu diperhatikan dalam sebuah penyajian kerangka teoretis, sebagai
berikut :
a. Variabel yang dianggap pasti untuk studi kasus diidentifikasikan dan
dinamai dengan jelas dalam pembahasannya.
b. Pembahasan harus menjelaskan mengapa dua variabel atau lebih saling
berkaitan satu dengan yang lain. Hal ini dilakukan untuk hubungan
penting yang diteorikan berlaku di antara variabel.
c. Bila sifat dan arah hubungan dapat diteorikan berdasarkan temuan
penelitian sebelumnya, maka harus ada indikasi dalam pembahasan
mengenai apakah hubungannya akan positif atau negatif.
d. Harus ada penjelasan yang gamblang mengenai mengapa kita
memperkirakan hubungan tersebut berlaku. Pendapat atau opini dapat
ditarik dari penelitian sebelumnya.
e. Suatu diagram skematis kerangkas teoretis harus diberikan agar
pembaca dapat melihat dan dengan mudah memahami hubungan yang
diteorikan.

B. PENYUSUNAN HIPOTESIS
1. Definisi
Menurut Depdiknas (2008 : 525), definisi hipotesis yaitu sesuatu yang
dianggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan
sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan anggapan
dasar.
hipotesis adalah jawaban teoretis terhadap rumusan masalah penelitian, dan
belum merupakan jawaban yang empiris. Dengan menguji hipotesis dan
menegaskan pikiran hubungan, diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan
untuk mengatasi masalah yang dihadapi.
2. Format Pernyataan Hipotesis
Pernyataan Jika – Maka (If – Then Statement)
Hipotesis adalah pernyataan yang dapat diuji untuk mengetahui hubungan
antarvariabel. Hipotesis juga dapat menguji apakah terdapat perbedaan

8
antara dua kelompok yang terkait dengan variabel. Untuk menguji apakah
ada hubungan atau perbedaan yang eksis atau tidak, hipotesis dapat disusun
sebagai proposisi atau dengan pernyataan jika – maka (if – then statement).
Sebagai contoh, dapat dilihat dari kalimat berikut :
“ Jika karyawan lebih sehat,maka mereka akan lebih jarang mengambil cuti
sakit.”
3. Hipotesis Direksional dan Nondireksional
Hipotesis direksional adalah sebuah pernyataan akan hubungan antara dua
variabel atau membandingkan dua kelompok dengan istilah – istilah yang
sering digunakan seperti positif, negatif, lebih dari, kurang dari, dan
sebagainya.
Sebagai contoh hipotesis direksional dapat dilihat dari kalimat berikut :
Contoh: “ Wanita lebih bermotivasi dibanding pria.”
Sedangkan hipotesis nondireksional adalah hipotesis yang mengendalikan
hubungan atau perbedaan, tetapi tidak memberikan indikasi mengenai arah
dari hubungan atau perbedaan tersebut. Dengan kata lain hipotesis
nondireksional tidak dapat secara signifikan mengatakan apakah hubungan
tersebut akan positif atau negatif.
Sebagai contoh hipotesis nondireksional dapat dilihat dari kalimat berikut:
Contoh : “ Ada hubungan antara usia dan kepuasan kerja.”
4. Hipotesis Nol dan Alternatif
Hipotesis nol (hipotesis nihil atau null hypotheses) adalah proposisi yang
menyatakan hubungan yang definitif dan tepat di antara dua variabel. Yaitu,
hipotesis ini menyatakan bahwa korelasi populasi antara dua variabel adalah
sama dengan nol atau bahwa perbedaan dalam mean (rerata hitung) dua
kelompok dalam populasi adalah sama dengan nol (atau sama dengan angka
tertentu).
Sedangkan, hipotesis alternatif adalah kebalikan dari hipotesis nol, yaitu
sebuah pernyataan yang mengungkapkan hubungan antara dua variabel atau
menunjukkan perbedaan antara kelompok.
Hipotesis nol dirumuskan agar dapat diuji untuk penolakan yang mungkin.
Jika kita menolak hipotesis nol, maka semua hipotesis alternatif
diperbolehkan, selama hal tersebut dapat diterima oleh penalaran (Sekaran,
2014).
Berdasarkan rumusan masalah komperatif tersebut dapat di kemukakan tiga
model hipotesis nol dan alternatif sebagai berikut (Sugiyono,2014:105) :
Hipotesis Nol :
a) Ho : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan di
PT X dan PT Y; atau terdapat persamaan produktivitas kerja antara
karyawan PT X dan Y, atau

