Bab 1-3 Perkantoran
Bab 1-3 Perkantoran
LAPORAN AKHIR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap tugas dan aktivitas di kantor pemerintah dan swasta memerlukan data
dan informasi. Salah satu sumber informasi penting yang harus dimiliki oleh kantor
adalah arsip. Arsip mencatat aktivitas atau transaksi dari kegiatan pelayanan hingga
kegiatan pengambilan keputusan.
Arsip bisa rusak karena berbagai sebab seperti usia, serangan hewan pemakan
arsip, jamur, dan manusia. Selain itu, kerusakan arsip dapat terjadi akibat bencana
alam seperti banjir atau kebakaran. Oleh karena itu, arsip perlu dipelihara agar fisik
dan informasi di dalamnya tetap terjaga.
Pemeliharaan dan pengamanan arsip perlu dilakukan secara rutin dan baik
agar arsip terawat dengan baik. Pengamanan arsip melibatkan usaha penjagaan agar
arsip tidak hilang dan isi informasinya tidak sampai diketahui oleh orang yang tidak
berhak. Pengamanan arsip bertujuan untuk melindungi informasi yang menyangkut
kegiatan instansi.
2
Kota Pontianak sebagai ibu kota Provinsi Kalimantan Barat memiliki peran
penting dalam perekonomian dan pemerintahan daerah. Sebagai kota yang terus
berkembang, kantor-kantor pemerintah dan swasta semakin banyak bermunculan
untuk menunjang kebutuhan masyarakat dan pembangunan kota. Salah satu kantor
yang memiliki peran penting dalam hal keuangan negara adalah Kantor Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kota Pontianak. Kantor DJKN Kota Pontianak
memiliki tanggung jawab dalam pengelolaan kekayaan negara, termasuk arsip-arsip
yang berkaitan dengan kegiatan dan transaksi keuangan.
3
Penelitian tentang model pemeliharaan dan pengamanan arsip pada Kantor
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Kota Pontianak sangat penting karena
arsip-arsip yang dikelola oleh kantor tersebut sangatlah krusial bagi keberlangsungan
dan keamanan kekayaan negara. Selain itu, kantor DJKN Kota Pontianak memiliki
tanggung jawab yang besar dalam pengelolaan arsip, sehingga diperlukan suatu
sistem pemeliharaan dan pengamanan arsip yang efektif dan efisien.
Adanya penelitian ini juga dapat memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat Kota Pontianak secara umum, karena arsip-arsip yang dikelola oleh
kantor-kantor pemerintah dan swasta di Kota Pontianak tidak hanya berkaitan dengan
keuangan negara, namun juga berkaitan dengan pelayanan publik, pembangunan
kota, dan kebijakan publik. Dengan adanya sistem pemeliharaan dan pengamanan
arsip yang baik, diharapkan dapat tercipta transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi
masyarakat yang lebih baik dalam pembangunan dan pelayanan publik.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk membahas " Model Pemeliharaan
Dan Pengamanan Arsip Pada Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(DJKN) Kota Pontianak".
4
I.2 Tujuan Dan Manfaat
Sedangkan, manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi 2 (dua), yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis. Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah:
Manfaat praktis yang dapat berguna bagi kantor Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara (DJKN) Kota Pontianak adalah:
5
Kantor DJKN Kota Pontianak dapat memastikan bahwa informasi keuangan
negara yang disimpan dalam arsip tetap terjaga dan tidak dapat diakses oleh
pihak yang tidak berhak.
6
dikelola dengan baik. Agar arsip mudah ditemukan kembali ketika diperlukan,
pengelolaan arsip harus dilakukan dengan prosedur yang sesuai.
