Anda di halaman 1dari 19

KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN


PRE-EKLAMSIA DAN EKLAMSIA

DOSEN PENGAJAR:
Farida Purnamasari, MKM

DISUSUN OLEH:
Adinda Anggraini Agustin (21003)
Shella Zumarnis (21036)
Justin Marine (21016)

DIPLOMA III KEPERAWATAN


Tk.2A

AKADEMIK KEPERAWATAN KERIS HUSADA 2022/2023


Jl. Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak Jakarta Selatan
Telp/Fax : 021-78845502 Email : info@akperkerishusada.ac.id
Website : www.akperkerishusada.ac.id
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.
Makalah ini berisi tentang “Pre-eklampsia & Eklampsia”.Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman kita semua. Kami menyadari bahwa sebagai manusia
yang memiliki keterbatasan, tentu hasil karya kami ini tidak luput dari kekurangan baik dari
segiisimaupunpenulisan kata. Maka dari itu dengan mengharapkan ridha Allah SWT. Kami
sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari anda semua untuk memperbaiki
makalah kami dimasa yang akan datang.

Jakarta, 28 Maret 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan belakang .................................................................................................. 1
C. Tujuan penulisan ..................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
A. Definisi Pre-eklampsia dan Eklampsia ................................................................... 2
B. Etiologi Pre-eklampsia dan Eklampsia ................................................................... 3
C. Patofisiologi Pre-eklampsia dan Eklampsia............................................................ 4
D. Faktor Penyebab Pre-eklampsia dan Eklampsia ..................................................... 5
E. Penatalaksanaan Pre-eklampsia dan Eklampsia...................................................... 7
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................................... 9
A. Pengkajian ............................................................................................................... 9
B. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................... 10
C. Perencanaan/Intervensi ........................................................................................... 10
D. Pelaksanaan/Implementasi ...................................................................................... 14
E. Evaluasi ................................................................................................................... 14
BAB IV PENUTUP ........................................................................................................... 14
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 14
B. Saran ....................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan Maternitas merupakan pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan masa diluar kehamilan, masa
kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam minggu, dan bayi yang
dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan berfokus pada
pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan psikososial dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993).
Preeklampsia dan eklampsia merupakan salah satu komplikasi kehamilan yang
disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri.Preeclampsia adalah timbulnya
hipertensi disertai proteinuria akibat kehamilan, setelah umur 20 minggu atausegera
setelah persalinan.Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi penyakit
trofoblastik (Ammiruddin dkk, 2007).Preeclampsia terjadi karena adanya mekanisme
imunolog yang kompleks, aliran darah ke plasenta berkurang, akibatnyasuplai zat
makanan yang dibutuhkan janin berkurang.Penyebabnya karena penyempitan
pembuluh darah yang unik, yang tidak terjadi pada setiap orang selama kehamilan
(Indiarti, 2009 & Cuningham, 2001).Perdarahan, infeksi, dan eklampsia, merupakan
komplikasi yang tidak selalu dapat diramalkan sebelumnya dan mungkin saja terjadi
ibu hamil yang telah diidentifikasi normal (Senewe & Sulistiawati, 2006).

B. Rumusan Masalah
a) Apa saja kemungkinan yang terjadi pada kasus tersebut ?
b) Jelaskan definisi kasus tersebut?
c) Apakah etiologi kasus tersebut?
d) Jelaskan faktor predisposisi dari preeclampsia?
e) Jelaskan tanda dan gejala pre-eklampsia dan eklamsia?
f) Apakah perbedaan antara pre-eklampsia dan eklampsia?
g) Bagaimana patofisiologi pada kasus pre-eklampsia dengan eklampsia?
h) Apakah komplikasi dari yang mungkin terjadi jika ibu tidak tertangani dengan baik?
i) Apakah pemeriksaan penunjang yang paling penting untuk kasus diatas?
j) Bagaimana cara penatalaksanaan pada kasus pre-eklampsia dan eklampsia?
k) Buatlah asuhan keperawatan pada kasus pre-eklampsia dan eklampsia!

C. Tujuan
a) Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang keperawatan
maternitas.
b) Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu menjelaskan definisi, tanda dan gejala, etiologi pada
kasus tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pre-eklampsia dan Eklamsia


