Anda di halaman 1dari 35
Ik Unit 19 Gangguan Metaboll dP omecitias: an ADA 2003 “Report ofthe Expert Committe onthe agro nd Ciena mar Dabs Care ape sgestasional terjadi pada 2 menghilang ketika kehamil iy sering terjadi pada keturunan Ameri," M Hispanil, Amerika pribumi, dan pes! riwayat keluarga DM atau lebih dari 4, juga merupakan faktor risiko, ora lay Btiologi dan Faktor Risike Diabetes Melitus Tipe 1 © pM Tipe 1, ‘melitus onset-anak-anak, ditandai deny pankreas, mengakibatkan defisiensi insu, Jmengenai 10% orang Amerika Seritt meng biasanya didiagnosis sebelum usia 30 tah, tipe1 adalah 12-14 kasus/100.000 orang ei tahun, dengan insidenst 1 kasus/500 orang 16 tahun.!* DM tipe 1 adalah salah satu day, sebelumnya disebut 1Dpyy absolut py tp Inadewe Ih muda lebih muds, pe palingumimpads mak ama. 3-falieh ern Penyakit kronis pada anak-anak seperti kisi. fibrosis an reumatoid juvenil, dan leukemia, Insidensi Dy, tive) Jaki-laki sama dengan pada perempuan dengan Kons umum terlbat pada Amerika-Afika, Ametta ign, Amerika Asia, dan penduduk pribumi daripais hit Putih.* Faktor-faktor risiko kurang didefinisikan baik untuk DM tipe 1 dibanding DM tipe 2 fo M tipe 1 diturunkan Sebagai heterogen, siz 3 ultigenik. Kembar identik memiliki risiko 25-5 kit, sementara saudara kandung menli anak cucu memiliki 5% risiko. Mesips ‘Kuat, 90% orang dengan DM te! Bab 45, Jan simpanan insulin dalam sel beta) dapat (onset DM tipe dalam § tahun! se eta promosikeschatan yang diketahul eo SDM Tipe 1, bagaimana pun, aktivitas cost mene nan terhadap rencana pola makan yang wg dan epatl . ee membatasi berkembangnya komplikasi ict betes. oll is hal tertentu, individu berisiko tinggi (orang aan tif dengan DM Tipe 1 tingkat pertama) akan kan srining Konsling yang sesuai, dan memulai tindak anja” \® Kegiatan untuk memelihara kesehatan melibatkan bagi 1 Mesag lukosa darah pada kadar senormal mungkin 1B Nencegah hipoglikemia dan hiperglikemia yang ener stres, penyakit, dan aktivitas fisik melalui roritorketat kadar glukosa darah, serta mengambil tndsban dint 1 Mealukan perawatan kaki harian © Mencegah komplikasi DM dengan menghilangkan au mengobati faktor risiko yang ada bersamaan ‘perti merokok, hipertensi, hiperlipidemia, dan emalaian obat-obatan nefrotoksik ina) pemulihan kesehatan meliputi sebagai engobatantepatabrasi dan infeksi kaki Xnjunganulang guna mengkaji komplikasi DM dan bean nemPrrkvat kebutuhan pembelajaran : a funduskopi tiap tahun oleh ahli mata © ean) d°8an pengobatan sesuai kebutuhan balan faktor risiko risiko penyerta sebagaimana eashan sebelamnya i ‘taste OM Tipe 2, mM Shes ming, eeENYA. disebut NIDDM atau sale ge t'dewasa, adalah gangguan yang yet dan faktorlingkungan. DM tipe DM pai 1% orany ling us ait Dn Mengenai 90% orang DM tix ny 8 4g i 2, biasanya terdignosis ey rip lebih umum di antara dewasa étnik serta populasi gat DM tine i ras tertentu, poet ertamg 9c 2 24a anak-anak dan rem; Mea ett Ata dan ee. “rang terdiagnosis dengan DM. Penatalaksanaan pada Klien dengan Diabetes Mei s Melis 633, Uipe 2 telah memiliki diagnos! is Identifikaiklinis dan pengobatgnn sO hU 8blum Prevalensi DM ti tinggi pada Amerika ‘Amerika Hispanik dan j obesitas.! DM mery pada orang dewasa us {gagal ginjal kronis, Demikin juga, Pe 2 secara mencolok lebih Pribumi, Amerika-Afrika dan Ba pada orang yang lebih tua dan akan penyebab utama kebutaan a 20-74 tahun dan penyebab utama tethitung kira-kira 40% kasus baru, DM bertanggung jawab untuk lebih dari separuh amputasi nontraumatik di AS. NMDM tipe 2 tidak berhubungan dengan tipe jaringan HLA, dan sirkulasi ICAs jarang ada, Keturunan memainkan peran utama di dalam ekspres dai DM tipe 2 - DM tipe 2 lebih umum pada kembar identk (insidensi 56 75%) dibandingkan populasi umum. “@Obesitas adalah faktor risiko mayor, dengan 85% dari seluruh orang dengan DM tipe 2. Hal ini tidak jelas apakah kegagalan sensiivitas jaringan (otot dan hati) terhadap insulin atau kegagalan sekresi insulin merupakan defek primer DM tipe 2.” Selain itu, prevalensi penyakit pembuluh koroner pada orang DM tipe 2 adalah 2 kali dibanding populasi nondiabetes, dan kardiovaskular dan angka kematian total adalah 2-3 kali lebih tinggi dibanding populasi nondiabetes.” Isu-isu int dijajaki dalam Menerjemahkan Bukti ke dalam Praktik, Juga ditampilkan pada Fitur Praktik Berbasis Komuntas untuk pembahasan kegiatan pemeliharaan dan promosi Kesehatan DM. *@Tindakan promosi kesehatan bagi DM tipe 2 termasuk sebagai berikut. . era pola makan berdasar “MyPyramid” (seperti ang tercantum kemudian)™* ts Hinlart makanan olahan tinggi gula dan lens jenuh ts Joga brat badan ideal, dimula pada anakanak ratur 6 oe = berat badan sebelum hamil atau berat badan ideal setelah melahirkan N@kegiatan memelihara kesehatan melibatkan sebagai berikut, ss Skrining individu berisiko tinggi (0Tan8 ea riwayat Keluarga DM di dalam generasi eran °° kkedua; kelompok dari latar belakang ras ¢*0 °™ RPERLELL AS, A ee ee eee we ah Bab 45, Penatalaksanaan pad, la Klien dengan Diabetes Melitus 635 MENERJEMAHKAN BUKTI KE DALAM PRAKTIK ‘apatkah Kita Mencegah Diabetes Melitus Tipe 27 Pipes cnn) sche 205 jut sang cia. 9,6%, meniegen “gear tjam dar tahun 1995 saat prevalensi 7.4%? Prevalens| ang devas > 60 tahun adalah 10,3 juta orang atau 20,99%.2 peneltianbeberapa tahun terakhir telah mengindikasikan peer gaya hidup dapat secara efektif mencegah atau bat onset DM tipe 2."* Karakteristik-karakteristik ‘ang berhubungan dengan peningkatanrisiko DM Tipe 2 | heipai peningkatan kadar glukosa darah puasa (GDP) dan : ites toleransi pembebanan glukosa oral (oral tolerance tes [OGTT]), peningkatan indeks massa tubuh Jw obestas sentra ras dan etnk erent, ivayat keluarga | Dai dan DM gestasional.* Uji klinis pencegahan DM pada “individu bersiko tinggi telah menunjukkan hubungan antara si gaya hidup dan penurunan progres DM tipe 2.** ik pengetahuan yang berhubungan dengan risiko DM tipe 2 sangat bermanfaat dalam ssubkelompok populasi yang sesuai terhadap, target skrining yang bertujuan pada identifikasi individu- berisiko tinggi dan individu yang tidak terdiagnosis. tipe 2. Beberapa penclitian’? telah memberikan bukti terdapat sebuah hubungan antara intervensi gaya hidup iimplementasikan secara sukses (diet, aktivitas fis, duanya) dan penurunan di dalam progres DM tipe 2. Pencegahan Diabetes! menunjukkan pengurangan nsiden DM di antara kelompok laki-laki berbeda ras dan ntoleransiglukosa tes dan indeks masa tubub 1 24 kg/m?. Efektivitas pada kelompok yang mendapat techadap gaya hidup untuk mengurangt insiden DM selse perlukan untuk bahan bakar. Jaringan saraf, eritrosit, Serta selsel saluran pencernaan, hati, dan tubulus ginjal tidak memerlukan insulin untuk transpor glukosa. Namun demikian, jaringan lemak, sepanjang otot jantung dan ‘ulang, memerlukan insulin untuk transpor glukosa. Tanpa Jumlah insulin yang adekuat, banyak dari glukosa yang dimakan tidak dapat digunakan.” Dengan jumlah insulin yang tidak adekuat, kadar Blukosa darah meningkat. Peningkatan ini berlanjut karena hati tidak dapat ‘menyimpan glukosa sebagai glikogen tanpa *adar insulin yang cukup. Di dalam upaya mengembalikan “imbangan dan mengembalikan kadar glukosa darah ‘Menjadi normal, ginjal mengeluarkan glukosa berlebihan. lukosa muncul dalam urine (glukosuria). Glukosa uarkan dalam urine betindak sebagai diuresis osmotik {ipe 2 lebih besar secara signifikan dibandingkan kelo ‘a4 meni pengan(netormiy Sce kn Program pendidikan gaya hidup tentang diet dan olahraga ‘menurunkan kadar glukosa plasma dan mengurangl insiden DM Uipe 2.” Penurunan berat badan juga menurunkan insidensh DM pe 2. Oleh karena itu fokus peneltan ke depan perl Luntuk mengidentfkasiintervensi gaya hidup yang paling efkaif 4 dalam batasan Klinis, waktu yang diperlukan dan biaya, REFERENS! 1. American Diabetes Association. 2004, “Screening for type 2 diabetes (Position statement): Diabetes Care, 27(suplemen |), 511-514, 2. Centers for Diseases Control and Prevention 2005. “National diabetes fact sheet for the United States in 2005” Diakses pads 13/12/07 dart ‘wwn.cd goc/diabetes/pubs/pdfndfs_2005 pdf 3. Diabetes Prevention Program Research Group. 2002. “Reduction in the Incidence of type 2 diabetes with ifestyle intervention of metformin ‘New England Journal of Medicine, 346, 93-403. 4. Hamman, R, dkk 2006. “Effect of weight los wth lifestyle intervention fon risk of diabetes: Diabetes Car, 29, 2102-2107. 5. Johnson, R., Williams, S., 8 Spruil, 1, 2006, “Genomics, eutrtion, ‘obesety, and diabeess Journal of Nursing Scholarship, 38(1), 11-18. {6 Lindstrom, J 2006. “Sustained reduction inthe insdence of type 2 diabetes by lifestyle intervention: Follow-up ofthe Finnish diabetes prevention study” Lancet, 368, 1673-1679, 7, Tuomilehto, Lindstrom, ., &erikson, |G. 2001. “Prevention oftype 2 diabetes melitus by changes in lifestyle among subject with impaired slucose tolerance: New England Journal of Medicine, 344, 1343-1350. 