Tujuan pengelolaan arsip adalah agar arsip yang memiliki nilai guna bagi
organisasi dapat digunakan secara optimal dan dengan mudah ditemukan kembali
saat dibutuhkan. Diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2012 Bab Satu, Pasal 1 Ayat 20-21, tentang Pelaksanaan Kegiatan Kearsipan,
bahwa pengelolaan arsip harus dilakukan secara efisien, efektif, dan sistematis. Oleh
karena itu, pemeliharaan arsip tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Pengelolaan
arsip dilakukan pula agar terjamin bahwa dokumen-dokumen yang tidak berguna
tidak disimpan sedangkan dokumen yang berguna benar-benar terpelihara dan
tersedia
Arsip memiliki peran penting dalam suatu organisasi sehingga perlu dilakukan
pemeliharaan terhadap arsip tersebut. Pemeliharaan arsip dilakukan agar arsip dapat
tetap terjaga kondisinya dan tidak rusak atau hilang. Pemeliharaan arsip adalah
tindakan untuk menjaga keamanan arsip agar tetap terawat dengan baik, sehingga
mencegah kerusakan atau kehilangan arsip. (Anggrawati, 2005) Pemeliharaan arsip
dapat dilakukan melalui pemeliharaan fisik dan non-fisik. Pemeliharaan fisik berarti
menjaga bentuk fisik arsip sehingga informasi di dalamnya tetap autentik, sedangkan
pemeliharaan non-fisik berarti menjaga informasi yang terkandung dalam arsip.
7
I.3.3 Pengamanan Arsip
Pengamanan arsip bertujuan untuk melindungi arsip dari kerusakan atau
kehilangan, serta menjaga kerahasiaan informasinya agar tidak diketahui oleh orang
yang tidak berhak. Menurut Wursanto (2004), pengamanan arsip terdiri dari dua
aspek yaitu pengamanan dari segi informasi dan pengamanan dari segi fisik.
Pengamanan arsip dari segi fisik bertujuan untuk menjaga bentuk fisik dari arsip,
sehingga informasi yang terkandung di dalamnya tetap terjaga keasliannya.
Sebaliknya, pengamanan arsip dari segi informasi bertujuan untuk menjaga
kerahasiaan dan keaslian informasi yang terkandung di dalam arsip tersebut.
Untuk menjaga keamanan arsip, diperlukan pengamanan baik dari segi fisik
maupun non fisik. Upaya pengamanan fisik meliputi pemasangan alat pendeteksi api
atau asap, pemadam kebakaran, dan mencegah organisme perusak seperti serangga.
Sedangkan pengamanan non fisik dapat dilakukan dengan pengendalian peminjaman
arsip dan pelarangan orang selain petugas arsip mengambil arsip dari tempatnya.
Selain itu, arsip juga perlu diletakkan pada tempat yang aman dari pencurian.
8
penelitian deskriptif kualitatif, peneliti lebih fokus pada proses dan konteks yang
terlibat dalam fenomena yang diamati, sehingga mampu memberikan pemahaman
yang lebih komprehensif dan mendalam tentang fenomena tersebut.
a. Observasi
Observasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan terhadap pengelolaan arsip di Kantor Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara Kota Pontianak. Observasi yang digunakan adalah
observasi non-partisipan, dimana peneliti hanya sebagai pengamat
independen terhadap aktivitas yang terjadi. Observasi dilakukan dengan
teknik terstruktur, yaitu dengan menentukan tempat, hal, dan waktu
pengamatan yang sudah direncanakan sebelumnya untuk memudahkan
dalam pencarian data melalui pengamatan.
b. Wawancara
9
Selain observasi, wawancara juga digunakan sebagai teknik pengumpulan
data dengan cara melakukan wawancara terstruktur kepada responden
yang telah disiapkan sebelumnya. Wawancara terstruktur dilakukan
dengan menyediakan instrumen penelitian berupa pertanyaan tertulis yang
sama untuk setiap responden. Pengumpul data juga dapat menggunakan
alat bantu seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang
dapat membantu pelaksanaan wawancara menjadi lancar. Wawancara
dilakukan untuk menggali informasi yang lebih mendalam mengenai
pengelolaan arsip yang terjadi di Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara Kota Pontianak.
10
kemudian digolongkan, diarahkan, dipilih, atau dibuang yang tidak perlu
kemudian disimpulkan garis-garis besar hasil dari wawancara yang
selanjutnya dikelompokkan dengan hasil observasi dan dokumentasi yang
berkaitan.