1. Pre-eklampsia
Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan
proteinuria yang timbul karena kehamilan.Penyakit ini umumnya terjadi dalam
triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola
hidatosa. Preeclampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema
akibat kehamilan setelah persalinan. (Manjoer Arif,2000:270). Pra-eklampsia
adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi setelah minggu ke-20
gestasi, ditandai dengan hipertensi dan proteinuria.Edema juga dapat terjadi. (Safe
Motherhood:2000)
Hipertensi biasanya timbul lebih dahulu daripada tanda-tanda lain. Untuk
menegakkan diagnosis pre-eklampsia, kenaikan tekanan sistolik harus 30mmHg
atau lebih di atas tekanan yang biasanya ditemukan, atau mencapai 140 mmHg atau
lebih. Kenaikan diastolik sebenarnya lebih dapat dipercaya. Apabila tekanan
diastolik naik dengan 15 mmHg atau lebih, atau menjadi 90 mmHg atau lebih, maka
diagnosis hipertensi dapat dibuat. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal 2
kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan istirahat.
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan
tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan
kaki, jari tangan, dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada
kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnose pre-
eklampsia. Kenaikan berat badan ½ kg setiap minggu dalam kehamilan masih dapat
dianggap normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, hal ini perlu
menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya pre-eklampsia.
Edema dapat terjadi di bagian berikut:
1) Bagian depan kaki (pra-tibia)
2) Tangan, jari-jari tangan
3) Wajah, kelopak mata
4) Dinding abdomen
5) Daerah sakrum
6) Vulva (Safe Motherhood:2000)
Pre-eklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit digolongkan berat
bila satu atau lebih tanda/gejala di bawah ini ditemukan”
a. Tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolic 110 mmHg atau
lebih
b. Proteinuria 5 g atau lebih dalam 24 jam; 3 atau 4 + pada pemeriksaan kualitatif;
c. Oliguria, urin 400 ml atau kurang dalam 24 jam’
d. Keluhan serebral, gangguan penglihatan atau nyeri di daerah epigastrium;
e. Edema paru-paru atau sianosis (Prawirohardjo, Sarwono, 1991)

2
2. Eklampsia
Istilah eklampsia berasal dari bahasa Yunani dan berarti “halilintar”. Kata
tersebut dipakai karena seolah – olah gejala – gejala eklamsia timbul dengan tiba –
tiba tanpa didahului oleh tanda – tanda lain. Sekarang kita ketahui bahwa eklampsia
pada umumnya timbul pada wanita hamil atau dalam nifas dengan tanda – tanda
pre-eklampsia. Pada wanita yang menderita eklampsia timbul serangan kejangan
uang diikuti oleh koma. Tergantung dari saat timbulnya eklampsia dibedakan
eklampsia gravidarum, eklampsia parturientum, eklampsia puerperale. Perlu
dikemukakan bahwa pada eklampsia gravidarum sering kali persalinan mulai tidak
lama kemudian.
Dengan pengetahuan bahwa biasanya eklampsia didahului olah pre-eklampsia,
tampak pentingmya pengawasan antenatal yang teliti dan teratur, sebagai usaha
untuk mencegah timbulnya penyakit itu.

Frekuensi
Frekuensi eklampsia bervariasi antara satu negara dan yang lain. Frekuensi
rendah pada umumnya merupakan petunjuk tentang adanya pengawasan antenatal
yang baik, penyediaan tempat tidur antenatal yang cukup, dan penanganan pre-
eklampsia yang sempurna. Di negara – negara sedang berkembang frekuensi
dilaporkan berkisar antara 0,3% - 0,7%, sedang di negara – negara maju angka
tersebut lebih kecil, yaitu 0,05% - 0,1%.

Diagnosis
Diagnosis eklampsia umumnya tidak mengalami kesukaran. Dengan adanya
tanda dan gejala pre-eklampsia yang disusul oleh serangan kejangan seperti telah
diuraikan, maka diagnosis eklampsia sudah tidak diragukan. Walaupun demikian,
eklampsia harus dibedakan dari (1) epilepsi; dalam anamnesis diketahui adanya
serangan sebelum hamil atau pada hamil-muda dan tanda pre-eklampsia tidak ada;
(2) kejangan karena obat anestesia; apabila obat anestesia lokal tersuntikkan ke
dalam vena, dapat timbul kejangan; (3) koma karena sebab lain, seperti diabetes,
perdarahan otak, meningitis, ensefalitis, dan lain – lain.

B. Etiologi Pre-eklampsia dan Eklamsia


Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum
diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab
penyakit terebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan.
Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut:
a) Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravidaritas, kehamilan ganda,
hidramnion, dan mola hidatidosa.
b) Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
c) Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus.
d) Sebab jarang terjadinya eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya.
e) Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.

3
Etiologi pre-eklampsia sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.Banyak teori-
teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh
karena itu disebut “penyakit teori”; namun belum ada yang memberikan jawaban yang
memuaskan.Teori sekarang yang dipakai sebagai penyebab pre-eklampsia adalah teori
“iskemia plasenta”.Namun teori belum dapat menerangkan semuahal yang berkaitan
dengan penyakit ini (Rustam, 1998).