8. Weinstein, A. dk 2004, “Relationship of physical activity wsbody mass {indexx with ype 2 diabetes in women Journal ofthe American Medical Assocation, 292, 1188-1194. 9. Yamaoka, K, & Tango, 2005 “Lifestyle education programmes lower _glucose concentrations and reduce the incidence of type 22 diabetes ‘A meta-analysis of randomized controlled trials: Diabetes Care, 28, 2780-2786. itis dan menyebabkan pengeluaran jumlah air meningkat, mengakibatkan defisit volume cairan.'“ Peningkatan Mobilisasi Lemak DM tipe 1 dan kadang-kadang dengan stres berat pada DM tipe 2, tubuh mengubah simpanan lemak untuk produks! energi ketika glukosa tidak tersedia. Metabolisme lemak menyebabkan pemecahan produk yang disebut keton terbentuk. Keton terakumulasi dalam darah dan dikeluarkan melalui ginjal dan paru-paru. Kadar keton dapat diukur di dalam darah dan urine; kadar tinggi mengindikasikan tidak yinya DM." peer keseimbangan asam bass tubuh dengan menghasilkan ion hidrogen. Selain itu, ketika ibatkan ‘kan, natrium juga keluar, mengakibat eee idosis. Pengeluaran keton Kehabisan natrium serta asi Diabetes Melitus al dan seharary Kass DM adalah eruahan yaya hidup vecara betes lah mentunjulkkan badan berkoniribus egahan DM tipe 2, Peluang bagi mahasiswa untuk erlibat di dalam keglatan berbasis komenites terfokus pada DM yang ada di seluruh komunitas. Kebanyakan kurikulum keperawatan berfokus pada pengelolaan DM secaratradisional akan teapisekarang waktu yang tepat untuk ‘mengubah fokus tersebut.Priritas bagi program berbass Komuntas scharusnya promos keschatan melalui penyuluhan mengensi faktorrisiko dan cara-ara pencegahan DM tipe 2. Para pendidik ‘keperawatan dapat mencakuptantangan-tantangan dari ancaman ‘keschatan masyarakat dengan mendesain pengalaman Klinis bagi ‘mahasiswa keperawatan mengambil pencegahan primer ke dalam Komunitas. Terdapat penelitian yang menunjukkan manfaat dari ‘upaya-upaya tersebut di dalam mengurangi insidensi DM tipe 2. ‘Mahasiswa dapat memberikan penyuluhan pada lokasi-lokasi umum | atau di dalam tempat-tempat ibadah mereka, mengajarkan kepada anak-anak manfaat olahraga dan mengendalikan porsi makan di | sekolahan, atau berpartisipasi dalam kelas olahaga bagi kelompok __ orang berisiko tinggi untuk berkembangnya penyakit. | __Pencegahan sekunder dapat mencakup pemberian I _skrining glukosa darah di lokasi-lokasi umum, Gereja, pusat | Pembelanjaan, gedung film, dan toko bahan makanan adalah , ‘tempat-tempat di mana pengalaman Klinis dapat |-membawa pencegahan sekunder bagi komunitas -keperawatan sarjana muda di Houson, Texas, i di dalam pembelajaran pelayanan berbasis, ‘melalui kolaborasi dengan komunitas lain: fakultas y of Texas Health Science Center (UTHSC)— n School of Medicine and School of Nursing, va keperawal i status pandemik. Kebanyak am Pencegahat L terhadap perambatan dan per juga meningkatkan tekanan osmotik, mengarah kepada peningkatan kehilangan cairan. Juga, ketika lemak merupakan sumber primer energi, kadar lemak tubuh dapat meningkat menjadi 5 kali normal, mengarah kepada peningkatan aterosklerosis.!2? Peningkatan Penggunaan Protein Kekurangan insulin mengarah kepada pemborosan protein, Pada orang sehat, protein akan dipecah dan dibangun ulang, Pada orang dengan DM tipe 1, tanpa insulin untuk menstimulasi sintesis protein, keseimbangan berubah, berpartips dsm pea ay ea Dpemerihsaan lukowa data Aguas ae eta Intern senior pendant eet a bertyjan sh mereka dalaen Juga berpartsipat dengan agen toa ‘olabraga bag! perempuan Hlepanih, Banyak peluang bags perawat Pendidikan DM dalam konmunitas pata kejadian. Bekerja sama dengan, ra i ag ‘masyarakat yang disegani akan Partsipasi masyarakat, Perawat-p, Kemet icon earn ‘Sebuah contoh dari pemikiran % Fond du lac, Wisconsin, di mana bekerja dengan warga setempat yang belen suku yang juga seorang Master Garters as Pertanian masyarakat) untuk tanaman leben ‘mengoordinasikan kelas memasak, a ‘mempromosikan pemanfaatan makanan loka dee ‘mengorganisasi Diabetes Powwow pertma at REFERENS! 7 1. Beem, SE, dkke(2004). ‘Aiming at -De ‘model to increase foot examinations" America 9400), 1964-1666. 2. Brosnan, C.A,, dk. 2008, “Student nurses ‘researc and practice through a school Public Health Nursing, 233), 260-266. 3. Hijelm, K, Kelley, BJ, & Si health disparities: A model ees 4. Tierney, A.J. 2003, Thsi issue of JAN. 41(50), 419-420. ‘ ‘mengarah kepada peningkatan katabolisme(pembog Asam amino diubah menjadi glukosa di dalam bai sing meningkatkan kadar glukosa, Jika koneis\ initia i Klien dengan DM tipe 1 tampak kurus. Proses pati DM berlanjut, mengarah ke komplikasi akut dink yang akan dibahas kemudian."?* Manifestasi Klinis Peningkatan kadar glukosa darah, disebut kai mengarah kepada manifestas Kinis mums dengan DM. Pada DM Tipe 1, onset manifest ins Bab 45 peningxatan produks! fgukosa di hat Kegagala jungsi se! eta Hiperglikemia Penurunan ambilan Delek glukosa selular an antara resistansi insulin dan imodifikasi dari American Fontes saction- 1998 ‘Medical Managem® perder T7927] DADETES Edisi ke-4, him 18, Alexandria, Va pois! rent of Non-Insulin emungkinan situasi yang mengancam (misal, ketoasidosis diabetikum). ‘Klinis mungkin berkembang sea berahap yang Klien mungkin mencatat sedikit atau ‘apa maifestasiKlinisselama beberaPa tahun. “@Manifestasi Klinis DM ‘adalah peningkatan feensibuang ar kecil (poliuria), peningkat dus minum (poliips) dan karena penyakit berkembang, purnan bert badan meskipun lapar dan peningkatan. rnakan (polifag). Tabel 45-1 dan ‘Tabel 45-2 mencantumkan sfllis umum dan ciri yang membedakan DM. sak entra dengan fp yangbiasanya terjad sDMtipe 2, onset an rasa haus Diagnosis DM Pemeriksaan fisik, riwayat m Akan untmenghaj len dengan DM tinismeyakinkan adanya DM, akan tetapi ui dibauhkan menegakkan diagnosis past edis dan uji laboratorium $e Manifestast Jaboratorium XadarGlukosa Darah Puasa Sanpe glukosa darah puasa diambil saat Klien tidak Madan makanan selain minum air selama palin tidak 8 Jam. Sampel darah ini secara umum. ‘mencerminkan mendapatkan cairan Penatalaksanaan ‘alaksanaan pada Klien dengan Diabetes Melitus 07 kadar g Jar glukosa darah puasa memberikan indikasi paling bak dari keseluruhan home ostasis glukosa dan m untuk mendiagnosis DM. ee Kadar Glukosa Darah Sewaktu S@ Klien mungkin juga didiagnosis DM berdasarkan ‘manifestasi Klinis dan kadar glukosa darah sewaktu > 200 mg/dl.” Sampelglukosa darah sewaktu diambil sewaktu- waktu tanpa puasa. Peningkatan kadar glukosa darah rmungkin terjadi setelah makan situasi penuh stres, dan dalam sampel yang, diambil darilokasi IV atau dalam kasus DM. Kadar Glukosa Darah setelah Makan Kadar gukosa dara setlah makan dapat jog amb digunakan untuk menciagnosis DM. Kadar gokoss darah seclah makan diambilstelah 2 jam makan standat dan ccerminkanefisiensiambilanglukosa yang dipernia perf. Secara normal, kadar gkoss darah seharusnya kembali ke kadar puss didalam 2 jam. A$ Kadar glukosa darah 2 jam: setelah makan > 200mg/dl selama tes toleransi glukosa oral (OGTT)2" memperkaat diagnosis DM (Kotak 45-2) Pada lansia, tinggi, secara spesifik meningkat 5- men insulin oleh jaringan 2 jam, sedangkan ste penurunan mila pals Hab 45 Penatalaksanaan pada Klien deng J8n Diabetes| Meinas klasik OM i yn aa, —basanya ak a2 ina rpks00002) 9020 | se {pong Mab as py ixibukti ketoasidosis (isa mul, muntah,atay gare yet erm everapa sti si glukoss ip mendeteksi keton seperti halnya WP Walaupun pemeriksaan urine etl = ahui keberadaan keton, pemeriksaan efng untuk mene er dda urine bukanlah metode yang relibel fr aot pemanaua proteinuria yjroalbuminuria mengukur jumlah protein di gum arin (proteinuria) secara mikroskopis, Adanya pein (nitroalburninuria) dalam urine adalah gejala aval dari penyakit ginjal. Pemeriksaan urine untuk rilvealbuminuria menunjukkan nefropati awal, lama sebeum hal ini akan terbukti pada pemeriksaan urine rutin, SADA merekomendasikan semua klien DM di vi mikrolabuminuria setiap tahun. Namun, beberapa len perla pemeriksaan lebih sering untuk mendeteksi peralanan penyakit ginjalterkait efek yang tidak diinginkan dariobat-obattertentu pada ginjal. Pemantauan Glukosa Darah Sendiri (PGDS) Kunci memanajemen DM adalah menjaga kadar glukosa darch sedekat mungkin ke normal atau dengan jarak target yang disepakati oleh klien dan penyedia pelayanan Kesehatan. Pemantauan glukosa darah sendiri memberikan tumpan balik segera dan data pada kadar glukosa darah, “> FGDS direkomendasikan untuk semua klien DM, tanpa ‘memperhatikan apakah klien dengan DM Tipe 1, Tipe 2, #auDM gestasional, PGDS sebuah cara untuk mengetahui bagaimana tubuh berespons terhadap makanan, insulin, altivitas, dan stres.'