11
BAB II
12
Dalam upaya meningkatkan profesionalisme dan efektivitas, DJKN juga terus
melakukan inovasi dalam pengembangan sumber daya manusia. DJKN memberikan
pelatihan dan peningkatan kompetensi kepada pegawai untuk memastikan mereka
memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam pengelolaan
kekayaan negara yang kompleks. Dengan demikian, DJKN terus berkembang
menjadi lembaga yang unggul dan handal dalam pengawasan dan pengelolaan
kekayaan negara di Indonesia.
Kota Pontianak merupakan salah satu kota yang tepat dilintasi Garis Equator
Bumi. Tugu yang sampai sekarang masih berdiri tegak yang sekaligus
13
menjadiMusium Katulistiwa ini dibangun pertama kali oleh Tim ekspedisi Belanda
tahun1928. Kementerian Keuangan Republik Indonesia telah mengadakan
beberapakali perubahan organisasi. Terakhir pada tahun 2006, Direktorat Jenderal
Piutangdan Lelang Negara direorganisasi menjadi Direktorat Jenderal Kekayaan
Negaradengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2006 tentang Unit Organisasi
danTugas Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia dan PeraturanPemerintah
Nomor 95 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja InstansiVertikal di
Lingkungan Departemen Keuangan.
14
KPKNL Singkawang, dengan berbagai peringkat jabatan, pangkat, golongan, dan
jenjang pendidikan.
Dalam menjalankan tugasnya, Kanwil DJKN Kalbar didukung oleh 104 rang
pegawai dari berbagai bidang keahlian seperti ekonomi, keuangan, bisnis, hukum,
tehnik, administrasi, sosial, dan lainnya. Komposisi pegawai Kanwil DJKN Kalbar
tersebar di Kanwil 49 orang, KPKNL Pontianak 34 orang, KPKNL Singkawang 22
orang. Kanwil DJKN Kalbar telah memiliki gedung sendiri yang selesai dibangun
pada tahun 2011. Terletak di atas tanah seluas 2.333 m2. Sertifikat Hak Pakai nomor:
736 (lamanya Hak berlaku: Selama dipergunakan) dimana lahan tersebut merupakan
hibah dari Kanwil Ditjen Pajak Kalimantan Bagian Barat dan peralihan Hak telah
15
ditetapkan oleh Kepala Kantor Pertanahan Kota Pontianak tanggal 2 Agustus 2010
semula Direktorat Jenderal Pajak berkedudukan di Jakarta menjadi Pemerintah
Republik Indonesia cq. Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Luas bangunan
gedung 2.276 m2 terdiri dari 3 lantai dan 1 lantai basement. Selain itu, Kanwil DJKN
Kalbar memiliki rumah dinas type 120 yang dibangun di atas tanah seluas 300 m2.
II.2.1 Visi
Visi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) adalah "Menjadi lembaga
yang unggul dalam pengelolaan kekayaan negara untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan."
II.2.2 Misi
Sedangkan, misi dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) adalah:
16
DJKN ingin menciptakan kesadaran yang tinggi tentang pentingnya
menjaga dan memanfaatkan kekayaan negara secara bertanggung jawab.
3. Mendorong efisiensi dan efektivitas pengelolaan kekayaan negara: DJKN
berusaha untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan
kekayaan negara. Ini dilakukan melalui peningkatan tata kelola,
pengembangan sistem informasi, dan penerapan praktik terbaik dalam
pengelolaan aset negara. DJKN juga berkomitmen untuk mengurangi
birokrasi yang berlebihan dan meningkatkan aksesibilitas layanan kepada
masyarakat.
4. Membangun profesionalisme dan kompetensi sumber daya manusia:
DJKN mengakui pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas
dalam pengelolaan kekayaan negara. DJKN berkomitmen untuk
membangun profesionalisme dan kompetensi pegawai dengan
memberikan pelatihan, pendidikan, dan pengembangan karir yang
kontinu. Hal ini bertujuan untuk memastikan pegawai DJKN memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam melaksanakan
tugas dan tanggung jawab mereka.