C. Patofisiologi Pre-eklampsia dan Eklamsia


1. Pre-eklampsia
Pre-eklampsia ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena
itu, sebagian besar pemeriksaan anatomi patologik berasal dari penderita eklampsia
yang meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal
ternyata bahwa perubahan anatomi-patologik pada alat-alat itu pada pre-eklampsia
tidak banyak berbeda daripada yang ditemukan pada eklampsia.
a) Pathologi dan patogenesis
Tiga lesi patologis utama yang terutama berkaitan dengan pre-eklampsia dan
eklampsia :
1. Perdarahan dan neklosis di banyak organ, sekunder terhadap kontriksi
kapiler
2. Endoteliosis kapiler glomeruler.
3. Tidak adanya dilatasi arteri spilar.

b) Perubahan anatomi-patologik
Plasenta. Pada pre-eklampsia terdapat spasmus arteriola spiralis desidua
dengan akibat menurunnya aliran darah ke plasenta. Perubahan plasenta normal
seba akibat tuanya kehamilan, seperti menipisnya sinsitium, menebalnya
dinding pembuluh darah dalam villi karena fibrosis, dan konversi mesoderm
menjadi jaringan fibrotic, dipercepat prosesnya pada pre-eklampsia dan
hipertensi. Pada pre-eklampsia yang jelas ialah atrofi sinsitium, sedangkan
pada hipertensi menahun terdapat terutama perubahan pada Pre-eklampsia
ringan jarang sekali menyebabkan kematian ibu. Oleh karena itu, sebagian
besar pemeriksaan anatomi patologik berasal dari penderita eklampsia yang
meninggal. Pada penyelidikan akhir-akhir ini dengan biopsi hati dan ginjal
ternyata bahwa perubahan anatomi-patologik pada alat-alat itu pada pre-
eklampsia tidak banyak berbeda daripada yang ditemukan pada eklampsia
(Prawirohardjo, Sarwono, 1991)

c) Pathologi dan patogenesis


Tiga lesi patologis utama yang terutama berkaitan dengan pre-eklampsia dan
eklampsia:
a) Perdarahan dan neklosis di banyak organ, sekunder terhadap kontriksi
kapiler
b) Endoteliosis kapiler glomeruler
c) Tidak adanya dilatasi arteri spilar

4
2. Eklampsia
Pada eklampsia, kejang-kejang dapat menyebabkan kadar gula darah naik untuk
sementara, asidum laktikum dan asam organic lain naik, dan bikarbonas natrikus,
sehungga menyebabkan cadangan alkali turun. Setelah kejangan, zat organic
dioksidasi, sehingga natrium dilepaskan untuk dapat bereaksi dengan asam
karbonik menjadi bikarbonas natrikus. Dengan demiian, cadangan alali dapat pulih
kembali.
Oleh beberapa penulis kadar asam urat dalam darah dipakai sebagai parameter
untuk menentukan proses pre-eklampsia menjadi baik atau tidak. Pada keadaan
normal asam urat melewati glomelurus dengan sempurna untuk diserap kembali
dengan sempurna oleh tubulus kontorti proksimalis dan akhirnya dikeluarkan oleh
tubulus kontorti distalis. Tampaknya perubahan pada glomelurus menyebabkan
filtrasi asam urat mengurang, sehingga kadarnya dalam darah meningkat. Akan
tetapi, kadar asam urat yang tinggi tidak selalu ditemukan. Selanjutnya, pemakaian
diuretika golongan tiazid menyebabkan kadar asam urat meningkat.
Kadar kreatinin dan ureum pada pre-eklampsia tidak meningkat, kecuali bila
terjadi oliguria atau anuria. Protein serum total, perbandingan albumin globulin dan
tekanan osmotic plasma menurun pada pre-eklampsia, kecuali pada penyakit yang
berat dengan hemokonsentrasi. Pada kehamilan cukup bulan kadar fibrinogen
meningkat dengan nyata. Kadar tersebut lebih meningkat lagi pada pre-
eklampsia.Waktu pembekuan lebih pendek dan kadang-kadang ditemukan kurang
dari 1 menit pada eklampsia (Prawirohardjo, Sarwono. 1991).

D. Faktor Penyebab Pre-eklampsia dan Eklamsia


1. Pre-eklampsia
Hingga saat ini penyebab pre-eklampsia dan eklampsia belum diketahui dengan
pasti, penyakit ini masih disebut disease of theory (Sudhaberata, 2001). Namun
demikian, perhatian harus ditujukan terutama pada penderita yang mempunyai
faktor predisposisi terhadap pre-eklampsia. Menurut Wiknjosastro (2008) faktor
predisposisi/risiko tersebut antara lain:
a. Usia : Primigravida dengan usia dibawah 20 tahun dan semua ibu dengan usia
diatas 35 tahun dianggap lebih rentan. Pre-eklampsia yang meningkat di usia
muda dihubungkan belum sempurna organ-organ yang ada di tubuh wanita
untuk bereproduksi, selain itu faktor psikologis yang cenderung kurang stabil
juga meningkatkan kejadian pre-eklampsia di usia muda. Bertambahnya umur
wanita berkaitan dengan perubahan pada system kardiovaskular dan secara
teoritis preeclampsia dihubungkan dengan adanya patologi pada endotel yang
merupakan bagian dari pembuluh darah (Karkata,2006).