° Frekuensi dan waktu PGDS bergantung pada Kebutuhan dan tujuan dari masing-masing individu Klien. gi kebanyakan kien dengan DM Tipe 1 dan perempuan anil yang mendapat insulin, PGDS direkomendasikan > 3 {al scar Tes seharusnya dilakukan sebelum setiap makan, lum waktu tidur dan mungkin pada pertengahan “alam (3 pagi). Bagi klien dengan DM tipe 2, frekuensi waktu PGDS disepakati bersama antara Klien dan P Pelayanan kesehatan. Jika klien dengan DM tipe ioe obat-oabt oral, PGDS tidak dimonitor sesering hada, Pope Pane endapat insulin Waktu ekstra untuk seharusnya termasuk sebagai berikut. ‘natalaksonaan pada kien go Men misonaan pada Kien dengan Diabetes "Oia ei « on Ketika memuta . IT pas ‘aU Insulin, al obat ya Wukosa dara (ergy ™MEMACU Lady Ketikasakit atau Ketika memu Fencana aktivitas fisik es . ® Penatalaksanaan medis bag Pasien dengan Do ‘meliputi pengembalian dan pemeliharaan kadar ukoss Senormal mungkin dengan diet seimbang, olaraga, dan penggunaan obat hipoglikemik oral (OHO) atau insulin." Umumnya, ketika DM diobati secara sukses, klien terhindar dari komplikasi hipoglkemia dan hiperglekemia. Namun, komplikai mungkin berkembang pada beberapa Klien DM meskipun Klien berupaya keras tuntuk mengendalikan secara saksama penyakitnya. Pendidikan kepada klien pada aval dan seterusnya adalah sangat penting di dalam membantu klien mengelola kondisi kronis ini. Intervensi harus bersfat individual terhadap tujuan kien, usia, gaya hidup, kebutuban nutrs, maturasi, tingkat aktivitas, pekerjaan, tipe DM, dan kemampuan secara mandiri untuk melakukan keterampilan yang diperlukan dengan rencana penatalaksanaan. Menggabungkan aspek psikososial dalam rencana penatalaksanaan adalah sangat pent!" ‘Mempertimbangkan Nutrisi yang Tepat nen esensial dati Penatalaksanaan diet alah Komponen Som tik. Jaksanaan dan perviaan diabet reas LOCO ro. me terkontrol-plasebo, randomisasi unik den I saapes kik ek MAA etd tay dar 27 ljanan Kesehatan di Amerika Serikat Rata, len 51 tahun dan 68% perempuan, Individu., ust ‘memilki IMT 2 24 dan kadar glukosa darah 5,3-6,9 alam kondisi puasa dan 7,8-11 mmol/L dalam 2 an 75 gram glukosa oral, Keikusertaan nen ditkutsertakan ke dalam program Sets) intensif (n= 1.079), rekomendas gaya ip standarditambah metformin (850 mg, 2 x sehari) untuk i (n= 1.073), atau plasebo (n = 1.082), gaya hidup intensifterdiriatas sebuah intervensi siyang akan menjaga pengurangan > 7% berat badan jit rendah kalor,rendah lemak dan aktivitas isk paisa clsogen untuk bertahan hidup. Namun Kien teknkcinjes, tempat ‘njeksi, kadar antibod! insulin faqnDM tipe2 mungkin butuh untuk memakai insulin respons individual kl, semuanya dapat memengaany memengaruh ‘supengndalkanglukosa adekuat, khususnya pada saat onset, pncak, dan duray ‘Kerja insulin. Poa sekres normal fae insulin endogen mengikut sere kadar bas, dengan peningkatan produksi dalam merespons terhadapbeban Karbohidrat yang baru masuk. Pada Klien DM Tipe 1, ‘tujuannya adalah untuk menyerupai peningkatan insulin ini dengan injeksi insulin eksogen, Samber Insulin, Insulin dibuat dengan teknologi Dxtrekombinan (human insulin) dengan durasi kerja ‘bela (cepa, pendek, sedang, dan lama). i“ insulin mempunyai durasi waktu dan Insulin Kerja-Cepat. Perkembangan analog insulin Mnctk berbeda. Perawat harus yakin bahwa Perawat mem kerja-cepat disetujui tahun 1996 untuk memperkecil berikan di i isetujui tahun 1! a si ieee ! : ng benar, , keterbatan penyerapan human insulin regular “@PInsuin erja-cepat analog insulin lispro (Humaleg) = =! i daar mangjemen —— ‘ten yan perl terapi insulin menerima aera felah ested oe vee ite iroduksioleh teknologirekombinan Pe 1 dan2 gi rekombinan ae fe (DNA) (Tab 45-3) Dibandingkan Pots dan kerja Huma er ‘waa hewan (animal insulin), puncak human & terhadap nee a rast Nanyang ge dapat dipredicsi, memiliki durast obat dimulai se! ihe dalam 1 jam dan dengan dar festnpuay 9 eetdek dan mengurangi antigenistas ponekns do eee 1-4 jam. Kedua analog ins aaa Sea in Retastan respons antigen), dan cae petan atau dengan pore infxiarit Nbanelengy 8!babkan lipoatropi (gangguan terus menerus dan scarusnya dierk Pitenpa egg kehilangan lemak: subkutan) lain eke wate ee a menurunkan kadar glukosa Thaiki trans ent Por glukosa ke dalam Sey Buloss 4 ttthan glkogen dan asam amino 40 jenis insulin yang digunakan, sebelum makan. dalam Kedua analog memberikan a ee ‘mencapai pengendalian gluko mencegah atau memperlambat Bab 45 ‘Humalog (insulin lispro) Novolog (insulin aspart) Humolin R (regular) NovolinR (regular) Humulin N (NPH) Humlin L (Lente) urmlin 70/30 (premixed) (70% NPH, 30% regular) ejeyanang Homulin U (Ultralente) Lantus (insulin glargine) sestuk Kristal protamine (kerja-sedang) dan 30% larutan (kera cepat) insulin aspart.' “@®Pemberian insulin canporan menghasilkan glikemia lebih normal pada klien dandingkan penggunaan insulin tunggal. Ketika insulin here cepat dcampurkan dengan insulin kerja sedang atau kerjalama, insulin seharusnya diberikan di dalam 15 menit sébdum makan Dosis Insulin, Terapi insulin scharusnya berbeda setap individu. Untuk Klien dengan diagnosis DM baru, semen sederhana dengan dosis tetap mungkin digunakan Pertama kali. “Permulaan dosis insulin 0,5 unit/kg/ tat Dua per tiga dosis umumnya diberikan pada pagi tar dun sepertiga diberikan malam hari. Tim pelayanan n bekerja untuk menyesuaikan jumlah dan waktu asi untuk memperhalus pola normal. Jadi dosis dapat “neiatkan. Algoritma adalah pedoman detail untuk Senbanty Klien untuk menyesuaikan senditi dosis harian ee ee kadar PGDS, asupan makanan, Barge te rutin normal (misal sak atau Gein, MnaBunakan pendekatn prospektif Das mal ereedalian lakosa dara?» ie ures bervariasi karena pengaruh ae ae 2 menggambarkan contoh eck alam penentuan dosis, tim lena atus ™empertimbangkan baik as aya Pomel terhadap insulin, Setelah bet Pennant Kien belajar agaimana Shoo maken Salam dosis insulin, waktu, Sah yang on lahraga. Fluktuasi kadar glukosa Menbanty ki Pat dijelaskan sering terjadi. Tim perlu lien Merasa Mon ™engendali ree diri dalam kemampuan Penatalaksanaan pada Klien, ‘dengan Diabete s Metitus hy Le ‘Terapi Pompa Insulin. Pompa kecil mudah dibawa- bawa untuk pemberian insulin regular terus-menerus kadang-kadang digunakan (Figur 45-3). Pompa kecil, dipakai di luar, menyuntikan insulin secara subkutan ke dalam perut melalui sebuah tempat jarum indwelling yang diganti setiap 1-3 hari. Insulin dinfuskan secara normal pada laju kecepatan basal rendah (laju kecepatan yang cocok dengan kebutuhan metabolik basal klien), dengan menambahkan jumlah infus insulin lebih besar (bolus) sebelum makan. Pompa insulin umumnya memperbaiki glukosadarah dengan cara infus insulin subkutan secara terus-menerus. Namun, alat itu tidak terpasang mekanisme umpan balik untuk memantau kadar glukosa darah. Untuk kemanfaatan pemakaian pompa insulin, klien harus patuh dengan syarat diet dan biasanya harus memberi insulin bolus sebelum makan secara tepat. Klien harus juga memantau kadar glukkosa darah 4 kali sehari dan buat keputusan dosis dengan menggunakan keterampilan smemnecahkan masalah. Komplikasi dari pemakaian pompa insulin meliputi infeksi pada tempat penyuntikan, hipoglikemi dari tidak berfungsinya pompa atau keslahan menghitons dosis insulin, dan ketoasidosisdiabeik dari injeksiinsalin terlalu kecil untuk memenuhi kebutuhan tetap atau ening metabolisme. nee inna len eS divupervis scar ett bak len avatinap MOP TT jalan, Selama supervisi ini, dokter arena eA untuk dosis basal dan bolus sebelum makan, Beas kebiasaan diet klien dan olahraga Klien dan POY i _ Peneliti sedang berusahs insulin sebelumnya. iene »mahami bah sharusnyan ‘xubera tidak menggantikan a untuk semua insulin injeksi yang dipakai setiap hari Klien dengan DM tipe 1 akan menggunkan Exubera dalam sombinasi dengan injeksi insulin kerja-lebih panjang, ceangkan Klien DM tipe 2 mungkin menggunakan saubera sa seperti insulin kerja-cepat (waktu makan) saudi dalam kombinasi dengan obat diabetes orallinnya dan atau insulin kerja-panjang. “@® Data dari penelitian kelompok Pengobatan intensip ib Apucisan Koen ange tt Kg ‘ipereaya menjadi lbihbearday haga ee komplikasi eurologi dan mikrovasy Y ene ula hasil peneltian, ditckomendasian bata hi aa lien DM tipe lem dengan memperatkankienanlah aur ee Pt kes menguslkan bahwa ketika obat diabetes oral_beratberulang stay hipoglikemia yang tidak dee gel peda Klien DM tipe 2, penambahan insulin hirup sa sebelum makan, memperbaiki pengendalian glukosa.” Seperti dengan semua bentuk insulin, kemungkinan sebagai penggunaan > ? ober Antidiabetes oral atau obat sfc samping Exubera adalah hipoglikemia, Pemakaian oral dikombinasi ddengan insulin, YOO Keuntungan trap Bubera demikian juga menyebabkan batuk, mulutkering, —kombinasi dalam Deberapa contoh manfattambahan pat tidak nyaman pada dada atau napas pendek, Terapi Kombinasi, Terapi kombinasi didefinisikan h ditunjukkan dari 2 tipe bat berbeda yang dapat nelengapi dan memantapkan satu sama lin, Exubera tidak direkomendasikan pada Klien Beberapa klien DM tipe 2 (kebanyakan nonobesits) ‘merokok atau telah berhenti merokok dalam 6 ing hanya minum obat sulfnilurea gagal menormalkan uk yang a puis terakhir; memillkl