9
b) Ho : Produktivitas karyawan PT X lebih besar atau sama dengan (≥) PT
Y (“lebih besar atau sama dengan)” = paling sedikit).
c) Ho : Produktivitas karyawan PT X lebih kecil atau sama dengan (≤) PT
Y (“lebih kecil atau sama dengan”) = paling besar).
Hipotesis Alternatif:
a) Ha : Produktivitas kerja karyawan PT X lebih besar (atau lebih kecil)
dari karyawan PT Y.
b) Produktivitas karyawan PT X lebih kecil dari pada (<) PT Y.
c) Ha : Produktivitas karyawan PT X lebih besar dari pada (≥) PT Y.
Setelah merumuskan hipotesis nol dan alternatif uji statistik yang tepat
( uji t, uji F ) pun kemudian dapat diterapkan, yang akan menunjukan
apakah hipotesis alternatif diterima atau tidak-yaitu, bahwa ada perbedaan
signifikan antar kelompok atau bahwa terdapat hubungan signifikan di
antara variabel, sebagaimana dinyatakan dalam hipotesis.
Langkah – langkah yang harus diikuti dalam pengujian hipotesis adalah
(Sekaran,2014:141) :
a) Menyatakan hipotesis nol dan alternatif.
b) Memilih uji statistik yang tepat berdasarkan apakah data yang
dikumpulkan adalah parametik atau nonparametik (dibahas dalam bab
selanjutnya).
c) Menentukan tingkat signifikansi yang diinginkan (ρ = 0,05, atau lebih,
atau kurang).
d) Memastikan jika hasil dari analisis komputer menunjukan bahwa tingkat
signifikansi terpenuhi. Jika, seperti dalam kasus analisis korelasi
Pearson dalam peranti lunak Excel, tingkat signifikansi tidak muncul
dalam printout, perhatikan nilai kritis (critical value) yang menetapkan
daerah penerimaan pada tabel yang sesuai [(t,F, X²) – lihat tabel pada
akhir buku ini]. Nilai kritis tersebut membagi daerah penolakan dari
daerah penerimaan hipotesis nol.

10
e) Jika nilai hitung (resultant value) lebih besar daripada nilai kritis
(critical value), hipotesis nol ditolak, dan alternatif diterima. Jika nilai
hitung lebih kecil daripada nilai kritis, hipotesis nol diterima dan
alternatif ditolak.

11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
kesimpulan bahwa dalam membuat suatu karya ilmiah, maka yang pertama
dilakukan adalah membuat kerangka teoretis kemudian menentukan variabel apa
yang akan di gunakan. Ada 4 jenis variabel yang dapat kita pilih untuk membuat
karya ilmiah. Kemudian setelah itu baru bisa kita menarik hipotesis dari hasil
penelitian tersebut.
B. SARAN
Sebaiknya jika kita akan membuat sebuah karya ilmiah yang baik dan benar,
maka proses - proses yang sudah di bagikan disini harus dijalankan dengan baik.
Agar semua karya tulis yang di inginkan dapat sesuai dengan prosedur penulisan
yang baik.
Mohon maaf jika ada kekurangan dalam penulisan ini, penulis bersedia untuk
diberikan saran dan kritik dari Pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

12
DAFTAR PUSTAKA
Sekaran, Uma. 2014. Research Methods For Business (Edisi 4). Jakarta: Salemba
Empat
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Jakarta:
Alfabeta

13

Anda mungkin juga menyukai