5
b. Paritas : primigravida memiliki insidensi hipertensi hampir dua kali lipat.
Menurut penelitian, telah diketahui bahwa umur reproduksi sehat pada seorang
wanita berkisar antara 20-30 tahun. Artinya melahirkan setelah umur 20 tahun,
jarak persalinan sebaiknya 2-3 tahun dan berhenti melahirkan setelah umur 20
thun. Berarti jumlah anak cukup 2-3 orang.
c. Faktor keturunan (genetic) : bukti adanya pewarisan secara genetic paling
mugkin disebabkan oleh turunan resesif. Menurut (Chapman, 2006) ada
hubungan genetic yang telah diteggakkan, riwayat keluarga ibu atau saudara
perempuan meingkatkan resiko empat sampai delapan kali. Faktor risiko
terjadinya komplikasi hipertensi pada kehmilan dapat diturunkan pada anak
perempuannya (Manuaba, 2007). Menurut Angsar (2008).
d. Status sosial ekonomi : preeclampsia dan eklampsia lebih umum ditemui pada
kelompok sosial ekonomi rendah. Menurut Benson (1994), status ekonomi yang
rendah juga merupakan salah satu faktor predisposisi kejadian preeclampsia.
Beberpa peneliti menyimpulkan bahwa sosial ekonomi yang baik mengurangi
terjadinya preekalampsia.
e. Komplikasi obstetric : kehamilan kembar, kehamilan mola atau hidrops fetalis.
Preeclampsia lebih besar kemungkinan terjadinya kehamilan kembar. Selin itu,
hipertensi yang diperberat karena kehamilan banyak terjadi pada kehamilan
kembar. Dilihat dari segi teori hiperplasentosis, kehamilan kembar mempunyai
risiko untuk berkembangnya preeclampsia. Kejadian preeclampsia pada
kehamilan kembar meningkat menjadi 4-5 kali dibandingkan kehamilan
tunggal. Selain itu, dilaporkan bahwa preeclampsia akan meningkat pada
kehamilan kembar tiga dan seterusnya. (Karkata, 2006)
f. Riwayat penyakit yang sudah ada sebelumnya : hipertensi, diabetes mellitus,
penyakit ginjal, system lupus erytematosus (SLE), sindrom antifosfolipid
antibody. Dasar penyebab preeclampsia diduga adalah gangguan fungsi endotel
pembuluh darah (sel pelapis dalam pembuluh darah) yang menimbulkan
vasospasme lumen pembuluh darah mengecil/menciut.
2. Eklampsia
Faktor risiko pada eklampsia adalah:
1) Primigravida
2) Wanita gemuk
3) Wanita dengan:
6
• Hipertensi esensial, kehamilan kembar, polihidramnion, diabetes, mola
hidatiform
4) Riwayat pre-eklampsia atau eklampsia pada kehamilan sebelumnya
5) Riwayat eklampsia keluarga

E. Penatalaksanaan Pre-eklampsia dan Eklamsia


1. Pre-eklampsia
Pengobatan hanya dapat dilakukan secara simtomatis karena etiologi pre-
eklampsia, dan faktor-faktor apa dalam kehamilan yang menyebabkannya, belum
diketahui. Tujuan utama ialah (1) mencegah terjadinya pre-eklampsia berat dan
eklampsia; (2) melahirkanjanin hidup; (3) melahirkan janin dengan trauma sekecil-
kecilnya. Pada dasarnya penanganan pre-eklampsia terdiri atas pengobatan medik
dan penanganan obstetrik.
Pengobatan pre-eklampsia yang tepat ialah pengakhiran kehamilan karena
tindakan tersebut menghilangkan sebabnya dan mencegah terjadinya eklampsia
dengan bayi yang masih prematur penundaan pengakhiran kehamilan mungkin
dapat menyebabkan eklampsia atau kematian janin. Pada janin dengan berat badan
kemungkinan hidup pada pre-eklampsia berat lebih baik di luar dari di dalam uterus.