penyakit paru tidak kadar glukosa dara tapi insulin eah etuhten ria & bolik dini dak ‘erkontrol atau tidak stabil; atau alergi insulin, untuk mencapai kontrol metabolik sangat dini dalam 4 perjalanan penyakit. Pada Klien ini, doss insulin =e . Terapi DM Intensif. “© Tahun 1983, NIDDK mencolok lebih tinggi dibandingkan klien DM Tipe 1. H fe i insulin. Oleh Karena Sengadakan uji Klinis randomisasi 10 tahun untuk ini dihubungkan dengan chee save : - dura Keamanan dan menentukan manfaat dari terapi eee eee ba °M intensif.Penelitian DM yang paling komprehensif dengan mengurangi resista eae eee Pemnah dilakukan, mi yde__bahwa mengombinasikan terap ins = ssn » membandingkan pengaruh 2 metode bahwa meng ie ease Soa ea jal Pregobatan berbeda pada perkembangan jangka panjang mungkin menjaddi bee _ arias wakt sang pik ee * terkait DM.” Responden dialokasikan secara insulin kerja sedang pa oe she disebut BIDS Ee cpak {#2 Kelompok pengobatan intensif dan hari sulfnilure, Rejime orale ES Pengobatan konvensional (bedtime insulin with daytime su sk Kien dalam, Kelompok pengobatan intensif belajar Klien Medis mene uaika 2 ji Keperawatan pada i kos senor °° insulinnya untuk menjaga kadar ~ Manajemen Ke eas normal munya, ti Kinsln sehen &Kit- Pengobatan mencakup 2 3 Perawatan mandiri diabetes al ee raat 6 ar! atau pemakaian pompa insulin; kadar . Klien DM harus Pa P82 4 kali shay ee dan keluarganya. it dan menjadi fos Prana rencana makan spesial; rawat inap ujui perawatan mandir ala pengobatan en unjungan klins setiap minggu sampai ae ee tim untuk pengobatan. Ce ee Pokaan: Klompok pengobatan konvensional he logis bukan caraatauakir at poe On Ken pe 2a shart Pane eliputinjeks insulin sekalai atau berarasan dengan penyakit 0s an Se Penege oS batia; dan unjungan klinik setiap iti secarakonsistens MEMPEEPAM ab Nuk on i memantay Mien pada kedua kelompok on terhadap tingkat re pratis en : ‘ Poy Peni me wom na a dibetkcetiopat juga ginal personal adalah pert alah EPPS nda neuropati). YO i ‘ teknik- pee il peneliti F kan dan bib tings! Sean bahwa terapi ee ea oo Baas penerimaan YaB 8 loron pa > 79g, a8 Komplikasi kronis DM sebesar ee ies "ko hipoglkemia lebih tinggi pada jomendasikan untuk terutam mendapat a sestial osial, xp palkotog, peker}a i kaki, Perternuan Hi penyakit She oleh spagi informasi yang dipe a0 pa van untuk mengembangkan i berespons terhadap prioritas an Klinik Klien. Pengintegrasian dari berbagai omunikasi esensial terhadap rencana edukasi peran dalam im memperkvat perawatan mandir Kien AMP Terdapat 2 pendekatan unt ts Pendekatan berbasis kepatuhan adalah dimaksudkan vrak memperbaiki epatuhan terhadap rekomendast pengobatan oleh petugas Kesehatan profesional. Hal ini berdasar asumsi bahwa profesi pelayan Kesehatan adalah abli perawatan DM, umumnya, Klien seharusnya patuh dengan rekomendasi ahli mengenai penatalaksanaan sendiri DM. 1 Didalam pendekatan berbasis pemberdayaan, tujuan primer edukasi DM adalah untuk mempersiapkan Klien ‘untuk membuat keputusan setelah diinformasikan mengenai perawatan DM mandiri. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa banyak klien DM dapat bertanggung jawab untuk pembuatan keputusan uk edukasi DM" rumit dan penting?"" Petugas Kesehatan profesional menggunakan beberapa kombinasi dari dua pendekatan berdasar pada, nilai dan pemahaman Klien terhadap tujuan edukasi. Untuk contoh, Klien yang baru terdiagnosis DM mungkin bijak bagi tim membuat banyak keputusan sampai Klien ‘menjadi familier dengan manfaat dan biaya dari berbagai perawatan mandiri diabetes. Edukasi kelangsungan hidup mencakup informasi krusial yang perlu untuk memenuhi kebutuhan segera kelangsungan hidup Klien, Hal ini bervariasi antarklien. Contoh,injekst insulin adalah keterampilan kelangsungan hidup bagi Klien baru terdiagnosis DM tipe 1 akan tetapi tidak mungkin untuk menjadi keterampilan yang perlu bagi jaien baru terdlagnosis DM tpe 2, Informay jg hidupbervarlas alam iinya, bergantung pgg via kien tapi cenderungfOkus pada eter My injeksi insulin, pengobatan hipoglikeria, a ™ tendir!glukosa, penatalaksanaan sakitharigny iy abetik, dan informasi dasar diet, Ketika vig ari dengan Keterampilan bertahan hidyp, yy mmalanjutkan untuk informasiJebth dalam so mmenampilkan esens! ist edukasi DM, Kia, Pengkajian. Klien dengan DM harus dipantay untuk tingkat pengetahuan dan melakukan mandiri. Tipe DM, kondisi Klinis Klien, dan pengobatan juga merupkan pengkajian pening =~ kdien apakah minum vitamin, mineral, atau sipleney, untuk menurunkan kadar glukosa darsh tau utes Jain. Terapi Alternatif dan Komplementer member informasi tambahan pada hubungan ata in dengay, © Krom dan bawang putih mungkin menurunlan ce glukosa dan kadar kolesterol dan magnesium mjc meningkatkan sensitivitas insulin Pree: kia, arbei Eropa, mungkin juga menurunkan kadar guioa® ‘Niacin mungkin menggangu toleransiglakosa Diagnosis, Hasil yang Diharapkan, Intervensi Diagnosis: Kesiapan untuk Meningkatkan Kemampuan Fear Mandir. Klien dengan DM harus mampu untukmeles perawatan mandiri guna menjaga keadaan terhotd baik, mengarah kepada perawatan diagnosis Keie untuk Meningkatkan Kemampuan Perawaten Mode berhubungan dengan keinginan untuk belajar list DM dan pilihan penatalaksanaan, aktivitas sk penatalaksanaan DM, dan penatalaksanaan diet DM asi yang Diharapkan. Klien akan terkalt m8! patofisiologi DM menjelaskan kebutuhan aks perencanaan makan dalam pengobatan, anita Komplikasi akut dan kronis. Klien akan m0 program aktivitas fisik untuk menjage kadar 0 pada set awal dan akan mengidenti strate ‘memantau dan mencegah komplikas Klien akan menetapkan diet terhadap pengendalian gluke memilih makanan yang memenubi IST serta menawarkan diet seimbeng Y="8™ lanstomi dan fstolog!) pankrens dan ec arannyateradap Fung abnormal DM dan 0 mataiban here Mapinanahapan’mana/mengapa memberikan insult a jan/pembuangan insulin dan jaram rei harian kadar glukosadarah sat harian keton dalam urine "DM (definisi, penyebab, gejala, pengobatan) ipoglkeinia, Ketoasidosisdiabetik, HHNS “mikrovaskular dan makrovaskular Pere Ona OLSar ateregeT hk 2003 “tec of a multivitamin and mineral supplement on ad gay ol eA randomised, double ind, placebo-contoed ia’ cel mer Mein 138, 365-371 ‘Mengenali kapan ia perlu mengganti makanan atau ‘Mengurangi ukuran porsi untuk menjaga kontrol glukosa ‘Gatch, Klien akan mendiskusikan dengan tim pelayanan ‘mengenai kesulitan yang dihadapinya dalam Klien deryan (habretes Metts kepatuhan rencana diet, menjaga kadar glukewa darah dalatn parameter sebelurnnya Intervensi Menjelaskan Patofisiologi DM. Anda atau penyulubs diabetes seharusnya mnenjelaskan kepada kien dan keluarys mekanisme dasar patofisiologi DM dan bagsimans ditangani, Kadang-kadany ninasi diberikan as atau rekaman video. Klien sebuarusmys juga menerima beberapa bentuk informasi tertulis untuk ‘menguatkan materi. Selain itu, klien seharusnys dipantas untuk penolakan dan kemarahan tentang diagnosis sebagai bagian respons mengatasi masalah, Rencana Program Aktivitas Fisik. Klien dengan DM harus berkonsultasi dengan dokter sebelum memullai program latihan fisik. Skrining aktivitas fisik sebelumnya mungkin mencakup riwayat, pemeriksaan fisik, AIC, tes pembebanan latihan fisik, evaluasi kaki, dan tes kadar glukosa darah laboratorium. Klien DM mungkin tidak mampu latihan fisik berat untuk mencapai laju jantung terhitung karena kondisi jantung yang ada sebelumaya, usia lanjut, atau masalah sendi. Klien seharusnya dibanty untuk memilih rejimen latihan fisik dan untuk menyusun tujuan yang beralasan., karena peningkatan tingkat aktivitas bermanfaat. Jalan-jalan biasanya ditoleransi dengan baik. ‘Menggunakan sepeda statis atau berenang mungkin bagi Klien dengan masalah kaki. Klien DM harus memulai aktivitas baru pada tingkat dan durasi dengan intensitas yang ditoleransi baik, dengan bertahap (periode minggu atau bulan) meningkat dalam intensitas dan durasi sampai tujuan latihan fisik tercapai. Latihan fisk scharusnya termasuk periode pemanasan dan pendinginan sebelum dan setelah aktivitas. Hal ini paling baik untuk latihan fisik pada waktu hari yang sama jika ‘mungkin, Oleh karena latihan fisik teratur sangat penting, Idien merencanakan alternatif latihan fisik dalam kasus lingkungan atau faktor lain yang membuat sulit latihan fisik seperti biasanya, “@>Latihan fisik tidak terencana dapat berbahaya bagi klien yang memakai insulin atau bat antidiabetik oral. Selama periode latihan fisik, otot distimulasi menggunakan glukosa, Oleh karena itu kadar slukosa dapat turun mendadak.