3 Hal Yang Bisa Dilakukan Peneliti Muda Agar Mampu Bersaing Di Era Revolusi Industri 5.0
3 Hal Yang Bisa Dilakukan Peneliti Muda Agar Mampu Bersaing Di Era Revolusi Industri 5.0
Revolusi Industri 5.0 berada di depan mata, kehadirannya yang diprediksi akan
dimulai duapuluh tahun setelah revolusi industri 4.0 justru ternyata lebih cepat sepuluh
tahun dari perkiraan. Ditandai dengan adanya teknologi telekomunikasi 5G dan masifnya
platform digital Over the Top (layanan media yang ditawarkan langsung kepada penonton
melalui jaringan internet) memicu hadirnya Industri 5.0.
Kehadiran Revolusi Industri merupakan suatu hal yang digunakan untuk menciptakan
keseimbangan antara kemajuan teknologi digital kemajuan ekonomi yang pesat yang
disertai dengan penyelesaian masalah lainnya. Pada revolusi industri 5.0, karakter
penekanan lebih kepada peran manusia sebagai pusat peradaban yang memanfaatkan
teknologi digital dalam berbagai bidang. Industri 5.0 lebih menekankan tidak hanya relasi
mesin ke mesin dan efektivitas robotik, tetapi juga interaksi manusia ke mesin dan
sebaliknya. Kondisi tersebut tentunya menjadi tantangan bagi seluruh komponen
masyarakat, khususnya pada peneliti. Mau tidak mau peneliti harus merespons dan
beradaptasi dengan transformasi digital, karena jika tidak ia akan kalah bersaing dengan
yang lain. Tidak ada pilihan lain selain mempersiapkan diri untuk terus menghadapi
perkembangannya.
Menjadi peneliti di era Revolusi Industri 5.0 berarti harus mampu beradaptasi
dengan peradaban yang serba digital. Peneliti mempunyai andil besar untuk mendukung
impian Indonesia menjadi negara maju pada 2045 melalui pembangunan berbasis ilmu
pengetahuan. Terlebih lagi peneliti muda, sebagai regenerasi peneliti-peneliti sebelumnya.
Kegiatan riset atau penelitian tidak boleh terhenti, harus terus berlanjut dan dinamis sesuai
perkembangan zaman. Karena riset atau penelitian sangat penting bagi perkembangan
peradaban kemanusiaan. Manfaat penelitian bukan hanya untuk memperkuat,
mengembangkan atau menemukan pengetahuan, melainkan juga memberikan solusi-solusi
atas berbagai permasalahan kemanusiaan, menjawab kebutuhan zaman serta
mengantisipasi berbagai rintangan yang mungkin muncul di masa depan.
Lalu apa yang bisa dilakukan para peneliti muda agar mampu bersaing di Revolusi
Industri 5.0? Pertama, Memanfaatkan platform-platform digital sebagai wadah hasil riset.
Jika sebelumnya para peneliti sebatas menyebarkan hasil riset melalui jurnal ilmiah. Maka,
harus dikembangkan lagi dengan pemanfaatan teknologi digital dengan merambah ke
media sosial, menuliskan opini atau artikel di media online, hingga menjadi narasumber di
televisi dan radio.
Ketiga, memperluas networking dengan peneliti muda lainnya. Peneliti muda harus
menyadari networking (berjejaring) karena membantu memfasilitasi kolaborasi, serta
mendobrak sekat antar disiplin ilmu maupun sains dan kebijakan. Dengan memanfaatkan
media telekomunikasi digital yang ada dapat menghubungkan antar peneliti muda baik
dalam negara maupun merambah menjadi lintas negara.