Penanggulangan pre-eklampsia dalam persalinan


Rangsangan untuk menimbulkan kejangan dapat berasal dari luar atau dari
penderita sendiri, dan his persalinan merupakan rangsangan yang kuat. Maka dari
itu, pre-eklampsia berat lebih mudah menjadi eklampsia pada waktu persalinan
Tidak boleh dilupakan bahwa kadang – kadang hipertensi timbul untuk pertama
kali dalam persalinan dan dapat menjadi eklampsia, walaupun pada pemeriksaan
antenatal tidak ditemukan tanda – tanda pre-eklampsia. Dengan demikian, pada
persalinan normal pun tekanan darah perlu diperiksa berulang – ulang dan air
kencing perlu diperiksa terhadap protein.
Untuk penderita pre-eklampsia diperlukan analgetika dan sedativa lebih banyak
dalam persalinan. Pada kala II, pada penderita dengan hipertensi, bahaya
perdarahan dalam otak lebih besar, sehingga apabila syarat – syarat telah dipenuhi,
hendaknya persalinan diakhiri dengan cunam atau ekstraktor vakum dengan
memberikan narkosis umum untuk menghindari rangsangan pada susunan saraf
pusat. Anastesia lokal dapat diberikan bila tekanan darah tidak terlalu tinggi dan
penderita masih somnolen karena pengaruh obat.
Telah diketahui bahwa pada pre-eklampsia janin diancam bahaya hipoksia, dan
pada persalinan bahaya ini makin besar. Pada gawat-janin, dalam kala I, dilakukan
sebera seksio-sesarea; pada kala II dilakukan ekstaksi dengan cunam atau ekstraktor
vakum. Postpartum bayi sering menunjukkan tanda asfiksia neonatorum karena
hipoksia intrauterin, pengaruh obat penenang, atau narkosis umum, sehingga
diperlukan resusitasi. Maka dari itu, semua peralatan untuk keperluan tersebut perlu
disediakan. (Prawirohardjo, Sarwono, 1991).

7
2. Eklampsia
Tujuan utama pengobatan eklampsia ialah menghentikan berulangnya serangan
kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah
keadaan ibu mengizinkan. Pengawasan dan perawatan yang intensif sangat penting
bagi penanganan penderita eklampsia, sehingga ia harus dirawat di rumah sakit.
Pada pengangkutan ke rumah sakit diperlukan obat penenang yang cukup untuk
menghindarkan timbulnya kejangan:
Tujuan pertama pengobatan eklampsia ialah menghentikan kejangan
mengurangi vasospasmus, dan meningkatkan dieresis.Dalam pada itu, pertolongan
yang perlu diberikan jika timbul kejangan ialah mempertahankan jalan pernapasan
bebas, menghindarkan tergigitnya lidah, pemberian oksigen, dan menjaga agar
penderita tidak mengalami trauma. Untuk menjaga jangan sampai terjadi kejangan
lagi yang selanjutnya mempengaruhi gejala-gejala lain.
Sedangkan menurut Adi (2015) penatalaksanaan eklampsia adalah:
1) Tujuan
Memerlukan tindakan yang segera dengan tujuan berikut ini:
• Ketika eklampsia masih iminem, lakukanlah tindakan untuk
mencegahnya
• Stabilisasi kondisi ibu
• Pengendalian serangan kejang
• Pengendalian hipertensi
• Melahirkan bayi
• Pencegahan serangan kejang berikutnya
2) Stabilisasi kondisi ibu:
Langkah yang harus dilakukan:
• Memastikan patensi jalan napas
• Pemasangan infuse
• Pemindahan pasien
• Pemeriksaan
3) Obat-obatan:
• Sedasi
• Monitoring MgSO4
• Obat alternative
• Obat untuk hipertensi
• Antibiotic
• Monitoring janin
4) Melahirkan Bayi

8
BAB III
TINJAUAN KASUS

Penerapan Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Pre eklamsia

A. Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan terhadap ibu pre eklamsi antara lain sebagai berikut
(Mitayani, 2017):
1. Identitas umum ibu.
2. Data riwayat kesehatan.
1) Riwayat kesehatan sekarang.
a. Edema umum, kaki, jari, tangan dan wajah
b. Tengkuk terasa berat.
c. Kenaikan berta badan mencapai 1 kg seminggu.
2) Riwayat kesehatan dahulu.
a. Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum hamil.
b. Kemungkinan ibu mempunyai riwayat pre eklamsia pada kehamilan terdahulu.
c. Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas.
d. Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis.
3) Riwayat kesehatan keluarga.
Kemungkinan mempunyai riwayat pre eklamsi dan eklamsia dalam keluarga.
4) Riwayat perkawinan
Biasanya terjadi pada wanita yang menikah di bawah usia 20 tahun atau di atas
35 tahun.
3. Pemeriksaan fisik biologis (Mitayani, 2017)
1) Keadaan umum: Lemah
2) Tekanan darah: 140/90 mmHg
3) Kepala: Wajah edema
4) Mata: Konjungtiva sedikit anemis, edema pada retina
5) Ekstermitas: Edema pada kaki dan tangan juga pada jari- Jari
6) System persarafan: Hiper refleksia, klonus pada kaki
7) Genitourinaria: proteinuria kuantitatif 0,3 gr/liter/24 jam
8) Pemeriksaan jantung : Bunyi jantung janin tidak teratur, gerakan jantung
melemah
4. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah lengkap dengan hapusan darah
a. Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
wanita hamil adalah 12-14 gr%)
b. Hematokrit meningkat (niai rujukan 37-43 gr%)
c. Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm³)
2) Urinalis
Ditemukan protein dalam urin lebih dari 0,3 gr.liter/24 jam, kualitatif positif 1
(+1) atau positif 2 (+ 2)
3) Pemeriksaan fungsi hati
a. Bilirubin meningkat (N=< 1 mg/dl)
b. LDH (Laktat dehidrogenase) meningkat
c. Asparat aminomtransferase (AST) > 60 ul
d. Serum glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N= 15-45 u/ml)
e. Serum glutamat oxaloacetic transaminase (SGOPT) meningkat (N= < 31 u/l)
f. Tes kimia darah