* Mencegah Komplikasi dari Aktivitas Fisik, Klien scharusnya yakin cukup Karbohidrat secara adekuat Gangguan Metabollk 650 unit 10 ‘Kayu Manis dan Kadar Glukosa Darah Fencvian tal Konsum ayo ants dan penurunan 9, varyan kadar kolestero, dan pengurangan kadar eeu alan adalah bermacan-maca. nein tahun 2003 Pavietan teri atas 60 kien DM tipe 2 (30 akt-laki dan 9 Y dengan rata-rata ula S2 tahun yang drandomisas ‘ah 1 dar lompok Klompok eons a “ma Jay manis arian ari dan ern plc cae star. Sih ha | semua orang pada kelompok yang mengonsums kayu manis | mengalami penurunan kadar glukosa darah puast 18-29%, pfesterol total 23-26%, kadar LDL (Kolestrol ahs) 7-17%, dan ‘nigserid 23-30%, nam, tidak ada perubahan pads kadar HDT (olesterlbaik), Perubaban tidak signifikan ditemukan pads -elompok plasebo untuk semua ria _ © Namun, dua peneltan lan tahun 2006 hasinya agek | peneotangan: Peneltian di Jermastrhadap 79 Klien DM pe 2 | ang minum obatatilabetes oral tap tanps inslin, Responder | Mitokasilan secara acak untuk minum plasebo atau kapsul kaya | Imani 3 gram 3 Kal sear selama 120 hari. Terdapat penurunan li besar kadar hikosa dara secarasignfikan pads Kelompok ‘kayu manis dibandingkan kelompok plasebo (-3,4%). Klien | dengan kadar hss arable gg mempunys pont sebelum latihan fisik. Klien seharusnya makan 15-30 gram karbohidrat sebelum latihan fisik jika kadar glukosa darah < 100 mg/dl dan seharusnya membawa makanan kecil th besardibanding Kien dengan kadar lebih rendu, dea eperbedaan signifikan HbA aa kadar a vinara kelorapok kayu pulh dan plasebo, j ‘ada pencltian ktiga dar Helanda? total 25 orang yg 2, perempuan pascameniopause dengan ralatata usa dah INT 30 diberikan 1,5 gram kay sanks atau pl spinggu.Sensitivias insulin, Kadar glukoss dan kadar tidak berubah pada kedua Kelompok. Ketiga peneltian ersebul mempunyal besarsampe dan kerangka wakdu terbatas untuk konsums! kayu m Jearenatu ji terkontrol randomisasi dengan besar Iebih besar diperlukan sebelum kesimpulan terkait ayy putih melalui kapsul atau bubuk ditetapkan, REFERENS! 1. Khan, A. dk 2003, “Cinnamon improves ‘people with type 2 dabetes: Diabetes Cae, 2, Mang, B, dk. 2006, “Eect of cinnamon « flucose, HbA, and serum lipids in diabetes European Journal of Clinical investigations, 36(5), 3 3, Vanschoonbeck, K., dk. 2006. ‘supplementation does not im postmenopausal type 2 diabel 135(4),977-980. berkarbohidrat juga mengidentifikasi DM nya ik kadar glukosa darah 100-150 mg/dl, klien mungkinlatihanfisk dan makan makanan kecil kemudian. Jika kadar glukos. darah lebih dari 250 mg/dl dan tidak baru saja makan, kadar keton sebaiknya diperiksa. Klien dengan kadar slukosa ini sebaiknya menunggu untuk latihan fs karent aktivitas berat dapat meningkatkan kadar glukosa darah dengan mengeluarkan simpanan glikogen, “@>Alkokal dan beta-blockers seharusnya dihindari karena munghin meningkatkan risiko hipoglikemia atau hiperglikemia Perencanaan Terapi Diet untuk Mencapai Target Kadar Glukosa Darah, Perencanaan diet seimbang odahh penting bagi semua klien, apakah tidak atau mempur penyakit DM, Tekankan pada klien dan anggota kelus bahwa Klien tidak makan makanan “diet diabetik’ P+ lebih dari itu, mengikuti rencana makan seimbans Kepatuhan terhadap prinsip diet adalah salah sau ae paling menantang pengelolaan DM. Hal int pes up? keras tim. Untuk sebuah rencana efektif pengajian PO makan, pengetahuan rencana makan yang sehats anit dan kemampuan untuk memodifikasi dan Keebutuhan dit adalah penting, “@>Informasi spesifik diet seharusty mencakup sebagai berikut. | Bab 4s wn Selera makan fg Penggunaan alkohol fg Penggunaan pemanis buatan js Alergi makanan fr Pengaruh kultur dan etnis pada ebiasaan makan fs Kemampuan untuk memperoleh dan menyiapkan mmakanan (termasuk kemampuan kevangan) tg somber daya terkini yang digunakan masyarakat fu Jumlah dan aktivitas fisik ig Penyakit kronis yang perlu modifikasi diet 1 Penyakit Gl fg Vitamin, mineral dan suplemen makanan yang digunakan 1& Pola BB 1 Pola makan terkini w= Perhatian diet Klien 1 Kesehatan gigi dan mulut '§ Obat-obat dengan implikasi pada makanan asl pengkajian ini membentuk gambaran personal yang digunakan untuk mencapai tujuan secara individual Sebagai anggota tim pelayanan Kesehatan, Anda harus mempunyai pengetahuan baik pengkajian nutrisi dan intervensi yang sesuai. Pengkajian dasar nutrisi meliput tkuran antropometrik, uji biokimia, pemerikasaan fisik, dan evaluas diet. Tidak ada parameter tunggal yang dapat mengukur kondisi nutrisi atau menentukan masalah tau kebutuhan, Figur 45-4 menunjukkan bagaimana pengkajian yang layak ke dalam rencana nutrisi total untuk Penatalaksanaan kolaboratif DM. Setelah pengkajian, tujuan individual ditentukan, Pengkajian nutrisi dan Pemzhaman nutrisi optimal klien dapat mengarah pada PPengurangan faktor risiko masalah kesehatan kronis dan ‘meningkatkan keseluruhan kesehatan merupakan titik ‘aval bagi pemilihan tujuan. ‘Untuk contoh, jika klien DM tipe 2 dan obesitas, ‘menekankan bahwa perubahan nutrisi dapat membantu hee menurunkan kadar glukosa darah, menurunkan lar lemak, dan menurunkan tekanan darah juga ‘membantu dalam menurunkan BB. Penurunan BB jug? _ Tanpakmeningkatkan sensitivitas insulin dan menormalkan Produksi glukosa hati, Klien juga seharusnya memahami F Pe eres nine a Eta “wal jika keadaan nutrisi tidak membaik, obat penurun & Penatalaksanaan pada Ken dengan Diabetes Melitus 6 glukosa, insulin, obat penurun eee eer Sebuah standar “diet diabetik” pee ert teenatnrpcg » ada banyak pila diet (Tabel 45-4). “Pada dasarnya, kien DM: ae ‘ Seu rs ak meng Peon Ds aa Depaneet He ae ) yang dikeluarkan oleh US. anette Coa Gaia luman Services (USDHS) tahun 2005 untuk pedoman nutrisi terkini terekomendasi.* Kalori. Pembatasan kalori, khususnya bagi orang dengan obesitas lama mungkin dipersepsikan secara negatif. Obesitas adalah interaksi kompleks antara faktor genetik dan lingkungan. Pendekatan yang paling sukses ‘untuk pengurangan BB tidak jelas, tapi Klien seharusnya memahami pembatasan kalori, latihan fisik teratur, ‘modifikasi perilaku, dan menerima dukungan kelompok serta profesional. Pengurangan kalori sedang didiskrpsikan sebagai pengurangan 250-500 kalori/hari dibanding biasanya. Pengurangan kalori lemak mungkin menjadi modifikasi awal yang baik. “A Olahraga teratur (3-5 kali seminggu) meningkatkan penurunan BB dan prediktor eberhasilan pemeliharaan BB. Protein. Umumnya, warga Amerika dengan tau tanpa DM mengonsumsi lebih banyak protein dibandingkan ebutuhan untuk memenuhi kebutuhan nutrsi. Protein seharusnya disertakan dalam diet melalui berbagei sakanan, Diet kalori sangatrendah sering defisien protein dan mungkin menyebabkan percepatan pemecahan protein. antihipertensi :NGKALIIAN medisidiet LUkuran antropomet Data biokiia i rnuttist sebagai bagian dari rencan> tolpboratif diabetes (O3t2 Ct) pathophysiology: Biologie) philadelphia: saunders) mm FIGUR 45-4 Pengkaiian total untuk penatalaksanaan Kol*® Copstead, LC, & Banas J: 2000, and behavioral perspect pests 652 Unit 10 Gangguan Metabolik ‘Adekua untuk menjamin pemeliharaan ‘simpanan protein tubuhi Klien DM memillk persyaratan protein sama sepert orang tanpa DM; urmamnya, 10-20% kalori total arian seharusnya berasal dari protein (sama dengan 0.8 g/ke/hari) ‘Kurang dari 30% kaloriseharusnya dart Temak, dengan < 10% berasal dari sumber Jemak jenuh,jka faktor risiko individual mx peningkatan kadar VLDL ‘dan LDL, kalor total dari lemak jenub Pada kasus tertentu, protein mensyaratkan variasi dari orang dewasa yang direkomendasikan pemberian harian; hal ini benar bagi bayi, anak-anak, remaja, dan perempuan hamil.’ Lemak, USDA survai konsumsi pangan nasional memperoleh bahwa kebanyakan orang Amerika makan begitu banyak lemak. Kira-kira 36% kalori dalam rata-rata diet orang dewasa berasal daari lemak, dengan sekitar 13% dari lemak jenuh. “@> Rekomendasi umum bagi orang ‘Amerika adalah untuk menurunkan total diet lemak 30% atau kurang dari total kalori, dengan lemakjenuh diturunkan sampai kurang dari 10%. Penurunan ini konsekuen dengan diet untuk mengurangi penyakit jantung pembuluh. Karbohidrat (KH). Kebanyakan abad ke-20, paling besar bertahan kepercayaan tentang pengobatan diet DM bahwa gula tidak dihindar Sedikit atau tidak ada dukungan bukti ilmiah untuk asumsi ini, Ketika makanan | suber gia tunggal,sukrosa menghasihan resp slikemia serupa terhadap rot dan pasta. Di Amerikaserjes erika, Ikan hampir separuh au Suan t KH dalam bentuk gula sederhana, “® Pedoman ia rata-rata diet mengha mengusulkan 50-60% diet scharusnya terdir tas KH, uy bentuk sederhana maupun kompleks. Sesekali makanay penutup tinggi sukrosa bukan masalah bagi Klien Dyy ketika dihitung dalam rencana KH dan kalori total haan leh karena beberapa makanan penutup juga tinggi lem namun, seharusnya dibatasi.! Manajemen Diet untuk Klien dengan DM Tipe 1 Makanan seharusnya disesuaikan untuk cocok dengan kerja insulin, Makan pagi seharusnya dimakan dalam 1 jam setelah dosis insulin pagi (segera setelah injeks insulin kerja cepat digunakan) dan KH seharusnya dimakan seitar 3 jam kemudian; makan siang seharusnya dimakan sektar 4-5 jam setelah dosis insulin pagi. Ketika injeks insulin berulang digunakan, fleksibilitas lebih besar dengan wakty makan adalah mungkin. 