5. Mewujudkan sinergi dan kolaborasi yang baik dengan pemangku
kepentingan: DJKN berusaha untuk membangun sinergi dan kolaborasi
yang baik dengan pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah,
lembaga lain, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan bekerja sama secara
efektif, DJKN dapat mencapai tujuannya dalam pengawasan dan
pengelolaan kekayaan negara, serta memberikan kontribusi positif bagi
pembangunan dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
17
II.3 Struktur Organisasi
18
Selain itu, DJKN Kota Pontianak juga dapat memiliki unit-unit kerja
tambahan, seperti unit pengembangan sistem informasi, unit audit internal, dan unit
komunikasi dan hubungan masyarakat, yang mendukung berbagai aspek pengelolaan
kekayaan negara di wilayah tersebut. Berikut diagram yang menunjukkan struktur
organisasi dari kantor DJKN Kota Pontianak:
Kepala Kantor
Subdirektorat Subdirektorat
Subdirektorat
Pengelolaan Aset Pengadaan dan
Penilaian Aset
Pengalihan
Bagian Hukum
19
seluruh kantor di wilayah tersebut. Di bawahnya, terdapat tiga subdirektorat yang
masing-masing memiliki tanggung jawab khusus terkait pengelolaan aset, pengadaan
dan pengalihan aset, serta penilaian aset. Bagian Tata Usaha bertanggung jawab atas
administrasi dan manajemen kantor, sedangkan Bagian Hukum memberikan
dukungan hukum terkait pengelolaan kekayaan negara.
20
Tugas ini mencakup penyelesaian sengketa melalui proses mediasi,
arbitrase, atau melalui jalur hukum sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
5. Pelaksanaan tugas lain yang berkaitan dengan pengelolaan kekayaan
negara: DJKN Kota Pontianak juga dapat melaksanakan tugas lain
yang terkait dengan pengelolaan kekayaan negara, seperti penyusunan
kebijakan, penyuluhan kepada masyarakat, pelaporan keuangan, dan
kerjasama dengan instansi terkait.
II.4.2 Fungsi
Kantor Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) di Kota Pontianak
memiliki beberapa fungsi utama, antara lain:
21
3. Pelaksanaan pengadaan dan pengalihan aset negara: DJKN Kota
Pontianak bertanggung jawab dalam melaksanakan proses pengadaan
dan pengalihan aset negara di wilayahnya. Hal ini termasuk
penyusunan dokumen pengadaan, pelaksanaan lelang, dan
penandatanganan perjanjian pengalihan aset agar dilakukan dengan
transparan, efisien, dan sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku.
4. Penilaian nilai aset negara: DJKN Kota Pontianak memiliki fungsi
dalam melakukan penilaian nilai aset negara di wilayahnya. Tujuan
dari penilaian ini adalah untuk menentukan nilai wajar aset negara
berdasarkan parameter dan kriteria penilaian yang berlaku.
5. Penanganan sengketa terkait aset negara: DJKN Kota Pontianak juga
memiliki peran dalam penanganan sengketa yang terkait dengan aset
negara di wilayahnya. Fungsi ini meliputi mediasi, arbitrase, atau
penyelesaian melalui jalur hukum sesuai dengan ketentuan yang
berlaku untuk mencapai penyelesaian yang adil dan berkeadilan.
6. Pemberian informasi dan pelayanan kepada masyarakat: DJKN Kota
Pontianak bertugas memberikan informasi dan pelayanan kepada
masyarakat terkait pengelolaan kekayaan negara. Fungsi ini
melibatkan sosialisasi kebijakan, penyuluhan, dan penerimaan
permohonan serta pengaduan terkait aset negara.
7. Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut, DJKN Kota Pontianak
berperan dalam pengawasan, pengelolaan, dan pengoptimalan
kekayaan negara di wilayahnya untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat.
22
II.5 Prosedur dan Layanan
23
Pontianak untuk memperoleh penjelasan, konsultasi, atau mendapatkan
informasi terkait prosedur, peraturan, atau kebijakan terkini.