9
g. Asam urat meningkat (N = 2,4-2,7 mg/dl)
4) Radiologi (Mitayani, 2011)
a. Ultrasonografi
Ditemukannya retardasi pertumbuhan janin intrauterus. Pernapasan
intrauterus lambat, aktivitas janin lambat dan volume cairan ketuban sedikit.
b. Kardiografi
Diketahui denyut jantung bayi lemah

B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada klien dengna pre eklamsi ringan adalah
sebagai berikut:
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein plasma,
penurunan tekanan osmotik koloid plasma menyertai perpindahan cairan dari
kompartemen vascular. (D.0023)
2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus. (D.0077)
3. Cemas berhubungan dengan proses persalinan (D.0080)
4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemi/penurunan aliran balik
vena, peningkatan tahanan vascular sistemik (D.0008)

C. Perencanaan/Intervensi
Ada 4 tahap dalam fase perencanaan yaitu menentukan prioritas masalah keperawatan,
menetapkan tujuan dan kriteria hasil, merumuskan rencana tindakan keperawatan dan
menetapkan rasional rencana tindakan keperawatan (Nikmatur, 2012).
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan protein plasma,
penurunan tekanan osmatik koloid plasma menyertai perpindahan cairan
dari kompartmen vaskular (D.0023)
1) Tujuan
Volume cairan kembali seimbang.
2) Kriteria Hasil
a. Klien mengungkapkan pemahaman tentang kebutuhan akan pemantauan
yang ketat dari berat badan, TD, protein urin dan edema
b. Berpartisipasi dalam regimen terapeutik dan pemantauan sesuai indikasi
c. Hematokrit (Ht) dalam batas normal dan edema fisiologis tanpa adanya
tanda pitting
d. Bebas dari tanda – tanda edema umum (mis: nyeri epigastrik, gejala – gejala
serebral, dispnea, mual/muntah)
3) Rencana Tindakan
a. Timbang berat badan klien secara rutin
Rasional : Penambahan berat badan tiba-tiba menunjukkan retensi
cairan. Gerakan cairan dari vaskular ke ruang intertisial mengakibatkan
edema
b. Bedakan edema kehamilan yang patologis dan fisiologis. Pantau lokasi dan
derajat pitting
Rasional : Adanya edema pitting (ringan 1+ sampai 2+, berat 3+ sampai
4+) pada wajah, tangan, kaki, area sakral, dinding abdomen edema yang
tidak hilang setelah 12 jam tirah baring adalah bermakna
c. Perhatikan perubahan kadar Ht/Hb
Rasional : mengidentifikasi derajat
d. Observasi keadaan edema

10
Rasional : Keadaan edema merupakan indikator keadaan cairan dalam
tubuh
e. Berikan diet rendah garam sesuai hasil kolaborasi dengan ahli gizi
Rasional : Diet rendah garam akan mengurangi terjadinya kelebihan
cairan
f. Kaji distensi vena jugularis dan perifer
Rasional : Retensi cairan yang berlebihan bisa dimanifestasikadengan
pelebaran vena jugularis dan edema perifer
g. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian diuretik
Rasional : Diuretik dapat meningkatkan filtrasi glomerulus dan
menghambat penyerapan sodium dan air dalam tubulus ginjal

2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus (D.0077)