2©Contoh-contoh pendekatan diet ketika bekerja dengan DM tipe 1 adalah sebagai berikut. @ Selebaran tersedia dari sumber pemerintah seperti “My Pyramid” USDA dan publikasi USDHS, di mana memakai pendekatan empat dasar kelompok makan* ® Menu individual dikembangkan dengan kolaborasi antara Klien dan ahli gizi ® Sistem pertukaran, direvisi terakhir tahun 1986, yang ‘membantu perencanaan makan seragam; tersedia dar ‘ADA dalam pamflet sederhana yang disebut Healy Food Choices atau dalam versi yang diperluas disebut Exchange Lists for Meal Planning @ Hitung komponen diet seperti menghitung kalori dan, gram lemak 1 Sistem angka (poin) yang memakai daftar makanan dengan nilai angka dan jumlah total angka ditentukan © Sistem total glukosa tersedia, di mana melihat makans? pada batasan efek metabolik makanan (Klien bermotis tinggi yang ingin fleksibilitas mungkin suka sistem it) Diagnosis: Rsk Glukosa Darah Tidak tabi. Seorang Klien 88° DM harus memahami dan mampu untuk memantau 3 glukosa sendiri dan belajar menginjeksi insulin seat mandiri, mengarah kepada diagnosis keperawata” dart Risiko Glukosa Darah Tidak Stab berhubungan der” kurangnya pengetahuan dan kurangnya pengalamat sebelumnya dengan pemeriksaan darah dan write dan Bab 45, sarang pengetaan dan KUT pengalaman dengan penyntika insulin sendiri. sostyngiharapbon Klien akan menetapkan tujuan personal toy parameter Kton dalam urine dan pemedisean iukoss darah (termasuk waktu), dan mendemontrasikan feik benar untuk pemeriksaan keton urine (termasuk wu) Klien akan memerksakan kadar glakoss darah va eratur(termasuk slama sakit dan Ketta dalam alanan) dengan menusuk sisi jari di mana ujung saraf pep sedikt dan lebih banyak darah tersedia. Klien akan rmeris keton urine stat kadar glukosa tinggi (> 240mg) ) atau selama sai; simpan catatan semua pemeriksaan Gjjakakan dan bavea catatan ini ke kunjungan teratur Jeng suda trad; dan menyimpan slat pemerkssan jah dari panas sina, dan lingkungan lembap. ‘lien menyatakan bahwa insulin mampu menurunkan kadar lukosa darah,serta menyebutkan jenis dan nama inslin yang diresepkan disertai onset, puncak, dan durasi Kerjanya masing-masing, Klien akan menginjeksi pada waktu teratur, 10-60 menit sebelum makan, setiap hari, tuabkan ketika sakit. Klien akan mencuci tangan sebelum menyiapkan injeksi insulin, dan mengambil dosis tetap menggunakan teknik sterl. Ketika memakai dua tipe insulin, klien akan menyiapkan dosis tetap setiap insulin ke dalam alat jarum suntikberbeda tanpa mengotori botol lain (regular insulin diambil pertama kali). Klien yang menggunakan insulin sdargine (Lantus) harus mengambil insulin glargine dalam jarum suntik terpisah dan tidak mencampur dengan insulin lain. Klien akan menunjukkan teknik injeksi insulin yang benar. Klien akan menyimpan paling tidak satu botol insulin kstra di dalam pendingin, tidak menggunskan a Kedaluwarsa, dan akan membeli jarum suntik insulin sebelum semua persedian habis terpakai. Klien akan memakai gelang atau kalung ‘dentifikasi medis (Medic-Alert), atau membawa kartu identifikasi diabetes. Klien akan menetapkan gejala dan mendiskripsikan pengobatan hipoglikemia, serta sclalimembawa sesuata yang dapat digunakan untuk oo hipoglikemia. in nstruksi pada Pemantauan Glukosa Semua klien baru terdiagnosis DM memerlukan Penatalaksana an pada Klien dengan Diabe abe Melitys, ws edukast te Semua dien DI informast un 18 Pemantauan urine d > muna er dah de uk Peavalan mind Penge eee wyang lebih akurat dan deh sce fe ptakan, Dasar yang mencakup pembeher, ini; Anda harus mengetahui petkembanyan renee setiap keuntungan dan kerugian alat ee Sa Banyak jenis alat ukur tersedi unl leva hing alt rug pag a Kemampuan klien untuk mengalibras ~A aaa menginterpretasikan secara visual pembacaan igs dipertimbangkan. Beberapa alat ukur dapat Shubunglan ke komputer, yang dapat mengubah hasil glukosa darah ke dalam grafik batang atau cetakan lainnya. Alatukur glakosa tersedia bagi gangguan penglihatan yang memberikan perintah suara bagi pemakai dan memberitahukan pembacaan glukosa darah. Selain untuk mendemonstrasikan teknik pemantauan darah terbaru, glukosa darah secara mandiri, perawat juga membahas rentang glukosa darah normal, tujuan kontrol gula darah yang baik (berbeda bagi setiap Klien) ketika memeriksa, agaimana melaporkan hasil tes, dan apa yang dilakukan saat hasil tes abnormal diperoleh. Konsultast dengan penyuluh diabetes untuk membantu di dalam menolong iklien memilih alat ukur optimal Klien dapat memakai strip glukosa darah jika tidak ‘mampu atau tidak berniat membeli alat vukur, Pastikan pahwa Klien tidak buta warna dan dapat membaca seca" akurat, Bandingkan hasil klien dengan alatukur glukosa darah guna periksa keakuratannya, Dengan beberapa alat “har dan strip, 15% perbedaantampak antarakadargukoss darah perifer dan darah vena. Pembacaan darah perifer tebih rendah, Saat insulin sedang disesualkan, vyakinkan untuk menghitung perbedaan int. Sepanjang sumber darah tetap, tidak diperlukan penyestaian Baik agen pelayanan Kesehatan dan ‘alien pert & untuk memverifikasi Keakuratan penentuan glukosa darah. The Joint Commission (TIC) 4a" jut badan pengaturan lain dan frekuensi untuk pengendalian sa alt ‘kur yang dipakai agen pelayan kesehatan- ic alat ul gukose bergen" erdasar hasil, junaan banyal Be engobatan amin, Klien teknik. Oleh Karena Ps d penggunaan metode Y3°6 penar harus dil 654 Unit 10 Gangguan Metabollk dapat melakukan tes sendiri dan secara bersamaan mengirim spesimen darah ke laboratorium untuk membandingkan hasil yang diharapkan, Perusahaan alat ukur juga menyediakan solusi pemeriksaan pengendalian kualitas, yang klien seharusnya diinstruksikan untuk memakai secara rutin (mingguan). Kontrol kualitas pemantauan glukosa adalah rea yang berubah secara konstan; perawat dan klien harus menyimpan pembaruan (lihat Penatalaksanaan dan Delegasi pada Pengukuran dan Pencatatan Kadar Glukosa Darah). Memberikan Instruksi pada Pemeriksaan Urine. Pemeriksaan urine untuk glukosa jarang dilakukan; namun, keton dapat diperiksa dalam urine (asam hidroksibutirat-beta,asam asetoasetat, dan aseton). Zat ini tampak dalam urine Klien yang puasa, klien dengan DM tipe 1 tidak terkontrol, dan pada DM tipe 1 dan 2 yang mempunyai penyakit sekunder. Keton akibat dari metabolisme lemak dan karena itu ada selama puasa.'”” Pada klien dengan DM, namun, adanya keton mengindikasikan komplikasi serius ketoasidosis diabetik (lihat pembahasan selanjutnya). Mengajarkan Pemberian Insulin. Ketika diberikan secara benar, insulin bertindak sebagai pengobatan penyelamatan hidup bagi klien yang bergantung insulin. Ketika diberikan secara tidak benar, insulin mungkin menyebabkan komplikasi mulai dari kerusakan jaringan sampai kematian akibat hipoglikemia (insulin shock) Untuk pemberian insulin secara tepat, klien harus sudah terbiasa dengan konsentrasi insulin, jarum suntik, penyimpanan, persiapan penyuntikan, dan teknik penyuntikan sendiri. Pedoman Pengajaran Klien terutama di bawah daftar pedoman untuk penyuntikan insulin secara mandiri,? Konsentrasi Insulin. Insulin ditentukan dalam unit. Pemberian insulin hanya dengan jarum suntik insulin, pena, jet, atau alat hirup. Resep yang paling banyak diresepkan di Amerika Serikat adalah U-100. U-100 insulin mengandung 100 unit insulin per mililiter. U-100 adalah insulin pilihan hampir untuk semua Klien. Bagi yang memerlukan jumlah besar insulin, mungkin bermanfaat pemakaian U-500 insulin, yang mengandung 500 unit insulin per mililiters* Syringe Insulin. Syringe yang paling umum digunakan dapat memberikan maksimum 100 unit insulin per 1 mj, Namun, syringe insulin dibuat dengan kapasitas 025,039, 0,50; dan 1 ml. Untuk peresepan lebih kecil (50 unit, 30 uni. atau kurang), syringe lebih kecil digunakan? syringe lebih kecil memungkinkan dosis insulin lebih tepat. Dus ukuran panjang jarum tersedia: pendek (8 mm) dan panjang (127 mm). Jarum pendek tidak direkomendasikan untuk lien obesitas karena variabilitas penyerapan insulin ketikg disuntikan ke dalam jaringan adiposa, Pena Insulin. Pena insulin untuk injeksi berulang adalah _metode pemberian insulin lainaya. Tempat seperti pena diisi dengan tempat yang memuat 150-300 unit insulin. Sebuah jarum sekali pakai disertakan pada pena untuk setiap injeksi insulin, sehingga Klien harus membawa jarum untuk setiap kali injeksi tapi tidak membawa jarum suntik atau botol insulin ekstra. Doss insulin dipasang atau dimasukkan ke dalam pena. Setiap jarum baru mungkin perlu disiapkan sebelum dossinsulin Babs Pena laksanaan pada Klien dengan Diabetes Meli my igre ew dalam wadah aslinya untuk menjaga oa meayeka wjng bool nsln dengan 70% dengan memutar botol dt ‘mengocok botol ee apa Kembali semua insulin Kea cepa | Hap sip ke dalam jarum sunk untuk sejumah ‘daa ke dalam botel insulin vamain dan ambi insulin ke dalam jar sunt sjumlah insulin keri cepat Yan rum sunk pertama insulin kee #8 282 adap kia tercampu ett dan injeksi pada sudut 90 derjat- (7 fs Anda kar atau mens lit Tonge. jes | insulin pada sudut 45 derajat ‘untuk menghindari injeksi diramuskar (IM), Yang mennpercepat absorbs rutin tidak peru eat yang dlinginkan dipasang atau dimasukkan ke dalam pen’ untuk diberikan, Teknologi Bebas Jarum suntik. Injektor jet, sebuah ait seperti pena, dapat digunakan di tempat jarum suntik insulin untuk memberikan insulin. Alat sedikit jarum ‘menyediakan cukup kekuatan untuk mendorong jet cairan halis insulin melalui kulit dan mengedarkan insulin ke dalam jaringan subkutan, Alat-alat dikenalkan dari tahun poe pertengahan 1990 besar, berat, dan mahal. — baru ditunjukkan pada Figur 45-5 lebih ringans = mei dan lebih mudah dibersihkan dibandingkan mT Masalah keamanan jarum sekali pakat lengan penyuntik sedikit jarum. Penyimpanan Insulin. Meskipun petusahaan en - a penyimpanan botol insulin di dalam men = i insulin dingin dapat kadang-kadang =a nyeri, Ketika memulai memakai botol ,jauhkan botol insulin dari pendingin. PEMBUANGAN ‘tran pemerintah neta bts rum da ar aig gh Tosa = nuk mengginatan Kebal membenghlan. mematahkan jarum karena tidak aman. eh PeMAKAIAN ULANG JARUM SUNT exodusen memperingatan bahwa syringe inslin era een ae ley cage DM mena danjarum ‘ al ampa jarum menjadi tumpul atau benghok tau Kontak permukaan bends ai sai lit Banyak nslin ‘mengandung agen bakteriostatik di dalamnys ka Anda enggunakan Kembali syringe da arom sunt, typ Kembali jarum setiap kali dipakais pemakaian ulang kemungkinan ‘meningkatkan risiko infeksi, khususnya jika kebersihan Anda Druk sat et bere tal bl pe ag ‘Diskusikan praktik pemakaian ‘ulang dengan praktisi Anda sebelum memualai. {8 Dapatkah Anda secara aman menutup kembaljarum! Dapatkah Anda melihat jelas? ‘Bagaimana keterampilantangan Anda? { Apakah Anda terlihat tremor? ‘Simpan jaram suntik di temperatur ruangah “Manfaat potensial i pada jarum tidak diketahui. Hal ‘ini mungkin ‘menghilangkan lapisansilikon pada jarum dan berkontribusi terhadap rasa nyeri di tempat injeksi Z A Hindari suhu ekstrem < 36° F atau > 86°F. Botol- @S potol terpakai mungkin disimpan pada subw ruangan untuk sekitar | bulan. Kehilangan potensi ringan mungkin terjadi setelah 330 hari pada suhu ruangen. Humalog, polar regular insulin, atau isi pena regular insulin mungkin disimpan tidak di dalam pendingin untuk 28 hari, Oleh karena ada vari insulin seharusnya tidak dit atau dititipkan dalam bag: tanggal pada botol Keka bot! pada permulaan dibuka. Jangan gunakan insulin melewati' Iedahuwarsa. Perks setiap Bot! sebelum setiaP dlipakai untuk perubahan (nisal gumpalan, belt» Iejerniban atau warms) Tone potensinya. Pemeriksaan vroual seharusnya menunjuian insulin kerja ‘dan cepat dan juge insulin glargine ‘semua tipe insulin Jain keruh.’ Klien selalu mempunyai penyera? pase atau perubahan mungkin pendek jernih dan seharusny tangan* 656 unit 10 Gangguan Metabolik Persiapan Insulin dan Penyuntikan. Po memikirkan bahwa botol insulin se i antara tangan untuk menambah tanpa membuat gelem seharusnya dikocok guna mencampur in memberikan konsentrasi insulin tetap. © FIGUR 45-5 A, Medi-Jector VISION, alat sedikitjarum untuk Penyuntikan insulin B, menunjukkan bagaimana peralatan jet disi ‘dengan insulin. (Sumbangan Antares Pharma, inc, Exton, Penn.) ahliperna riya digelindingkan kcetahanan insulin bung udara, “@> Sekarang para ahli percaya bahwa botol berisi NPH dan suspensi Lente sulin untuk Untuk mengurang! ketidaknyamanan penyyor insulin subkutan, berikan insulin pada tage Jumlah bakteri yang dibawa mela aru kun yy tidak cukup untuk terjadi infeksi, dan persiapan sya tidak lagi perl dipertimbangkan. Jka alkohol dgun, untuk membersihkan tempat inks, tunggu simpy menguap. Minta Kien untuk rileks,lluinjeksisecara Jangan mengubah atau menarik ara jarum st say dimasukkan ke jaringan subkutan? Syringe Prefiled. Syringe pefiled stabil secara king sampai 3 minggu Ketika disimpan dalam pendingin, epg rmungkin perlu dilakukan lebih sering untuk memeriks apakah penyimpanan insulin dalam syringe prefi, mengubah keefektifannya dalam mencapai pengendalian slikemia, Mencampur insulin regular dan NPH dalam sty jarum suntik dapat diperbolehkan dan tepat sekal(insln glargine tidak dapat dicampur dengan insulin lain kaena memiliki pH 4 dan akan menyebabkan endapan ketka ddicampur dengan insulin lain), Insulin premixed propor tetap telah tersedia secara komersial, tapi tidak cocok ket variasi harian dibutuhkan dalam dosis atau ketika inulin kerja pendek diperlukan.®* Pemilihan Tempat dan Penggantian. Tempattempa tertentu paling baik digunakan untuk penyuntikan insulin (Figur 45-6). Fatale dari satu tempathe {QXq temapat lain. Untuk menghindari kemungkinan perubahan yang dramatis dalam penyerapan insulin harian, perintahkan Klien untuk menginjeksi dalam satu area, sekitar 1 inchi sebelum berubah ke tempat lain, sampai semua area telah digunakan, Beritahu klien untok menghindari tempat-tempat diatas otot yangakan digunakan secara berat sehari-hari, karena gerak ‘badan meningkatkan laju penyerapan. ‘Klien yang ‘memakai 2 injeksi sehari mungkin memakai sat) tempat untuk insulin pai dan tempat ain ust Kdien untuk hanya memakai perut kkarena lebib mantap dan laju penyerapan cepa. Menekani? pentingnya kepatuhan terhadap rencan® pemberian injeksi untuk menghii jaringan. Rotasi tempat injeksi dalam s was untuk menurunkan variabilitas Bab 45 Penatalaksanaa IN pada Kllen deng 190 Diabetes Methus 97 § FIGUR 45-6 Tempat-tempat yang digunakan untuk injeksi insulin. Tempat injeksi dapat memengaruhi onset, puncak, dan 65 tahun memiliki DM. Banyak perubahan yang terjadi dengan penuaan normal memengaruhi kadar glukosa Kadar glukosa darah meningkat dengan usia; kadar puasa meningkat sekitar 1 mg/dl per dekade, Hal ini dipercaya bahwa tempat-tempat reseptor perifer menjadi kurang sensitif terhadap insulin. Penurunan juga mengambil tempat dalam hormon pengaturan glukosa (glukagon dan epinefrin) dan massa tubuh tidak berlemak. Perubahan_ ini mungkin disertai dengan penurunan aktivitas fisik dan diet yang buruk. Orang dewasa lebih tua dengan DM Jebih rentan terhadap stroke, infark miokard, angina, atau kejang. Keterbatasan sensasi mungkin menyamarkan gejala hiperglikemia. Mengiringi perubahan di dalam fungsi hati dan ginjal dan rejimen banyak obat mungkin mengeksaserbasi hipoglikemia. Secara urnum, pedoman nutrisi bagi klien lebih tua dengan DM tidak berbeda dengan klien tua tanpa DM. Namun, orang lebih tua dengan DM meningkatkan risiko untuk masalah yang dapat menyebabkan keterbatasan fungsi, seperti nyeri, inkontinensia urine, penurunan penglihatan (misal retinopati, glaukoma, katarak), penurunan propioseptik, serta hipertensi postural. Gangguan di dalam status mental, kemampuan fungsi, dan fungsi sensoris mungkin memengaruhi kemampuan klien untuk memahami dan mengikuti rencana pengobatan, pada klien lebih tua, risiko komplikasi akut hipoglikemia mungkin lebih berat dari pada manfaat pengendalian glukosa yang ketat. Klien lebih tua mungkin menikmati kesehatan yang baik dan melakukan sangat baik rencana pengobatan individual. Pendekatan tim, bertujuan memaksimalkan kesehatan melalui diet optimal dan olahraga, mungkin memperbaiki kualitashidup lien dan juga mencapai pengendalian glukosa adekuat. Tranplantasi Pankreas: Indikasi. Beberapa klien DM tipe | mendapat tranplantas, pankreas, Transplantasi pankreas pertama sempurng tahun 1966, Sekitar 80% prosedur transplantasi pankress sekarang dilakukan bersamaan transplantasi ginjal. Hal gg biasanya karena obat antipenolakkan siklosporin memiig banyak efek samping berat, termasuk hipoglikemia da nefrotoksik, bahwa fungsi ginjal adekuat tidak terpengaruh oleh nefropati harus ada. Pankreas klien seluruhnys berada di sebelah kiri (98% fungsinya adalah bersifer eksokrin), dan pankreas baru ditempatkan pada arteri das vena iliaka, melalui di mana insulin dapat masuk ke dalam jalur sistemik. Pankreas baru ditempatkan di dalam ruang pelvis bagian bawah, dan duktus dihubungkan ke ‘kandung kemih. Sekresi eksokrin pankreas baru kemudian mengalir ke dalam kandung kemih dan tidak diserap. Prosedur bedah umumnya berakhir 4-6 jam. Transplantasi pankreas setelah ginjal dan transplantasi pankreas saja terhitung menyisakan 20% prosedur transplantasi pankreas. Kontraindikasi. Klien DM tipe 1 harus mempunyai ginal yang berfungsi baik untuk menerima hanya transplanta ppankreas, ka tidak, pankreas dan ginjal harus ditransplantasi bersamaan, atau pankreas harus ditransplantasi mengikuti keberhasilan transplantassi ginjal. Kontraindikasi lain termasuk masalah-masalah yang membuat Klien tidak mampu untuk menahan stres operasi/pembedahan. Klien DM tipe 2 tidak ada manfaat dari transplantasi ‘pankreas. DM tipe 2 akibat dari kegagalan kerja insulin, yang tidak dapat diperbaiki dengan menambah pankreas. Komplikasi. Komplikasi utama dari transplantasi panksess termasuk trombosis pembuluh darah, penolakan, 8 infeksi, Untuk membantu mencegah trombosis,vlunt darah yang mengalir