BAB III
24
masuk ke kantor DJKN Kota Pontianak. Mereka akan melakukan
pemeriksaan terhadap barang yang diterima untuk memastikan
kualitas dan jumlahnya sesuai dengan pesanan. Selain itu,
Praktikan juga akan membantu dalam proses pencatatan dan
pengecekan inventaris barang.
2. Penyusunan dan pemeliharaan inventaris barang: Praktikan akan
melakukan tugas administratif dalam menyusun dan memelihara
inventaris barang kantor. Mereka akan membuat daftar inventaris
yang terperinci, mencakup informasi seperti jenis barang, jumlah,
kondisi, dan lokasi penyimpanan. Praktikan juga akan membantu
dalam pemeliharaan dan pemantauan inventaris, termasuk
pengecekan secara berkala untuk memastikan keberadaan dan
keadaan barang.
3. Pengelolaan permintaan barang dan pengadaan: Praktikan akan
terlibat dalam pengelolaan permintaan barang dan proses
pengadaan. Mereka akan membantu dalam mengumpulkan
permintaan barang dari berbagai departemen atau unit kerja,
melakukan pencarian vendor atau pemasok, serta menyusun
dokumen pengadaan seperti Rencana Pengadaan Barang (RPB)
atau Surat Pesanan Barang (SPB). Praktikan juga akan membantu
dalam memantau dan melacak proses pengiriman barang yang
telah dipesan.
b. Komunikasi Bisnis
Kegiatan yang telah dilakukan yaitu mempelajari hal mengenai
komunikasi organisasi kantor yang direalasikan dalam mengikuti dalam
berbagai rapat, acara kantor. Beberapa pekerjaan yang dilakukan
diantaranya:
25
1. Penyusunan materi komunikasi bisnis, seperti pembuatan laporan,
presentasi, atau brosur. Mereka akan membantu dalam mencari dan
menyusun data yang relevan, serta merapikan dan menyajikan
informasi dengan cara yang jelas dan menarik. Praktikan juga
dapat membantu dalam mengumpulkan umpan balik atau data dari
berbagai sumber untuk keperluan komunikasi bisnis.
2. Mendukung kegiatan promosi atau pameran: Praktikan akan
membantu dalam mendukung kegiatan promosi atau pameran yang
dilakukan oleh DJKN Kota Pontianak. Mereka akan terlibat dalam
menyusun materi promosi atau pameran, membantu dalam
persiapan acara, serta memberikan informasi kepada pengunjung.
Praktikan juga dapat berperan dalam menyusun laporan atau
evaluasi setelah acara promosi atau pameran selesai.
3. Koordinasi dengan pihak eksternal: Praktikan akan berinteraksi
dengan pihak eksternal, seperti vendor, mitra kerja, atau pihak
terkait lainnya. Mereka akan membantu dalam mengatur jadwal
pertemuan, menyampaikan informasi atau permintaan kepada
pihak eksternal, serta melakukan tindak lanjut terhadap
komunikasi yang diterima. Praktikan juga dapat membantu dalam
mengelola basis data atau kontak eksternal untuk keperluan
komunikasi bisnis.
26
Mereka akan membantu dalam mengumpulkan data dari berbagai
sumber, melakukan verifikasi data, dan menyusun data dalam
bentuk yang mudah diakses dan dimanfaatkan oleh manajemen.
Praktikan juga dapat membantu dalam membangun dan
memelihara basis data atau sistem informasi yang digunakan.
2. Analisis data dan penyusunan laporan: Praktikan akan melakukan
analisis data yang telah dikumpulkan untuk mendukung
pengambilan keputusan. Mereka akan menggunakan alat analisis
yang sesuai untuk menganalisis data, mengidentifikasi tren atau
pola, serta menyusun laporan yang menyajikan hasil analisis secara
komprehensif dan mudah dipahami. Praktikan juga dapat
membantu dalam penyusunan laporan kegiatan atau kinerja
berdasarkan data yang telah dianalisis.