1) Tujuan
Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang timbul
2) Kriteria Hasil
a. Klien dapat menjelaskan nyeri yang dialami
b. Klien mengerti tanda – tanda akan melahirkan
c. Klien dapat melakukan upaya relaksasi saat his
d. Klien dapat beristirahat saat his tidak ada
3) Rencana Tindakan
a. Kaji ulang adanya nyeri yang akan dialami klien
Rasional : Dapat mengetahui secara pasti bila ada sebab nyeri tang lain
b. Jelaskan pada klien tentang sebab nyeri yang dialami (nyeri saat melahirkan)
Rasional : Dengan penjelasan klien diharapkan mengerti akan sebab-
sebab nyeri yang dialami adalah fisiologis
Anjurkan klien untuk melakukan manajemen nyeri dengan cara :
c. Teknik relaksasi dan distraksi, saat terjadi kontraksi
Rasional : Dengan tehnik relaksasi akan mengurangi ketegangan otot-
otot abdomen sehingga nyeri yang dialami akan berkurang, dengan tehnik
distraksi maka perhatian klien terhadap nyeri yang dirasakan pun berkurang.
d. Berikan kompres dingin di daerah punggung
Rasional : Untuk memberikan rasa nyaman dan mengurangi ketegangan
otot
e. Berikan pijatan pada daerah bahu, leher, wajah dan punggung
Rasional : Dengan memberikan pijatan dapat meredakan ketegangan
otot dan member rasa rileks serta sirkulasi darah juga menjadi lancer
sehingga nyeri berkurang
f. Terapi aroma
Rasional : Dengan menghirup aroma minyak esensial dapat mengurangi
ketegangan terutama pada persalinan tahap awal
g. Beri kesempatan klien untuk istirahat (terutama bila nyeri), lingkungan yang
tenang, nyaman, minimalisasi stressor
Rasional : Dengan posisi tidur yang aman dan nyaman akan dapat
mengurangi nyeri yang dirasakan
h. Observasi his tiap 30 menit dan dilatasi serviks tiap 4 jam
Rasional : Observasi harus dilakukan untuk mengetahui majunya
persalinan

11
3. Cemas berhubungan dengan proses persalinan (D.0080)
1) Tujuan
Kecemasan teratasi
2) Kriteria Hasil
Klien menampilkan pola koping yang positif, tenang, komunikatif,
kooperatif
3) Rencana Tindakan
a. Kaji tingkat dan penyebab kecemasan klien
Rasional : Dapat mengetahui secara pasti tingkatan kecemasan klien
b. Berikan dorongan untuk mengekspresikan perasaan
Rasional : Memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengungkapkan perasaannya, dengan ini mungkin bias mengurangi rasa
cemasnya
c. Berikan informasi yang cukup mengenai proses persalinan dan
persiapannya
Rasional : Dengan memberi penjelasan tentang proses persalian
diharapkan klien mengerti sehingga dapat membantu lancarnya persalinan
d. Berikan informasi tentang kondisi klien
Rasional : Memberikan informasi tentang kondisi dan setiap akan
melakukan tindakan dapat mengurangi rasa cemas klien
e. Anjurkan klien untuk berdoa atau beribadah sesuai kepercayaannya
Rasional : Dengan berdoa atau beribadah dapat membuat hati tenang dan
pikiran klien tenang

4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hipovolemi/penurunan


aliran balik vena, peningkatan tahanan vascular sistemik (D.0008)
1) Tujuan
Curah jantung kembali normal
2) Kriteria hasil
a. Klien tetap normotensif selama sisa masa kehamilan
b. Klien melaporkan tidak adanya menurunnya kejadian dispnea
c. Klien dapat mengubah tingkat sesuai kondisi
d. Klien melaporkan tidak adanya menurunnya kejadian dispnea
3) Rencana Tindakan
a. Pantau tekanan darah dan nadi
Rasional : Dengan memantau nadi dan tekanan darah dapat melihat
peningkatan volume plasma, relaksasi vaskular dengan penurunan
tahanan perifer
b. Lakukan tirah baring pada ibu dengan posisi miring kiri
Rasional : Meningkatkan aliran balik vena, curah jantung dan perfusi
ginjal
c. Pemantauan parameter hemodinamikinvasif (kolaborasi)
Rasional : Memberikan gambaran akurat dari perubahan vaskular dan
volume cairan. Kontruksi vaskular yang lama, peningkatan dan
hemokonsentrasi serta perpindahan cairan menurunkan curah jantung
d. Berikan obat antihipertensi sesuai kebutuhan berdasarkan kolaborasi
dengan dokter
Rasional : Obat antihipertensi bekerja secara langsung pada arteriol
untuk meningkatkan relaksasi otot polos kardiovaskular
e. Pemantauan tekanan darah dan obat antihipertensi

12
Rasional : Mengetahui efek samping yang terjadi seperti takikardi, sakit
kepala, mual, muntah dan palpitasi.

D. Pelaksanaan/Implementasi
Setelah rencana keperawatan tersusun, selanjutnya diterapkan tindakan yang nyata
untuk mencapai hasil yang diharapkan berupa berkurangnya atau hilangnya masalah ibu.
Pada tahap implementasi ini terdiri atas beberapa kegiatan yaitu validasi rencana
keperawatan, menuliskan atau mendokumentasikan rencana keperawatan serta
melanjutkan pengumpulan data (Mitayani, 2011).