melalui pankreas dijaga pad tinggi selama 72 jam. Pemantauan saksama dari perubahan nilai laboratorium, status cairan dan elektrolit, dan vital dapat memberi tanda kemungkinan komplikasi. Penurunan mendadak dan tajam dart Kade? SSS Bab 45, asi penolakan akut dan kronis termasuk panas, peningkatan kadar a darah dan kreatinin, Manifet cangkokan serum nitrogen Ure pesambahan BB, cangkokan nyeri_tekan. Pemeinaria adalah gejala primer penolakan {,onis. Disamping itu panas, penurunan kadar smilase urine, peningkatan kadar amilase serum, hiperglikemia, an cangkokan nyeritekan adalah g¢jala penolakan cangkokan. Untuk mencegah penolakan cangkokan, terapi smonosupresif dengan preparat monoklonal antibodi (OKT3) atau poliklonal antibodi (siklosporin [sindimmune), dan azatioprin[Imuran] dan prednison) Giperikan, Lihat Bab 80 untuk pembahasan lebih lanjut chat imunosupresif Hasil yang Diharapkan. Diharapkan bahwa Klien akan sembuh dari pembedahan transplantasi pankreas atau transplantasi pankreas-ginjal dan akan keluar RS dalam 7-10 hari tanpa perlu insulin. Dalam 3-4 bulan, Klien mlailagi dengan kehidupan normal sepanjang pengobatan dan rejimen perawatan kesehatan diikuti secara ketat Komplikasi seperti penolakan dan infeksi pelan-pelan berkembang pascaoperasi. Kualitas hidup klien membaik sebagai akibat bebas dari kebutuhan insulin dan kembali diet normal dan berkurangnya gaya hidup yang dibatasi. Keberhasilantransplantasi diindikasikan dengan perbaikan pengendalian glukosa darah (kadar antara 60-110 mg/dl) dan kadar C-peptide. Transplantasi Sel Islet ‘Transplantasi sel islet juga sedang diteliti sebagai sebuab engobatan bagi DM Tipe 1. Obat-obatan anti penolakan ‘yang kurang toksik diperlukan untuk proseedur ini tapi hail yang diinginkan terbatas csi. lic ni nite a —Manajemen Keperawatan pada Klien Bedah ae transplantasi sebagai alternatif pengobatan ditempetkan pada daftar tunggu penerima, Klien perlu Fea nanipemerisanfisk dan psiklogs menyeuruh (hat 80). Asuhan keperawatan berfokus pada pengkajian ebutuhan Klien akan pengetahuan dan informasi. pecs utama perawatan adalah memantau reaksi » efek yang tidak diinginkan dari obat Penatalaksanaan pada Klien dengan Diabetes Melitus 659 imunosupresif, infeksi, dan sumbatan pembuluh darah, Pemantauan seksama dari perubahan tanda vital, nilai laboratorium, status cairan dan elektrrolit, dan gejala fisik adalah penting untuk menentukan onset Naeptie trombosis, infeksi, dan reaksi penolakan. Rentang kadar glukosa darah antara 60-110 mg/dl, tanpa pemberian insulin eksogen. Kadar amilase urine tetap konstan dengan pH urine antara 7,0-8,5. ‘Terapi imunosupresif dimulai sebelum pembedahan harus dilanjutkan pada jadwal teratur pascaoperasi untuk mencegah penolakan pankreas baru. Perawatan implikasi bagi obat imunosupresif untuk mencegah penolakan dan menghilangkan penolakan dijelaskan pada Bab 80. Perawatan Mandiri Rejimen perawatan mandiri setelah transplantasi pankreas atau pankreas ginjal adalah rumit bagi Klien dan lainnya. Mengajarkan klien dan lainnya tentang jangka panjang, perawatan terus-menerus, termasuk frekuensi tindak lanjut untuk memantau status organ baru. Pembahasan perawatan mandiri meliputi penatalaksanaan pengobatan, diet, aktivitas fisik, serta manifestasi penolakan dan infeksi. Menjelaskan mengapa rejimen ada terus-menerus adalah penting dan mengapa klien seharusnya tidak salah dosis. Menjelaskan manifestasi penolakan dan infeksijka Idien tidak dapat mengingat,penjelasan ulang, atau tidale menerima informasi secara lengkap. Lihat Bab 80 untuk. informasi tambahan terkait transplantasi. MANAJEMEN KLIEN DM YANG MENJALANI TIPE PEMBEDAHAN LAIN Pembedahan adalah pengalaman stres bagi siapa Puns namun, bagi klien DM, pembedahan menimbulkan beberapa stres tambahan. Pembedahan memutus 1! terapi yang biasanya bagi Klien. Diet harut berubah sementara dan dosis insulin atau obat hipoglikemik oral disesuaikan ulang, § DM pet pascaoperasi. Mereka la apakah klien DM if atau d anti sr bedahan okt 1g pad mungkin berva atau Tipe 2 tipe 1 ata dilakukan pada keadas Perawatan Praoperasi Tujuan perawatan praoperasibagiklien DM. Fakosa darah secaratelit sebelum operasi. Klien DM 1 untuk beberapa hari bahkan ndist adalah mengatur kadar gh tipe 1 perlu dipantau keta sminggu sebelum operasi elektif guna menstabilkan kor dan, demikian begitu, menurunkan risiko pembedahan Jika klien DM tipe 1 dan pengendalian glukosa yang buruk memerlukan pembedahan emergensi, ahli bedah harus ‘memilih antara mengoperasi pada Klien hipoglikemia atau hiperglikemia dan menunda operasi emergensi sampai DM terkontrol. Pada sisi lain, klien perlu pemantauan konstan tanda vital, pemeriksaan laboratorium dan glukosa, serta waspada. Klien dengan DM tipe 2 terkontrol baik biasanya menjalani pembedahan dengan risiko lebih ringan dibanding populasi umum. © secara khusus, persiapan preoperatif bagi Klien dengan DM tipe | dan 2 termasuk sebagai berikut. 1 Uji laboratorium praoperasi, termasuk kadar ‘lukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan, kadar hemoglobin glikosilase; serum elektrolit, BUN, dan kadar serum kreatinin; hitung darah lengkap; EKG dan enzim jantung; dan foto toraks. i Jadwal pembedahan pagi dini hari sehingga rejimen insulin dan diet yang dijalani sedikit mungkin terganggu. @ Penghilangan makanan, air dan obat hipoglikemik oral pada pembedahan pagi (satu obat hipoglikemik jangka panjang, klorpropamida, dihentikan 1-2 hari sebelum pembedahan karena waktu paruhnya panjang). @ Infus insulin IV bagi Klien bergantung insulin atau memerlukan insulin, biasanya dengan glukosa 5% untuk mencegah hipoglikemia (jika pembedahan relatif minor, seperti penghilangan katarak, ahli bedah mungkin minta cairan infus dextrosa 5% dan setengah dosis biasanya insulin kerja sedang; ahli anestesi dapat memantau kadar glukosa darah di dalam ruang operasi). @ Penentuan glukosa darah dilakukan dan dilaporla kepada dokter I jam sebelum operasi untuk menjamin kdien (kllen tidak makan apapun dengan mulut sea tengah malam) tidak akan bekembang hipog)ikemig selama operasi. Perawatan Intraoperasi Ketika Klien sampai operasi, penatalaksanaan sekali lags bergantung pada keparahan DM dan tingkat operas. Insulin regular, dalam dosis berdasar pada kadar glukosa darah Kdien dan skala geser (sliding scale) atau protokol insulin, dapat diberikan dengan melalui IV. Terapi infus insulin terus-menerus lebih dipilih. Insulin subkutan seharusnya tidak diberikan selama operasi karena penyerapannya dipengaruhi oleh subu tubuh, sirkulasi volum darah, dan anestesi tertentu Perawatan Pascaoperasi Setelah pembedahan, tujuan penatalaksanaan setelah operasi adalah menstabilkan tanda vital Klien, korekst keseimbangan cairan dan elektrolit, menetapkan ulang kontrol DM, mencegah infeksi luka, dan mempercepat penyembuhan luka “@ Berikut adalah intervensi setelah operasi yang penting. mt Berikan resep infus IV dan regular insulin atau terapi infus insulin terus-menerus sampai klien dapat makan melalui mulut. 1 Sejak Klien dapat menoleransi cairan, beriken sesuatu yang mengandung kalori untuk mencegah hipoglikemia, Saat klien dapat makan, berikan makanan. Bahas kadar kalori dengan abli git untuk menjamin bahwa cukup kalor tersedia untuk penyembuhan luka pascaoperasi 1 Peroleh kadar glukosa darah 4-6 kali sehar. 1 Mulai lagi ke resep dosis dan tipe insulin praoperss [lien sea kadar glukosaterkontroldtetapkan kena ‘makanan yang sedang dikonsumsi pada kadar ade dan hal ini telah perintah ulang oleh dokter 1 Observasi bulkti hipoglikemia setelah pembedshat seperti penurunan tekanan darah atau pening} Jaju jantung pada klien yang masih ti idak respons dari anestesi. Tab 4S Penatalaksanaan pada Klien dengan Diabetes Melty = oo kin, untuk mencegah dari kattersas ka mung kandung kemih. Tuka dengan teknik steril yang sangat ei .cegah infeksi luka. dan insisi Klien berkali-kali untuk 5. Waspada untuk sejumlah drainase nase berbau busuk. fs Observasi untuk dan mengobati gejala kerusakan lit, Khususnya jika Klien mempunyai penyakit penhuluh darahperfer atau neuropal salt untuk mens ‘5 Mengkaji tuke tanda-tandainfeks! abnormal atau dri MANAJEMEN SAKIT KLIEN DENGAN DIABETES MELITUS Patoman Pengajaran Klien menyajikan pedoman untuk diikuti Kien selama sakit. KOMPLIKAS! AKUT DIABETES ‘MELITUS HIPERGLIKEMIA DAN KETOASIDOSIS DIABETIK iperikemia akibat saat glukosa tidak dapat diangkut ke alam sel karena kurangnya insulin. Tanpa tersedianya KH ‘utukbshan bakar sl, hati mengubah simpanan glikogennya Ike glukosa (glikogenolisis) dan meningkatkan biosintsis glukosa (glukoneogenesis). Sayangnya, namun, espons ini memperberat situasi dengan meningkatnya -lukosa darah babkan lebih tinggi.” _ Pada DM Tipe 1, seperti kebutuhan untuk bahan bertambah lebih kritis, tubuh mulai mengambil nan lemak dan protein untuk energi. Sejumlah besar nak dikerahkan dari sel jaringan adiposa dan “ metabolik berkembang dari

Anda mungkin juga menyukai