3. Dukungan penggunaan sistem informasi: Praktikan akan
memberikan dukungan dalam penggunaan sistem informasi yang
digunakan oleh DJKN Kota Pontianak. Mereka akan membantu
pengguna dalam mengatasi masalah atau kendala teknis yang
terkait dengan penggunaan sistem, memberikan panduan atau
pelatihan kepada pengguna, serta melakukan pemantauan terhadap
kinerja dan keandalan sistem. Praktikan juga dapat membantu
dalam melakukan pembaruan atau peningkatan sistem informasi
yang ada.
d. Manajemen Pelayanan
Kegiatan yang telah dilakukan yaitu mempelajari hal mengenai pelayanan
terhadap penjagaan Area Pelayanan Terpadu (APT) kantor. Beberapa
kegiatan yang dilakukan diantaranya:
1. Perencanaan dan pengorganisasian acara: Praktikan akan terlibat
dalam perencanaan dan pengorganisasian acara atau kegiatan di
27
DJKN Kota Pontianak. Mereka akan membantu dalam
menentukan tujuan, tema, dan anggaran acara, serta merencanakan
detail kegiatan seperti jadwal, lokasi, dan fasilitas yang diperlukan.
Praktikan juga akan terlibat dalam koordinasi dengan tim
pelaksana acara dan pemangku kepentingan terkait.
2. Pengelolaan anggaran acara: Praktikan akan mendukung
pengelolaan anggaran untuk acara atau kegiatan yang diadakan
oleh DJKN Kota Pontianak. Mereka akan membantu dalam
mengumpulkan dan menyusun rincian biaya, melakukan
pemantauan pengeluaran, serta menyusun laporan keuangan terkait
dengan anggaran acara. Praktikan juga dapat membantu dalam
melakukan evaluasi keuangan setelah acara selesai.
e. Akuntansi Biaya
Kegiatan yang telah dilakukan yaitu mempelajari hal mengenai keuangan
kantor, seperti penginputan data Surat Perintah Membayar (SPM) ke
excel. Beberapa kegiatan lain yang dilakukan diantaranya:
1. Pemantauan biaya operasional: Praktikan akan membantu dalam
pemantauan biaya operasional yang terkait dengan kegiatan DJKN
Kota Pontianak. Mereka akan terlibat dalam pencatatan dan
pengklasifikasian biaya berdasarkan kategori yang relevan, seperti
28
biaya administrasi, biaya pengadaan, atau biaya pemeliharaan.
Praktikan juga akan membantu dalam memverifikasi dan
memastikan keakuratan data biaya yang tercatat.
2. Analisis biaya dan efisiensi: Praktikan akan melakukan analisis
biaya untuk mengidentifikasi pola atau tren dalam pengeluaran
DJKN Kota Pontianak. Mereka akan menggunakan alat analisis
yang sesuai untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi biaya
yang telah dikeluarkan, serta memberikan rekomendasi atau saran
untuk mengoptimalkan penggunaan anggaran. Praktikan juga
dapat membantu dalam penyusunan laporan analisis biaya untuk
manajemen.
3. Pelaporan keuangan: Praktikan akan terlibat dalam penyusunan
laporan keuangan terkait dengan akuntansi biaya DJKN Kota
Pontianak. Mereka akan membantu dalam mempersiapkan neraca,
laporan laba rugi, atau laporan keuangan lainnya yang mencakup
informasi tentang biaya operasional. Praktikan juga akan
membantu dalam memastikan kepatuhan terhadap standar
akuntansi yang berlaku.
29
2. Kendala dalam tata ruang kantor: Ruang arsip yang juga berfungsi sebagai
gudang menyebabkan tata ruang kantor yang belum optimal untuk
mendukung kegiatan pengarsipan. Selama Praktikan bekerja di tempat PKL,
mereka harus melakukan penyortiran dokumen arsip surat masuk di dalam
ruang arsip yang juga digunakan sebagai penyimpanan alat kebersihan, sabun
cuci tangan, wipol lantai, pewangi ruangan, dan bangku-bangku baru.
30
DAFTAR PUSTAKA
31