E. Evaluasi Keperawatan
Untuk memudahkan perawat mengevaluasi atau memantau perkembangan klien,
digunakan komponen SOAP. Pengertian SOAP adalah sebagai berikut :
S : Data Subjektif
Keluhan pasien yang masih dirasakan setelah dilakukan tindakan keperawatan

O : Data Objektif
Hasil pengukuran atau observasi perawat secara langsung kepada klien dan yang
dirasakan klien setelah dilakukan tindakan keperawatan

A : Analisis
Interpretasi dari data subjektif dan data objektif. Analisis merupakan suatu masalah
atau diagnosis keperawatan yang masih terjadi atau juga dapat dituliskan
masalah/diagnosis baru yang terjadi akibat perubahan status kesehatan klien yang telah
teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan objektif

P : Planning
Perencanaan perawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan, dimodifikasi atau
ditambahkan dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan sebelumnya.

13
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan maternitas merupakan salah satu bentuk pelayanan keperawatan
profesional yang ditujukan kepada wanita pada masa usia subur (WUS) berkaitan
dengan system reproduksi, kehamilan, melahirkan, nifas, antara dua kehamilan dan
bayi baru lahir sampai umur 40 hari, beserta keluarganya, berfokus pada pemenuhan
kebutuhan dasar dalam beradaptasi secara fisik dan psikososial untuk mencapai
kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria


yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada mola hidatosa. Apa yang
menjadi penyebab pre-eklampsia dan eklampsia sampai sekarang belum diketahui.
Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-sebab penyakit terebut,
akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Pre-eklampsia:
merupakan kelainan multisystem: ditandai selama kehamilan oleh:Hipertensi, edema,
proteinuria. Umumnya terlihat pada:Primigravida, kehamilan trimester ke-2. Risiko
pre-eklampsia adalah 5-7% pada kehamilan. Eklampsia: konvulsi (kejang) yang terjadi
sebagai komplikasi kehamilan dinamakan eklamsia.Gambaran utama:Fase tonik dan
klonik yang diikuti oleh ketidaksadaran dengan durasi yang beragam.Sebagian besar
kasus didahului oleh hipertensi intrapartum (PIH), kadang-kadang eklampsia terjadi
tanpa tanda-tanda tersebut, Eklampsia paling sering terjadi pada kehamilan trimester
ketiga:Intrapartum, postpartum

B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini diharapkan agar para pembaca khususnya
mahasiswa Akper Keris Husada dapat lebih mengetahui dan memahami tentang Pre-
eklampsia dan Eklampsia. Dan dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, N. &. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & SDKI,
SLKI, SIKI.
PPNI. (2018). Definisi dan Indikator Diagnostik Edisi 1. Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia.
PPNI. (2018). Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan Edisi 1. Standar Luaran Keperawatan
Indonesia.
PPNI. (2018). Definisi dan Tindakan Keperawatan Edisi 1. Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia.
Karkata, MK. 2006. ‘Faktor Resiko Terjadinya Hipertensi dalam Kehamilan’, Indonesian
Journal of Obstetrics and Gynecology, vol. 30, no. 1
Safe Motherhood. 2001. Modul Eklampsia ̶ Materi Pendidikan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Sudhaberata, K., 2001. Profil Penderita Preeklampsia-Eklampsia di RSU Tarakan Kaltim.
http://www.infomedika.com

15

Anda mungkin juga menyukai

  • Kel 9
    Kel 9
    Dokumen13 halaman
    Kel 9
    2A-ADINDA ANGGRAINI AGUSTIN
    Belum ada peringkat
  • Kel 7
    Kel 7
    Dokumen19 halaman
    Kel 7
    2A-ADINDA ANGGRAINI AGUSTIN
    Belum ada peringkat
  • Kel 8
    Kel 8
    Dokumen18 halaman
    Kel 8
    2A-ADINDA ANGGRAINI AGUSTIN
    Belum ada peringkat
  • Ansietas
    Ansietas
    Dokumen34 halaman
    Ansietas
    2A-ADINDA ANGGRAINI AGUSTIN
    Belum ada peringkat
  • Jiwa Kel 2 Fix
    Jiwa Kel 2 Fix
    Dokumen13 halaman
    Jiwa Kel 2 Fix
    2A-ADINDA ANGGRAINI AGUSTIN
    Belum ada peringkat
  • Revisi Tikd Sirs
    Revisi Tikd Sirs
    Dokumen7 halaman
    Revisi Tikd Sirs
    2A-ADINDA ANGGRAINI AGUSTIN
    Belum ada peringkat